• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh :

SUSY HANDAYANI

080 500 056

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini dibuat sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Bidang Kehutanan berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di PT.

SURYA HUTANI JAYA pada tanggal 14 Maret 2011 sampai dengan 12 April

2011.

Dosen Pembimbing

Elisa Herawati, S.Hut, MP NIP. 19710305 199512 2 001 Menyetujui, Dosen Penguji I Ir. Noorhamsyah, MP NIP. 19640523 199703 1 001 Menyetujui, Dosen Penguji II

Erna Rositah, S. Hut, MP NIP. 19731128 199903 2 001

Disahkan,

Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan

Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. SURYA HUTANI JAYA SEBULU dapat terselesaikan.

Pada kesempatan yang baik ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Wartomo, MP Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

2. Bapak Ir. Hasanud in. MP Selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan.

3. Ibu Elisa Herawati, S.Hut, MP Selaku Dosen pembimbing yang memberikan bimbingan serta petunjuk selama penyelesaian laporan ini. 4. Bapak Ir. Noorhamsyah, MP dan Ibu Erna Rositah, S. Hut, MP selaku

dosen penguji atas kritik dan saran untuk perbaikan Laporan PKL ini. 5. Bapak Asmil Nainggolan, selaku Manager PT. SURYA HUTANI JAYA

DISTRICT SEBULU dan Bapak Syahrian selaku pembimbing lapangan. 6. Bapak serta Adik Tersayang yang telah banyak mendorong moril dan

materil kepada penulis dalam penyelesaian laporan PKL ini.

7. Teman-teman satu kelompok PKL terutama Ni putu, Nita, dan Rani yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini.

(4)

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan maupun dalam penulisan kalimat, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut.

Akhir kata, penulis berharap semoga apa yang tertulis dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

Kampus Sei. Keledang, Mei 2011

(5)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR LAMPIRAN ... vi I. PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahan ... 4

B. Tinjauan Umum Hutan Tanaman Industri... 14

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ... 17

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Persemaian (Nursery) ... 18

B. Plantation (Penanaman) ... 22

C. Rencana Manajemen Perusahaan (Planing Management Dept) . 24 D. Pemanenan (Harvesting) ... 26

E. Proses Produksi chip PT. SBSA ... 29

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. 2.

3.

Tahapan Kegiatan Pelaksanaan dan Tata Waktu…………

Jadwal Kegiatan PKL di PT. SURYA HUTANI JAYA Distric Sebulu Site 32

Frekuensi Penyiraman ……… 16 17 21

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. 2. 3. 4.

Struktur Organisasi PT. SURYA HUTANI JAYA………..

Peta Kerja Phasing Penanaman Buget 2011 PT. SURYA HUTANI JAYA Distirk Sebulu ………… Peta Blok RKT 2007 PT. SURYA HUTANI JAYA Formulir Inventory Tanaman PT. SURYA HUTANI JAYA………..

34

35 36

(7)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanfaatan sumber daya hutan di Indonesia masih terus meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunan. Bahkan pemanfaatan sumber daya hutan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha pembangunan baik nasional maupun regional. Pemanfaatan sumber daya alam juga harus memperhatikan asas kelestarian. Untuk menjamin kelestarian sumber daya alam yang berupa kayu dan hasil hutan lainnya, serta kepentingan keseimbangan lingkungan maka tanah-tanah kosong yang tidak produktif bekas perladangan liar dan padang alang-alang memerlukan penanggulangan segera. Salah satu cara yang efektif untuk pemecahannya melalui reboisasi.

Hutan Indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi sehingga peranannya sangat penting dalam pembangunan maupun pelestarian sumber daya alam hayati, selain berfungsi sebagai pengatur tata air hutan Indonesia juga penghasil kayu sebagai sumber devisa. Karena kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri semakin tahun semakin meningkat, maka untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah mulai Pelita IV membangun Hutan Tanaman Industri (HTI).

Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) memang dapat dipandang sebagai suatu terobosan untuk menghasilkan kayu dan hasil hutan

(8)

lainnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap papan, kertas dan serat. Untuk menunjang kegiatan tersebut selain penentuan jenis kayu yang ditanam dan pertimbangan ekonomis, juga diperlukan sumber daya manusia yang kreatif dan terampil serta berwawasan luas dalam bidang kehutanan. Melalui program PKL ini diharapkan mahasiswa bisa langsung memahami kegiatan apa saja yang ada di lapangan, karena selain teori semata mahasiswa belum tentu mengerti kegiatan tanpa melihat dan belajar secara langsung.

B. Tujuan

Program pelaksanaan praktek kerja lapang (PKL) bertujuan antara lain :

1. Meningkatkan pengetahuan tentang pemahaman mengenai kegiatan perusahaan secara umum untuk bekerja di kemudian hari.

2. Menguatkan pada bidang kehutanan sehingga dapat dijadikan bekal yang cukup untuk bekerja di kemudian hari.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan dan keterampilan fisik untuk pengembangan kematangan diri.

4. Agar mahasiswa dapat terdidik lebih kritis dan cepat tanggap terhadap perbedaan-perbedaan yang didapatkan di lapangan secara langsung dengan apa yang didapatkan di perkuliahan.

(9)

C. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari program kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah :

1. Mahasiswa diharapkan dapat menelaah antara kegiatan yang dilaksanakan dibangku perkuliahan dengan kegiatan secara langsung di lapangan.

2. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman-pengalaman tentang yang dijalankan dan dipraktekkan di lapangan.

3. Mahasiswa diharapkan dapat lebih mengerti apa saja yang dilaksanakan di lapangan.

4. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama di lapangan.

(10)

II. KEADAAN UMUM HTI PT. SURYA HUTANI JAYA

A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Identifitas Perusahaan

a. Nama : PT. Surya Hutani Jaya b. Alamat Kantor

1) Operasional : Base Camp 32, Kec. Muara Kaman, Kab. Kutai Kartanegara, Prop.Kalimantan Timur 2) Pusat : Jln. Camar No. 95 RT. 55, Kel. Pelita

Samarinda, Kaltim Telp. (0541) 739260, 739270, 739285, 739287

Fax. (0541) 733838

c. Alamat : Plaza Bll Menara II Lt. 19 Jl. M. H. Thamrin Kav. 51

Koresponden : Jakarta Pusat 10350 Telp. (021) 39834798

d. Kepemilikan Saham : PT. Borneo Manggala Utama (60%) + Inhutani (40%)

e. Lokasi Konsensi : Kec. Sebulu & Muara Kaman (Kab. Kutai Kartanegara) dan Kec. Muara Bengkal (Kab. Kutai Timur) Prop. Kaltim

(11)

f. Izin Perusahaan : SK. Menhut No. 156/Kpts-II/1996

Tanggal 8 April 1996 dengan luas areal 183.300 ha

2. Letak Areal Kerja

Secara geografis terletak pada koordinat bumi 116067’ – 117014’ BT dan 00032’ – 00017’ LS

a. Berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan termasuk dalam Kecamatan Sebulu, Muara Kaman (Kabupaten Kutai Kartanegara) dan Kecamatan Muara Bengkal (Kabupaten Kutai Timur) Propinsi Kalimantan Timur

b. Berdasarkan administrasi kehutanan termasuk dalam wilayah kerja BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan) Muara Wahau, Cabang Dinas Kehutanan/KPH Mahakam Tengah, Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur

c. Batas – batas lokasi IUPHHK-HT PT. Surya Hutani Jaya adalah : Blok A :

1) Sebelah Utara : HPH PT. Kiani Lestari dan Taman Nasional

2) Sebelah Timur : Taman Nasional Kutai, IUPHHK-HT Sumalindo Lestari Jaya, Pertambangan PT. Indominco

3) Sebelah Selatan : APL / Lahan Masyarakat 4) Sebelah Barat : APL / Lahan Masyarakat

(12)

Blok B :

1) Sebelah Utara : APL / Lahan Masyarakat 2) Sebelah Timur : APL / Lahan Masyarakat 3) Sebelah Selatan : APL / Lahan Masyarakat 4) Sebelah Barat : APL / Lahan Masyarakat

3. Kondisi Fisik Lahan

a. Kondisi lahan : Dominan kering.

b. Tinggi dari permukaan laut : 50-500 m dpl.

c. Topografi : Datar (52%), Agak curam (44%), Curam (0,4 %) d. Jenis tanah : Ultisol, Inceptisol, Hemist, Spodosol

e. Geologi : Formasi Pamaluan, Aluvium, Wahau Pulau Balang dan Bebuluh

f. Tipe iklim A(Schmidt-Ferguson) : Sangat basah dengan CH 1.820 mm/th (Tertinggi Desember & Terendah Agustus)

g. DAS & Sub DAS : DAS Mahakam (Sub DAS Telen, Sub DAS Kedang Rantau, Sub DAS Terata, Sub DAS Busung) & DAS Santan

4. Tata Ruang

a. Luas pasca tata batas & Pengukuran GIS : 157.070 ha 1) Kawasan lindung : 21.718 ha

2) Sarana Prasarana : 3.324 ha 3) Tanaman Pokok : 107.483 ha 4) Tanaman Unggulan : 17.017 ha 5) Tanaman kehidupan : 7.528 ha

(13)

b. Tata ruang kawasan Lindung (Fungsi) 1) Sempadan sungai : 36,6% 2) Sekitar mata air : 0,1%

3) Lereng curam : 1,6%

4) KPPN : 7,3%

5) KPPS/koridor satwa : 39.4% 6) Buffer Zone TNK : 15,0%

5. Diskripsi kegiatan HTI PT. SURYA HUTANI JAYA

a. Perencanaan

1) Analisa dampak lingkungan Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri PT. SRH di Kab. Dati II Kutai Prop. Dati I Kalimantan Timur No. 10/DJ-VI/AMDAL/1995 Tanggal 19 Januari 1995 oleh Komisi Pusat AMDAL Departemen Kehutanan.

2) Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri Untuk Jangka Waktu 10 (sepuluh) Tahun Periode Tahun 2009-2018 No. SK. 215/VI-BPHT/2009 Tanggal 15 September 2009 oleh Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan u.b. Direktur Bina Pengembangan Hutan Tanaman atas nama Menteri Kehutanan dengan hasil pengukuran deliniasi menggunakan sistem GIS adalah ± 157.070 Ha

(14)

3) Rencana Kerja Tahunan PT SRH Tahun 2010 No. 6886/Kpts/DK-V/2009 Tanggal 28 Desember 2009 oleh Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Timur

b. Pembukaan Wilayah Hutan (PWH)

Pembangunan hutan tanaman dimulai dengan kegiatan PWH dengan kegiatan pokok penyediaan sarana, prasarana dan pembagian unit kerja. Pembangunan sarana prasarana meliputi pembangunan jalan dan pemeliharaan serta infrastruktur berupa bangunan seperti kantor, base camp, persemaian, TPN/TPK dan lain- lain.

Kegiatan PWH aktif pada Semester I Tahun 2010 adalah perawatan jalan, baik itu jalan utama (main road) maupun jalan petak (spur road). Perawatan jalan dilakukan dengan menggunakan alat berat jenis Grader, Vibro, dan Buldoser dengan sistem sewa. Jika dihitung dari panjang jalan yang dilakukan perawatan oleh masing-masing alat berat, total panjang kegiatan pemeliharaan jalan yang dikerjakan sampai Bulan Juni 2010 adalah 1.107 Km dengan estimasi total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 1.395.729.580. Rata-rata perbandingan biaya dengan jarak (Km) adalah Rp. 1.260.822 per kilometer. Sedangkan untuk pembuatan jalan, total panjang yang dibuat sampai Bulan Juni 2010 adalah 38 Km dengan estimasi total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 869.990.770 dan perbandingan biaya dengan jarak (Km) adalah Rp. 2.289.231 per kilometer.

(15)

c. Penerapan Sistem Silvikultur

Sesuai dengan Ijin Usaha yang dimiliki oleh PT SURYA HUTANI JAYA maka sistem silvikultur yang diterapkan dalam pengelolaan hutan tanaman adalah ”Tebang Habis Permudaaan Buatan (THPB)”. Melalui berbagai penelitian baik yang dilakukan secara internal PT SURYA HUTANI JAYA dan skala Group (Sinarmas Forestry) serta berdasarkan hasil penelitian pihak eksternal, maka sistem silvikultur yang diterapkan terus dikembangkan melalui prinsip sistem silvikultur intensif untuk meningkatkan produktivitas tanaman yang dikelola.

1). Pembibitan

Produksi bibit PT SRH difokuskan pada 1 lokasi yaitu di areal Persemaian 32 yang sudah dibangun dengan fasilitas memadai. Media bibit yang bisa digunakan adalah tanah, akar pakis, arang sekam, atau serabut kelapa. Saat ini pemakaian media yang paling banyak adalah akar pakis yang mana pengambilan akar pakis tersebut dilakukan di dalam areal konsesi PT SRH sendiri oleh kontraktor media di nursery.

Produksi bibit siap tanam (BST) sampai Bulan Juni 2010 adalah 14.304.255 bibit. Bibit yang dihasilkan terdiri dari Acacia

(16)

2). Penyiapan Lahan

Penyiapan lahan di areal kering sangat tergantung pada kondisi vegetasi, kelerengan, dan fisik tanah. Persiapan lahan yang tepat akan menghasilkan daya dukung lahan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pada umumnya penyiapan lahan dilakukan pada lahan kosong yang termasuk dalam areal bekas tebangan. Berdasarkan kondisi vegetasi pada areal PT SURYA HUTANI JAYA dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu Ex. Belukar Berat, Ex. Belukar Ringan dan Ex. HTI. Penyiapan lahan dilakukan dengan 2 cara, yaitu mekanis dan manual. Penyiapan lahan secara mekanis dengan menggunakan excavator atau bulldozer dan dikerjakan pada ketiga tipe vegetasi, sedangkan untuk penyiapan lahan secara manual dikerjakan dengan menggunakan peralatan yang sederhana seperti parang, kapak,dan lain- lain pada area Ex. Belukar ringan.

Proses penyiapan lahan menggunakan metode yang tepat guna dengan metode “Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)” dan “Low Soil Compaction” sehingga meminimalisasi hilangnya top

soil serta aktifitas alat berat serta terjadinya kebakaran hutan dan

lahan. 3). Penanaman

Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 3 x 2 m, dimana dalam 1 Ha areal siap tanam membutuhkan 1.667 bibit siap tanam

(17)

(BST). Setiap tanaman yang akan ditanam dibuatkan lubang tanam

dengan ukuran 30 x 20 x 20 cm (lebar atas x lebar bawah x kedalaman) dan kemudian semua tanah yang dikeluarkan

dikembalikan ke lubang semula dengan campuran kompos dan CIRP kemudian dipasang ajir.

Lubang tanam untuk BST dibuat dengan tugal pada lubang tanah yang sudah dibuat dan tertutup sempurna seperti keterangan diatas dan kemudian bibit baru ditanam tegak lurus pada bekas tugal dan dipadatkan. Kegiatan penanaman sampai dengan Bulan Juni 2010 mencapai 3.328,5 Ha dari target sesuai RKT 2010 seluas 24.592 Ha.

4). Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan dilakukan agar tanaman yang baru ditanam dapat mampu tumbuh menjadi tegakan siap tebang dengan kerapatan dan tingkat pertumbuhan yang optimal. Kegiatan pemeliharaan termasuk dalam pemupukan lanjutan, pengendalian gulma-gulma pengganggu baik itu secara manual maupun kimiawi. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan 3 cara terga ntung kondisi gulma yang ada di lapangan, yaitu buka piringan, babat, dan pencabutan gulma. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan metode penyemprotan, dimana dilakukan ketika ketinggian gulma dominan.

(18)

Kegiatan pemeliharaan tanaman sampai Bulan Juni 2010 seluas 8.241 Ha, dimana terdiri dari tanaman yang ditanam pada tahun 2010, tanaman yang ditanam pada tahun sebelumnya dan masih masuk dalam jadwal pemeliharaan pada tahun 2009 dan atau tanaman yang masih dianggap memerlukan pemeliharaan di lapangan.

5). Penebangan

Penebangan dimulai dari perencanaan operasional (micro

planning) yang menentukan pembagian wilayah tebang (felling coupe) dan jalur tebang (felling strip), dimana batas wilayah tebang

dapat berupa batas petak, batas jalan, lembah, sungai atau batas alam lainnya dengan tujuan memudahkan identifikasi dan pengontrolan oleh pengawas di lapangan. Selain itu perencanaan operasional juga menentukan arah jalan sarad dengan mengutamakan penggunaan jalan sarad lama yang masih layak untuk digunakan serta penentuan pola sarad yang akan diterapkan.

Sampai Bulan Juni 2010 tercatat bahwa PT. Surya Hutani Jaya telah melakukan pemanenan pada areal tanaman pokok dan tanaman kehidupan dengan luasan 1.903 Ha dengan estimasi kayu sebesar 68.107 m3.

6). Perlindungan Hutan

Kegiatan perlindungan hutan di maksudkan untuk mencegah dan mengendalikan segala bentuk aktifitas yang

(19)

potensial menimbulkan gangguan terhadap keberadaan dan keutuhan wilayah hutan, hut an tanaman dan ekosistemnya. Ruang lingkup kegiatan perlindungan hutan yang dilakukan meliputi : a) Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan b) Perlindungan terhadap hama dan penyakit tanaman

c) Perlindungan dari kegiatan illegal logging, penjarahan dan perusakan terhadap tanaman dan aset perusahaan

d) Patroli kawasan lindung dan kawasan lainnya.

Gangguan hutan yang berpotensi menimbulkan kerugian besar adalah kebakaran hutan. Faktor penyebab utama yang paling besar adalah aktifitas manusia dalam pembukaan lahan dan kelalaian pengguna jalan dalam membuang puntung rokok di sekitar areal tanaman. Penanggulangan kebakaran hutan dan lahan tersebut ditangani oleh Manajemen Kebakaran Hutan PT. Surya Hutani Jaya yang merupakan bagian tugas dari Fire &

Safety Section, Forest Protection Departement. Bentuk antisipasi

dini terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan, Fire & Safety PT. SURYA HUTANI JAYA telah membentuk Team Inti Pemadaman Kebakaran Hutan, Team Cadangan dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Team inti berasal dari anggota team fire & safety dan team cadangan berasal dari karyawan perusahaan yang berada di distrik dimana dilakukan pelatihan khusus penanganan kebakaran hutan. Sedangkan masyarakat Peduli Api (MPA)

(20)

merupakan regu yang dibentuk atas kerjasama antara fire & safety perusahaan dengan masyarakat sekitar bila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Gangguan hutan tanaman yang disebabkan oleh hama & penyakit tumbuhan selama ini dimonitoring langsung oleh :

a) Operasional pembibitan di nursery b) Operasional lapangan di Distrik,

Dimana hasil pengamatan dari kedua lokasi tersebut nantinya akan diserahkan ke pihak RND untuk ditindaklanjuti. Selain operasional Nursery dan Distrik, adanya gangguan hama & penyakit juga bisa dilihat secara global dari hasil penilaian tanaman operasional yang dilakukan oleh Plantation Assessment

Team (PAT) yang juga dijadikan data monitoring oleh RND

dalam mengambil tindakan dan rekomendasi penanggulangan.

B. TINJAUAN UMUM HUTAN TANAMAN INDUSTRI

Hutan tanaman industri adalah hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan berdasarkan asas kelestarian, asas manfaat dan asas perusahaan dalam rangka meningkatkan potensial kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur intensif untuk memenuhi bahan baku industri hasil hutan. Unit HTI adalah satu kesatuan perusahaan hutan tanaman didalam kawasan hutan produksi.

(21)

Ciri-ciri pokok HTI adalah :

1. Sistem silvikultur yang diterapkan adalah tebang habis di ikuti dengan pena naman kembali.

2. Komposisi jenisnya seragam

3. Potensi produksi yang tinggi, baik kuantitas maupun kualitas yang dicapai dengan penerapan system silvikultur intensif

4. Pengusahaan HTI adalah pengusahaan hutan dalam suatu kawasan hutan yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil hutan, pengolahan sampai pemasarannya.

Adapun Areal dan Lokasi HTI adalah :

1. Kawasan hutan produksi tetap atau kawasan hutan lainnya yang dapat ditetapkan menjadi hutan produksi tetap.

2. Lahan kosong, padang alang-alang, semak belukar.

3. Hutan produksi yang masih produktif hanya dapat diperuntukkan menjadi areal HTI apabila seluruh hasil penebangannya dimanfaatkan untuk bahan baku industri pulp.

Maksud pembangunan HTI adalah untuk meningkatkan produktifitas lahan hutan produksi tetap pada areal hutan produksi yang tidak atau kurang produktif. Sedangkan tujuan HTI secara singkat adalah sebagai berikut : 1. Menunjang pertumbuhan industri perkayuan dengan penyediaan bahan

baku yang diperlukan secara berkelanjutan.

2. Meningkatkan potensi kawasan hutan produksi utama yang kurang atau tidak produktif.

(22)

Sasaran sistem HTI adalah pada kawasan hutan produksi tetap yang tidak produktif atau kawasan lain yang tidak ditetapkan menjadi hutan produksi tetap, terutama pada lahan kosong, pada alang-alang, dan semak belukar.

Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dalam pelaksanaan HTI maka diterapkan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Tahapan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu

No. Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1. 2. 3. 4. Perencanaan : a. Penetapan areal

b. Pembagian lahan menurut unit lahan c. Penilaian kesesuaian lahan

d. Penataan areal e. Pembukaan wilayah

f. Pembentukan organisasi dan pengadaan tenaga

Persiapan

a. Pengadaan benih b. Pengadaan bibit Penanaman

a. Persiapan dan penanaman b. Pengangkutan bibit c. Waktu penanaman Pemeliharaan : a. Pemupukan Pupuk dasar Pupuk lanjutan b. Penyulaman c. Pendangiran d. Penyiangan e. Singling f. Pemangkasan cabang g. Penjarangan Ep-1 s/d Ep-2 Ep-2 Ep-1 Ep-1 Ep-2 s/d Ep-1 Ep-2 s/d Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep-1 Ep- Ep-

Ep+1/4 dan Ep+1/2 Ep+Pm Ep+1 s/d Ep+2 Ep+1 s/d Ep+2 Ep+1 s/d Ep+2 Ep+Pm Ep+Pm

(23)

No. Tahapan Kegiatan Waktu Pelaksanaan h. Singling i. Pemangkasan cabang j. Penjarangan Ep+Pm Ep+Pm 5. 6. 7. 8. Perlindungan Hutan

a. Pengendalian hama penyakit b. Pengendalian kebakaran c. Pengamanan Hutan

Pembinaan masyarakat di sekitar hutan Penelitian dan diklat

Evaluasi dan monitoring

Ep+ seterusnya Ep+ seterusnya Ep+ seterusnya Ep+ terus menerus Ep+ terus menerus Ep+ terus menerus Sumber : Anonim Juknis HTI

C. LOKASI DAN WAKTU KEGIATAN PKL

Kegia tan Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di PT. SURYA HUTANI JAYA yang dimulai pada tanggal 14 Maret 2011

sampai dengan 12 April 2011 dengan perincian waktu masing- masing dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 2. Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapang di PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRICT SEBULU SITE 32.

No. Jenis Kegiatan Tanggal Kegiatan Lokasi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pembukaan Research&Develoment Dept. Fire & Safety

Nursery

Planning Management Dept Plantation Harvesting SBSA Administrasi Presentasi PKL 14 Maret 2011 15 Maret 2011 16 Maret 2011 17-19 Maret 2011 21-25 Maret 2011 28 Maret - 1 April 2011 4 April - 7 April 2011 8 April 2011 11 April 2011 12 April 2011 Site 32 Site 32 Site 32 Site 32 Terata Petak 79 Terata PT. SBSA Site 32 Site 32

(24)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Persemaian (Nursery)

Persemaian adalah suatu areal yang digunakan untuk menumbuhkan bibit baik dari benih maupun material vegetatif lainnya melalui rangkaian proses yang teratur.

1. Pengisian Media a. Tujuan

Pengisian media bertujuan untuk penanaman bibit. b. Alat dan bahan

Tabung, media tabur benih 1 m2, fungisida jenis Ridomel 5 gram c. Prosedur kerja

1) Bersihkan tabung kemudian isi tabung dengan media yang telah disiapkan

2) Tray dihentakkan supaya tidak ada kantong udara dalam tabung. 3) Bersihkan media yang keluar dari tabung

4) Masukkan media halus kedalam tabung sampai cukup padat. 5) Bersihkan sisa media yang keluar dari tabung dengan menyapunya. 6) Sterilisasi media dengan fungisida

d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini pengisian media di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 6 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 25-30 tray/hari.

(25)

e. Pembahasan

Media tanam yang digunakan meliputi akar pakis dan gambut. Sebelum ditanam di plytube diberi perangsang akar. Jenis yang ditanam adalah Acacia mangium, Eucalyptus pelita dan sebagian jenis meranti.

Sistem penyiraman di persemaian sudah cukup maju karena telah menggunakan nozle. Jenis yang dikembangkan didominasi oleh jenis Acacia mangium, Eucalyptus pelita.

2. Pemanenan shoot (tunas) a. Alat dan bahan

Wadah, air, gunting, shoot b. Prosedur kerja

1) Tunas (Shoot) di ambil dari dan atau yang dekat dengan batang utama pohon induk

2) Panjang tunas (shoot) 7-10 cm, jumlah daun 2-3 pasang

3) Pilih tunas yang setengah berkayu pada bagian yang di potong 4) Tunas (Shoot) yang di panen di masukkan ke dalam wadah

berisi air dalam posisi tegak. c. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini pemanenan tunas (shoot) di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 600-900 bibit.

d. Pembahasan

Kegiatan Pemanenan shoot (tunas) di PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik namun cara sterilisasinya tidak sesuai dengan SOP.

(26)

3. Penanganan Tunas (Shoot) a. Tujuan

Untuk mengurangi besarnya proses penguapan. b. Alat dan bahan

Gunting, Tunas ( Shoot), fungisida c. Prosedur kerja

1) Potong Tunas (Shoot) 2-3 mm dibawah ruas daun. Daun bagian ruas tersebut dipotong dan disisakan tangkainya sepanjang ± 1mm. 2) Daun dipotong (tegak lurus tulang daun utama) seluas 2/3

permukaan daun, 1/3nya di tinggal.

3) Pangkal Tunas (shoot) di rendam dalam air, selanjutnya di celupkan dalam fungisida 0,2%.

d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanganan (shoot) di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 600-900 bibit.

e. Pembahasan

Kegiatan penanganan Tunas (shoot) di PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik. Karena pemotongan daun yang dilakukan oleh para pekerja mengalami banyak keseragaman, selain sangat cepat pertumbuhannya.

4. Penanaman Tunas (shoot) a. Tujuan

Untuk memperbanyak jumlah tanaman sehingga menghasilkan jumlah produksi kayu yang baik sehingga tumbuh dengan maksimal.

(27)

b. Alat dan Bahan

1) Hormon perangsang akar 2) Bibit tanaman

3) Media akar pakis c. Prosedur kerja

1) Buat lubang tanam di tengah media sedalam ± 2 cm.

2) Oleskan ujung batang dengan hormon perakaran (A0.5) sedalam 0,5 cm, kemudian shoot di tanam dalam lubang tanam dalam posisi tegak

3) Media sekitar tanaman di padatkan dengan dua jari 4) Tulis identitas klon dan tanggal tanam pada tiap rak d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanaman shoot di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan dengan jumlah 15 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perorangan berkisar 20-30 tray.

e. Pembahasan

Kegiatan penanaman Tunas (shoot) di persemaian PT. SURYA HUTANI JAYA sudah dilakukan dengan baik, dikarenakan kriteria bibit siap tanam, akarnya kompak menggumpal dengan media, batang tegak lurus, diameter 2 sampai 4 mm yang berkisar 20 sampai 30 cm yang mempunyai daun hijau segar dan tidak ada tanda gejala penyakit walaupun ada sebagian dari bibit tersebut yang terkena penyakit. 5. Perawatan Bibit

(28)

Tabel 3. Jadwal Penyiraman Bibit Dalam Green House

Umur bibit 1-14 hari 15-30 hari < 30 hari Frekuensi Setiap 5 - 10

menit

Setiap 15-20 menit

3 – 4 kali sehari

Lama penyiraman 5 - 7 detik 5-7 detik Media basah Sumber : PT. SURYA HUTANI JAYA

Keterangan : Jika hujan atau media telah basah, maka penyiraman tidak dilakukan/ sesuai kebutuhan.

B. Plantation (Penanaman)

1. Tujuan :

Tujuan kegiatan ini yaitu untuk melakukan penanaman pada areal kosong, serta areal yang perlu pengayaan dan rehabilitasi untuk penyulaman.

2. Dasar teori

Penanaman adalah penanaman biji-biji pohon langsung di lapangan. Kegiatan penanaman meliputi transpotasi bibit, Persiapan tanaman lapangan, menanam, Pemeliharaan tanaman muda, dan perlindungan tanaman terhadap gangguan luar (kebakaran, Hama, penyakit) ( Sipayung, 2010).

a. Alat dan Bahan : 1) Parang 2) Ajir tanaman 3) Cangkul 4) Gancu 5) Tugal 6) Container bibit 7) Takaran pupuk 8) Ember

(29)

b. Prosedur Kerja:

1) Siapkan bibit sesuai dengan kriteria bibit siap tanam (mengacu pada SOP Persemaian).

2) Periksa bibit setiba dipetak tanam. Pisahkan bila ditemukan bibit yang tidak siap tanam (bibit yang rusak harus diafkir/di rijek, sedangkan yang perlu perawatan lanjutan harus dirawat terlebih dahulu sampai bibit di nyatakan siap tanam).

3) Bibit yang diterima pengawas jika tidak habis tertanam dalam satu hari harus disimpan di bawah naungan dan di siram 2 kali sehari, bibit tersebut tidak boleh 3 hari di lapangan.

4) Jumlah tanaman per ha yang digunakan 1.667 batang. 5) Penambahan kebutuhan bibit maksimal 10%

6) Pembuatan lubang tanam dilakukan secara manual dengan ukuran 30 cm (lebar atas) x 20 cm (lebar bawah) x 20cm (kedalaman).

7) Pisahkan lapisan tanah bagian atas (top soil) dengan lapisan di bawahnya (sub soil).

8) Semua tanah bekas galian lubang harus dikembalikan ke dalam semula. Top soil di masukkan terlebih dahulu di aduk dengan kompos, kemudian di susul dengan sub soilnya. Bila ada tanah yang berbentuk bongkahan maka hancurkan terlebih dahulu. 9) Khusus untuk tanah padat jika tidak ada kompos maka bisa di

ganti dengan top soil (dengan jumlah yang sama dengan kompos) yang di ambil di daerah sekitarnya.

10) Pasang kembali ajirnya.

11) Buat lubang tanam dengan tugal setelah lubang setelah lubang tanam tertutup sempurna.

12) Bibit di tanam secara tegak lurus, leher akar yang tertanam ± 1 cm di bawah permukaan tanah,kemudian tanah di padatkan 13) Jika kondisi tanah kering (terutama pada musim kemarau yang

(30)

– 250 ml/lubang dengan konsentrasi larutan hydro gel 4gr/1 liter air.

14) Kumpulkan lubang atau polybag bekas yang sudah tidak digunakan.

15) Pasang papan nama yang berisi informasi nomor petak, jenis tanaman, nomor seedlot atau klon dan tanggal penanaman. c. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan ini penanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama 5 hari dengan jumlah 10 orang, serta prestasi kerja yang diperoleh perhari berjumlah 4 petak dimana 1 petaknya terdapat kurang lebih 1.320 pohon dengan jarak tanam 3 x 2,5 meter.

d. Pembahasan

Kegiatan penanaman (Plantation) sudah dilakukan dengan baik, tetapi ada juga sebagianPembuatan lubang tanam tidak sesuai SOP, pada sebagian petak tidak menggunakan ajir khususnya pada areal rework sehingga menyulitkan proses penanaman dan perawatannya. Sebaiknya semua kegiatan baik itu pembuatan lubang tanam, pemasangan ajir harus berdasarkan SOP yang ada, dan diawasi dengan benar.

C. Rencana Manajemen Perusahaan (Planning Management Dept)

1. Inventarisasi Tanaman a. Tujuan

Untuk mengetahui jumlah potensi kayu yang terkandung di dalam suatu areal hutan tertentu.

b. Dasar Teori

Inventarisasi adalah Suatu usaha untuk menggambarkan tentang jenis, jumlah dan kondisi barang. Untuk bidang kehutanan Inventarisasi

(31)

hutan suatu usaha untuk menggambarkan kuantita serta kualita dari tegakan hutan serta beberapa karakteristik dari tempat tumbuhnya (Potensi, Kondisi tapak, dan lingkungan serta perubahaannya).

(Tanduk. 2006).

c. Alat dan bahan 1) Peta Kerja 2) Tally Sheet 3) Vertex 4) Compas Suunto 5) Clinometer Suunto 6) GPS 7) Tape Meter (50 m) 8) Stapler 9) Pita Plastik 10) Alat Tulis 11) Parang d. Prosedur kerja 1) Persiapan

2) Pembuatan titik ikat dan plot

a). Pembuatan Titik Ikat di Lapangan b). Penentuan titik ikat

c). Berdasarkan layout peta (koordinat

d). Penandaan titik ikat e). Penamaan titik ikat f). Pembuatan Plot 3) Pengukuran

a) Pengukuran tinggi b) Pengukuran diameter 4) Record data

d. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil yang dicapai dalam kegiatan Inventarisasi tanaman di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama kurang lebih 3 jam, serta prestasi kerja yang diperoleh 1 petak.

e. Pembahasan

Rencana kegiatan (Planning Survei) mengalami kesulitan dalam kurangnya kendaraan sehingga Surveyor sering mengalami keterlambatan dalam bekerja.

(32)

D. Pemanenan (Harvesting)

1. Penebangan a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil dan keuntungan perusahaan berupa kayu dalam bentuk chip dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas mutu yang memenuhi persyaratan industri pulp. b. Dasar teori

Penebangan adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan dengan umur yang telah ditentukan (Mustaqim,

2006).

c. Alat dan bahan

1) Chain shaw dan perlengkapannya 2) Parang

3) Meteran

4) Tenaga kerja manusia d. Prosedur kerja

Untuk pohon dengan diameter 20 cm atau lebih penebangan dimulai dengan membuat arah rebah dan taktik rebah dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut :

1) Membuat arah rebah pohon yang tepat yaitu arah rebah ditujukan pada tempat yang seminimal mungkin merusak pohon dan searah jalan sarad menuju TPN yang telah ditentukan.

2) Penebangan dimulai dari arah luar ke dalam untuk mempermudah penyaradan

3) Melakukan pembersihan pohon yang akan ditebang

4) Taktik rebah dapat dibuat serendah mungkin sehingga tunggul hampir rata tanah Tinggi tunggul serendah mungkin dan tidak boleh lebih dari 5 cm.

(33)

5) Kesalahan tebang tidak dapat diperbaiki (dikembalikan pada posisi semula), untuk itu penebangan harus mengikuti teknik penebangan yang benar

6) Pekerjaan penebangan yang diulang 2 kali atau “ servis ulang” tidak dibenarkan

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari operator penebangan mampu menebang pohon sekitar 10 ton/jam.

f. Pembahasan

Di PT. Surya Hutani Jaya melakukan penebangan berdasarkan umur pohon yang berkisar 5-6 tahun karena berdasarkan SOP yang ditentukan.

2. Penyaradan a. Tujuan

Tujuan penyaradan adalah mengeluarkan kayu dari dalam hutan menuju ketempat pengumpulan kayu (Tpn) selanjutnya dikirim ketempat penumpukan kayu (Tpk).

b. Dasar Teori

Penyaradan adalah melaksanakan penarikan kayu yang berada dalam blok tebang

c. Alat dan bahan 1) Excavator 2) Log

d. Prosedur kerja

1) Penyaradan dengan menggunakan system mekanis (Excavator) 2) Penyusunan kayu hasil penebangan menjadi tumpukan atau

(34)

3) Tumpukan staple kemudian ditarik dengan menggunakan Excavator menuju ke penumpukan sementara dan arah kayu saat ditarik harus melintang agar kayu tidak berhamburan

4) Kayu ditumpuk atau disusun rapi agar mudah pada waktu kegiatan penaikan kayu ke truk untuk diangkut

e. Hasil yang dicapai

Dalam 1 hari operator penyaradan mampu menyarad sekitar 50-62,5 ton/jam.

f. Pembahasan

Kegiatan penyaradan sudah dilakukan dengan baik, tetapi masih banyak jalan yang belum standar operasional hauling sehingga perlu dilakukan perbaikan jalan agar operasional hauling dapat berjalan dengan lancar.

3. Pengangkutan a. Tujuan

Tujuan pengangkutan kayu adalah agar kayu dapat sampai di tujuan pada waktu yang tepat secara kontinu dengan biaya yang minimal dan tidak merusak lingkungan

b. Dasar Teori

Pengangkutan kayu di bidang kehutanan adalah pengangkutan kayu dari tempat penebangan sampai tempat tujuan akhir seperti pabrik pengelolaan kayu, dan tempat penimbunan kayu/TPK.

(Anonim, 2011)

c. Alat dan bahan 1) Truk 2) Bon trip 3) Meteran

(35)

d. Prosedur kerja

1) Kayu dinaikkan ke atas truk dan dibuatkan bon trip.

2) Kayu diangkut atau dibawa ke log yard atau penumpukan akhir 3) Kayu diukur ketika masih berada diatas truk untuk memastikan

kebenaran panjang kayu, diameter kayu, tinggi tumpukan untuk mengetahui jumlah kubikasinya.

4) Kayu dibongkar atau diturunkan dari atas truk dengan dan kayu disusun rapi

e. Hasil yang dicapai

Berdasarkan hasil kegiatan yang dicapai dalam pelaksanaan pengangkutan yang dilakukan di PT. SURYA HUTANI JAYA ini dilakukan selama 1 hari menghasilkan prestasi kerja sebanyak 6-7 ton sekali angkut.

f. Pembahasan

Pengangkutan dilakukan secara manual dan mekanis. Pengangkutan yang dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dimana kayu diangkat satu per satu ke atas truk secara bersama-sama. Sedangkan pengangkutan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan excavator dimana kayu diangkat dalam jumlah yang lebih banyak ke atas truk secara bersama-sama. Pengangkutan dilakukan diareal tebangan sampai log pond.

E. Proses produksi chip PT. SBSA

1. Tujuan

Untuk memproduksi kayu untuk di jadikan chip. 2. Dasar teori

Chip adalah bahan yang digunakan sebagai produksi kertas. 3. Alat dan Bahan:

(36)

b. Drum barker

c. Washing mechanical roller d. Chipper

4. Prosedur Kerja

a. Kayu yang berasal dari HTI/alam selanjutnya di timbang dengan weight bridge dan di tumpuk pada log yard

b. Kayu tersebut kembali di timbang dan di bawa ke tempat pengumpulan sementara (log infeed) untuk diproses menjadi chip

c. Kayu dari tempat pengumpulan sementara (log infeed) harus melewati drum barker, yaitu peralatan (equipment ) yang berfungsi sebagai proses debarking / pengupasan kulit kayu

d. Log yang sudah melewati proses pengupasan kemudian di transfer ke mesin pencucian (washing mechanical roller) untuk pembersihan log menghilangkan pasir, tanah, kotoran, dan kulit yang masih melekat, selanjutnya di teruskan ke chipper untuk di jadikan chip.

5. Hasil yang dicapai

Berdasarkan kegiatan Produksi Chip yang di lakukan di PT. SBSA selama 1 hari, menghasilkan prestasi kerja 300m3/jam.

6. Pembahasan

Kegiatan produksi chip yang dilakukan di PT. SBSA sudah baik untuk dijadikan kertas.

(37)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktik dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

1. PT. SURYA HUTANI JAYA DISTRIC SEBULU SITE 32 merupakan perusahaan perkayuan yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri dengan jenis tanaman yang mendominasi adalah Acacia mangium dan

Eucalyptus pelita dan sebagian kecil jenis meranti. Produk

keunggulannya berupa chip sebagai bahan pembuatan kertas

2. Sarana transportasi untuk mendukung kegiatan operasional di lapangan dirasakan masih kurang sehingga sering mengalami keterlambatan setiap melakukan kegiatan.

3. Sarana persemaian sudah cukup maju, dilengkapi dengan prasana penyiraman dengan nozle

4. Chip dan sisa-sisa proses belum dimanfaatkan untuk kegunaan lain.

B. Saran

1. Perusahaan disarankan untuk menambah unit sarana transportasi di lapangan agar masing- masing kegiatan memilikinya

2. Serbuk kayu limbah dari pembuatan chip sebaiknya dimanfaatkan untuk kegiatan lain misalnya sebagai media dalam budidaya jamur kayu.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. SOP Penebangan PT. Hutani Jaya. Sebulu. Samarinda.

Mustaqim. 2006. Laporan Hasil Kegiatan Praktek Kerja Lapang di PT.

Sumalindo Lestari Jaya II, Site Long Bagun. Kab Kutai Barat. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda.

Tanduk M. 2006. Laporan Pelaksanaan Kegiatan PKL di PT. Inhutani II Sub.

Unit Tanah Grogot. Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Samarinda.

Sipayung. 2010. Pedoman Penanaman Di Hutan Tanaman Industri. Viva Region

(39)
(40)

Gambar 2. Peta Kerja Phasing Penanaman Budget 2011 PT. SURYA HUTANI JAYA

(41)
(42)
(43)

Gambar 5. Penanaman Tunas (Shoot) Di Persemaian

(44)

Gambar 7. Kegiatan Perencanaan (Planning Management Dept)

(45)

Gambar 9. Proses Penebangan Kayu

(46)

Gambar

Tabel 1.  Tahapan kegiatan pelaksanaan HTI dan tata waktu
Tabel  2. Jadwal Kegiatan  Praktik Kerja Lapang di PT. SURYA HUTANI  JAYA DISTRICT SEBULU SITE 32
Tabel 3.  Jadwal Penyiraman Bibit Dalam Green House
Gambar 1.  Struktur Organisasi PT. SURYA HUTANI JAYA
+7

Referensi

Dokumen terkait