• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN MODEL RANTAI PASOKAN Karakteristik Model

- Sumberdaya yang digunakan dalam rantai

PERANCANGAN MODEL RANTAI PASOKAN Karakteristik Model

Karakteristik model menggambarkan segenap komponen yang dapat mempengaruhi rantai pasokan dalam agroindustri kelapa terpadu. Segenap komponen tersebut berperan penting dalam sehingga akan berdampak pada jaringan rantai pasokan. Komponen-komponen yang berpengaruh pada rantai pasokan agroindustri kelapa terpadu ini terdiri atas pemasok, agroindustri kelapa dan konsumen.

Model dinamis rantai pasokan yang dirancang ini merupakan abstraksi aliran material dari pemasok yang terdiri dari petani dan pedagang pengumpul yang dialirkan ke agroindustri kelapa selanjutnya material tersebut diolah menjadi produk yang akan didistribusikan ke konsumen. Jaringan pendistribusian dan pengelolaan aliran material akan ditunjukkan dalam suatu model dinamis rantai pasokan. Karakteristik ini menunjukkan bahwa secara skematik terjadi hubungan yang saling mempengaruhi dari pemasok, agroindustri hingga ke konsumen.

Pemasok sebagai salah satu komponen dalam jaringan rantai pasokan selaku penyedia pasokan kelapa butiran dari sub sistem produksi yang diidentifikasi terdiri atas petani dan pedagang pengumpul. Pemasok kelapa butiran dalam model dinamis rantai pasokan ini menunjukkan perilaku yang dapat mempengaruhi sistem dinamis dalam model rantai pasokan ini. Hal ini karena jaringan rantai pasokan dimulai dari petani yang merupakan sumber penyedia bahan baku kelapa butiran yang merupakan awal aliran mata rantai pendistribusian bahan baku dimulai.

Pemasok kelapa

Pemasok utama buah kelapa butir untuk agroindustri pengolahan kelapa yaitu terdiri atas petani kelapa dan pedagang pengumpul. Petani atau kelompok tani ini berada pada suatu wilayah penghasil kelapa. Petani selaku pemasok bahan baku kelapa yang memiliki hubungan langsung dengan pihak industri. Jaringan rantai pasokan dimulai dari petani yang merupakan sumber penyedia bahan baku

baku hasil produk pertanian. Petani pemasok ini dapat berupa petani secara perseorangan ataupun kelompok petani.

Petani kelapa di beberapa wilayah sentra penghasil kelapa menunjukkan perilaku yaitu selalu menjual kelapa hasil panen secara maksimal, buah kelapa yang muda dan buah kelapa yang tua seringkali tidak dibedakan, sehingga apabila ada pedagang yang menginginkan akan dijual. Penjualan dilakukan langsung pada saat kelapa masih di pohon belum dipetik dan pemetikan tidak memperhatikan umur kelapa. Permasalahan yang dijumpai pada petani on farm yaitu tingkat harga kelapa yang berfluktuasi, produktivitas yang rendah dalam kisaran kurang dari 1 ton/hektar.

Petani selain sebagai pemasok buah kelapa butir juga ada yang bertindak sebagai petani pengolah yaitu melakukan proses pengolahan kelapa meskipun masih sangat sederhana yaitu dalam bentuk kopra. Proses tersebut dilakukan dengan mengupas kelapa, mencukil daging kelapa dari tempurung dan mengeringkan pada sinar matahari atau pada unit pengeringan sederhana. Namun, air kelapa, tempurung dan sabut dalam proses pengeringan kopra sebagian besar terbuang sebagai limbah.

Proses pekopraan tersebut dilakukan oleh petani kelapa karena dua alasan yaitu:

1. kopra dianggap memiliki nilai jual yang lebih tinggi sehingga memperoleh penghasilan yang lebih

2. tidak ada kepastian pembelian buah kelapa dalam bentuk kelapa butir kepada petani.

Proses pekopraan ini menjadikan beberapa bagian buah kelapa yang seharusnya dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual menjadi tidak memiliki manfaat sama sekali karena terbuang secara percuma. Hal ini tidak akan terjadi apabila petani penghasil kelapa memiliki kepastian untuk menjual buah kelapa yang dihasilkan.

Pedagang pengumpul yang berfungsi sebagai pemasok berkedudukan sama dengan petani pemasok. Pasokan bahan baku dari pedagang pengumpul diperlukan apabila terjadi kekurangan pasokan dari petani atau kelompok tani

dalam proses produksi di unit pengolahan. Hal ini agar petani secara kelembagaan juga memiliki posisi tawar dalam penentuan harga bahan baku.

Agroindustri dalam model ini adalah agroindustri kelapa terpadu yang terdiri dari unit pengolahan daging buah kelapa yang menghasilkan minyak kelapa, unit pengolahan air kelapa yang menghasilkan sari kelapa / nata de coco dan unit pengolahan sabut kelapa yang menghasilkan serat sabut kelapa serta unit pengolahan tempurung kelapa yang menghasilkan arang tempurung .

Agroindustri

Bahan baku dari pemasok akan disalurkan ke unit-unit pengolahan buah kelapa yang merupakan agroindustri. Agroindustri ini akan melakukan konversi bahan baku dari hasil pertanian berupa kelapa butiran hingga menjadi produk-produk yang dapat dikonsumsi. Unit pengolahan ini meliputi unit pengolah daging buah kelapa, unit pengolah air kelapa dan unit pengolah sabut kelapa serta unit pengolah tempurung kelapa. Persediaan akan ditemui pada masing-masing unit pengolahan ini. Persediaan dapat berupa persediaan bahan baku ataupun persediaan berupa produk hasil olahan. Pengendalian persediaan dalam suatu unit pengolahan akan mengakibatkan biaya persediaan (inventory cost) atau dalam model yang dirancang ini disebut biaya penyimpanan

Konsumen akhir dari produk ini terdiri atas konsumen domestik dan konsumen ekspor. Hal ini mengingat pasar produk yang dihasilkan dari agroindustri kelapa terpadu ini adalah pasar untuk produk domestik dalam negeri dan pasar untuk produk luar negeri/ekspor. Adapun rincian dari masing-masing konsumen ini adalah sebagai berikut :

Konsumen

1. Konsumen domestik

Konsumen untuk pasar domestik ini meliputi industri hilir untuk produk-produk yang dihasilkan oleh agroindustri ini dan konsumen rumah tangga pengguna produk ini. Konsumen domestik ini direpresentasikan melalui permintaan domestik untuk produk-produk tersebut. Permintaan domestik ini baik untuk permintaan domestik industri maupun permintaan domestik untuk rumah tangga konsumen digambarkan melalui konsumsi untuk industri dan

2. Konsumen ekspor

Konsumen untuk pasar ekspor atau luar negeri meliputi konsumen dari industri hilir untuk produk-produk ini dan juga konsumen rumah tangga ekspor pengguna produk ini. Konsumen ini dapat diwakili oleh eksportir. Konsumen ekspor ini hanya direpresentasikan melalui permintaan ekspor untuk produk-produk tersebut.

Analisis Kebutuhan Model Dinamis Rantai Pasokan Agroindustri Kelapa Terpadu

Analisis kebutuhan merupakan tahap awal dari pengkajian suatu sistem. Tahapan ini dilakukan dengan identifikasdi terhadap kebutuhan-kebutuhan dari masing-masing pelaku sistem yang akan dimodelkan. Setiap pelaku dalam sistem memiliki perilaku yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi kinerja sistem..

Pelaku dalam sistem mengharapkan kebutuhan tersebut dapat terpenuhi jika mekanisme sistem tersebut dapat dijalankan. Tahapan ini, kebutuhan dari masing-masing pelaku dalam sistem diidentifikasi sebagai dasar pertimbangan dalam pemahaman sistem yang dikaji.

Model dinamis rantai pasokan untuk agroindustri kelapa terpadu ini melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan. Masing-masing pihak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan setiap pihak yang terlibat saling menguntungkan atau saling konflik. Analisis kebutuhan sangat diperlukan sehingga dapat diperoleh model yang mampu mengakomodasikan setiap kebutuhan. Hal ini dilakukan agar kebutuhan setiap pihak yang berkepentingan dapat dipenuhi. Model untuk rantai pasokan ini melibatkan beberapa pelaku (stake holders) utama seperti pada tabel 14 di bawah ini.

Hasil analisis kebutuhan menunjukkan ada sejumlah permasalahan yang dihadapi dalam sistem rantai pasokan agroindustri kelapa terpadu, yaitu :

1. Fluktuasi harga sebagai akibat ketidakseimbangan antara tingkat penyediaan kelapa butiran dan tingkat permintaan oleh konsumen 2. Adanya tingkat produksi yang belum optimal yang dapat menjamin

adanya peningkatan konsumsi

4. Tingkat produksi dan penyediaan yang bersifat musiman

5. Sentra produksi kelapa yang yang tersebar sehingga menambah mahal biaya distribusi hasil produksi kelapa.

6. Tingkat konsumsi kelapa yang bersifat kontinyu

Tabel 14 Kebutuhan Pelaku Rantai Pasokan untuk Agroindustri Kelapa Terpadu

No. Pelaku Kebutuhan

1. Petani/Pemasok a. Terjaminnya pemasaran kelapa butiran

b. Memperoleh kepastian penjualan hasil panen buah kelapa butiran

c. Peningkatan pendapatan sebagai indikator kesejahteraan petani

2. Pedagang

pengumpul

a. Memperoleh penghasilan dari pemasokan kelapa butiran b. Memperoleh keuntungan dari pemasokan kelapa butiran c. Memenuhi kebutuhan bahan baku untuk agroindustri

3. Agroindustri a. Memperoleh bahan baku dengan harga yang layak

b. Melakukan proses produksi sesuai dengan kapasitas produksi terpasang

c. Kontinyuitas bahan baku yang terjamin d. Peningkatan efektifitas produksi e. Ketepatan pemenuhan hasil produk

f. Keuntungan semaksimal mungkin dengan biaya yang

dikeluarkan seoptimal mungkin

4. Konsumen a. Ketersediaan produk dengan harga yang sesuai dengan

kualitas produk

b. Kontinuitas kebutuhan pemenuhan produk terjamin c. Terpenuhinya kepuasan konsumen

5. Pemerintah a. Penciptaan iklim kondusif untuk tumbuh kembangnya

agroindustri kelapa terpadu melalui kebijakan yang menguntungkan bagi agroindustri dan petani

b. Mendorong peningkatan produksi dan kulaitas hasil

c. Menjamin kestabilan harga yang terjangkau oleh konsumen dan masih menguntungkan bagi petani.

Diagram Lingkar Sebab Akibat (Causal Loop Diagram)

Diagram lingkar sebab akibat menggambarkan hubungan antar elemen yang terlibat dalam kajian sistem. Diagram lingkar sebab akibat dapat digunakan untuk menggambarkan sifat dinamik antar elemen. Menurut Hartrisari (2007),

1. secara cepat memberikan gambaran sifat dinamik dari sistem yang dikaji 2. memberikan dasar untuk pembentukan persamaan pada model

3. mengidentifikasi faktor yang penting dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

Diagram ini hanya terdiri dari variabel-variabel yang masing-masing dihubungkan dengan tanda panah yang menggambarkan hubungan antar variabel tersebut. Hubungan digambarkan dengan tanda positif atau negatif. Tanda ini menunjukkan adanya perubahan pada variabel yang terikat bila variabel bebas berubah.

Tanda hubungan yang positif menunjukkan adanya peningkatan jumlah pada variabel terikat, sedangkan tanda negatif menyatakan penurunan jumlah pada variabel terikat. Hubungan antar variabel pada diagram lingkar sebab akibat tidak menunjukkan mekanisme sebenarnya yang terjadi dalam sistem. Hubungan antar variabel hanya menunjukkan apa yang akan terjadi bila terjadi perubahan pada variabel bebas. Hal ini disebabkan oleh :

1. Suatu variabel yang terikat memiliki lebih dari satu input variabel bebas. 2. Diagram lingkar sebab akibat tidak akan membedakan mana laju (rate)

dan akumulasi dari laju (stock).

Model rantai pasokan agroindustri kelapa terpadu terdiri dari keterkaitan sub model pasokan kelapa butiran, sub model proses produksi, sub model persediaan dan sub model distribusi produk. Pendeskripsian keterkaitan hubungan dalam model rantai pasokan untuk agroindustri kelapa terpadu serta komponen-komponen digambarkan dalam diagram lingkar sebab akibat di bawah ini yaitu :

Gambar 20. Diagram Lingkar Sebab Akibat Model Rantai Pasokan Agroindustri Kelapa Terpadu

Produksi Buah Kelapa Butiran

Ketersediaan pasokan

bahan baku agroindustri Konsumsi Kelapa

Butiran

Proses Produksi dalam agroindustri

Total Biaya Rantai Pasokan Ketersediaan pasokan produk Distribusi Produk + - - + + + - + + - - + + - + - -

Diagram lingkar sebab akibat untuk agroindustri kelapa terpadu ini dimulai dari produksi kelapa butiran yang dihasilkan dari perkebunan kelapa rakyat yang dipasok oleh pemasok yang terdiri dari petani atau pedagang pemasok ke sejumlah konsumen baik konsumen industri, rumah tangga ataupun dijual langsung ke pasar. Hasil produksi kelapa butiran merupakan bentuk penyediaan kelapa butiran untuk memenuhi ketersediaan pasokan kelapa butiran yang dapat dimanfaatkan oleh agroindustri pengolahan kelapa terpadu. Ketersediaan pasokan ini dipengaruhi oleh konsumsi kelapa butiran untuk berbagai keperluan yaitu untuk keperluan rumah tangga, industri dan yang dijual langsung. Jumlah ketersediaan pasokan ke agroindustri dapat semakin meningkat apabila jumlah konsumsi kelapa untuk rumah tangga dan yang dijual langsung menurun.

Kebutuhan kelapa butiran untuk unit agroindustri menyesuaikan dengan kapasitas produksi. Unit pengolahan dalam agroindustri kelapa terpadu yang membutuhkan pasokan bahan baku berupa kelapa butiran yaitu unit pengolahan minyak kelapa. Kebutuhan kelapa butiran untuk produksi minyak kelapa yang secara skematik terjadi hubungan yang saling mempengaruhi dari jumlah pasokan kelapa butiran dari pemasok yang selanjutnya disimpan terlebih dahulu sebagai persediaan. Banyaknya pasokan kelapa butiran akan mempengaruhi jumlah persediaan kelapa butiran. Jumlah persediaan kelapa butiran ini dalam penggunaan untuk proses produksi menyesuaikan dengan kapasitas produksi. Semakin banyak persediaan minyak kelapa maka semakin berkurang persediaan kelapa butiran, namun semakin meningkatkan biaya persediaan minyak kelapa dan semakin menurunkan biaya persediaan kelapa butiran.

Diagram sebab akibat tersebut juga menunjukkan suatu aliran ketersediaan bahan baku yang diperoleh dari hasil samping unit produksi dari agroindustri kelapa terpadu. Aliran dimulai dari unit pengolahan minyak kelapa. Unit –unit pengolahan ini tidak tercantum langsung pada gambar diagram sebab akibat namun tergambar langsung pada unit produksi agroindustri. Hasil samping dari unit pengolahan minyak kelapa berupa air kelapa, sabut kelapa dan tempurung kelapa. Hasil samping ini selanjutnya disimpan dalam bentuk persediaan air kelapa, persediaan sabut kelapa dan tempurung kelapa. Persediaan berbagai hasil samping ini, masing-masing akan diolah menjadi produk-produk lain yang juga

akan didistribusikan ke konsumen. Proses produksi masing-masing produk dari olahan hasil samping ini juga tergantung pada kapasitas produksi masing-masing unit pengolahan. Hal inilah yang selanjutnya menambah ketersediaan produk yang dihasilkan. Semakin banyak produk yang dihasilkan maka ketersediaan pasokan untuk produk–produk agroindustri yang akan didistribusikan juga semakin meningkat demikian sebaliknya.

Peningkatan ketersediaan produk yang dihasilkan oleh unit-unit pengolahan agroindustri ini akan menimbulkan peningkatan pada biaya rantai pasokan. Demikian sebaliknya, apabila terjadi penurunan salah satu komponen penyusun biaya rantai pasokan maka akan berdampak juga pada ketersediaan produk.

Distribusi produk sangat dipengaruhi oleh ketersediaan pasokan produk dan permintaan produk dari konsumen baik konsumen di pasar domestik maupun konsumen di pasar ekspor. Permintaan konsumen untuk konsumen domestik maupun untuk konsumen ekspor akan berpengaruh pada total biaya rantai pasokan. Peningkatan atau penurunan permintaan di pasar produk akan menimbulkan penurunan atau peningkatan persediaan produk. Total peningkatan biaya rantai pasokan juga dipengaruhi naik turunnya harga produk di pasar domestik maupun ekspor.

Mekanisme Model Rantai Pasokan (Ideal)

Mekanisme model dikaji untuk memahami mekanisme yang terjadi dalam sistem. Hal ini dimaksudkan untuk mengenali hubungan antara pernyataan kebutuhan dan pernyataan masalah yang harus diselesaikan dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam analisis kebutuhan.

Unit pengolahan minyak kelapa berperan penting dalam sistem rantai pasokan ini karena merupakan produk pilihan yang utama. Kemampuan produksi unit pengolahan ini memiliki keterkaitan terhadap kemampuan produksi unit yang lain apabila diusahakan secara terpadu. Kemampuan unit pengolahan menghasilkan minyak kelapa, terkait dengan kemampuan unit pengolahan lain

kunci dari rantai pasokan untuk agroindustri kelapa terpadu ini. Kebutuhan kelapa butiran di suatu agroindustri kelapa terpadu dapat diperkirakan dengan suatu simulasi dengan merancang modelnya terlebih dahulu.

Identifikasi terhadap skala produksi secara ekonomis dengan melibatkan komponen biaya terkait dalam sistem rantai pasok. Biaya-biaya ini berupa biaya persediaan dan biaya transportasi. Biaya persediaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan produk dan biaya transportasi untuk mendistribusikan produk hingga ke pasar domestik maupun pasar ekspor.

Asumsi yang dilakukan adalah :

1. Pemenuhan kebutuhan bahan baku dari kelapa rakyat dengan memanfaatkan potensi pemenuhan bahan baku dari kemampuan produksi kelapa rakyat

2. Persediaan dipertimbangkan hanya pada persediaan bahan baku dan

persediaan produk sebelum didistribusikan

Model dinamik rantai pasokan agroindustri kelapa terpadu diterjemahkan ke dalam diagram alir model simulasi yang terdiri dari stock – flow. Akumulasi atau stock merupakan keadaan sistem dan sebagai pembangkit informasi, di mana aksi dan keputusan didasarkan pada stock tersebut.

Formulasi Model

Formulasi model dinamik rantai pasokan agroindustri kelapa terpadu ini dimulai dari jaringan pemasok dalam sub model pasokan bahan baku berupa kelapa butiran. Model ditunjukkan dengan performance berupa total biaya rantai pasokan yang minimal. Abtraksi aliran bahan dari pemasok ke agroindustri hingga ke konsumen untuk pasar domestik maupun pasar ekspor dapat dilihat pada kerangka konseptual penelitian. Aliran pasokan bahan baku dimulai dari kebun kelapa yang diidentifikasi sebagai kebun kelapa rakyat dengan pasokan bahan baku berupa kelapa dalam. Pasokan buah kelapa butiran ini selanjutnya didistribusikan ke agroindustri melalui transportasi sehingga menjadi persediaan buah kelapa butiran. Abstraksi ini dilakukan pengendalian biaya persediaan dan pasokan bahan baku, sebagai salah satu komponen penyusun biaya rantai pasokan.

Abstraksi aliran pasokan bahan baku buah kelapa butiran dalam agroindustri ditunjukkan dalam bentuk aliran persediaan buah kelapa butiran yang didistribusikan ke unit pengolah dalam agroindustri kelapa terpadu untuk unit pengolah daging buah kelapa butiran terlebih dahulu. Selanjutnya dari hasil samping proses produksi tersebut untuk air kelapa dialirkan menuju unit pengolahan air kelapa, untuk sabut kelapa dialirkan ke unit pengolahan sabut kelapa dan untuk tempurung kelapa dialirkan menuju unit pengolahan tempurung kelapa. Masing-masing unit pengolahan tersebut melakukan proses produksi dengan karakteristik masing-masing sehingga menghasilkan produk-produk yang terdiri dari minyak kelapa, nata de coco, serat sabut dan arang tempurung. Produk-produk tersebut disimpan dalam bentuk persediaan produk akhir sebelum didistribusikan ke konsumen. Abstraksi ini dilakukan pengendalian biaya persediaan produk.

Abstraksi aliran pasokan untuk konsumen pasar domestik/ekspor ditunjukkan dengan aliran persediaan produk yang ditransportasikan kepada konsumen pasar domestik/ekspor. Aliran produk tersebut merupakan abstraksi model dengan melakukan pengendalian biaya distribusi. Abstraksi aliran bahan baku, menjadi produk yang didistribusikan ke konsumen tersebut selanjutnya menunjukkan suatu model yang mempertimbangkan total biaya rantai pasokan. Indikator dari model ini adalah total biaya rantai pasokan yang minimal.

Ketersediaan Pasokan Kelapa

Penyediaan kelapa butiran didasarkan pada perhitungan laju penyediaan kelapa butiran sebanyak 25% dengan persediaan kelapa butiran 12.600.000 kg. Jumlah penyediaan kelapa butiran ini didasarkan pada perhitungan hasil panen di daerah sentra penghasil kelapa. Penyediaan kelapa dalam suatu periode (PKi) dihitung berdasarkan jumlah total dari nilai produksi kelapa rakyat dengan laju penyediaan 25%. Kebutuhan agroindustri kelapa terpadu didasarkan pada konsumsi kelapa butiran untuk agroindustri. Laju konsumsi kelapa butiran ini sebanyak 9%. Nilai ini didasari pertimbangan bahwa agroindustri kelapa terpadu bertujuan untuk mengolah hasil panen petani kelapa terutama dalam suatu wilayah

sentra penghasil kelapa. Oleh sebab itu produksi kelapa ini dirumuskan dengan persamaan :

PKi = 25% x PKTi ... (1)

Ketersediaan Kelapa Butiran

Ketersediaan kelapa butiran (KKBi

KKB

) merupakan persentase penyediaan kelapa butiran untuk keperluan produksi agroindustri kelapa terpadu. Prosentase kebutuhan kelapa untuk industri dari jumlah produksi kelapa (a%) yang dihasilkan oleh petani di suatu wilayah observasi. Ketersediaan kelapa butiran ini dirumuskan dengan persamaan:

i = a% x PKi KK

... (2)

i = a% x 25% x PKTi ... (3)

Kebutuhan daging buah kelapa

Daging buah kelapa merupakan bahan baku dalam unit pengolahan minyak kelapa. Daging buah kelapa dalam memenuhi kebutuhan bahan baku untuk unit pengolah ini dapat dipenuhi dari petani kelapa yang langsung memasok bahan baku buah kelapa butiran ke unit pengolah. Kebutuhan kelapa untuk unit pengolah minyak kelapa (KDi

1. pendugaan permintaan pasar

) merupakan konsumsi kelapa butiran berdasarkan kapasitas produksi unit pengolah yang dirancang. Penentuan kapasitas unit pengolah dilakukan berdasarkan dua hal yaitu :

2. pertimbangan potensi kebun kelapa

Unit pengolahan minyak kelapa dengan kapasitas kecil, yang merupakan usaha skala rumah tangga yaitu sekitar 200 kg setiap hari yang diperoleh dari 2000 butir kelapa setiap hari atau setara dengan 700.000 butir per tahun. Kebutuhan daging buah kelapa untuk unit pengolah minyak kelapa (KDi

KD

) ini direpresentasikan dengan persamaan :

i = 28% x KKi

Dengan i periode dalam tahun yaitu 1, 2, 3....n.

Ketersediaan air kelapa untuk unit pengolah nata de coco (KAi

Pemanfaatan keseluruhan bagian kelapa dengan mengacu pada konsep

zero waste, maka pemenuhan pasokan air kelapa pada unit pengolah air kelapa dengan hasil berupa nata de coco terutama dipenuhi dari air kelapa yang merupakan hasil sisa dari unit pengolah minyak kelapa. Kekurangan pasokan apabila produksi meningkat baru dipenuhi dari air kelapa yang diperoleh dari pemasok lain. Jumlah pasokan air kelapa yang tersedia dari unit pengolah daging buah kelapa adalah (KA

)

i

1. daging buah kelapa sebanyak 28%

). Ketersediaan air kelapa ini dihitung dari rata-rata persentase komponen buah kelapa butiran yaitu dari satu butir kelapa yang terdiri dari:

2. air kelapa sebanyak 25% 3. sabut kelapa sebanyak 35% 4. tempurung sebanyak 12%

Oleh sebab itu formulasi untuk ketersediaan air kelapa ini yaitu sebagai berikut :

KAi = 25% x KKi x (2000 butir/700 liter)... Ketersediaan sabut kelapa untuk unit pengolah serat sabut (KS

(5)

i

Ketersediaan sabut kelapa juga didasarkan pada persentase komponen tiap butiran kelapa. Ketersediaan sabut kelapa ditunjukkan dengan persamaan:

)

KSi = 35% x KKi

Ketersediaan tempurung kelapa untuk unit pengolah Arang tempurung (KTi) ... (6)

Ketersediaan tempurung kelapa juga didasarkan pada persentase komposisi tiap butiran kelapa. Ketersediaan tempurung kelapa yaitu:

KTi = 12% x KKi ...

Identifikasi Variabel Keputusan

(7)

Keputusan dalam rantai pasokan ini meliputi keputusan-keputusan berupa:

1. Jumlah pasokan buah kelapa butiran yang akan disalurkan kepada unit

agroindustri kelapa terpadu (SKi)

2. Jumlah pasokan daging kelapa yang akan diolah (SDi

3. Jumlah pasokan air kelapa yang akan diolah (SAi)

)

6. Jumlah persediaan bahan baku buah kelapa butiran sebelum diproses yang terdapat di unit pengolah (IKi)

7. Jumlah persediaan bahan baku air kelapa sebelum diproses yang terdapat di unit pengolah (IAi)

8. Jumlah persediaan bahan baku sabut kelapa sebelum diproses yang terdapat di unit pengolah (ISi)

9. Jumlah persediaan bahan baku tempurung kelapa sebelum diproses yang

Dokumen terkait