KAJIAN TEORI
A. Konsep Dasar Anak Berkesulitan Belajar 1. Definisi Anak Berkesulitan Belajar
LD (Learning Disability) atau kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran dan tulisan. Gangguan tersebut nampak dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problem belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi.
Anak LD adalah anak yang memiliki disfungsi minimum otak (DMO), sehingga menyebabkan tercampuraduknya sinyal-sinyal di antara indera dan otaknya, termasuk di dalamnya mereka yang memiliki gangguan konsentrasi dan hiperaktivitas (ADD dan ADHD). Jelasnya, anak LD adalah individu yang memiliki kecerdasan normal bahkan di atas normal, namun memiliki masalah dalam pemrosesan di otaknya ketika menerima stimulasi melalui indera. Karena masalah yang dialaminya, sering ditemukan perbedaan yang nyata antara hasil tes IQ dengan prestasi akademiknya di sekolah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
LD tidak termasuk dan disebabkan oleh MR (keterbelakangan mental, tunarungu, tunanetra,dsb)
LD tidak dikategorikan & disebabkan oleh faktor-faktor yg berasal dari luar diri individu.
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 6
2. Klasifikasi Anak Kesulitan BelajarLD secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kesulitan belajar perkembangan atau pra-akademik (developmental disabilities atau preacademic learning disabilities) dan kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities).
Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental disabilities)atau kesulitan belajar praakademik (preacademic learning disabilities). Terdiri dari empat macam, yaitu kesulitan dalam berbahasa, kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial dan emosional, gangguan perseptual dan gangguan kognitif.
Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) yang menunjuk pada adanya kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut meliputi keterampilan dalam membaca (dyslexia), keterampilan dalam menulis (dysgraphia), dan keterampilan dalam mata pelajaran matematika / berhitung (dyscalculia). Kesulitan yang berhubungan dengan perkembangan sering tampak sebagai kesulitan belajar yang disebabkan oleh tidak dikuasainya ketrampilan prasyarat (prerequisite skills), yaitu keterampilan yang harus dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk keterampilan berikutnya. Sedangkan untuk mencapai prestasi akademik yang memuaskan, seorang anak memerlukan keterampilan prasyarat.
3. Penyebab Anak Kesulitan Belajar
Ada beberapa penyebab kesulitan belajar yang terdapat pada literatur dan hasil riset (Harwell, 2001), yaitu :
Faktor keturunan/bawaan
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 7
Kondisi janin yang tidak menerima cukup oksigen atau nutrisi dan atau ibu yang merokok, menggunakan obat-obatan (drugs), atau meminum alkohol selama masa kehamilan. Trauma pasca kelahiran, seperti demam yang sangat tinggi, trauma kepala, atau pernah tenggelam.
Infeksi telinga yang berulang pada masa bayi dan balita. Anak dengan kesulitan belajar biasanya mempunyai sistem imun yang lemah.
Awal masa kanak-kanak yang sering berhubungan dengan aluminium, arsenik, merkuri/raksa, dan neurotoksin lainnya. Riset menunjukkan bahwa apa yang terjadi selama
tahun-tahun awal kelahiran sampai umur 4 tahun-tahun adalah masa-masa kritis yang penting terhadap pembelajaran ke depannya. Stimulasi pada masa bayi dan kondisi budaya juga mempengaruhi belajar anak. Pada masa awal kelahiran sampai usia 3 tahun misalnya, anak mempelajari bahasa dengan cara mendengar lagu, berbicara kepadanya, atau membacakannya cerita. Pada beberpa kondisi, interaksi ini kurang dilakuan, yang bisa saja berkontribusi terhadap kurangnya kemampuan fonologi anak yang dapat membuat anak sulit membaca (Harwell, 2001).
B. Konsep Kesulitan Belajar Menulis/Disgrafia 1. Definisi Disgrafia
Disgrafia adalah kesulitan khusus dimana anak-anak tidak bisa menuliskan atau mengekspresikan pikirannya kedalam bentuk tulisan, karena mereka tidak bisa menyuruh atau menyusun kata dengan baik dan mengkoordinasikan motorik halusnya (tangan) untuk menulis. Pada anak-anak, umumnya kesulitan ini terjadi pada saat anak mulai belajar menulis. Kesulitan ini tidak tergantung kemampuan lainnya. Seseorang bisa sangat fasih dalam berbicara dan keterampilan motorik lainnya, tapi mempunyai kesulitan menulis. Kesulitan dalam menulis biasanya menjadi problem utama
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 8
dalam rangkaian gangguan belajar, terutama pada anak yang berada di tingkat SD.Gangguan ini juga bukan akibat kurangnya perhatian orang tua dan guru terhadap si anak, ataupun keterlambatan proses visual motoriknya. Dysgraphia/Disgrafia adalah learning disorder dengan ciri perifernya berupa ketidakmampuan menulis, terlepas dari kemampuan anak dalam membaca maupun tingkat intelegensianya. Disgrafia diidentifikasi sebagai keterampilan menulis yang secara terus-menerus berada di bawah ekspektasi jika dibandingkan usia anak dan tingkat intelegensianya.
2. Karakteristik Anak yang Mengalami Disgrafia
Ada beberapa ciri khusus anak dengan gangguan ini. Di antaranya adalah:
Terdapat ketidakkonsistenan bentuk huruf dalam tulisannya. Saat menulis, penggunaan huruf besar dan huruf kecil masih
tercampur.
Ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional.
Anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan. Sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan mantap.
Caranya memegang alat tulis seringkali terlalu dekat bahkan hampir menempel dengan kertas.
Berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis. Cara menulis tidak konsisten, tidak mengikuti alur garis yang
tepat dan proporsional.
Tetap mengalami kesulitan meskipun hanya diminta menyalin contoh tulisan yang sudah ada.
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 9
3. Penyebab Anak yang Mengalami DisgrafiaSecara spesifik penyebab disgrafia tidak diketahui secara pasti, namun apabila disgrafia terjadi secara tiba-tiba pada anak maupun orang yang telah dewasa maka diduga disgrafia disebabkan oleh trauma kepala entah karena kecelakaan, penyakit, dan seterusnya. Disamping itu para ahli juga menemukan bahwa anak dengan gejala disgrafia terkadang mempunyai anggota keluarga yang memiliki gejala serupa. Demikian ada kemungkinan faktor herediter ikut berperan dalam disgrafia.
Seperti halnya disleksia, disgrafia juga disebabkan faktor neurologis, yakni adanya gangguan pada otak bagian kiri depan yang berhubungan dengan kemampuan membaca dan menulis. Anak mengalami kesuitan dalam harmonisasi secara otomatis antara kemampuan mengingat dan menguasai gerakan otot menulis huruf dan angka. Kesulitan ini tak terkait dengan masalah kemampuan intelektual, kemalasan, asal-asalan menulis, dan tidak mau belajar. 4. Metode/Pendekatan Anak yang Mengalami Disgrafia
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak dengan gangguan ini. Di antaranya:
a. Pahami keadaan anak
Sebaiknya pihak orang tua, guru, atau pendamping memahami kesulitan dan keterbatasan yang dimiliki anak disgrafia. Berusahalah untuk tidak membandingkan anak seperti itu dengan anak-anak lainnya. Sikap itu hanya akan membuat kedua belah pihak, baik orang tua/guru maupun anak merasa frustrasi dan stres. Jika memungkinkan, berikan tugas-tugas menulis yang singkat saja setiap hari. Atau bisa juga orang tua dari si anak meminta kebijakan dari pihak sekolah untuk memberikan tes kepada anak dengan gangguan ini secara lisan, bukan tulisan. b. Menyajikan tulisan cetak
Berikan kesempatan dan kemungkinan kepada anak disgrafia untuk belajar menuangkan ide dan konsepnya dengan
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 10
menggunakan komputer atau mesin tik. Ajari dia untuk menggunakan alat-alat agar dapat mengatasi hambatannya. Dengan menggunakan komputer, anak bisa memanfaatkan sarana korektor ejaan agar ia mengetahui kesalahannya.c. Membangun rasa percaya diri anak
Berikan pujian wajar pada setiap usaha yang dilakukan anak. Jangan sekali-kali menyepelekan atau melecehkan karena hal itu akan membuatnya merasa rendah diri dan frustrasi. Kesabaran orang tua dan guru akan membuat anak tenang dan sabar terhadap dirinya dan terhadap usaha yang sedang dilakukannya. d. Latih anak untuk terus menulis
Libatkan anak secara bertahap, pilih strategi yang sesuai dengan tingkat kesulitannya untuk mengerjakan tugas menulis. Berikan tugas yang menarik dan memang diminatinya, seperti menulis surat untuk teman, menulis pada selembar kartu pos, menulis pesan untuk orang tua, dan sebagainya. Hal ini akan meningkatkan kemampuan menulis anak disgrafia dan membantunya menuangkan konsep abstrak tentang huruf dan kata dalam bentuk tulisan konkret.
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 11
BAB IIIHASIL STUDI KASUS
A. Profil
1. Nama Lengkap : Ghina Fatinah
2. Nama Panggilan : Ghina
3. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 20 November 2010
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Siliwangi No.29
6. Anak ke : 4
7. Riwayat Sekolah
a. TK : TK Mekar Hidayah
b. SD : SDN Panyingkiran
8. Kelas : 1B
9. Hobi : Membaca buku/cerita
10. Hal yang paling disukai : Menonton TV 11. Hal yang paling tidak disukai : Menulis 12. Mata pelajaran yang tidak disukai : B.Indonesia 13. Mata pelajaran yang disukai : Matematika dan
Jasmani
14. Nama Orangtua
a. Ayah : Hidayat
b. Ibu : Siti Ropiah
15. Pekerjaan Orangtua
a. Ayah : PNS
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 12
B. Analisis Hasil Asesmen Menulis Permulaana. Secara Kuantitatif
Aspek Materi Benar *Salah Hasil Keterangan
a. Mempersiapkan diri untuk belajar dasar-dasar menulis (Melemaskan otot tangan)
(1.a.1)
Anak diminta meniru gerakan tangan yang diperagakan asesor
Anak mampu meniru gerakan tangan dengan benar (2.a.1)
Anak diminta menulis di udara menggunakan alat tulis
Anak mampu menulis di udara menggunakan alat tulis (3.a.1)
Anak diminta menebalkan bentuk benda
Anak mampu menebalkan bentuk benda
(4.a.1)
Anak diminta menirukan gerakan tangan yang dilakukan asesor (naik, turun, berkelok)
Anak mampu menirukan gerakan tangan asesor dengan benar
b. Menyalin
menggunakan huruf balok dan tulisan bersambung (1.b.1)
Anak mampu
menyalin huruf, kata, kalimat dengan huruf balok
(1.b.1)
Anak diminta untuk menyalin huruf-huruf dibawah ini dengan huruf-huruf balok:
a. a b. b c. c d. d e. e
Anak mampu menyalin huruf-huruf balok
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 13
(2.b.1)Anak mampu menulis namanya dengan huruf balok (3.b.1)
Anak mampu
menyalin huruf balok dari jarak jauh (4.b.1)
Anak mampu
menyalin huruf, kata, kalimat dengan tulisan bersambung
(1.b.2)
Anak diminta untuk menyalin kata-kata dibawah ini dengan huruf balok:
a. Ayah b. Ibu c. Aku
Terdapat kesalahan dalam penulisan huruf
(1.b.3)
Anak diminta untuk menyalin kalimat-kalimat dibawah ini dengan huruf balok:
a. Ayah pergi kerja b. Ibu memasak sayur c. Aku sedang membaca
Jarak antar kata yang terlalu rapat, bentuk huruf yang tidak konsisten
(2.b.1)
Anak diminta menulis namanya dengan
huruf balok.
Anak sudah mampu
menuliskan namanya, namun huruf awalan sama dengan huruf lainnya
(3.b.1)
Anak diminta menyalin tulisan yang ada di papan tulis
a. Ada buku dilemari b. Yogi belajar quran c. Pagi tadi aku lari
Anak sudah mampu menyalin tulisan, namun jarak antar kata terlalu rapat
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 14
(4.b.1)Anak diminta untuk menyalin huruf-huruf dibawah ini dengan tulisan bersambung: a. a b. b c. c d. d e. e
Anak belum mampu
sepenuhnya menyalin huruf-huruf dengan tulisan
bersambung
(4.b.2)
Anak diminta untuk menyalin kata-kata dibawah ini dengan tulisan bersambung:
a. Ayah b. Ibu c. Aku
Anak belum mampu
sepenuhnya menyalin kata-kata dengan tulisan
bersambung
(4.b.3)
Anak diminta untuk menyalin kalimat-kalimat dibawah ini dengan tulisan bersambung:
a. Ayah pergi kerja b. Ibu memasak sayur c. Aku sedang membaca
Anak belum mampu
sepenuhnya menyalin kalimat dengan tulisan bersambung
c. Mengeja (1.c.1) Anak mampu mengenal huruf abjad, kata (misalnya,dari (1.c.1)
Anak diminta menulis namanya sendiri dengan tulisan bersambung
Anak belum mampu menuliskan namanya dengan tulisan bersambung
(1.c.2)
Anak diminta menulis huruf pertama dari
namanya sendiri
Anak mampu menulis huruf pertama dari namanya sendiri
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 15
namanya sendiri) (2.c.1) Anak mampu menuliskan kalimat yang diketahuinya (3.c.1) Anak mampu mengasosiasikan bunyi dengan huruf (4.c.1)Anak mampu mengeja kata
(5.c.1) Anak mampu menuliskan kata dengan ejaan yang benar
(1.c.3)
Anak diminta menulis huruf terakhir dari
namanya sendiri
Anak mampu menulis huruf terakhir dari namanya sendiri (1.c.4)
Anak diminta menulis mainan
kesukaannya
Anak belum menuliskan mainan kesukaan nya dengan tepat
(2.c.1)
Anak diminta menulis sebuah kalimat
yang diketahuinya
Kalimat yang dibuat anak terdapat ketidaktepatan pada subjek, dan juga jarak antar kata terlalu rapat
(3.c.1)
Anak diminta menuliskan huruf-huruf yang disebutkan oleh asesor:
a. g b. k c. r
Anak mampu menuliskan huruf-huruf yang disebutkan asesor
(4.c.1)
Anak diminta mengeja kata: a. ayah
b. ibu c. budi
Anak mampu mengeja kata
(5.c.1)
Anak diminta mengeja kata-kata yang disediakan asesor kemudian menulis nya di buku masing-masing:
a. baca b. budi c. pagi
Anak mampu mengeja kata dan menuliskan kata yang diejanya
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 16
Skor:
Maka skor yang didapat anak:
Keterangan: Benar Salah a. Persiapan Benar Salah b. Menyalin Benar Salah c. Mengeja Benar Salah 100% 12,50% 62,50% 0% 87,50% 38,50% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Persiapan Menyalin Mengeja
Per
sen
tase
Aspek
Grafik Persentase Menulis Permulaan
Benar Salah
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 17
b. Secara Kualitatif Potensi Anak
Persiapan diri anak untuk belajar dasar-dasar menulis sangat baik, dilihat dari hasil instrumen yang diberikan, anak mampu menginterpretasikan semua instrumen yang diberikan dengan benar.
Pada aspek menyalin, anak sudah bisa menyalin huruf-huruf dengan menggunakan huruf-huruf balok.
Pada aspek mengeja, anak sudah bisa menuliskan huruf pertama dan huruf terakhir dari namanya sendiri dengan tepat. Anak juga sudah bisa menuliskan huruf dan kata yang diucapkan asesor dengan tepat.
Hambatan Anak
Pada aspek menyalin, terdapat kesalahan dalam penulisan huruf yang anak tuliskan. Ketika menyalin kalimat baik soal yang diberikan langsung pada anak maupun soal yang dituliskan dalam papan tulis, jarak antar kata terlalu rapat dan bentuk huruf yang tidak konsisten. terkadang anak menuliskan huruf awalan sama dengan huruf lainnya. Serta anak juga belum mampu menyalin huruf-huruf, kata, maupun kalimat dengan tulisan bersambung.
Pada aspek mengeja, anak belum mampu sepenuhnya menuliskan apa yang diinstruksikan menggunakan huruf bersambung dengan benar. Kalimat yang dibuat anak dengan sendiri terdapat ketidaktepatan pada subjeknya, juga jarak yang terlalu rapat.
Kebutuhan Anak
Pada aspek menyalin, anak perlu dilatih dalam penulisan terkait jarak antar kata agar tulisan anak mudah untuk dibaca. Kemudian bentuk hurufnya juga, anak perlu dilatih menuliskan kata dengan bentuk huruf yang konsisten. Terakhir, anak perlu mengenal konsep
huruf-Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 18
huruf bersambung terlebih dahulu agar anak mampu menuliskannya dengan benar, baik itu huruf, kata maupun kalimat. Pada aspek mengeja, anak perlu dilatih perpaduan bagaimana menuliskan apa yang diinstruksikan guna melatih persepsinya.
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 19
C. Program dan Intervensia. Program Pembelajaran Individual Identitas
Nama : Ghina Fatinah
Tanggal Lahir : 20 November 2010 Kelas/Semester : 1B/Semester Ganjil Tahun Ajaran : 2016/2017
Jenis Kesulitan : Menulis Permulaan Deskripsi Kondisi Anak Saat ini
Potensi Anak
Persiapan diri anak untuk belajar dasar-dasar menulis sangat baik, dilihat dari hasil instrumen yang diberikan, anak mampu menginterpretasikan semua instrumen yang diberikan dengan benar. Pada aspek menyalin, anak sudah bisa menyalin huruf-huruf dengan menggunakan huruf balok. Pada aspek mengeja, anak sudah bisa menuliskan huruf pertama dan huruf terakhir dari namanya sendiri dengan tepat. Anak juga sudah bisa menuliskan huruf dan kata yang diucapkan asesor dengan tepat.
Hambatan Anak
Pada aspek menyalin, terdapat kesalahan dalam penulisan huruf yang anak tuliskan. Ketika menyalin kalimat baik soal yang diberikan langsung pada anak maupun soal yang dituliskan dalam papan tulis, jarak antar kata terlalu rapat dan bentuk huruf yang tidak konsisten. terkadang anak menuliskan huruf awalan sama dengan huruf lainnya. Serta anak juga belum mampu menyalin huruf-huruf, kata, maupun kalimat dengan tulisan bersambung. Pada aspek mengeja, anak belum mampu sepenuhnya menuliskan apa yang diinstruksikan menggunakan huruf bersambung dengan benar. Kalimat yang dibuat anak dengan sendiri
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 20
terdapat ketidaktepatan pada subjeknya, juga jarak yang terlalu rapat. Kebutuhan Anak
Pada aspek menyalin, anak perlu dilatih dalam penulisan terkait jarak antar kata agar tulisan anak mudah untuk dibaca. Kemudian bentuk hurufnya juga, anak perlu dilatih menuliskan kata dengan bentuk huruf yang konsisten. Terakhir, anak perlu mengenal konsep huruf-huruf bersambung terlebih dahulu agar anak mampu menuliskannya dengan benar, baik itu huruf, kata maupun kalimat. Pada aspek mengeja, anak perlu dilatih perpaduan bagaimana menuliskan apa yang diinstruksikan guna melatih persepsinya.
Jika dikaitkan dengan psikologi dasar, anak mengalami masalah dalam motorik. Pada motorik, kekuatan anak untuk melakukan aktivitas maupun untuk menulis, terletak pada tangan kiri. Meskipun telah dicoba menggunakan tangan kanan, anak tetap kembali menggunakan tangan kiri, karena tangan kiri merupakan tangan yang paling dominan. Alhasil jika menulis menggunakan tangan kanan, tulisannya malah makin kurang jelas dan sulit untuk dibaca. Inilah yang mempengaruhi anak mengalami haambatan dalam dasar-dasar keterampilan untuk menulis seperti sulit bagaimana cara memegang pensil dengan benar, cara menggenggam pensil dengan benar, selalu menekan pensil sehingga tulisan yang dihasilkan terlalu tebal dan lain sebagainya.
Anak yang mengalami kesulitan belajar dalam keterampilan menulis ini perlu mendapat bimbingan dan penanganan khusus. Mereka bukanlah tidak bisa belajar, hanya membutuhkan perhatian lebih serta bimbingan untuk mengatasi kesulitan yang mereka alami. Peran keluarga khususnya orang tua serta guru sangat dibutuhkan untuk mengarahkan mereka agar bisa seperti
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 21
layaknya anak normal lain serta dapat menjalani kehidupannya di lingkungan masyarakat dengan baik. Tujuan
Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang yaitu anak diharapkan mampu menyelesaikan persoalan pada kebutuhan yang dimiliki anak, mulai dari melatih penulisan terkait jarak antar kata, melatih penulisan kata terkait bentuk huruf, mengenalkan konsep huruf bersambung, baik itu huruf, kata maupun kalimat.
Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek yaitu anak diharapkan mengembangkan gerak motorik halus yang menjadi aspek penting dalam keterampilan menulis permulaan.
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 22
Deskripsi LayananSetiap gerakan anak melibatkan tiga unsur penting, yaitu otot, otak, dan syaraf. Jika salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak berfungsi dengan baik maka gerakan yang dihasilkan juga tidak akan bermakna atau tidak terjadi gerakan sama sekali. Berdasarkan unsur otot yang dilibatkan saat bergerak maka secara umum, pengembangangan fisik motorik terbagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Kurikulum TK 2004 memuat pengembangan fisik motorik sebagai salah satu program yang wajib dikembangkan oleh guru TK. Berbeda dengan Kurikulum 1994 yang secara jelas memisahkan pengembangan motorik halus (keterampilan) dengan motorik kasar (jasmani). Pada Kurikulum 2004 tidak ada pemisahan yang nyata antara kedua jenis motorik tersebut. Kita perlu menggolongkan isi program pengembangan fisik motorik pada kurikulum 2004 tersebut ke dalam dua bagian, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Selanjutnya gerakan motorik kasar dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu gerakan lokomotor, nonlokomotor, dan manipulatif. Untuk memudahkan dalam merancang dan menilai kegiatan pengembangan fisik motorik agar terdapat keseimbangan pada berbagai macam gerakan motorik yang ada. Berdasarkan hasil asesmen anak, dibuatlah program pembelajaran individu sebagai berikut:
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 23
PENYELARASAN DENGAN KURIKULUM 2004 (TK ALAM AL-IKHLAS)Kebutuhan Belajar Siswa
Standar
Perkembangan Perkembangan Dasar Indikator Tujuan
Dapat
menggerakkan jari tangan untuk kelenturan otot dan
koordinasi.
Gerakan motorik halus
Memegang pensil Mengidentifikasi penggunaan pensil dengan benar
Anak mampu memegang pensil dengan benar Menebalkan garis Mengidentifikasi
penebalan garis dengan jelas Anak mampu menebalkan garis dengan jelas Menghubungkan titik-titik Mengidentifikasi titik-titik dengan benar
Anak mampu menghubungkan titik-titik dengan benar
Meniru membuat garis tegak, datar, dan miring
Mengidentifikasi pembuatan garis tegak, datar dan miring rapi
Anak mampu
membuat garis tegak, datar dan miring rapi Meniru membuat
garis lengkung Mengidentifikasi pembuatan garis lengkung dengan rapi
Anak mampu membuat garis lengkung dengan rapi Membuat bujur
sangkar
Mengidentifikasi pembuatan bujur sangkar dengan rapi
Anak mampu membuatan bujur sangkar dengan rapi Membuat lingkaran Mengindentifikasi
pembuatan lingkaran dengan rapi Anak mampu membuatan lingkaran dengan rapi Meniru menuliskan huruf balok dan sambung
Mengidentifikasi penulisan huruf balok dan sambung dengan benar
Anak mampu menuliskan huruf balok dan sambung dengan benar
Laporan Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar 24
SILABUS PEMBELAJARANNama : Ghina Fatinah
Nama Sekolah : SDN Panyingkiran Aspek : Motorik Halus Kelas/Semester : 1 Semester Ganjil Standar
Perkembangan
Perkembangan
Dasar Materi Pokok
Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi Waktu Sumber/Alat Gerakan motorik halus Memegang pensil Memegang pensil dengan benar Memegang pensil dengan benar sesuai intruksi yang diberikan Mengidentifikasi penggunaan pensil dengan benar Perbuatan 1x20 menit Pensil Menebalkan garis Menebalkan garis Menebalkan garis menggunakan pensil pada soal yang diberikan Mengidentifikasi penebalan garis dengan jelas Tertulis 1x20 menit Pensil dan lembar soal Menghubungkan
titik-titik Menghubungkan titik-titik Menghubungkan titik-titik menggunakan pensil pada soal yang diberikan
Mengidentifikasi titik-titik dengan