• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian di Rumah Kaca .1 Tinggi Tanaman .1 Tinggi Tanaman

4.2.3 Hasil Panen Tanaman Jagung

Variabel yang digunakan untuk mengukur hasil produksi panen jagung adalah bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot dan bobot biji pipilan kering.

Tabel 14. Hasil Panen Tanaman Jagung di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme

Perlakuan

Pengukuran Bobot Panen Jagung

Tongkol Berkelobot (kg/petak)

Tongkol Tanpa Kelobot (kg/petak)

Biji Pipilan Kering (kg/petak) Perlakuan Pupuk 100% NPK 25.61 a 19.70 a 14.84 a 75% NPK 25.54 a 19.77 a 14.84 a 50% NPK 24.10 a 18.99 a 14.39 a Uji F tn tn tn Perlakuan Vitazyme Tanpa Vitazyme 24.87 a 19.25 a 14.43 a Dengan Vitazyme 25.29 a 19.72 a 14.94 a Uji F tn tn tn

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dengan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada =5% atau 1%.

tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1%

Gambar 6. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tongkol Jagung Umur 100 HST di Lapang

Berdasarkan analisis ragam terhadap seluruh variabel yang diamati (Tabel Lampiran 33-35), dosis pemupukan dan aplikasi Vitazyme tidak nyata

Kontrol Kontrol Kontrol Vitazyme Vitazyme Vitazyme 100% NPK 75% NPK 50% NPK

memberikan hasil produksi yang meningkat. Demikian pula dengan hasil uji lanjut Duncan (Tabel 14) yang menunjukkan bahwa hasil produksi jagung pada setiap perlakuan tidak nyata berbeda.

4.3 Pembahasan

Dosis pemupukan 100% NPK memberikan hasil pertumbuhan dan produksi jagung yang paling baik pada penelitian di rumah kaca. Hal ini dapat dilihat dari hasil rataan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot biomassa jagung yang lebih tinggi dibandingkan pada dosis pemupukan 75% dan 50% NPK. Dengan kata lain dosis 100% NPK mampu menyokong kebutuhan hara jagung secara optimal sehingga tanaman mampu tumbuh dan berproduksi optimum.

Unsur N, P dan K merupakan unsur yang esensial bagi tanaman jagung. Kekurangan salah satu atau keseluruhan unsur tersebut akan mengakibatkan menurunnya hasil pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut Permadi et al., (2005) pemupukan NPK berpengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan dan hasil produksi tanaman jagung serta memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan pemupukan NP dan NK saja.

Aplikasi Vitazyme pada takaran rendah dengan dosis 0.1 liter/ha (0.025% larutan Vitazyme) pada minggu pertama dan 1 liter/ha (0.25% larutan Vitazyme) pada minggu ke-3 tidak nyata memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman jagung di rumah kaca. Hal ini dikarenakan oleh rendahnya dosis Vitazyme yang diberikan pada umur 1 MST, yaitu menurun 10% dibandingkan dosis yang disarankan. Dosis aplikasi Vitazyme yang disarankan oleh Vital Earth untuk penggunaan di rumah kaca adalah 1 liter Vitazyme/ha (0.25% larutan Vitazyme) untuk diaplikasikan setiap dua-tiga minggu sekali (Anonym, 2011b).

Penelitian di Indonesia mengenai dosis Vitazyme yang berbeda untuk penanaman di rumah kaca sebelumnya telah dilakukan oleh Abadi (2011) pada tanaman caisim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot berangkasan caisim meningkat 9.7% pada dosis 0.5 liter/ha, meningkat 24.4% pada dosis 1 liter/ha, namun menurun sebesar 42.84% pada dosis 1.5 liter/ha. Dengan demikian dapat diketahui bahwa dosis Vitazyme yang ideal untuk penanaman di rumah kaca adalah 1 liter/ha (0.25% larutan Vitazyme).

Lain halnya dengan hasil penelitian Sugiyanta dan Yuseffa A. (2011) terhadap dosis Vitazyme yang berbeda-beda di lapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pakcoy dengan 0.5 dosis Vitazyme (1.25 liter/ha) hingga 1.5 dosis (3.75 liter/ha) nyata memberikan hasil produksi pakcoy yang lebih tinggi dari perlakuan kontrol. Namun demikian 1 dosis Vitazyme (2.5 liter/ha) dinyatakan sebagai dosis terbaik untuk diaplikasikan kepada tanaman pakcoy sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 2,3 dan 4 MST dengan volume semprot 500 liter/ha.

Dosis tersebut merupakan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang disarankan oleh Vital Earth. Namun demikian, dosis tersebut mampu meningkatkan produksi tanaman yang lebih optimum dan dinilai efisien secara ekonomi oleh Sugiyanta dan Yuseffa A. (2011). Melalui hasil ini juga dapat ditarik kesimpulan bahwa dosis Vitazyme yang rendah pada penanaman jagung di rumah kaca akan menyebabkan hasil pertumbuhan dan produksi yang tidak nyata akibat dari takarannya yang 10% lebih rendah dibandingkan dengan yang disarankan.

Hasil penelitian lapang pada tiga taraf pemupukan menunjukkan hasil yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Dosis 100% NPK tidak berbeda nyata dengan dosis 75% NPK dan 50% NPK. Hal ini berbeda dengan pernyataan Syafruddin et al., (2008) yang mengatakan bahwa pemberian pupuk N yang tidak sesuai jumlahnya bagi kebutuhan tanaman akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan tanaman jagung. Demikian pula Tandisau et al., (2003) yang mengatakan pemupukan P rendah akan mengurangi hasil produksi pipilan kering jagung.

Aplikasi Vitazyme pada penelitian lapang turut memberikan hasil yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung meskipun pada takaran yang sesuai (1 liter Vitazyme/ha). Hasil ini berbeda dibandingkan hasil penelitian di Universitas Missouri, Columbia pada jagung hibrida yang diaplikasikan Vitazyme sebanyak dua kali pada dosis 1 liter/ha/aplikasi memberikan hasil panen 17% lebih banyak dari kontrol dan 20% lebih tahan terhadap hama (Nathan dan Timothy, 2011).

Pertumbuhan dan produksi jagung pada semua perlakuan disetiap ulangan sama baiknya pada penelitian ini. Hal ini ternyata disebabkan oleh pemberian air irigasi yang dilakukan melalui penggenangan di waktu malam hari oleh tenaga lapang tanpa sepengetahuan peneliti. Petakan percobaan terendam sehingga pupuk dan Vitazyme dari plot yang satu terbawa ke plot yang lain. Dengan demikian tidak ada kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian lapang ini. Paralel dengan percobaan ini pada saat yang bersamaan, juga dilakukan penelitian pengaruh Vitazyme terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Hasil penelitian tersebut sama dengan penelitian jagung karena petakan percobaan juga mengalami perendaman melalui irigasi.

Vitazyme akan berpengaruh nyata pada hasil tanaman apabila digunakan sesuai dosis yang disarankan dengan cara aplikasi yang tepat. Dimana penyemprotan harus dilakukan secara hati-hati dan tidak mengenai petak kontrol. Selama melakukan aplikasi, sebaiknya lahan tidak mengalami penggenangan begitu pula sehari setelah aplikasi dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah Vitazyme terbawa air ke tempat lain, sehingga lahan yang diaplikasikan tidak memberikan hasil nyata.

Gambar 7. Lahan Percobaan Kedelai (depan) dan Jagung (belakang) di Kebun Percobaan Muara (5 MST)

Keterangan: Pertumbuhan Kedelai dan Jagung sama baiknya meski dengan perlakuan berbeda

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Aplikasi Vitazyme dengan takaran rendah pada dosis 0.1 liter/ha (1 MST) dengan 1 liter/ha (3 MST) terbukti tidak memberikan pengaruh nyata pada pertumbuhan dan produksi tanaman jagung di rumah kaca. Aplikasi pemupukan NPK pada tiga dosis yang berbeda, yaitu: 100%, 75% dan 50% memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung di rumah kaca.

Perendaman yang terjadi pada petak percobaan menyebabkan baik Vitazyme maupun pupuk NPK yang digunakan terbawa dan tercampur antara petak satu dengan lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kesamaan hasil pertumbuhan dan produksi jagung pada seluruh petak percobaan.

5.2 Saran

Pengujian terhadap takaran Vitazyme yang tepat untuk penanaman jagung baik di rumah kaca maupun di lapang sangat penting untuk diteliti lebih lanjut.

Dokumen terkait