• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa USU Society for Debating

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Adversity Quotient dengan Prestasi Akademik pada Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa USU Society for Debating"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN A

(2)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0 Excludeda 0 .0 Total 100 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .717 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

(3)

ITEM14 51.49 53.889 .310 .703 ITEM15 51.41 54.022 .361 .699 ITEM16 51.16 53.105 .415 .694 ITEM17 51.52 52.212 .310 .704 ITEM18 51.22 52.901 .366 .698 ITEM19 51.20 53.232 .373 .698 ITEM20 51.48 52.737 .322 .702

Pengolahan 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0 Excludeda 0 .0 Total 100 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .713 12

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

(4)

ITEM8 28.43 30.571 .276 .705 ITEM9 28.80 30.788 .297 .701 ITEM14 28.98 30.202 .320 .698 ITEM15 28.90 30.071 .403 .687 ITEM16 28.65 29.987 .392 .688 ITEM17 29.01 27.808 .399 .687 ITEM18 28.71 28.370 .480 .674 ITEM19 28.69 29.691 .388 .688 ITEM20 28.97 28.494 .398 .686

Pearson product moment table, significancy of 100 sample = r: 0,164

Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation .33354856 Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .089

Negative -.134

Kolmogorov-Smirnov Z .848

Asymp. Sig. (2-tailed) .469 a. Test distribution is Normal.

(5)

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total N Percent N Percent N Percent IPK * AQ 40 83.3% 8 16.7% 48 100.0%

Report

IPK

AQ Mean N Std. Deviation

24 2.4800 1 .

25 2.8567 3 .28449 26 2.9800 2 .16971 27 3.2200 2 .01414 28 2.9900 3 .35384 29 3.1000 3 .32512 30 3.3600 2 .22627 31 3.2900 2 .08485 32 3.5300 3 .06083 33 3.2825 4 .21701 34 3.4725 4 .44425 35 3.4650 2 .68589 36 3.0800 4 .38166 37 3.1775 4 .43300

38 3.4700 1 .

(6)

Uji linearitas

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig. IPK *

AQ

Between Groups (Combined) 2.123 14 .152 1.298 .276 Linearity .706 1 .706 6.041 .021 Deviation from Linearity 1.417 13 .109 .933 .536

Within Groups 2.922 25 .117

Total 5.045 39

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared IPK * AQ .374 .140 .649 .421

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

AQ 40 24 38 31.55 4.076

Valid N (listwise) 40

Descriptive Statistics

(7)

Hasil penelitian - Korelasi

Correlations

AQ IPK AQ Pearson Correlation 1 .374*

Sig. (2-tailed) .017

N 40 40

IPK Pearson Correlation .374* 1 Sig. (2-tailed) .017

N 40 40

(8)

LAMPIRAN B

(9)

No :

SKALA PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

(10)

KATA PENGANTAR

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk lulus skripsi Fakultas

Psikologi USU, saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan saya

peroleh dengan adanya kerjasama dari anda dalam mengisi skala ini.

Skala ini terdiri dari 12 pernyataan yang menggambarkan diri

anda. Dalam mengisi skala ini

tidak ada jawaban benar atau salah.

Yang saya harapkan dan perlukan adalah jawaban yang paling

mendekati pendapat atau keadaan anda yang sesungguhnya. Karena itu,

saya mohon anda bersedia memberikan jawaban yang

sejujur-jujurnya

tanpa mendiskusikan dengan orang lain.

Semua jawaban akan dijaga

kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian

ini saja.

Cara menjawab pernyataan-pernyataan tersebut akan dijelaskan

dalam petunjuk pengisian. Oleh karena itu, perhatikan terlebih dahulu

petunjuk pengisian sebelum Anda mulai mengerjakan. Bacalah setiap

pernyataan yang terlewati atau belum terisi.

Bantuan anda dalam menjawab pernyataan pada skala ini

merupakan bantuan yang sangat besar artinya bagi saya. Untuk itu saya

mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Peneliti

(11)

IDENTITAS DIRI

Nama / inisial

:

L/W*

Fakultas/NIM

:

Usia

:

Unit Kegiatan Mahasiwa:

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini ada sejumlah pernyataan. Baca dan pahami

baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah

satu pilihan yang tersedia di sebelah kanan pernyataan

berdasarkan keadaan diri Anda yang sesungguhnya. Pilihan

yang tersedia yaitu :

Sangat Sesuai

: SS

Sesuai

: S

Netral/ragu-ragu

: N

Tidak Sesuai

: TS

(12)

*

lingkari jawaban yang sesuai

Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan yang paling

sesuai untuk menggambarkan keadaan diri anda.

Contoh :

NO

PERNYATAAN

SS

S

N

TS STS

1

Saya belajar setiap malam

SS

S

N

TS STS

Jika anda ingin mengganti jawaban anda, berikan tanda = pada

jawaban yang salah dan berikan tanda silang pada kolom

jawaban yang anda anggap paling sesuai.

Contoh Koreksi Jawaban:

NO

PERNYATAAN

SS

S

N

TS STS

1

Saya belajar setiap malam

SS

S

N

TS STS

(13)

NO

PERNYATAAN

SS

S

N

TS

STS

1

Saya mampu bertahan

dalam situasi yang sulit

SS

S

N

TS STS

2

Saya akan selalu mencari

penyebab permasalahan

dalam belajar

SS

S

N

TS STS

3

Kegagalan saya dalam

kompetisi akan membuat

saya berlatih lagi

SS

S

N

TS STS

4

Saya tidak dapat merubah

situasi ketika ada masalah

SS

S

N

TS STS

5

Saya langsung

memperbaiki kesalahan

ketika saya ditegur

SS

S

N

TS STS

6

Meskipun saya lelah, saya

akan tetap belajar

SS

S

N

TS STS

7

Saya akan tetap belajar

walaupun saya punya

banyak masalah

SS

S

N

TS STS

8

Saya tidak ingin curang

ketika ujian

SS

S

N

TS STS

9

Ketika sedang belajar, saya

memikirkan masalah lain

(14)

Membagi waktu bukanlah

hal sulit bagi saya

SS

S

N

TS STS

11

Ketika nilai saya buruk,

saya akan menyalahkan

dosen

SS

S

N

TS STS

12

Saya tidak suka bersaing

dalam proses perkuliahan

SS

S

N

TS STS

Mohon periksa kembali jawaban Anda, pastikan tidak ada pernyataan

yang belum diisi.

Terima Kasih Banyak

(15)

Skala TRY OUT

NO

PERNYATAAN

SS

S

N

TS

STS

1

Saya merubah cara

berpikir ketika saya salah

SS

S

N

TS STS

2

Saya tidak peduli dengan

permasalahan organisasi

SS

S

N

TS STS

3

Saya mampu bertahan

dalam situasi yang sulit

SS

S

N

TS STS

4

Saya akan selalu mencari

penyebab permasalahan

dalam belajar

SS

S

N

TS STS

5

Kegagalan saya dalam

kompetisi akan membuat

saya berlatih lagi

SS

S

N

TS STS

6

Saya akan mencari solusi

ketika saya berselisih

dengan anggota lain

SS

S

N

TS STS

7

Saya akan evaluasi diri

ketika saya mendapatkan

IP rendah

SS

S

N

TS STS

8

Saya langsung

memperbaiki kesalahan

(16)

Saya tidak dapat merubah

situasi ketika ada masalah

SS

S

N

TS STS

10

Saya tidak akan berpikir

panjang dalam menghadapi

masalah

SS

S

N

TS STS

11

Saya mampu menghadapi

segala resiko yang menimpa

saya

SS

S

N

TS STS

12

Saya berusaha untuk

mengejar IP diatas 3.00

SS

S

N

TS STS

13

Saya tetap tenang ketika

menerima kritik dari orang

lain

SS

S

N

TS STS

14

Meskipun saya lelah, saya

akan tetap belajar

SS

S

N

TS STS

15

Saya akan tetap belajar

walaupun saya punya

banyak masalah

SS

S

N

TS STS

16

Saya tidak ingin curang

ketika ujian

SS

S

N

TS STS

17

Ketika sedang belajar, saya

memikirkan masalah lain

SS

S

N

TS STS

18

Membagi waktu bukanlah

hal sulit bagi saya

(17)

Ketika nilai saya buruk,

saya akan menyalahkan

dosen

SS

S

N

TS STS

20

Saya tidak suka bersaing

dalam proses perkuliahan

(18)

LAMPIRAN C

(19)

Responden 1 35 2,98 Perempuan 19

Responden 2 31 3,23 Perempuan 20

Responden 3 28 2,61 Perempuan 19

Responden 4 25 2,53 Perempuan 19

Responden 5 33 3,28 Perempuan 20

Responden 6 28 3,05 Perempuan 19

Responden 7 36 2,51 Perempuan 20

Responden 8 27 3,23 Perempuan 20

Responden 9 38 3,47 Perempuan 20

Responden 10 25 2,99 Perempuan 19

Responden 11 30 3,52 Perempuan 20

Responden 12 32 3,50 Perempuan 18

Responden 13 29 3,23 Perempuan 21

Responden 14 24 2,48 Perempuan 20

Responden 15 35 3,95 Laki-laki 20

Responden 16 36 3,32 Perempuan 21

Responden 17 30 3,20 Perempuan 20

Responden 18 28 3,31 Laki-laki 21

Responden 19 34 3,67 Perempuan 19

Responden 20 32 3,60 Perempuan 21

Responden 21 37 2,80 Perempuan 18

Responden 22 34 3,76 Perempuan 19

Responden 23 36 3,25 Perempuan 20

Responden 24 34 3,65 Perempuan 21

Responden 25 31 3,35 Perempuan 20

Responden 26 33 3,56 Perempuan 20

Responden 27 25 3,05 Perempuan 20

Responden 28 33 3,26 Perempuan 20

Responden 29 36 3,24 Perempuan 20

Responden 30 29 3,34 Perempuan 21

Responden 31 37 3,65 Laki-laki 20

Responden 32 37 3,44 Laki-laki 21

Responden 33 26 3,10 Perempuan 20

Responden 34 33 3,03 Perempuan 20

Responden 35 27 3,21 Laki-laki 19

Responden 36 26 2,86 Laki-laki 26

Responden 37 32 3,49 Laki-laki 20

(20)

LAMPIRAN D

(21)

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 Sum

S1 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 2 35

S2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 31

S3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3 2 28

S4 3 2 1 2 2 3 3 3 1 4 0 1 25

S5 3 3 2 3 3 4 1 3 3 4 2 2 33

S6 3 4 2 1 1 1 2 4 3 3 3 1 28

S7 4 4 3 2 3 2 2 4 2 4 4 2 36

S8 3 2 3 2 3 3 4 2 1 1 2 1 27

S9 3 3 2 4 4 4 4 2 3 2 4 3 38

S10 3 2 2 1 3 3 3 3 1 1 3 0 25

S11 3 3 4 2 2 1 2 2 3 2 4 2 30

S12 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 32

S13 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 3 29

S14 3 3 3 3 3 0 1 3 1 1 2 1 24

S15 3 4 3 1 4 4 4 4 3 1 1 3 35

S16 3 3 4 3 4 3 2 4 2 3 2 3 36

S17 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 30

S18 4 3 4 3 2 2 1 3 1 0 4 1 28

S19 3 3 4 3 4 3 3 3 0 3 3 2 34

S20 3 3 3 2 3 4 2 2 1 2 4 3 32

S21 4 3 4 2 3 3 4 3 1 3 3 4 37

S22 3 3 3 2 4 3 4 2 4 2 2 2 34

S23 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 4 36

S24 3 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 3 34

S25 3 2 4 3 3 2 1 4 2 3 2 2 31

S26 4 3 2 4 3 2 3 1 3 3 2 3 33

S27 3 3 3 2 4 1 1 4 0 2 2 0 25

S28 4 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 33

S29 3 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 4 36

S30 3 3 3 2 4 2 1 2 2 1 2 4 29

S31 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 37

S32 4 4 4 3 3 3 3 1 0 4 4 4 37

S33 3 2 2 4 3 2 0 2 1 2 2 3 26

S34 3 3 2 4 4 2 2 4 2 2 3 2 33

S35 3 2 4 2 3 1 2 1 2 3 2 2 27

S36 3 2 2 3 3 1 3 3 3 2 1 0 26

S37 2 4 3 1 4 1 1 1 4 3 4 4 32

S38 3 2 3 3 3 2 0 3 2 2 3 3 29

S39 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 1 37

(22)

Daftar Pustaka

Ahmadi, A. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Alfiyah, N. 2012. Hubungan Adversity Quotient Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Tempel. Yogyakarta: Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

As’ari, D.K. 2007. Mengenal Mahasiswa dan Seputar Organisasinya. [on-line]. Diakses tanggal 1 Mei 2015

Barlianto, E.S. 2006. Kecerdasan Mengatasi Masalah Juga Perlu. http://www.tabloid-nakita.com, Diakses Tanggal 1 Mei 2015

Biro Kemahasiswaan & Kealumnian Universitas Sumatera Utara. 2010. Refleksi Kegiatan Biro Kemahasiswaan & Kealumnian (BKK) Universitas Sumatera Utara.

Biro Kemahasiswaan & Kealumnian Universitas Sumatera Utara. 2010. Peraturan akademik Program Sarjana Universitas Sumatera Utara

Dani, Ronnie M. 2006.The Power of Emotional & Adversity Quotient for Teachers.

Jakarta: Hikmah.

Direktorat Kelembagaan. 2006. POLBANGMAWA (Pola Pengembangan Kemahasiswaan). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional – Republik Indonesia.

Djamarah, dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Frenty, N. 2010. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa D-IV Kebidanan FK UNS. Surakarta: Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Hanifah, Syukriy Abdullah 2001, Pengaruh Perilaku Belajajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi, Media Riset Akuntansi, Auditing dan informasi,Volume 1, No 3, 63-68

(23)

Marindra, E. L. 2009. Hubungan adversity quotient dengan kecemasan menghadapi ujian nasional. Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia.

Naam, Sahputra. 2009. Hubungan konsep diri dengan prestasi akademik mahasiswa S1 keperawatan semester III kelas ekstensi PSIK FK USU medan (Skripsi). Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kedokteran. Diunduh tanggal 1 Mei 2015, dari http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/14291/1/09E00579

Ngalim Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung:Rosda Karya

Nashori.2007. Pelatihan Adversity Intellegence untuk Meningkatkan Kebermaknaan Hidup Remaja Panti Asuhan. Jurnal Psikologi No.23 Thn XII Januari 2007

Santrock, J. W. 2001. Educational psychology. Boston: McGraw-Hill.

Setyaningtyas, E. 2011. Hubungan Adversity Quotient (AQ) Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Kebidanan Universitas Sebelas maret. Surakarta: D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sobur, Alex. (2006). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Stolz, P. G. 2000. Adversity quotient: Mengubah hambatan menjadi peluang. Grasindo: Jakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syah, M. 2006. Psikologi belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Waidi, 2006. Mengapa Banyak Mahasiswa UT yang Drop Out. http://www.suara merdeka. Com

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah elemen penting dalam penelitian, sebab metode

penelitian membatasi penelitian dengan garis-garis yang sangat cermat untuk

menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari penelitian dapat memiliki keilmiahan

yang tinggi (Hadi, 2000). metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian

karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan

pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian

meliputi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel,

dan teknik pengambilan sampel penelitian, metode pengambilan data, uji validitas,

daya beda aitem, dan reliabilitas alat ukur, prosedur penelitian, dan metode analisa

data.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi,

karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara

Adversity Quotient dengan prestasi akademik anggota unit kegiatan mahasiswa USU Society for Debating

A. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel adalah suatu konsep tentang atribut ataupun sifat yang terdapat pada

(25)

(Azwar, 2000). Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka yang menjadi variabel

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel bebas : Adversity Quotient

2. Variabel tergantung : Prestasi akademik.

B. DEFINISI OPERASIONAL

1. Adversity Quotient: Adversity Quotient adalah kemampuan individu anggota USD untuk menghadapi tekanan serta memecahkan masalah

dalam organisasi dan lingkungan akademis

Adversity Quotient akan diukur dengan menggunakan skala Adversity Quotient dari Stoltz (2000) untuk meninjau apakah individu memiliki tingkat Adversity Quotient yang tinggi atau rendah. Skala ini berdasarkan 4 dimensi adversity quotient yaitu:

a. Control (c) : kemampuan anggota USD dalam mengontrol diri dan memiliki kemampuan untuk merubah situasi sulit

b. Origin and ownership (o2) : memiliki kesadaran atas masalah yang dihadapi dan mencari sebabnya

c. Reach (r) : membatasi jangkauan permasalagan dan berpikir ke depan dalam mengambil keputusan

(26)

2. Prestasi Akademik: nilai hasil belajar dari mahasiswa yang dapat dilihat dari Indeks prestasi kumulatif Anggota USD pada periode aktif kuliah

sampai akhir tahun 2015

C. POPULASI

Populasi adalah keseluruhan individu yang dimaksudkan untuk diteliti.

Populasi dibatasi sebagai jumlah individu yang paling sedikit memiliki sifat yang

sama (Hadi, 2000). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh anggota Unit

Kegiatan Mahasiswa USU Society for Debating. Penelitian ini menggunakan penelitian populasi yang mana semua anggota dari populasi akan menjadi subjek

penelitian yaitu sebanyak 40 orang.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode atau teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian

mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti

(Azwar, 2000). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala. Metode skala

digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis

yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku

yang diterjemahkan dalam bentuk item.

Skala yang digunakan pada penelitian adalah skala Likert. Skala ini

(27)

sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2005). Prosedur skala dengan metode

Likert didasari oleh dua asumsi yaitu :

1. Setiap pernyataan sikap yang disepakati sebagai pernyataan yang

favorable (mendukung) atau yang unfavorable (tidak mendukung).

2. Jawaban dari individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot

yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang

mempunyai sikap negatif.

Adapun skala yang akan digunakan yaitu skala Adversity Quotient. Skala ini digunakan untuk mengungkap tingkat Adversity Quotient dari subjek penelitian. Dalam melakukan penyusunan skala, peneliti menggunakan dimensi

adversity quotient menurut Stolz (2000) meliputi control, origin & ownership, reach dan endurance.

Setiap aspek-aspek di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan

mendukung dan tidak mendukung, dimana subjek diberikan lima alternative

pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk aitem yang mendukung, pilihan SS = 4, pilihan

S = 3, pilihan N = 2, pilihan TS = 1, dan pilihan STS = 0. Sedangkan untuk aitem

yang tidak mendukung pilihan SS = 0, pilihan S = 1, pilihan N = 2, pilihan TS = 3,

dan pilihan STS = 4. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor

jawaban maka semakin tinggi level adversity quotient dari subjek.

(28)

dalam skala adversity quotient merupakan pernyataan yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju

(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 2. Jumlah Item Skala Adversity Quotient

No. Dimensi Indikator Fav Unfav

Jumlah

item

bobot

1. Control a. Mengendalikan diri ketika ada masalah

b. Mencari solusi dan berpikir jangka panjang

4 1 5 25%

2. Origin and Ownership

a. Membagi waktu dengan baik

b. Peduli dengan masalah yang

ada

3 2 5 25%

3. Reach a. Tidak berhenti berlatih ketika menemui kegagalan

b. Mengevaluasi diri dalam setiap

permasalahan

3 2 5 25%

4. Endurance a. Bertahan dalam situasi yang sulit

b. Tetap berlatih walaupun

menghadapi masalah

4 1 5 25%

(29)

Tabel 3. Blueprint Skala Adversity Quotient (sebelum uji coba)

No Dimensi Favorable Unfavorable

1 Control 1, 8, 16, 11 9

2. Origin and ownership 4, 7, 18, 2, 19

3. Reach 13,15,5 10, 17

4. Endurance 3,6, 14, 12 20

Pengklasifikasian tinggi atau rendahnya Adversity Quotient anggota USD yaitu dengan mencari mean dan standard deviasi. Setelah itu membuat rentang sebanyak tiga klasifikasi, yaitu tinggi, sedang dan rendah berdasrkan rumus:

Tabel 4. Kategorisasi norma nilai Adversity Quotient

Rentang Nilai Kategori

X < (µ-1,0ϭ) Rendah

(µ-1,0ϭ) Sedang

Tinggi

E. Validitas, Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

Uji validitas pada penelitian ini didasarkan pada validitas isi yakni

(30)

yang akan di ukur, yang dalam penelitian ini adalah skala adversity quotient.. Peneliti juga akan merujuk pada professional judgement dalam penseleksian item untuk menghindari adanya kalimat-kalimat yang ambigu, lalu kemudian akan

melakukan uji coba item (try out) kepada subjek dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian.

Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut

dengan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan

dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya

selaras atau sesuai dengan fungsi ukur Atau dengan kata lain, memilih aitem yang

mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan

(Azwar, 2012). Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi

koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria

yang relevan yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan aplikasi SPSS

reliabilityanalysis sehingga didapatkan koefisien aitem total yang telah dikoreksi dan koefisien tersebut merupakan statistik daya beda aitem yang lebih akurat.

Azwar (2012) mengemukakan bahwa alat ukur yang berkualitas baik

adalah alat ukur yang reliabel. Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan

adalah dengan metode internal consistency. Pengujian reliabilitas dengan metode

(31)

G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Pada penelitian ini, uji statistika yang digunakan adalah uji korelasi

Pearson Product Moment dengan menggunakan bantuan SPPS 17.0 for Windows Evaluation Version. Dalam melakukan metode analisis data dengan uji korelasi

Person Product Moment perlu dilakukan uji asumsi normalitas dan uji asumsi linearitas. Uji asumsi normalitas adalah uji asumsi mengenai data yang

terdistribusi secara normal. Sedangkan uji asumsi linearitas adalah uji asumsi

bahwa dua data yang ingin diteliti hubungannya telah memenuhi asumsi garis

linear (penurunan atau kenaikan nilai variabel X diikuti oleh kenaikan atau

penurunan nilai variabel Y).

H. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Hasil analisis skala Adversity Quotient menunjukkan 12 item yang memiliki daya beda tinggi dari 20 item yang diujicobakan (tryout). Koefisien korelasi bergerak dari 2,76 sampai 0,480 dengan cronbach alpha mencapai 0,713 (termasuk tinggi). Dari 20 item yang diujicobakan, maka ada 8 item yang gugur, yaitu item no 1,2, 6,

7, 10, 11, 12, 13. Untuk skala setelah uji coba akan dilakukan penomoran ulang

dan untuk setiap dimensinya, terdapat 1 item unfavorable dan 2 item favorable

(32)
[image:32.596.110.519.140.285.2]

Tabel 5. Blueprint Skala Adversity Quotient (setelah uji coba)

No Dimensi Favorable Unfavorable

1 Control 8, 16, 9

2. Origin and ownership 4, 18, 19

3. Reach 5,15 17

4. Endurance 3, 14, 20

Setelah item diujicobakan, maka untuk skala penelitian, dilakukan

penomoran ulang seperti yang dapat dilihat di tabel 6.

Tabel 6. Blueprint Skala Adversity Quotient

No Dimensi Favorable Unfavorable

Total

item

Bobot

1 Control 5,8 4 3 25%

2. Origin & ownership 2,10, 11 3 25%

3. Reach 3,7, 9 3 25%

4. Endurance 1,6, 12 3 25%

[image:32.596.108.517.433.640.2]
(33)

I. PROSEDUR PENELITIAN

Dalam penelitian ini, terdapat 3 tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Tahap persiapan

Peneliti membuat alat ukur berdasarkan paparan teori, dan membuat 20

aitem untuk adversity quotient. Peneliti kemudian meminta rujukan kepada dosen pembimbing yang merupakan dosen psikologi

pendidikan dan beberapa dosen sebagai professional judgement

sebagai rujukan. Lalu peneliti memberikan alat ukur tersebut kepada 7

orang untuk dimintai tanggapannya dan kembali merevisi alat ukur

tersebut. Peneliti juga kemudian mencari informasi mengenai Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang akan dijadikan sampel tryout pada alat ukur. Setelah mendapatkan jadwal aktif masing-masing UKM,

maka peneliti membuat janji untuk menyebarkan skala pada setiap

anggota UKM yang berorientasi pada kompetisi yaitu marching band

USU, UKM Robotik, Merpati Putih, UKM sepak bola dan basket.

Peneliti melakukan uji coba kepada 100 orang anggota UKM.

2. Tahap pelaksanaaan

Peneliti menyebarkan skala uji coba kepada sejumlah UKM, dan

menguji daya beda item pada skala. Setelah didapatkan 12 aitem dari

20 aitem yang diujikan, maka peneliti memberikan skala tersebut

(34)

oleh anggota USD maka peneliti mengecek IPK dari anggota USD

yang dapat dilihat dari direktori mahasiswa universitas sumatera utara.

3. Tahap Pengolahan Data

Setelah diperoleh data dari masing-masing subjek penelitian, maka

untuk pengolahan data selanjutnya, diolah dengan menggunakan

bantuan aplikasi SPSS

J. METODE ANALISA DATA

Azwar (2005) mengemukakan bahwa pengolahan data penelitian yang sudah

diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian

rupa sehingga dapat dibaca dan dapat diinterpretasikan.

Pada penelitian ini penggunaan analisa statistik dimaksudkan untuk menguji

hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuannya untuk melihat hubungan

antara variabel bebas (Adversity Quotient) dengan variabel tergantung (prestasi akademik). Teknik statistik yang digunakan untuk membuktikan hipotesa tersebut

adalah teknik korelasi pearson product moment. Hal ini dikarenakan pearson product moment biasanya dipakai untuk melukiskan hubungan dua gejala dengan skala interval (Azwar, 2005). Seluruh analisa data dilakukan dengan

menggunakan SPSS for Windows 17.0 version. Sebelum data dianalisis dengan metode korelasional untuk melihat hubungan antara kedua variabel, maka data

yang telah diperoleh terlebih dahulu harus diuji asumsi. Adapun uji asumsi yang

(35)

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel

bebas (Adversity Quotient) dan variabel tergantung (prestasi akademik) terdistribusi secara normal. Pengukuran normalitas dilakukan dengan

menggunakan kolmogorov smirnov goodness of fit test dengan menggunakan

SPSS for Windows 17.0 version.. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai Z < 1.97 (Hadi, 2000).

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data

penelitian, yaitu variabel bebas (Adversity Quotient) dan variabel tergantung (prestasi akademik) memiliki hubungan yang linear. Uji linearitas dilakukan

dengan menggunakan teknik Uji F dengan menggunakan SPSS for Windows 17.0 version. Jika p < 0,05 maka hubungannya antara variabel bebas dengan variable tergantung dinyatakan linier, sebaliknya jika p > 0,05 berarti hubungan antara

(36)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dari hasil penelitian yang

diperoleh beserta pembahasannya. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan

gambaran umum subjek penelitian kemudian dilanjutkan dengan hasil penelitian

A.Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 40 orang anggota USD yang telah memenuhi

karakteristik penelitian. Dari data tersebut dapat diambil gambaran dari segi usia dan

jenis kelamin.

1. Gambaran subjek berdasarkan usia

[image:36.612.108.517.484.627.2]

Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh data subjek sebagai berikut:

Tabel 7. Penyebaran subjek berdasarkan usia

Usia Frekuensi (N) Persentase

18-20 32 80 %

21-23 7 17,5%

24-26 1 2,5%

(37)

Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian yang

berusia 18-20 tahun adalah 32 orang (80%), dan yang berusia 21-23 tahun sebanyak 7

orang (17,5%) dan yang berumur diatas 24-26 tahun sebanyak 1 orang (2,5%).

2. Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian maka diperoleh data subjek sebagai

berikut:

Tabel 8. Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 8 20 %

Perempuan 32 80 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 orang (20%), dan yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 32 orang (80%).

B.Hasil Penelitian

Berikut ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian yang meliputi uji asumsi

(38)

hubungan antara adversity quotient dan prestasi akademik yang telah diolah menggunakan aplikasi SPSS

1. Uji normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data dalam

penelitian ini terdistribusi secara normal. Uji normalitas sebaran dalam penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov satu sampel. Kaidah yang digunakan yaitu jika p > 0.05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p < 0.05 maka sebaran data

tidak normal.

[image:38.612.134.520.403.489.2]

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 9. Hasil uji coba normalitas

Variabel Nilai z Nilai P Keterangan

Adversity quotient &

prestasi akademik

0,848 0,469 Sebaran

normal

Variabel-variable pada tabel 9 di atas memiliki nilai Z < 1.97 dan p>0.05, sehingga

dapat disimpulkan bahwa persyaratan uji normalitas sudah terpenuhi.

2. Uji linearitas

(39)
[image:39.612.123.522.263.378.2]

Variabel adversity quotient dapat dikatakan memiliki hubungan yang linear terhadap variabel prestasi akademik apabila memiliki nilai p < 0.05 untuk linearity dan p > 0.05 untuk deviation from linearity. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10. Hasil uji linearitas

Variabel Linearity Deviation from

linearity

Keterangan

Adversity quotient &

prestasi akademik

0,021 0,536 Hubungan linier

Berdasarkan tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa nilai p = 0.021 yang berarti

bahwa nilai p < 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang linier

antara adversity quotient dan prestasi akademik. Sesuai dengan hasil uji asumsi di atas, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi normal dan linier,

sehingga dapat dilakukan pengolahan data dengan menggunakan statistik. Metode

analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesa dalam penelitian ini akan

(40)

3. Hasil utama penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara

adversity quotient dengan prestasi akademik. Hipotesis penelitian ini adalah “ada

hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik pada anggota UKM USD”.

Untuk pengujian statistik dilakukan perumusan hipotesa statistik yaitu:

1. Ha (Hipotesa alternatif): artinya ada hubungan antara adversity quotient

dengan prestasi akademik pada anggota UKM USD

2. Ho (Hipotesa nihil) : artinya tidak ada hubungan antara adversity quotient

dengan prestasi akademik pada anggota UKM USD

Berikut ini akan dipaparkan mengenai hubungan antara adversity quotient

[image:40.612.107.519.483.544.2]

dengan prestasi akademik yang diperoleh dengan teknik analisis pearson product moment dengan bantuan program komputer SPSS 17.0 version forwindows.

Tabel 11. Hasil analisis pearson product moment

Analisis Pearson Correlation Keterangan

Korelasi 0,374 Berkorelasi

Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.374

(korelasi lemah) Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

(41)

4. Hasil tambahan penelitian

a. Gambaran Adversity Quotient anggota USD

[image:41.612.125.518.364.451.2]

Gambaran Adversity quotient pada anggota USD dari hasil penelitian ini dapat dilihat dari skor mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum dari skor skala adversity quotient yang dimiliki oleh anggota USD. Berikut ini merupakan tabel yang memuat skor empirik pada subjek penelitian.

Tabel 12. Gambaran skor minimum, maksimum, mean dan standar deviasi

Adversity Quotient subjek

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviation

Adversity Quotient

40 24 38 31 4

Dari tabel 12 dapat kita ketahui skor adversity quotient dari 40 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 24, skor maksimum sebesar 28, mean sebesar

31, dan standard deviasi sebesar 4. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam

masing-masing kelompok , dibuat suatu kategorisasi skor berdasarkan norma

(42)
[image:42.612.152.484.125.249.2]

Tabel 13. Kategori norma nilai adversity quotient

Variabel Kategorisasi Std. Deviation

Adversity quotient

X < (µ-1,0ϭ) Rendah

(µ-1,0ϭ) Sedang

Tinggi

Keterangan:

µ = Mean hipotetik skala adversity quotient

ϭ = Standar deviasi

Berdasarkan kategorisasi norma pada tabel 13 serta skor mean dan standar

deviasi di atas maka diperoleh penggolongan adversity quotient serta frekuensi subjek dalam setiap kategori seperti yang ada pada tabel 14:

Tabel 14. Penggolongan adversity quotient pada anggota USD

Variabel Rentang

Skor

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Adversity quotient

X< 27 Rendah 6 15 %

27 X < 35 Sedang 24 60 %

(43)

Dari tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 6 orang (15%) anggota

USD memiliki adversity quotient yang rendah, 24 orang (60%) memiliki adversity quotient yang sedang, dan 10 orang (25%) memiliki adversity quotient yang tinggi.

b. Gambaran prestasi akademik anggota USD

Perhitungan Indeks Prestasi dan Indeks Prestasi Kumulatif dilakukan oleh bagian

pendidikan Fakultas. Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif dapat dikelompokkan

[image:43.612.107.520.385.531.2]

dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 15. Klasifikasi indeks prestasi akademik

NO KATEGORI INDEKS PRESTASI

AKADEMIK

1 Memuaskan 2,00 ≤x ≤ 2,75

2 Sangat Memuaskan 2,76 ≤ x ≤ 3,50

3 Cumlaude 3,51 ≤ x ≤ 4,00

Berdasarkan kategorisasi norma pada tabel 15 di atas maka diperoleh

(44)

Variabel Rentang

Skor

Kategorisasi Frekuensi (N) Persentase

Prestasi

Akademik

(IPK)

2,00 ≤ x ≤

2,75

Memuaskan 6 15 %

2,76 ≤ x ≤

3,50

Sangat

memuaskan

23 60 %

3,51 ≤ x ≤

4,00

Cumlaude 11 25 %

Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa sebanyak 6 orang (15%) anggota USD

memiliki prestasi akademik yang memuaskan, 23 orang (60%) memiliki prestasi

akademik yang sangat memuaskan, dan 11 orang (25%) memiliki prestasi yang

sangat sangat memuaskan (predikat cumlaude).

c. Gambaran adversity quotient subjek berdasarkan usia.

(45)

Usia N Adversity quotient

Rendah Sedang Tinggi

18-20 32 6 19 7

21-23 7 0 5 2

24-26 1 1 0 0

Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa adversity quotient subjek yang berusia 18-20 tahun yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 6 orang, sedang 19 orang dan

yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 7 orang. Sedangkan untuk adversity quotient subjek yang berusia 21-23 tahun yang termasuk dalam kategori sedang 5 orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 2 orang. Lalu yang berusia

25-26 tahun, hanya satu orang dan memiliki adversity quotient yang rendah.

d. Gambaran adversity quotient subjek berdasarkan jenis kelamin

[image:45.612.200.469.98.242.2]

Berdasarkan jenis kelamin, gambaran adversity quotient subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 18. Gambaran adversity quotient subjek berdasarkan jenis

(46)

Jenis Kelamin N Adversity quotient

Rendah Sedang Tinggi

Laki-laki 8 1 4 3

Perempuan 32 5 21 6

Dari tabel 18 tersebut juga dapat dilihat bahwa adversity quotient anggota USD yang berjenis kelamin laki-laki yang termasuk dalam kategori rendah sebanyak 1

orang, sedang 4 orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 3 orang.

Sedangkan pada subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan yang termasuk

dalam kategori rendah sebanyak 5 orang, sedang 21 orang dan yang termasuk dalam

kategori tinggi sebanyak 6 orang.

e. Gambaran prestasi akademik subjek berdasarkan usia.

Berdasarkan usia, gambaran prestasi akademik subjek dapat dilihat pada tabel 18

berikut ini:

[image:46.612.177.465.98.213.2]
(47)

Usia N prestasi akademik

Memuaskan Sangat

memuaskan

cumlaude

18-20 32 5 21 6

21-23 7 0 6 1

24-26 1 0 1 0

Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa prestasi akademik subjek yang berusia 18-20

tahun yang termasuk dalam kategori memuaskan sebanyak 5 orang, sangat

memuaskan 21 orang dan yang termasuk dalam kategori cumlaud sebanyak 6 orang.

Sedangkan untuk prestasi akademik subjek yang berusia 20-23 tahun yang termasuk

dalam kategori sangat memuaskan 6 orang dan yang termasuk dalam kategori

cumlaude sebanyak 1 orang. Lalu yang berusia 24-26 tahun, hanya satu orang dan

memiliki prestasi akademikyang sangat memuaskan.

f. Gambaran prestasi akademik subjek berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, gambaran prestasi akademik subjek penelitian dapat

[image:47.612.157.489.98.242.2]

dilihat pada tabel berikut ini:

(48)

Jenis Kelamin N Prestasi akademik

Memuaskan Sangat

memuaskan

cumlaude

Laki-laki 8 0 6 2

Perempuan 32 5 20 7

Dari tabel 20 tersebut juga dapat dilihat bahwa prestasi akademik anggota

USD yang berjenis kelamin laki-laki yang termasuk dalam kategori sangat

memuaskan sebanyak 6 orang dan yang termasuk dalam kategori cumlaude sebanyak

2 orang. Sedangkan pada subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan yang

termasuk dalam kategori memuaskan sebanyak 5 orang, sangat memuaskan 20 orang

dan yang termasuk dalam kategori cumlaude sebanyak 7 orang.

5. Pembahasan

Hasil penelitian pada 40 responden anggota USD menunjukkan adanya

hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik. Artinya, prestasi akademik seseorang akan dapat ditinjau dari adversity quotient seseorang karena

adversity quotient mengacu kepada kemampuan seseorang untuk mengahadapi masalah, salah satunya adalah permasalahan dalam bidang akademik. Maka dari itu

hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan antara

(49)

konteks ini maka banyak hal yang berhubungan dengan prestasi akademik. Namun

dapat disimpulkan bahwa adversity quotient berkontribusi dalam kesuksesan akademis. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Goleman (2001) yang

menyatakan bahwa tidak hanya emotional dan intelligence quotient saja yang diperlukan oleh mahasiswa untuk mencapai prestasi yang baik, namun juga adversity quotient terutama dalam kajian menghadapi masalah dalam proses belajar dan juga berorganisasi.

Anggota USD terdiri dari individu yang memiliki variasi dari segi umur dan

jenis kelamin. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa anggota USD memiliki lebih

banyak anggota berjenis kelamin wanita dan 80% dari anggotanya berumur 18-20

tahun.

Sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Frenty (2010) bahwa

mahasiswa akan sangat membutuhkan adversity quotient dalam menghadapi tugasnya sebagai pelajar, karena dalam proses perkuliahan akan terdapat banyak tantangan,

sehingga bagaimana respon mahasiswa terdapat masalah-masalah yang ada akan

sangat menentukan kesuksesannya dalam prestasi akademik.

Penelitian dari Wicaksono (2011) membuktikan bahwa mahasiswa yang

(50)

anggota USD juga memiliki prestasi akademik yang sangat memuaskan yaitu 23

orang dari 40 orang (60%).

Menurut Sukmadinata (2005), prestasi belajar adalah realisasi dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Dalam organisasi,

individu dilatih untuk memilki kapasitas dalam hal menghadapi masalah, baik dalam

organisasi maupun akademis. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa kemampuan

dan kecakapan yang dimiliki anggota USD membantu mereka dalam mendapatkan

prestasi akademik yang baik.

Dalam adversity quotient, terdapat beberapa dimensi yaitu control, origin and ownership, reach dan endurance. Aspek-aspek tersebut sangat berkontribusi dalam pembentukan adversity quotient individu. Dalam skala penelitian telah disusun beberapa item yang dapat melihat bagaimana setiap aspek dari adversity quotient

akan mempengaruhi tinggi rendahnya adversity quotient yang dimiliki mahasiswa dalam berproses secara akademis maupun berdinamika dalam organisasi.

Faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa

menurut Ahmadi (2004) dapat berasal dari internal dan eksternal. Bila dikaitkan

dengan adversity quotient, maka faktor internal berperan dalam meningkatkan prestasi akademik, dimana ketika mereka menghadapi masalah, maka faktor internal

yang mereka miliki, yaitu adversity quotient akan menjadi penentu respon anggota USD dalam menghadapi masalah, yang bisa saja menjadi faktor eksternal yang

(51)

Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan dan

kesempatan, serta motivasi sosial. Hal ini menjadi tolak ukur bagaimana anggota

USD mendapatkan motivasi sosial dalam hal berlomba di kompetisi debat dan

meraih prestasi akademik yang memuaskan. Hal ini mendukung penelitian

Sukmadinata (2005) yang menyatakan bahwa kualitas yang dimiliki individu juga

dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial yang baik dan mendorong individu untuk

mencapai tujuan.

Dari teori yang dikemukakan oleh Stolz (2000), ada beberapa tingkatan

kesulitan, yang dimana kesulitan dalam berprestasi prestasi ditentukan oleh

bagaimana individu menghadapi kesulitan yang lain (kesulitan dari dalam diri

inidividu maupun dalam insititusi). Dari penelitian ini dapat ditinjau bahwa ketika

anggota USD memiliki adversity quotient yang sedang dan tinggi maka prestasi akademik anggota USD juga cenderung memuaskan. Hal ini sejalan dengan asumsi

bahwa ketika anggota USD dapat menghadapi masalah dalam dirinya sendiri, maka

(52)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disimpulkan beberapa jawaban dari permasalahan dalam

penelitian ini serta akan dikemukakan beberapa saran-saran bagi penelitian di masa

mendatang dengan tema yang hampir sama

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi pada data, maka dapat ditarik

kesimpulan berupa:

1. Ada hubungan antara adversity quotient dengan prestasi akademik pada anggota unit kegiatan mahasiswa USU Society for Debating. Adapun hubungannya termasuk kategori hubungan yang lemah.

2. Berdasarkan kategorisasi, maka kebanyakan anggota USD memiliki

adversity quotient yang berada pada tingkat sedang yaitu 24 orang dari 40 orang (60%)

3. Berdasarkan kategorisasi, maka kebanyakan anggota USD memiliki

prestasi akademik yang berada pada tingkat sangat memuaskan yaitu 23

orang dari 40 orang (60%)

(53)

5. Bila ditinjau dari usia maka adversity quotient maka mahasiswa yang berumur 20-21 tahun memiliki adversity quotient yang lebih baik (28 orang pada kategori sedang dan 7 orang pada kategori tinggi). Dimana hal

ini juga sejalan dengan prestasi akademiknya (20 orang pada kategori

sangat memuaskan dan 6 orang pada kategori cumlaude)

B. SARAN

Dari peneltian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang sudah dipaparkan,

maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna untuk

kelanjutan studi ilmiah baik mengenai adversity quotient ataupun prestasi akademik.

1. Saran metodologis

a. Bagi peneliti yang tertarik melakukan penelitian mengenai adversity quotient

dan prestasi akademik sebaiknya meneliti mengenai seberapa besar pengaruh

adversity quotient terhadap prestasi akademik

b. Berdasarkan koefisien korelasi aitem total yang digunakan sebagai parameter,

(54)

2. Saran Praktis

a.Penelitian ini pada dasarnya mengungkapkan bagaimana adversity quotient

akan berhubungan dengan prestasi akademik mahasiswa terutama pada

mahasiswa yang mengikuti organisasi. Untuk instansi akademik penelitian ini

dapat dijadikan informasi agar dapat dilaksanakan beberapa upaya untuk

meningkatkan adversity quotient mahasiswa agar dapat membantu mahasiswa menghadapi masalah dalam perkuliahan

b.Penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk membentuk beberapa

strategi-strategi pada pihak Universitas Sumatera Utara untuk semakin

mengembangkan kemampuan organisasi mahasiswa agar mahasiswa terlatih

(55)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prestasi Akademik

1. Pengertian prestasi akademik

Menurut pendapat Djamarah (2002) tentang pengertian prestasi adalah

“hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual

maupun kelompok”. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak

melakukan suatu kegiatan. prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan

keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang

kegiatan tertentu. Dari beberapa pengertian prestasi di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa prestasi adalah bukti dari suatu hasil kegiatan yang dapat

dicapai baik individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Menurut Sobur (2006) prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal

kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama

beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi

belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan

lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat

diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar. Prestasi akademik

juga dapat diartikan istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat

(56)

seseorang secara optimal (Naam, 2009). Menurut Chaplin (1997) mengemukakan

bahwa prestasi akademik adalah suatu keberhasilan yang khusus dari seseorang

dalam melaksanakan tugas akademik.

2.Faktor Internal yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

a. Faktor Kesehatan Fisik

Menurut Djamarah (2002) seseorang yang mengalami kelemahan fisik baik

karena sakit maupun cacat di mana saraf sensoris dan motoriknya terganggu dapat

mengakibatkan rangsangan yang diterima melalui indera tidak dapat diteruskan ke

otak dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan mahasiswa tertinggal dalam

pelajarannya.

b. Intelegensi

Menurut Djamarah (2002), intelegensi seseorang mempengaruhi potensi orang

tersebut untuk menyelesaikan pendidikannya dan potensi itu sesuai dengan

tingkatan IQ yang dimilikinya, semakin tinggi IQ seseorang maka semakin baik

pula potensinya. Dengan melalui ujian saringan masuk perguruan tinggi yang

demikian ketat persaingannya secara praktis sebenarnya mahasiswa sudah

terseleksi dalam hal aspek intelegensinya. Namun kenyataan menunjukkan masih

cukup besar kendala bagi mahasiswa untuk mendapatkan prestasi yang baik.

(57)

c. Motivasi

Menurut Purwanto (2004), motivasi adalah sesuatu yang mengarahkan dan

membangkitkan suatu tingkah laku pada manusia baik dari diri sendiri yakni

berupa kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa

cinta, penghargaan maupun dari orang lain. Setiap mahasiswa memiliki motivasi

yang berbeda-beda untuk berprestasi.

d. Minat

Minat merupakan rasa suka dan ketertarikan terhadap sesuatu yang muncul dari

dalam diri sendiri tanpa ada yang menyuruh. Minat tidak dibawa sejak lahir

melainkan diperoleh kemudian melalui proses pembelajaran terhadap hal yang

diminati. Menurut Djamarah (2002) minat yang besar terhadap sesuatu merupakan

modal yang besar dalam mencapai ataupun memperoleh benda atau tujuan yang

diinginkan. Timbulnya minat belajar disebabkan oleh berbagai hal, antara lain

karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan

yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar

cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat yang kurang akan

menghasilkan prestasi yang rendah.

e. Kepribadian

Pribadi yang seimbang sangat mempengaruhi proses belajar, pribadi yang

seimbang dapat menciptakan kesehatan mental dan ketenangan emosi yang dapat

(58)

mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda dengan orang

lain. Ada orang memiliki sikap keras hati, berkemauan keras, tekun dalam segala

usahanya, halus perasaannya dan sebaliknya. Sifat-sifat kepribadiannya dapat

mempengaruhi sampai manakah hasil belajar yang dapat dicapai oleh orang

tesebut.

f. Fisiologis

Menurut Djamarah (2002) kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpegaruh

terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar

jasmaninya akan lain cara belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.

Anak-anak yang kekurangan gizi memiliki kemampuan belajar yang di bawah

anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Mereka lekas lelah, mudah mengantuk,

dan sukar menerima pelajaran.

3. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

a. Keadaan keluarga

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau tidak mau turut

menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh

seseorang. Selain itu ada kemampuan keluarga untuk meberikan fasilitas-fasilitas

yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting (Purwanto, 2004).

b. Guru dan cara mengajar

Faktor guru dan cara mengajarnya juga merupakan faktor yang penting dalam

(59)

guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru

itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan

bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak (Purwanto, 2004).

c. Alat-alat pelajaran

Menurut Purwanto (2004) institusi yang cukup memiliki alat-alat dan

perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang

baik oleh guru atau dosen, dan kecakapan pengajar dalam menggunakan alat-alat

itu akan mempermudah dan mempercepat belajar seseorang.

d. Motivasi sosial

Jika seseorang mendapatkan motivasi sosial dari lingkungan sekitarnya, maka

akan timbul keinginan dan hasrat belajar yang lebih baik Motivasi sosial dapat

berasal dari orang tua, guru, tetangga, sanak saudara, dan teman sebaya

(Purwanto, 2004).

e. Lingkungan dan kesempatan

Menurut Purwanto (2004) anak yang berasal dari keluarga yang baik, memiliki

intelegensi yang baik, bersekolah di suatu sekolah yang keadaan guru-gurunya

dan alat-alat yang baik, belum tentu dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor

yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Seperti jarak antara rumah dan

(60)

f. Kurikulum

Menurut Djamarah (2002) kurikulum adalah a plan for learning yang merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa kurikulum kegiatan belajar mengajar

tidak dapat berlangsung, sebab materi apa yang harus guru sampaikan dalam suatu

pertemuan kelas belum guru programkan sebelumnya. Itulah sebabnya, untuk

semua mata pelajaran, setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran yang

dipegang dan diajarkan kepada anak didik. Setiap guru harus mempelajari dan

menjabarkan isi kurikulum ke program yang lebih rincidan jelas sasarannya,

sehingga dapat diketahui dan diukur dengan pasti tingkat keberhasilan belajar

mengajar yang telah dilaksanankan.

4. Perhitungan Prestasi Akademik Mahasiswa

Prestasi akademik pada mahasiswa tergantung oleh angka indeks prestasi

yang ditentukan pada setiap akhir semester. Indeks Prestasi Semester (IPS)

dihitung berdasarkan jumlah beban kredit yang diambil dalam satu semester

dikalikan dengan bobot prestasi tiap-tiap mata kuliah kemudian dibagi dengan

jumlah beban kredit yang diambil (Universitas Sumatera Utara, 2010). IPS dapat

diukur dengan menggunakan rumus:

IPS = Σ (K X N)

(61)

K = Jumlah SKS setiap mata kuliah yang tercantum dalam KRS pada semester

yang bersangkutan.

N = Bobot prestasi setiap mata kuliah.

Sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang digunakan sebagai alat

ukur prestasi akademik pada penelitian ini adalah indeks prestasi yang dihitung

berdasarkan jumlah keseluruhan beban kredit yang diambil mulai dari semester 1

sampai semester terakhir, dikalikan dengan bobot prestasi tiap-tiap mata kuliah

kemudian dibagi dengan beban kredit yang diambil. (Universitas Sumatera Utara,

2010). IPK dapat dihitung dengan rumus:

IPK = Σ (K X N)

ΣK

K = Jumlah SKS semua mata kuliah yang dijalani mulai dari semester 1 sampai

dengan yang terakhir.

N = Bobot prestasi setiap mata kuliah.

Perhitungan Indeks Prestasi dan Indeks Prestasi Kumulatif dilakukan oleh bagian

pendidikan Fakultas. Klasifikasi Indeks Prestasi Kumulatif dapat dikelompokkan

(62)
[image:62.596.109.520.150.290.2]

Tabel 1. Kategorisasi Indeks Prestasi Akademik

NO KATEGORI INDEKS PRESTASI

AKADEMIK

1 Memuaskan 2,00 ≤ x ≤ 2,75

2 Sangat Memuaskan 2,76 ≤ x ≤ 3,50

3 Cumlaude 3,51 ≤ x ≤ 4,00

(63)

B. Adversity Quotient

1. Pengertian Adversity quotient

Adversity quotient menurut Stolz (2000) adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup

dan tantangan yang dialami.Nashori (2007) berpendapat bahwa adversity quotient

adalah kemampuan individu untuk menggunakan kecerdasannya dalam

mengarahkan, mengubah cara berfikir serta perilakunya ketika menghadapi

tantangan, hambatan ataupun kesulitan yang dapat menyengsarakan dirinya

Menurut bahasa, kata adversity quotient berasal dari bahasa inggris, yaitu kemalangan atau kegagalan. Dalam bahasa Indonesia, adversity quotient

bermakana kesulitan atau kemalangan yang dapat diartikan sebagai kondisi

ketidakbagiaan, kesulitan maupun ketidak beruntungan. Kata adversity dalam konteks psikolo diartikan sebagai tantangan dalam kehidupan. (Reni Akbar

Hawadi, 2002)

Menurut Stolz (2000), tingkat adversity quotient menentukan kesuksesan dalam menjalani kehidupan. adversity quotient diwujudkan dalam tiga bentuk yaitu:

a. Kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan

meningkatkan semua segi kesuksesan

b. Ukuran dalam mengetahui respon seseorang terhadap kesulitan

c. Serangkaian alat untuk memperbaiki respon seseorang dalam

(64)

Maka, dapat disimpulkan bahwa adversity quotient adalah kemampuan individu untuk dapat bertahan dalam menghadapi segala macam kesulitan sampai

menemukan jalan keluar, memecahkan berbagai macam permasalahan, mereduksi

hambatan dan rintangan dengan mengubah cara berfikir dan sikap terhadap

kesulitan tersebut.

2.Dimensi – dimensi Adversity Quotient

Adversity quotient secara umum dapat diungkap melalui empat dimensi yang oleh Stoltz (2000) dikenal dengan CO2RE, meliputi:

a. Control (C)

Dimensi ini mempertanyakan tentang seberapa besar kendali yang individu

rasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Individu

yang memiliki skor control yang tinggi merasakan kendali yang lebih besar atas peristiwa-peristiwa dalam hidup daripada yang skor control-nya lebih rendah. Mereka yang memiliki AQ yang lebih tinggi cenderung

melakukan pendakian, sementara orang-orang yang AQ nya lebih rendah

cenderung berkemah atau berhenti. Sedangkan individu yang memiliki

skor rendah pada dimensi control merasa bahwa peristiwa-peristiwa buruk berada di luar kendali dan hanya sedikit yang bisa dilakukan untuk

mencegahnya atau membatasi kerugiannya. Individu yang rendah

kemampuan pengendaliannya sering menjadi tidak berdaya saat

(65)

b. Origin dan Ownership (O2)

Dimensi ini mempertanyakan dua hal yaitu siapa atau apa yang menjadi

asal usul kesulitan dan sampai sejauh manakah seseorang mengakui

akibat-akibat kesulitan itu. Dimensi origin berkaitan dengan rasa bersalah. Individu yang skor origin-nya rendah cenderung menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atas peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi.

Dalam banyak hal, mereka melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya

penyebab atau asal usul (origin) kesulitan tersebut. Sedangkan individu yang skor origin-nya tinggi cenderung menganggap sumber kesulitan berasal dari orang lain atau dari luar. Individu yang skor ownership-nya tinggi akan mengakui akibat dari suatu perbuatan, bertanggungjawab

terhadap kesulitan dan mampu belajar dari kesalahan. Sedangkan individu

yang skor ownership-nya rendah cenderung tidak mengakui masalah dan menuding orang lain.

c. Reach (R)

Dimensi ini mempertanyakan sejauh manakah kesulitan akan menjangkau

bagian-bagian lain dari kehidupan seseorang. Individu yang skor reach -nya rendah cenderung membuat kesulitan merembes ke segi-segi lain dari

(66)

d. Endurance (E)

Dimensi ini mempertanyakan berapa lamakah kesulitan akan berlangsung

dan berapa lamakah penyebab kesulitan itu akan berlangsung. Individu

yang skor endurance-nya rendah menganggap kesulitan dan/atau penyebab-penyebabnya akan berlangsung lama dan menganggap peristiwa

positif sebagai sesuatu yang bersifat sementara. Sedangkan Individu yang

skor endurance-nya tinggi menganggap kesulitan dan penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara, cepat berlalu dan

kecil kemungkinan terjadi lagi.

1. Faktor Pembentuk Adversity Quotient

Faktor pembentuk adversity quotient menurut Stolz (2000) adalah sebagai berikut:

a. Daya Saing

Stolz (2000) berpendapat bahwa adversity quotient yang rendah disebabkan karena tidak adanya daya saing ketika menghadapi

kesulitan, sehingga kehilangan kemampuan untuk menciptakan

peluang dalam kesulitan yang dihadapi.

b. Produktivitas

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi

(67)

ketika menghadapi kesulitan. Artinya, respon konstruktif yang

diberikan seseorang dalam kesulitan akan membantu

meningkatkan kinerja dan produktivitas yang tinggi.

c. Motivasi

Stolz (2000) menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai

motivasi yang kuat akan menciptakan peluang dalam kesulitan,

artinya seseorang dengan motivasi yang kuat akan berupaya

menyelesaikan masalah dengan menggunakan kapasitas diri

serta segenap kemampuan.

d. Mengambil resiko

Seseorang dengan adversity quotient yang tinggi akan lebih berani dalam mengambil resiko dan terus berkembangan dalam

zona ketidaknyamanan. Hal ini akan membuat respon terhadap

masalah menjadi lebih konstruktif

e. Perbaikan

Seseorang dengan adversity quotient tinggi senantiasa berupaya mengatasi kesulitan dengan langkah konkrit, yaitu dengan

melakukan perbaikan dalam berbagai aspek agar kesulitan

tersebut tidak menjangkau bidang-bidang yang lain dalam

kehidupan

(68)

Orang yang merespon masalah dengan baik, akan lebih mudah

untuk tetap bertahan dan tidak mudah menyerah ketika

menghadapi masalah baru

g. Belajar

Orang-orang yang merespon seara optimis akan banyak belajar

dan lebih berprestasi dibandingkan anak yang berpola pikir

pesimistik.

2. Tiga Tingkatan kesulitan

Stolz (2000) mengklasifikasikan tantangan atau kesulitan menjadi tiga dan

menggambarkan ketiganya dalam bentuk piramida:

Gambar 1. Tiga Tingkatan Kesulitan (Stolz (2000): hal.51)

Stolz menyatakan bahwa kesulitan pada individu menjadi hal yang paling

utama dan mendasar untuk ditinjau, dari segi biologis dan psikologis individu, dan

bagaimana kualitas individu menambah atau mengurangi intensitas kesulitan. Lalu

[image:68.596.244.397.405.556.2]
(69)

lingkungan sampai pada akhirnya bagaimana pelajar pada umumnya mendapatkan

kesulitan pada prestasinya disebabkan dua kesulitan sebelumnya. Untuk

mengatasi kesulitan da

Gambar

Tabel 2. Jumlah Item Skala Adversity Quotient
Tabel 4. Kategorisasi norma nilai Adversity Quotient
Tabel 5. Blueprint Skala Adversity Quotient (setelah uji coba)
Tabel 7. Penyebaran subjek berdasarkan usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

adversity quotient sehingga prestasi akademik mahasiswa dapat

Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dan kematangan emosi dengan toleransi terhadap stres, hubungan adversity quotient

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Adversity Quotient dan Employability pada mahasiswa tingkat akhir. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang

Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan Kecemasan Mengerjakan Skripsi

Adversity Quotient dengan prestasi belajar mahasiswa yang merupakan

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah agar dapat dilakukan penelitian mengenai hubungan antara emotional quotient dan adversity quotient dengan prestasi kerja para

Berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara adversity quotient dengan prokrastinasi akademik

Melalui penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan adanya hubungan negatif signifikan antara adversity quotient dengan Prokrastinasi akademik dalam