• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

B. Hasil Penelitian

4. Hasil tambahan penelitian

a. Gambaran Adversity Quotient anggota USD

Gambaran Adversity quotient pada anggota USD dari hasil penelitian ini dapat dilihat dari skor mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum dari skor skala adversity quotient yang dimiliki oleh anggota USD. Berikut ini merupakan tabel yang memuat skor empirik pada subjek penelitian.

Tabel 12. Gambaran skor minimum, maksimum, mean dan standar deviasi

Adversity Quotient subjek

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation

Adversity Quotient

40 24 38 31 4

Dari tabel 12 dapat kita ketahui skor adversity quotient dari 40 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 24, skor maksimum sebesar 28, mean sebesar 31, dan standard deviasi sebesar 4. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok , dibuat suatu kategorisasi skor berdasarkan norma selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor adversity quotient.

Tabel 13. Kategori norma nilai adversity quotient

Variabel Kategorisasi Std. Deviation

Adversity quotient X < (µ-1,0ϭ) Rendah (µ-1,0ϭ) Sedang Tinggi Keterangan:

µ = Mean hipotetik skala adversity quotient

ϭ = Standar deviasi

Berdasarkan kategorisasi norma pada tabel 13 serta skor mean dan standar deviasi di atas maka diperoleh penggolongan adversity quotient serta frekuensi subjek dalam setiap kategori seperti yang ada pada tabel 14:

Tabel 14. Penggolongan adversity quotient pada anggota USD

Variabel Rentang

Skor

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Adversity quotient

X< 27 Rendah 6 15 %

27 X < 35 Sedang 24 60 %

Dari tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 6 orang (15%) anggota USD memiliki adversity quotient yang rendah, 24 orang (60%) memiliki adversity quotient yang sedang, dan 10 orang (25%) memiliki adversity quotient yang tinggi.

b. Gambaran prestasi akademik anggota USD

Perhitungan Indeks Prestasi dan Indeks Prestasi Kumulatif dilakukan oleh bagian pendidikan Fakultas. Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif dapat dikelompokkan dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 15. Klasifikasi indeks prestasi akademik

NO KATEGORI INDEKS PRESTASI

AKADEMIK

1 Memuaskan 2,00 ≤x ≤ 2,75

2 Sangat Memuaskan 2,76 ≤ x ≤ 3,50

3 Cumlaude 3,51 ≤ x ≤ 4,00

Berdasarkan kategorisasi norma pada tabel 15 di atas maka diperoleh penggolongan prestasi akademik anggota USD sebagai berikut

Variabel Rentang

Skor

Kategorisasi Frekuensi (N) Persentase

Prestasi Akademik (IPK) 2,00 ≤ x ≤ 2,75 Memuaskan 6 15 % 2,76 ≤ x ≤ 3,50 Sangat memuaskan 23 60 % 3,51 ≤ x ≤ 4,00 Cumlaude 11 25 %

Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa sebanyak 6 orang (15%) anggota USD memiliki prestasi akademik yang memuaskan, 23 orang (60%) memiliki prestasi akademik yang sangat memuaskan, dan 11 orang (25%) memiliki prestasi yang sangat sangat memuaskan (predikat cumlaude).

c. Gambaran adversity quotient subjek berdasarkan usia.

Berdasarkan usia, gambaran adversity quotient subjek dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Usia N Adversity quotient

Rendah Sedang Tinggi

18-20 32 6 19 7

21-23 7 0 5 2

24-26 1 1 0 0

Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa adversity quotient subjek yang berusia 18-20 tahun yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 6 orang, sedang 19 orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 7 orang. Sedangkan untuk adversity quotient subjek yang berusia 21-23 tahun yang termasuk dalam kategori sedang 5 orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 2 orang. Lalu yang berusia 25-26 tahun, hanya satu orang dan memiliki adversity quotient yang rendah.

d. Gambaran adversity quotient subjek berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, gambaran adversity quotient subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 18. Gambaran adversity quotient subjek berdasarkan jenis

Jenis Kelamin N Adversity quotient

Rendah Sedang Tinggi

Laki-laki 8 1 4 3

Perempuan 32 5 21 6

Dari tabel 18 tersebut juga dapat dilihat bahwa adversity quotient anggota USD yang berjenis kelamin laki-laki yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 1 orang, sedang 4 orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 3 orang. Sedangkan pada subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 5 orang, sedang 21 orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 6 orang.

e. Gambaran prestasi akademik subjek berdasarkan usia.

Berdasarkan usia, gambaran prestasi akademik subjek dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:

Usia N prestasi akademik Memuaskan Sangat memuaskan cumlaude 18-20 32 5 21 6 21-23 7 0 6 1 24-26 1 0 1 0

Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa prestasi akademik subjek yang berusia 18-20 tahun yang termasuk dalam kategori memuaskan sebanyak 5 orang, sangat memuaskan 21 orang dan yang termasuk dalam kategori cumlaud sebanyak 6 orang. Sedangkan untuk prestasi akademik subjek yang berusia 20-23 tahun yang termasuk dalam kategori sangat memuaskan 6 orang dan yang termasuk dalam kategori cumlaude sebanyak 1 orang. Lalu yang berusia 24-26 tahun, hanya satu orang dan memiliki prestasi akademikyang sangat memuaskan.

f. Gambaran prestasi akademik subjek berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, gambaran prestasi akademik subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Jenis Kelamin N Prestasi akademik Memuaskan Sangat memuaskan cumlaude Laki-laki 8 0 6 2 Perempuan 32 5 20 7

Dari tabel 20 tersebut juga dapat dilihat bahwa prestasi akademik anggota USD yang berjenis kelamin laki-laki yang termasuk dalam kategori sangat memuaskan sebanyak 6 orang dan yang termasuk dalam kategori cumlaude sebanyak 2 orang. Sedangkan pada subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan yang termasuk dalam kategori memuaskan sebanyak 5 orang, sangat memuaskan 20 orang dan yang termasuk dalam kategori cumlaude sebanyak 7 orang.

5. Pembahasan

Hasil penelitian pada 40 responden anggota USD menunjukkan adanya hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik. Artinya, prestasi akademik seseorang akan dapat ditinjau dari adversity quotient seseorang karena

adversity quotient mengacu kepada kemampuan seseorang untuk mengahadapi masalah, salah satunya adalah permasalahan dalam bidang akademik. Maka dari itu hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan antara

konteks ini maka banyak hal yang berhubungan dengan prestasi akademik. Namun dapat disimpulkan bahwa adversity quotient berkontribusi dalam kesuksesan akademis. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Goleman (2001) yang menyatakan bahwa tidak hanya emotional dan intelligence quotient saja yang diperlukan oleh mahasiswa untuk mencapai prestasi yang baik, namun juga adversity quotient terutama dalam kajian menghadapi masalah dalam proses belajar dan juga berorganisasi.

Anggota USD terdiri dari individu yang memiliki variasi dari segi umur dan jenis kelamin. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa anggota USD memiliki lebih banyak anggota berjenis kelamin wanita dan 80% dari anggotanya berumur 18-20 tahun.

Sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Frenty (2010) bahwa mahasiswa akan sangat membutuhkan adversity quotient dalam menghadapi tugasnya sebagai pelajar, karena dalam proses perkuliahan akan terdapat banyak tantangan, sehingga bagaimana respon mahasiswa terdapat masalah-masalah yang ada akan sangat menentukan kesuksesannya dalam prestasi akademik.

Penelitian dari Wicaksono (2011) membuktikan bahwa mahasiswa yang mengikuti organisasi akan memiliki adversity quotient yang tinggi. Hal ini juga dibuktikan dari penelitian dimana kebanyakan anggota USD memiliki adversity quotient yang berada pada tingkat menengah dan tinggi (campers dan climbers). Berdasarkan kategorisasi, kebanyakan anggota USD memiliki adversity quotient

anggota USD juga memiliki prestasi akademik yang sangat memuaskan yaitu 23 orang dari 40 orang (60%).

Menurut Sukmadinata (2005), prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapan- kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Dalam organisasi, individu dilatih untuk memilki kapasitas dalam hal menghadapi masalah, baik dalam organisasi maupun akademis. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa kemampuan dan kecakapan yang dimiliki anggota USD membantu mereka dalam mendapatkan prestasi akademik yang baik.

Dalam adversity quotient, terdapat beberapa dimensi yaitu control, origin and ownership, reach dan endurance. Aspek-aspek tersebut sangat berkontribusi dalam pembentukan adversity quotient individu. Dalam skala penelitian telah disusun beberapa item yang dapat melihat bagaimana setiap aspek dari adversity quotient

akan mempengaruhi tinggi rendahnya adversity quotient yang dimiliki mahasiswa dalam berproses secara akademis maupun berdinamika dalam organisasi.

Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa menurut Ahmadi (2004) dapat berasal dari internal dan eksternal. Bila dikaitkan dengan adversity quotient, maka faktor internal berperan dalam meningkatkan prestasi akademik, dimana ketika mereka menghadapi masalah, maka faktor internal yang mereka miliki, yaitu adversity quotient akan menjadi penentu respon anggota USD dalam menghadapi masalah, yang bisa saja menjadi faktor eksternal yang menghambat prestasi akademik yang baik.

Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan dan kesempatan, serta motivasi sosial. Hal ini menjadi tolak ukur bagaimana anggota USD mendapatkan motivasi sosial dalam hal berlomba di kompetisi debat dan meraih prestasi akademik yang memuaskan. Hal ini mendukung penelitian Sukmadinata (2005) yang menyatakan bahwa kualitas yang dimiliki individu juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang baik dan mendorong individu untuk mencapai tujuan.

Dari teori yang dikemukakan oleh Stolz (2000), ada beberapa tingkatan kesulitan, yang dimana kesulitan dalam berprestasi prestasi ditentukan oleh bagaimana individu menghadapi kesulitan yang lain (kesulitan dari dalam diri inidividu maupun dalam insititusi). Dari penelitian ini dapat ditinjau bahwa ketika anggota USD memiliki adversity quotient yang sedang dan tinggi maka prestasi akademik anggota USD juga cenderung memuaskan. Hal ini sejalan dengan asumsi bahwa ketika anggota USD dapat menghadapi masalah dalam dirinya sendiri, maka kesulitan dalam hal akademis dapat diselesaikan.

BAB 5

Dokumen terkait