• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Improvement of Fertilization Efficiency, Growth and Productivity on Corn (Zea mays L) using Vitazyme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "The Improvement of Fertilization Efficiency, Growth and Productivity on Corn (Zea mays L) using Vitazyme"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

VITAZYME

Oleh:

Christabel Aurellia Avissa P. T. Rachman A14070041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

CHRISTABEL AURELLIA AVISSA P. T. RACHMAN. Peningkatan Efisiensi Pemupukan, Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L) dengan Menggunakan Vitazyme. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. ISWANDI ANAS M.Sc dan Dr. Ir. KOMARUDDIN IDRIS M.S.

Jagung (Zea mays L) merupakan komoditi pangan penting di Indonesia. Peningkatan produksi jagung dilakukan dengan peningkatan produktivitas

maupun perluasan areal tanam. Produktivitas jagung di Indonesia tahun 2011

masih terbilang rendah, yaitu 4.56 ton/ha dengan angka produksi menurun sebesar

3.81% dari tahun 2010 (BPS, 2012). Penurunan produksi yang terjadi

menyebabkan jagung harus diimpor sebesar 3.14 juta ton untuk pemenuhan

kebutuhan dalam negri (BPS, 2011b).

Salah satu teknologi yang dapat meningkatkan produksi dan produktivitas

jagung namun tetap ramah lingkungan adalah menggunakan senyawa yang dapat

meningkatkan efisiensi pengambilan hara dan merangsang perkembangan akar.

Vitazyme mengandung beberapa aktifator biologis dan stimulus pertumbuhan

seperti vitamin B, brassinosteroids, triacontanol, glycosides, dan porphyrins yang akan membantu tanaman untuk tumbuh dan menyerap hara lebih optimal.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pengaruh pemberian

Vitazyme pada tiga taraf pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi

tanaman jagung di Rumah Kaca dan Lapang. Penelitian dilaksanakan di dua

tempat, yaitu: Rumah Kaca di Kompleks Perumahan IPB Baranangsiang 4 dan

Kebun Percobaan Muara, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan

Pengembangan Pertanian, Ciapus-Bogor. Perlakuan yang dicobakan adalah: (1)

100% dosis NPK, (2) 100% dosis NPK + Vitazyme, (3) 75% dosis NPK, (4) 75%

dosis NPK + Vitazyme, (5) 50% dosis NPK, dan (6) 50% dosis NPK + Vitazyme.

Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali pada percobaan rumah kaca dan

sebanyak empat kali pada percobaan lapang. Dosis Vitazyme pada penelitian di

Rumah Kaca menggunakan takaran rendah yaitu 0.1 liter/ha (1 MST) dan 1

liter/ha (3 MST), sedangkan pada penelitian Lapang menggunakan dosis 1 liter/ha

(3)

Hasil penelitian di rumah kaca menunjukkan bahwa aplikasi Vitazyme

pada takaran rendah (0.1 liter/ha dan 1 liter/ha) tidak cukup untuk meningkatkan

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Hasil penelitian lapang menunjukkan

bahwa perlakuan pemupukan maupun aplikasi Vitazyme tidak nyata pengaruhnya

terhadap pertumbuhan dan produksi jagung. Pertumbuhan dan produksi pada

semua perlakuan disetiap ulangan sama baiknya. Hal ini ternyata disebabkan oleh

pemberian air irigasi yang dilakukan melalui penggenangan di waktu malam hari

oleh tenaga lapang tanpa sepengetahuan peneliti. Petakan percobaan terendam

sehingga pupuk dan Vitazyme dari plot yang satu terbawa ke plot yang lain.

Dengan demikian tidak ada kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian lapang

ini. Paralel dengan percobaan ini pada saat yang bersamaan, juga dilakukan

penelitian pengaruh Vitazyme terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Hasil

penelitian tersebut sama dengan penelitian jagung karena petakan percobaan juga

mengalami perendaman melalui irigasi.

(4)

SUMMARY

CHRISTABEL AURELLIA AVISSA P. T. RACHMAN. The Improvement of Fertilization Efficiency, Growth and Productivity on Corn (Zea mays L) using Vitazyme. Under the guidance of Prof. Dr. Ir. ISWANDI ANAS M.Sc and Dr. Ir. KOMARUDDIN IDRIS M.S.

Corn (Zea mays L) is one of important food commodities in Indonesia. The increased corn production can be done by increasing productivity as well as

enlargement of planting area. Productivity of corn in Indonesia in year 2011 was

relatively low, i.e. 4.56 tons/hectares with a production rate decreased by 3.81%

from year 2010 (BPS, 2012). The decrease in production that occurred caused

3.14 million tons of corn being imported to meet the needs of the country (BPS,

2011b).

One of technology that can increase corn productivity also eco-friendly is

a technology that using compounds to improve the efficiency of nutrient uptake

and stimulate the roots development. Vitazyme contains several biological

activators and growth stimulations like vitamin B, brassinosteroids, triacontanol, glycosides, and porphyrins which will help plants to grow and absorb nutrients more optimal.

The purpose of this research is to evaluate the effect of Vitazyme at three

level of fertilizer on the growth and productivity of corn plants in the Greenhouse

and Field. The research was conducted in two places, which are: Greenhouse at

IPB Baranangsiang 4 and Experimental Garden of Muara, Rice Research Institute,

Agricultural Development Agency, Ciapus-Bogor. There are 6 kinds of treatment

to be tested, which are: (1) 100% dose NPK, (2) 100% dose NPK + Vitazyme, (3)

75% dose NPK, (4) 75% dose NPK + Vitazyme, (5) 50% dose NPK, dan (6) 50%

dose NPK + Vitazyme. Each treatment being repeated for five times in The

Greenhouse and four times in Field. Vitazyme that used for research in The

Greenhouse were low doses of 0.1 liters/hectare (1 WAP) and 1 liter/hectare (3

WAP), while for research in Field was using a dose of 1 liter/hectare for each

application (1 WAP and 4 WAP).

The result of reseach at Greenhouse showed that the application of

(5)

give an increase of growth and production on corn. The result research in Field

showed that both fertilization nor Vitazyme application did not give significant

difference in the growth nor production of corn. The growth and production in all

treatment in each replication shows the same result. This is apparently due to the

provision of irrigation water through flooding in at night by field personnel

without the knowledge of researchers. The experimental fields being submerged

caused nutrient and Vitazyme at each experimental fields become intermingled.

Thereby no conclusion can be drawn from this Field research. Parallel with these

experiments at the same time, also conducted research of Vitazyme on the growth

and production of soybean. The results are similar to corn research because the

plot trial of soybean also being submerge through irrigation.

(6)

PENINGKATAN EFISIENSI PEMUPUKAN, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L) DENGAN MENGGUNAKAN

VITAZYME

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

CHRISTABEL AURELLIA AVISSA P. T. RACHMAN A14070041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

Judul Penelitian : Peningkatan Efisiensi Pemupukan, Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L) dengan Menggunakan Vitazyme

Nama : Christabel Aurellia Avissa P. T. Rachman

NIM : A14070041

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M.Sc)

NIP:19500509 197703 1 001

(Dr. Ir. Komaruddin Idris, M.S)

NIP: 19490303 197603 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

(Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Sc)

NIP. 19621113 198703 1 003

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 06 Januari 1989. Penulis

merupakan anak dari pasangan suami istri Peter Andy Taruna Rachman dan

Margaretha Dwi Setiawati Andayani Soenadi, dan merupakan anak ke-2 dari 3

bersaudara.

Penulis menerima pendidikan tingkat atas pada tahun 2004 hingga tahun

2007 di SMAN 21 Jakarta. Kemudian pada pertengahan tahun 2007, penulis

diterima di Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai Asisten Agama

Katholik pada tahun ajaran 2008/2009, 2009/2010, dan 2010/2011. Penulis juga

aktif sebagai Asisten Praktikum Mata Kuliah Bioteknologi dan Biologi Tanah di

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB. Selama penulisan skripsi

dari bulan November 2011 hingga Juli 2012, penulis bekerja paruh waktu di PT

Agro Maju Lestari yang merupakan importir untuk Vitazyme di Indonesia.

Penulis bekerja sebagai tenaga administrasi yang membantu di dalam pembuatan

laporan hasil percobaan Vitazyme di kalangan petani dan perkebunan serta

(9)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas segala

berkat dan Penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilaksanakan penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pertanian di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini berjudul Peningkatan Efisiensi Pemupukan, Pertumbuhan dan

Produksi Jagung (Zea mays L) dengan Menggunakan Vitazyme. Tulisan ini, diharapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi di dalam meningkatkan

pertumbuhan dan produksi jagung di Indonesia.

Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

terhadap semua pihak yang telah ikut ambil bagian dan membantu proses

penelitian hingga penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Iswandi Anas, M.Sc selaku dosen Pembimbing pertama yang

telah memberikan arahan, nasehat dan masukan yang berharga dalam

penyusunan skripsi sekaligus sebagai penyedia dana dalam penelitian ini.

2. Dr. Ir. Komaruddin Idris, M.S selaku dosen Pembimbing kedua yang turut

memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam penyusunan skripsi.

3. Mr. Tom dan Rob Hudak selaku pimpinan Evergreen Enterprises, USA yang

telah menyediakan Vitazyme untuk penelitian ini dan untuk proyek

pengujiannya.

4. Ir. Endang Suhartatik selaku Kepala Kebun Percobaan Muara, Balai Besar

Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

Ciapus-Bogor yang telah menyediakan lahannya sebagai tempat penelitian.

5. Pak Sudrajat, Abah, Mang Eddy dan Asep, para Laboran Lab Bioteknologi

Tanah IPB (Pak Jito, Bu Asih dan Bu Jul) atas bantuannya selama menjalani

penelitian di rumah kaca, lapang dan laboratorium.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

Bogor, Agustus 2012

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Hipotesis ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Vitazyme ... 3

2.2 Jagung ... 5

2.2.1 Budidaya Tanaman Jagung ... 5

2.2.2 Produksi Jagung Indonesia ... 7

III. BAHAN DAN METODE ... 9

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 9

3.2 Bahan dan Alat ... 9

3.2.1 Penelitian Rumah Kaca ... 9

3.2.2 Penelitian Lapang ... 10

3.3 Metode Penelitian ... 11

3.3.1 Penelitian Rumah Kaca ... 11

3.3.2 Penelitian Lapang ... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

4.1 Hasil Penelitian di Rumah Kaca ... 16

4.1.1 Tinggi Tanaman ... 16

4.1.2 Jumlah Daun ... 18

4.1.3 Biomassa Tanaman Jagung ... 19

4.2 Hasil Penelitian di Lapang ... 20

4.2.1 Tinggi Tanaman ... 20

4.2.2 Pengukuran Tongkol dan Hasil Panen Tanaman Contoh ... 22

4.2.3 Hasil Panen Tanaman Jagung ... 24

4.3 Pembahasan... 25

V. KESIMPULAN ... 28

5.1 Kesimpulan ... 28

5.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

(11)

DAFTAR TABEL

Teks

Nomor Halaman

1. Tabel Kandungan Senyawa Organik Vitazyme ... 3

2. Hasil Penelitian Penggunaan Vitazyme Tahun 2006-2009 pada Tanaman Jagung ... 4

3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung di Indonesia ... 7

4. Sifat Tanah yang Digunakan pada Penelitian Rumah Kaca ... 9

5. Sifat Tanah yang Digunakan pada Penelitian Lapang ... 10

6. Perlakuan yang Dicobakan di Rumah Kaca ... 11

7. Dosis Perlakuan yang Dicobakan di Lapang ... 13

8. Tinggi Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme ... 16

9. Jumlah Daun Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme ... 18

10. Bobot Biomassa Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme ... 19

11. Tinggi Tanaman Jagung di Lapang pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme ... 22

12. Hasil Pengukuran Tongkol Jagung di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme ... 23

13. Hasil Pengukuran Bobot Panen Tanaman Contoh di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme ... 23

14. Hasil Panen Tanaman Jagung di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme ... 24

Lampiran 1. Rataan Tinggi Tanaman Jagung 1-6 MST... 33

2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 1 MST ... 33

3. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 2 MST ... 33

4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 3 MST ... 33

(12)

6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 5 MST ... 33

7. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 6 MST ... 34

8. Rataan Jumlah Daun Tanaman Jagung 1-6 MST ... 34

9. Analisis Ragam Jumlah Daun 1 MST ... 34

10. Analisis Ragam Jumlah Daun 2 MST ... 34

11. Analisis Ragam Jumlah Daun 3 MST ... 34

12. Analisis Ragam Jumlah Daun 4 MST ... 35

13. Analisis Ragam Jumlah Daun 5 MST ... 35

14. Analisis Ragam Jumlah Daun 6 MST ... 35

15. Rataan Bobot Basah dan Kering Biomassa Tanaman Jagung ... 35

16. Analisis Ragam Bobot Basah Bagian Atas Tanaman Jagung ... 35

17. Analisis Ragam Bobot Basah Akar Tanaman Jagung ... 35

18. Analisis Ragam Bobot Kering Bagian Atas Tanaman Jagung ... 36

19. Analisis Ragam Bobot Kering Akar Tanaman Jagung ... 36

20. Rataan Tinggi Tanaman Jagung 2-6 MST... 36

21. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 2 MST ... 36

22. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 3 MST ... 36

23. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 4 MST ... 37

24. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 5 MST ... 37

25. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 6 MST ... 37

26. Analisis Ragam Panjang Tongkol ... 37

27. Analisis Ragam Jumlah Baris Tongkol ... 37

28. Analisis Ragam Bobot Biji Pipilan Kering Tanaman Contoh ... 38

29. Analisis Ragam Bobot 100 Biji Tanaman Jagung ... 38

30. Analisis Ragam Bobot Tongkol Berkelobot Tanaman Contoh ... 38

31. Analisis Ragam Bobot Tongkol Tanpa Kelobot Tanaman Contoh ... 38

32. Analisis Ragam Bobot Berangkasan Tanaman Contoh ... 38

33. Analisis Ragam Bobot Tongkol Berkelobot /Petak ... 39

34. Analisis Ragam Bobot Tongkol Tanpa Kelobot /Petak ... 39

35. Analisis Ragam Bobot Biji Pipilan Kering /Petak ... 39

(13)

37. Syarat Mutu Pupuk Kalium Klorida (KCl) SNI 02-2805-2005... 39

38. Syarat Mutu Pupuk SP-36 SNI 02-3769-2005 ... 40

(14)

DAFTAR GAMBAR

Teks

Nomor Halaman

1. Skema Plot Percobaan Peningkatan Efisiensi Pemupukan Jagung ... 13

2. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Jagung Umur 3 MST

di Rumah Kaca ... 17

3. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Jagung Umur 6 MST

di Rumah Kaca ... 17

4. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Akar Jagung Umur 6 MST

di Rumah Kaca ... 20

5. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Jagung Umur 5 MST

di Lapang ... 21

6. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tongkol Jagung Umur 100

HST di Lapang ... 24

7. Lahan Percobaan Kedelai (depan) dan Jagung (belakang) di Kebun

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays L) merupakan komoditi pangan yang penting di Indonesia setelah padi. Dalam perkembangannya jagung tidak hanya berfungsi

sebagai pangan bagi manusia, namun juga sebagai bahan pokok dalam industri

pakan ternak. Selama lima tahun terakhir kebutuhan jagung sebagai bahan baku

industri pangan dan pakan meningkat sekitar 10-15% per tahun dan diproyeksikan

akan naik sekitar 2 juta ton pipilan kering setiap tahunnya (Sekretariat Negara,

2010).

Upaya dalam meningkatkan produksi jagung di Indonesia dilakukan

dengan perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas jagung (Darmardjati

et al, 2005). Peningkatan produksi dengan cara perluasan areal tanam lebih sulit dilakukan, dikarenakan minimnya lahan produktif di Indonesia akibat konversi

dan degradasi lahan. Oleh karena itu peningkatan produksi jagung nasional lebih

banyak menggunakan sistem untuk peningkatkan produktivitas jagung.

Peningkatan produktivitas jagung dilakukan cara penggunaan varietas

unggul, pemupukan spesifik lokasi, pengendalian organisme pengganggu

tanaman, perbaikan teknologi pasca panen, dsb. Namun demikian cara tersebut

masih dinilai belum efektif dikarenakan masih rendahnya tingkat produktivitas

jagung nasional, yaitu: 4.56 ton/ha (< 6.0 ton/ha) dengan angka produksi yang

menurun sebesar 3.81% dari tahun 2010 (BPS, 2012).

Penurunan produksi menimbulkan dilakukannya impor jagung mencapai

3.14 juta ton pada tahun 2011 untuk pemenuhan kebutuhan dalam negri (BPS,

2011b). Penerapan inovasi teknologi di kalangan petani sangat beragam, dimana petani komersial biasa menggunakan pupuk kimia dalam dosis tinggi untuk

meningkatkan hasil produksinya. Sebagai contoh pada Kabupaten Kediri, Jawa

Timur petani memupuk tanaman jagungnya dengan takaran hingga 750 kg

Urea/ha yang diberikan sebanyak 5 kali (Akil, 2009). Penggunaan pupuk kimia

dalam dosis tinggi dan jangka panjang tentunya akan merusak sifat

fisik-kimia-biologi tanah serta dapat meracuni lingkungan.

Keadaan ini mencerminkan belum efisiennya teknologi yang digunakan

(16)

meningkatkan produktivitas dan hasil produksi tanaman pangan sangat

diperlukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan

senyawa yang dapat meningkatkan efisiensi pengambilan hara dan perkembangan

akar. Vitazyme mengandung bahan aktif: brassinosteroids, triacontanol, glycosides, dan porphyrins sehingga dapat memberikan stimulus biologi terhadap tanaman dan mikroba di daerah perakaran. Dengan demikian, Vitazyme dapat

meningkatkan perkembangan akar tanaman dan membantu tanaman menyerap

hara lebih optimum.

Berdasarkan hasil penelitian pada tanaman jagung di rumah kaca,

Vitazyme terbukti meningkatkan tinggi dan bobot kering tanaman jagung sebesar

6% dan 10% dari perlakuan kontrol (Syltie, 2008). Hasil penelitian lainnya pada

North Carolina State University (2004) terhadap tanaman jagung, membuktikan

bahwa Vitazyme mampu meningkatkan hasil panen jagung 82% meskipun

sama-sama tidak dipupuk nitrogen (Heiniger, 2004). Hal ini menjadi dasar untuk

meneliti lebih lanjut mengenai dampak aplikasi Vitazyme pada tanaman jagung,

dan pengaruhnya pada dosis pemupukan yang berbeda.

1.2 Tujuan

Menguji kemampuan Vitazyme pada takaran rendah dalam meningkatkan

pertumbuhan dan produksi jagung, serta meningkatkan efisiensi pemupukan NPK

terhadap pertumbuhan dan produksi jagung di Rumah Kaca dan di Lapang.

1.3 Hipotesis

Aplikasi Vitazyme nyata meningkatkan petumbuhan dan produksi jagung

serta akan meningkatkan efisiensi pengambilan hara dari pupuk buatan, sehingga

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vitazyme

Vitazyme merupakan larutan alami yang memberikan stimulus biologi

terhadap organisme tanah dan tanaman. Vitazyme mengandung beberapa aktifator

biologis yang telah mengalami proses fermentasi dan disintesis dari bahan

tanaman. Beberapa kandungan utama Vitazyme adalah: vitamin, enzim, dan

stimulus pertumbuhan seperti vitamin B, brassinosteroids, triacontanol, glycosides, dan porphyrins. Beberapa kandungan senyawa di dalam Vitazyme yang diketahui jumlahnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tabel Kandungan Senyawa Organik Vitazyme

Parameter Kandungan (ppm)

Brassinosteroids 22

1-triocontanol 17

Biotin 0.13

Folic acid 0.01

Niacin 0.16

Panthothenic acid 0.28

Vitamin B1 (thiamin) 4.4

Vitamin B2 (riboflavin) 0.03

Vitamin B6 1.8

Sumber: Anonym (2012)

Tanpa pengolahan lahan dan manajemen penanaman yang baik, Vitazyme

tidak akan memberikan pengaruh nyata bagi tanaman. Aplikasi Vitazyme dapat

diberikan langsung pada benih, akar, daun, maupun pada tanah melalui saluran

irigasi atau disemprot bersamaan dengan aplikasi pestisida. Aplikasi yang

disarankan untuk tanaman jagung adalah dengan merendam atau menyemprot

benih jagung dengan 5% larutan Vitazyme. Cara lain yang dapat digunakan

adalah dengan menyemprotkan 1 liter/ha Vitazyme pada tanah pada saat

penanaman. Penyemprotan selanjutnya dilakukan pada saat jagung berumur 4-5

MST, pada daun dan tanah disekitar tanaman. (Anonym, 2011a)

Penelitian mengenai Vitazyme telah banyak dilakukan pada berbagai

komoditi dan varietas tanaman. Hasil penelitian mengenai tanaman jagung

(18)

Tabel 2. Hasil Penelitian Penggunaan Vitazyme Tahun 2006-2009 pada Tanaman Jagung

Tahun Lokasi Varietas Hasil

2003 Gladewater,

Texas Yellow Dent

Aplikasi 1% Vitazyme pada daun saat tanaman berumur 4 MST meningkatkan bobot kering 48% dari kontrol

2006 Ontario Country,

New York

Blue River 42A32

Aplikasi 1 liter/ha Vitazyme saat tanam, dengan penambahan pupuk organik cair dari kotoran sapi meningkatkan bobot biji sebesar 12% dari kontrol

2007 Branchton,

Ontario – Canada Pioneer 38P03

Aplikasi 1 liter/ha Vitazyme sebanyak dua kali dengan 60 kg/ha dan 120 kg/ha pupuk N keduanya meningkatkan hasil panen 16% dari masing-masing kontrol

2008 Hebron, Indiana Pioneer 34Y88

Aplikasi 1 liter/ha Vitazyme bersamaan dengan pupuk nitrogen cair (28%), meningkatkan hasil panen 17% dari kontrol 2011 University of Missouri, Columbia -

Aplikasi 1 liter/ha Vitazyme sebanyak dua kali, memberikan hasil panen 17% lebih banyak dari kontrol dan batang rusak terserang hama berkurang 20% dari kontrol

Sumber: Anonym (2011b)

Vitazyme mampu memperbaiki relasi mikroorganisme tanah dan tanaman.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian di ACRES (Agricultural Custom

Research and Environmental Services), Iowa tahun 2008. Penelitian dilakukan

pada tanah yang ditanami tanaman jagung dan diberikan aplikasi Vitazyme 1

liter/ha sebanyak dua kali, pada saat tanam dan 45 HST. Hasil penelitian

menunjukkan, meskipun perbedaan populasi mikroorganisme tanah antara kontrol

dan Vitazyme tidak memiliki perbedaan nyata, namun Vitazyme meningkatkan

jumlah N tersedia dalam tanah sebesar 33.3% dari perlakuan kontrol (Schou,

2008).

Hasil penelitian pada tahun 2011 oleh University of Missouri pada

tanaman jagung membuktikan bahwa selain meningkatkan hasil panen, Vitazyme

mampu meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman.

Hal ini disebabkan oleh menurunnya kadar asam amino pada jaringan tanaman

(19)

yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah protein, unsur N, P, dan K pada

jaringan tanaman pada saat berbunga. Biji jagung dengan Vitazyme juga diketahui

mengandung lebih banyak unsur K, Mg, Zn, Fe, dan Mn pada saat panen (Nathan

and Timothy, 2011).

Penelitian mengenai pengaruh Vitazyme di Indonesia sebelumnya pernah

dilakukan pada komoditi tanaman Pakcoy oleh Sugiyanta dan Yuseffa A. (2011).

Dosis Vitazyme yang digunakan berbeda-beda, yaitu 0.5-1.5 dosis (1 dosis

Vitazyme yang dimaksud adalah 2.5 liter Vitazyme/ha untuk setiap kali aplikasi).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 0.5-1.5 dosis Vitazyme nyata

meningkatkan hasil produksi pakcoy dibandingkan perlakuan kontrol. Sehingga

dosis Vitazyme yang disarankan untuk aplikasi pada tanaman pakcoy untuk

memperoleh hasil terbaik adalah 2.5 liter Vitazyme/ha untuk setiap kali aplikasi

(umur 2, 3, dan 4 MST) dengan volume semprot 500 liter/ha.

Abadi (2011) meneliti pengaruh Vitazyme dengan dosis yang

berbeda-beda pada tanaman caisim di rumah kaca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

dosis terbaik untuk tanaman caisim di rumah kaca adalah 1 liter Vitazyme/ha

dengan dua kali aplikasi secara foliar spray pada umur 3 HST dan 15 HST. Dosis 0.5 liter Vitazyme/ha diketahui meningkatkan biomassa caisim hanya berkisar

8-15%, sedangkan dosis 1 liter/ha mampu meningkatkan biomassa caisim hingga

25%. Hasil yang berbeda ditunjukkan pada aplikasi Vitazyme dengan dosis 1.5

liter/ha yang justru menurunkan bobot biomassa caisim hingga lebih dari 40%.

2.2 Jagung

2.2.1 Budidaya Tanaman Jagung

Jagung dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang berdrainase baik

seperti pada tanah bertekstur lempung. Namun, apabila tanah mengalami

pemupukan yang cukup maka tanaman ini akan dapat tumbuh dengan baik pada

semua jenis tanah. Jenis tanah yang paling baik untuk menanam jagung adalah

berpori, remah, memiliki suplai C organik yang cukup, dan tidak tergenang.

Tanaman ini dapat tumbuh pada pH 5.0 sampai dengan agak masam, namun juga

(20)

Menurut Uichanco (1962), tanaman jagung dapat tumbuh pada berbagai

tipe tanah dan iklim, serta pada berbagai ketinggian mulai dari 0-3000 m dpl.

Tanaman ini juga dapat tumbuh pada berbagai garis lintang, terkecuali pada lokasi

dimana suhu terlalu dingin dan memiliki musim pertumbuhan tanaman < 60 hari.

Temperatur yang paling optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 27-32

°C, sedangkan curah hujan optimum berkisar antara 400-600 mm pada saat

musim pertumbuhan.

Jagung merupakan tanaman yang membutuhkan pupuk nitrogen (N) dalam

jumlah relatif besar. Pemberian pupuk N yang tidak sesuai dengan kebutuhan

tanaman, baik jumlah maupun waktu pemberian, menyebabkan tingginya

kehilangan N dari pupuk, tidak optimalnya pertumbuhan tanaman sehingga

efisiensi penggunaan N yang rendah (Syafruddin et al., 2008).

Fosfor (P) merupakan salah satu unsur esensial penyusun ATP, nukleotida,

asam nukleat dan fosfolipids. Fungsi utamanya adalah sebagai cadangan energi

dan penyusun senyawa untuk mengubah energi di dalam sel tumbuhan. Unsur P

juga berperan dalam perkembangan akar, pembungaan dan pemasakan buah

(Dobermann and Fairhurst, 2000).

Fungsi hara kalium sangat penting dalam proses fisiologi tanaman, yaitu

berperan sebagai aktifator enzim esensial dalam reaksi-reaksi metabolisme, dan

enzim yang terlibat dalam sistesis pati dan protein, berperan mengatur tekanan

turgor sel dalam membuka dan menutupnya stomata (Lakitan, 1993).

Untuk meningkatkan efisiensi pemberian pupuk, maka pemberian pupuk

harus memperhitungkan kebutuhan tanaman akan hara dan tingkat kesuburan

tanah. Selain itu, menurut Witt et al., (2006) pemberian pupuk juga harus mempertimbangkan target hasil yang ingin dicapai. Hal ini dikarenakan selisih

antara target hasil dan hasil yang dicapai tanpa pemberian pupuk menggambarkan

kebutuhan riil tanaman jagung akan hara. Dengan demikian, efisiensi penggunaan

pupuk adalah besarnya hasil pipilan kering yang dicapai untuk setiap satuan unit

(21)

2.2.2 Produksi Jagung Indonesia

Jagung merupakan tanaman potensial di Indonesia dan dibudidayakan

hampir pada setiap provinsi di Indonesia. Produksi jagung yang utama terdapat

pada provinsi: Sumatera Utara, Lampung, Jawa barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara

(Park, 2001).

Peningkatan kebutuhan jagung di dalam negeri berkaitan erat dengan

pesatnya perkembangan industri pangan dan pakan. Dewasa ini, sekitar 50%

pakan ternak menggunakan jagung sebagai bahan baku (Subandi et al., 1998). Untuk memenuhi kebutuhan jagung di dalam negeri, terpaksa dilakukan impor

yang besarnya mencapai 3.14 juta ton dengan nilai 1 juta USD (BPS, 2011b). Upaya dalam meningkatkan produksi jagung di Indonesia dilakukan

dengan perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas jagung. Perluasan

areal dapat diarahkan pada lahan-lahan potensial seperti lahan sawah irigasi, lahan

sawah tadah hujan, dan lahan kering yang belum dimanfaatkan untuk pertanian

(Luar Jawa). Peningkatan produksi jagung lebih banyak ditentukan oleh adanya

peningkatan produktivitas ketimbang perluasan areal tanam (Darmardjati et al,. 2005).

Data luas panen, produktivitas dan produksi jagung di Indonesia dalam

kurun waktu lima tahun terakhir disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung di Indonesia

Tahun Luas Panen (ha) Produktivitas (ton/ha) Produksi (ton)

2007 3,630,324 3.660 13,287,527

2008 4,001,724 4.078 16,317,252

2009 4,160,659 4.237 17,629,748

2010 4,131,676 4.436 18,327,636

2011* 3,861,433 4.565 17,629,033

Keterangan: (*) angka ramalan (ARAM II) tahun 2011 Sumber: BPS, 2011a

Meskipun produktivitas jagung nasional meningkat, namun secara umum

tingkat produktivitas jagung nasional masih rendah yaitu 4.56 ton/ha (<6.0

ton/ha). Produksi tahun 2011 menurun sebesar 698,603 ton (3.81%) dibandingkan

tahun 2010. Penurunan produksi tersebut terjadi di Jawa sebesar 478,040 ton dan

(22)

adanya penurunan luas panen sebesar 270,240 ha (6.54%) dibandingkan tahun

sebelumnya (BPS, 2012).

Hasil penelitian jagung dari berbagai institusi baik pemerintah maupun

swasta telah mampu menyediakan produksi jagung dengan potensi hasil sekitar

6.0-10.0 ton/ha sedangkan di tingkat petani, produktivitas jagung hanya berkisar

antara 1.0-7.0 ton/ha (Zubachtirodin et al., 2011).

Penerapan inovasi teknologi di tingkat petani sangat beragam, bergantung

pada orientasi produksi, kondisi kesuburan tanah, resiko yang dihadapi, dan

kemampuan petani untuk membeli atau mengakses sarana produksi. Penggunaan

pupuk di kalangan petani juga sangat beragam. Petani yang berorientasi subsistem

atau semi komersial tidak memupuk atau memberikan pupuk pada takaran sangat

rendah (umumnya hanya urea sebanyak 100-150 kg/ha). Petani yang berorientasi

komersial umumnya menggunakan pupuk dalam jumlah besar, yaitu: urea

250-700 kg/ha, SP-36 0-150 kg/ha, dan KCl 0-100 kg/ha. Penetapan jenis dan takaran

pupuk anorganik tersebut belum berdasarkan pada rekomendasi spesifik lokasi,

sesuai hasil analisis tanah (Damardjati et al., 2005).

Salah satu faktor penentu produktivitas jagung adalah populasi tanaman

yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Populasi tanaman yang

dianjurkan untuk dipertahankan adalah 66,000 tanaman/ha (jarak tanam 75x20 cm

untuk satu tanaman/lubang atau 75x40 cm untuk dua tanaman/lubang). Pada jenis

tanah Latosol, Volkanis, Mediteran dan Podsolik, pemberian pupuk Urea dengan

takaran 200-400 kg/ha memberikan efisiensi pemupukan (untuk setiap kg hasil

jagung dari setiap kg Urea yang diberikan) 6.0-7.5. Berdasarkan hasil penelitian di

Maros pada tiga varietas hibrida dan dua varietas komposit menunjukkan bahwa

takaran pupuk Urea yang optimal untuk hibrida adalah 420 kg/ha dengan aplikasi

(23)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Agustus 2011.

Analisis mengenai sifat-sifat tanah dilaksanakan di Balai Penelitian Tanah

(Balitan) Bogor. Analisis kadar air tanah dilakukan di Laboratorium Bioteknologi

Tanah, Departemen Ilmu tanah dan Sumberdaya Lahan IPB. Penanaman

dilakukan pada dua tempat, yakni: Rumah Kaca di Kompleks Perumahan IPB

Baranangsiang 4 dan Kebun Percobaan Muara, Balai Besar Penelitian Tanaman

Padi, Badan Pengembangan Pertanian, Ciapus-Bogor.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Penelitian Rumah Kaca

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih jagung

Hibrida varietas BISI 816, pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, Vitazyme,

tanah Latosol, pot tanam 5 kg, pipet, gelas ukur, timbangan dan peralatan tanam.

Tabel 4. Sifat Tanah yang Digunakan pada Penelitian Rumah Kaca

Jenis Analisis Metode Nilai Kriteria PPT (1983)

pH:

pH meter

a. pH H2O 5.0 Masam

b. pH KCl 4.1 Sangat Masam

C-organik (%) Walkley & Black 1.36 Rendah

N-total (%) Kjeldahl 0.11 Rendah

C/N ratio Perhitungan 12 Sedang

P2O5 (ppm) Bray 1 3.14 Sangat Rendah

K2O (ppm) Morgan 97 -

Ca (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 6.43 Sedang

Mg (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 1.71 Sedang

K (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 0.19 Rendah

Na (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 0.21 Rendah

KTK (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 17.35 Sedang

(24)

Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Latosol yang diambil

dari Cihideung. Analisis dilakukan pada sifat tanah dan kadar hara pupuk

anorganik sebelum memulai penelitian. Hasil analisis sifat tanah disajikan dalam

Tabel 4, sedangkan hasil analisis kandungan hara pupuk anorganik adalah sebagai

berikut: Urea dengan nilai N-total (46.17%), SP-36 dengan nilai P2O5 (35.58%) dan KCl dengan nilai K2O (61.52%).

3.2.2 Penelitian Lapang

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih jagung

hibrida varietas Pioneer P-12 , pupuk Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, Vitazyme,

sprayer, gelas ukur dan peralatan tanam.

Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Latosol. Sample tanah

diambil secara komposit pada lima titik di seluruh petak lahan untuk analisis

sifat-sifatnya. Hasil analisis sifat tanah dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Sifat Tanah yang Digunakan pada Penelitian Lapang

Jenis Analisis Metode Nilai Kriteria PPT (1983)

pH:

pH meter

a. pH H2O 5.4 Masam

b. pH KCl 5.0 Masam

C-organik (%) Walkley & Black 1.66 Rendah

N-total (%) Kjeldahl 0.15 Rendah

C/N ratio Perhitungan 11 Sedang

P2O5 (ppm) Bray 1 4.7

Sangat Rendah

K2O (ppm) Morgan 221 -

Ca (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 9.29 Sedang

Mg (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 3.05 Tinggi

K (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 0.41 Sedang

Na (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 0.51 Sedang

KTK (me/100g) NH4-C2H302 1N,

pH 7.0 15.3 Rendah

(25)

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Penelitian Rumah Kaca

Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini ada enam perlakuan

dengan lima kali ulangan. Jenis perlakuan dan dosis pupuk yang digunakan dapat

dilihat pada Tabel 6. Dosis Vitazyme yang digunakan pada percobaan ini

merupakan dosis pada takaran rendah, yaitu 0.1 liter/ha pada penyemprotan

pertama dan 1 liter/ha pada penyemprotan kedua. Rancangan percobaan yang

digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Tabel 6. Perlakuan yang Dicobakan di Rumah Kaca

Perlakuan Dosis (ppm) Dosis (g/pot) Dosis Vitazyme (%)

N P2O5 K2O Urea SP-36 KCl 1 MST 3 MST

P1V0 200 100 100 2.166 1.405 0.813 0 0

P1V1 200 100 100 2.166 1.405 0.813 0.025 0.25

P2V0 150 75 75 1.624 1.054 1.610 0 0

P2V1 150 75 75 1.624 1.054 1.610 0.025 0.25

P3V0 100 50 50 1.083 0.703 0.406 0 0

P3V1 100 50 50 1.083 0.703 0.406 0.025 0.25

Keterangan: (P1) Dosis 100% pupuk konvensional; (P2) Dosis 75% pupuk konvensional; (P3) Dosis 50% pupuk konvensional; (V0) Tidak diberikan aplikasi Vitazyme; (V1) Diberikan aplikasi Vitazyme

Tanah untuk penelitian diambil dari Cihideung pada kedalaman 0-20 cm,

kemudian dibersihkan dari sisa akar, sampah dan kerikil. Sebelum dimasukkan ke

dalam pot, tanah dikering udarakan dan disaring untuk memisahkan fraksi bukan

tanah (kerikil atau pasir) lalu diaduk sampai homogen. Sebanyak 5 kg tanah

Bobot Kering Mutlak (5.73 kg Bobot Kering Udara) dimasukkan ke dalam pot

bersamaan dengan pemberian pupuk. Penanaman dilakukan dengan melembabkan

tanah terlebih dahulu dan menanan 3 benih/pot pada kedalaman yang sama.

Setelah berumur 1 MST tanaman direduksi menjadi 2 setiap potnya.

Penyiangan dilakukan setiap minggu sedangkan penyiraman dilakukan 2

kali sehari dengan mempertahankan kadar air pada kapasitas lapang. Kadar air

pada kapasitas lapang adalah 46% dengan bobot tanah 7.3 kg/pot. Parameter yang

diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun setiap minggu, bobot basah akar

dan bagian atas tanaman, serta bobot kering akar dan bagian atas tanaman pada

(26)

Aplikasi Vitazyme pada tanaman jagung di rumah kaca dilakukan dengan

dosis rendah sebanyak tiga kali, yaitu: pada benih, saat jagung berumur 7 dan 3

MST. Aplikasi pada benih dilakukan dengan merendam benih pada 5% larutan

Vitazyme selama 5 menit. Dosis penyemprotan yang pertama (1 MST) adalah 0,1

liter/ha atau 10% lebih rendah dibandingkan dosis yang disarankan, sedangkan

dosis penyemprotan yang kedua (3 MST) adalah 1 liter/ha. Penyemprotan

dilakukan pada pagi hari, dan diaplikasikan merata pada seluruh bagian daun dan

tanah disekitar akar.

Perhitungan jumlah Vitazyme yang ditambahkan ke setiap tanaman

dilakukan dengan asumsi jarak tanam. Asumsi jarak yang digunakan adalah 50 x

50 cm, sehingga jumlah tanaman per hektar adalah 40,000 individu. Sehingga

masing-masing tanaman akan memperoleh 10 ml larutan 0.025% Vitazyme untuk

dosis 0.1 liter/ha dan 10 ml larutan 0.25% Vitazyme untuk dosis 1 liter/ha.

Analisis data dilakukan dengan Analysis of Variances (ANOVA), menggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Model linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Yij = μ + i + εij Keterangan:

Yij = Respon tanaman jagung akibat perlakuan ke i dan ke j

μ = Rataan umum

i = Pengaruh jenis perlakuan (P1V0, P1V1, P2V0, P2V1, P3V0, P3V1)

εij = Nilai acak dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

3.3.2 Penelitian Lapang

Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini adalah enam perlakuan dan

empat kali ulangan, dengan luas lahan tiap satuan percobaan adalah 3 m x 6 m

atau 18 m2. Dosis perlakuan yang diuji disajikan pada Tabel 7. Rancangan percobaan yang digunakan untuk percobaan di lapang adalah Rancangan Acak

(27)

Tabel 7. Dosis Perlakuan yang Dicobakan di Lapang

Perlakuan

Dosis (/ha) Dosis (/satuan percobaan)

Urea (kg)

SP-36 (kg)

KCl (kg)

Vitazyme (liter)

Urea (g)

SP-36 (g)

KCl (g)

Vitazyme (ml)

P1V0 400 100 100 0 720 180 180 0

P1V1 400 100 100 1 720 180 180 1.8

P2V0 300 75 75 0 540 135 135 0

P2V1 300 75 75 1 540 135 135 1.8

P3V0 200 50 50 0 360 50 50 0

P3V1 200 50 50 1 360 50 50 1.8

Keterangan: (P1) Dosis 100% pupuk konvensional; (P2) Dosis 75% pupuk konvensional; (P3) Dosis 50% pupuk konvensional; (V0) Tidak diberikan aplikasi Vitazyme; (V1) Diberikan aplikasi Vitazyme

(28)

Penelitian dimulai dengan pengolahan tanah, dimana tanah digemburkan,

diratakan, dan disiangi dari gulma. Jarak tanam yang digunakan adalah jarak antar

baris 75 cm dan jarak antar tanaman 20 cm. Penanaman dilakukan dengan sistem

tugal dengan 2 butir benih tiap lubangnya. Setelah berumur 1 MST, penyulaman

dilakukan bersamaan dengan penjarangan tanaman. Pupuk urea diberikan dua

kali, setengah dosis yang pertama diberikan saat tanam dan dosis berikutnya

diberikan saat jagung berumur 4 MST. Sedangkan untuk pupuk SP-36 dan KCl

seluruhnya diberikan pada saat penanaman

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan dan pembubunan.

Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan pestisida untuk belalang

dan lalat bibit merk Decis 25 EC (bahan aktif deltrametrin 25g/liter), dengan dosis

2 ml/liter air saat tanaman berumur 4 MST. Penyiraman dilakukan dengan irigasi

apabila hujan tidak turun. Namun demikian dikarenakan posisi lahan percobaan

yang rendah dan debit air irigasi yang tinggi maka lahan percobaan tergenang

setiap kali irigasi dilakukan. Penyiraman dilakukan pada malam hari oleh tenaga

lapang, sehingga peneliti tidak mengetahui adanya penggenangan pada lahan.

Aplikasi Vitazyme pada tanaman jagung di lapang diberikan sebanyak tiga

kali, yaitu: pada benih saat tanam, pada daun dan tanah disekitar tanaman saat

jagung berumur 1 MST dan saat jagung mulai berbunga 4 MST. Aplikasi

Vitazyme pada benih dilakukan dengan merendam benih pada 1% larutan

Vitazyme selama 5 menit sebelum ditanam.

Dosis yang digunakan untuk penyemprotan pada daun dan tanah disekitar

akar, baik pada umur 1 MST dan 4 MST adalah 1 liter/ha dengan volume semprot

400 liter/ha. Dikarenakan luas tiap satuan percobaan adalah 18 m2, maka dosis Vitazyme yang digunakan per satuan percobaan adalah 0.18 ml.

Parameter yang diamati sebelum panen adalah tinggi tanaman pada

sepuluh tanaman contoh yang ditentukan secara acak dari setiap satuan percobaan.

Komponen produksi yang diamati saat panen (100 HST) adalah: panjang tongkol,

jumlah baris biji, bobot tongkol tanpa dan dengan kelobot 10 tanaman contoh

/petak, bobot berangkasan tanaman contoh, bobot tongkol tanpa dan dengan

kelobot setiap petak, bobot 100 biji pipilan kering (g/petak), dan bobot pipilan

(29)

Analisis data dilakukan dengan Analysis of Variances (ANOVA), menggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Model linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Yijk = μ + i + j + εij Keterangan:

Yijk = Respon tanaman jagung akibat perlakuan ke i dan ke j

μ = Rataan umum

i = Pengaruh jenis perlakuan (P1V0, P1V1, P2V0, P2V1, P3V0, P3V1)

j = Pengaruh kelompok ulangan (1, 2, 3, 4)

(30)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian di Rumah Kaca 4.1.1 Tinggi Tanaman

Hasil Analisis ragam (Analysis of Variance) terhadap tinggi tanaman jagung (Tabel Lampiran 2-7) menunjukkan bahwa tiga taraf pemupukan NPK

nyata memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman sedangkan aplikasi

Vitazyme tidak nyata berpengaruh. Hasil tidak nyata juga ditunjukkan oleh

interaksi antara kedua faktor tersebut. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan,

diperoleh hasil seperti pada Tabel 8.

Tabel 8. Tinggi Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Perlakuan Pupuk

100% NPK 17.24 a 40.87 a 56.24 a 90.74 a 118.80 a 142.65 a

75% NPK 15.34 b 38.7 ab 51.99 b 84.42 b 114.75 ab 136.30 a

50% NPK 15.32 b 37.31 b 48.09 c 78.87 c 108.00 b 130.10 a

Uji F tn * ** ** * tn

Perlakuan Vitazyme

Tanpa

Vitazyme 15.46 a 38.98 a 52.27 a 84.74 a 114.55 a 137.83 a

Dengan

Vitazyme 16.47 a 38.93 a 51.95 a 84.61 a 113.15 a 134.87 a

Uji F tn tn tn tn tn tn

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dengan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada =5% atau 1%.

tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1%

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan (Tabel 8) diketahui bahwa tinggi

tanaman jagung nyata berbeda pada minggu ke-2 hingga ke-5 setelah tanam.

Tidak nyatanya perbedaan tinggi tanaman pada minggu pertama dan ke-6 setelah

tanam disebabkan oleh pertumbuhan vegetatif yang baru dimulai dan mulai

[image:30.595.89.522.220.804.2]
(31)

(a) (b)

[image:31.595.98.504.57.836.2]

(c)

Gambar 2. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Jagung Umur 3 MST di Rumah Kaca

Keterangan: (a) 100% NPK; (b) 75% NPK; (c) 50% NPK

(a) (b)

[image:31.595.113.501.83.398.2]

(c)

Gambar 3. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Jagung Umur 6 MST di Rumah Kaca

Keterangan: (a) 100% NPK; (b) 75% NPK; (c) 50% NPK

Kontrol Vitazyme

Kontrol Vitazyme

Kontrol Vitazyme

Kontrol Vitazyme Kontrol Vitazyme

(32)

Dosis pemupukan 100% NPK nyata memberikan perbedaan tinggi

tanaman terbaik dibandingkan dosis 75% NPK dan 50% NPK pada minggu ke-3

dan ke-4. Pada minggu ke-2 dan ke-5 dosis pemupukan 100% NPK dan 75% NPK

diketahui tidak nyata berbeda, namun 100% NPK berbeda nyata dengan 50%

NPK. Dimana dosis 50% NPK memberikan tinggi tanaman yang paling rendah,

oleh karena kandungan haranya yang tidak cukup untuk memenuhi pertumbuhan

tinggi tanaman dibandingkan dosis lainnya.

4.1.2 Jumlah Daun

Berdasarkan hasil Analisis ragam terhadap jumlah daun tanaman jagung

(Tabel Lampiran 9-14) diketahui bahwa tiga taraf pemupukan NPK nyata

berpengaruh pada jumlah daun hanya pada minggu ke-3, 5 dan 6. Aplikasi

Vitazyme tidak nyata memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan jumlah daun,

demikian pula interaksi antara kedua faktor yang tidak berpengaruh nyata.

Tabel 9. Jumlah Daun Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme

Perlakuan Jumlah Daun

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Perlakuan Pupuk

100% NPK 2.20 a 4.05 a 5.65 a 7.30 a 8.90 a 9.40 a

75% NPK 2.05 a 4.05 a 5.25 ab 7.10 a 8.75 ab 9.20 ab

50% NPK 2.10 a 3.95 a 4.95 b 6.95 a 8.10 b 8.90 b

Uji F tn tn * tn * *

Perlakuan Vitazyme

Tanpa Vitazyme 2.13 a 4.07 a 5.2 a 7.27 a 8.67 a 9.20 a

Dengan

Vitazyme 2.10 a 3.97 a 5.37 a 6.97 a 8.50 a 9.13 a

Uji F tn tn tn tn tn tn

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dengan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada =5% atau 1%.

tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%

Tabel 9 menunjukkan hasil uji lanjut Duncan yang membuktikan bahwa

aplikasi Vitazyme tidak nyata memberikan perbedaan jumlah daun tanaman

jagung. Sedangkan dosis pemupukan 100% NPK dan 75% NPK tidak nyata

berbeda namun 100% NPK berbeda nyata dengan 50% NPK, dimana 50% NPK

(33)

4.1.3 Biomassa Tanaman Jagung

Melalui hasil analisis ragam terhadap bobot biomassa tanaman jagung

(Tabel Lampiran 16-19), diketahui bahwa Vitazyme tidak memberikan pengaruh

nyata terhadap bobot basah dan kering tanaman meskipun memberikan rataan

bobot yang lebih tinggi. Tiga taraf pemupukan NPK nyata memberikan pengaruh

pada bobot basah akar, serta bobot kering bagian atas dan akar tanaman. Analisis

ragam terhadap kedua faktor pemupupukan NPK dan Vitazyme menunjukkan

tidak adanya interaksi antar keduanya.

Tabel 10. Bobot Biomassa Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme

Perlakuan

Pengukuran Biomassa Tanaman Jagung 6 MST

Bobot Basah (g) Bobot Kering (g)

Bagian Atas Akar Bagian Atas Akar

Perlakuan Pupuk

100% NPK 148.00 a 156.10 a 26.32 a 16.66 a

75% NPK 133.95 a 146.80 a 19.82 b 15.92 ab

50% NPK 106.25 a 105.70 b 14.81 c 11.88 b

Uji F tn * ** *

Perlakuan Vitazyme

Tanpa

Vitazyme 125.33 a 132.00 a 19.61 a 14.55 a

Dengan

Vitazyme 133.47 a 140.40 a 21.03 a 15.09 a

Uji F tn tn tn tn

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dengan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada =5% atau 1%.

tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1%

Berdasarkan hasil uji Duncan (Tabel 10) diketahui bahwa dosis 100%

NPK dan 75% NPK saling tidak nyata pada pengukuran bobot basah dan kering

akar. Namun demikian dosis 100% NPK dan 50% NPK nyata berbeda, dimana

dosis 50% NPK memberikan bobot biomassa terendah. Pada komponen bobot

basah bagian atas (tajuk) dosis 100% NPK, 75% NPK dan 50% NPK

(34)

(a) (b)

[image:34.595.108.507.82.436.2]

(c)

Gambar 4. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Akar Jagung Umur 6 MST di Rumah Kaca

Keterangan: (a) 100% NPK; (b) 75% NPK; (c) 50% NPK

4.2 Hasil Penelitian di Lapang 4.2.1 Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam terhadap tinggi tanaman jagung (Tabel Lampiran

21-25) menunjukkan bahwa tiga dosis pemupukan dan aplikasi Vitazyme tidak nyata

memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman. Demikian pula hasil analisis

ragam antara kedua faktor, yaitu pemupukan dan Vitazyme yang saling tidak

nyata berpengaruh.

Kontrol

Kontrol

Kontrol

Vitazyme

(35)

(a)

(b)

[image:35.595.102.508.84.605.2]

(c)

Gambar 5. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Jagung Umur 5 MST di Lapang

Keterangan: (a) 100% NPK; (b) 75% NPK; (c) 50% NPK

Kontrol

Kontrol Kontrol

Vitazyme

Vitazyme

(36)

Tabel 11. Tinggi Tanaman Jagung di Lapang pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST

Perlakuan Pupuk

100% NPK 29.86 a 58.63 a 103.84 a 147.89 a 197.32 a

75% NPK 28.47 a 54.98 a 101.60 a 144.52 a 193.41 a

50% NPK 31.77 a 60.77 a 107.49 a 149.44 a 196.22 a

Uji F tn tn tn tn tn

Perlakuan Vitazyme

Tanpa

Vitazyme 30.66 a 59.19 a 105.25 a 148.41 a 197.28 a

Dengan Vitazyme 29.40 a 57.05 a 103.37 a 146.16 a 194.14 a

Uji F tn tn tn tn tn

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dengan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (tn) menurut uji DMRT pada =5% atau 1%.

4.2.2 Pengukuran Tongkol dan Hasil Panen Tanaman Contoh

Analisis ragam (Anova) terhadap panjang tongkol, jumlah baris biji dan

bobot biji pipilan kering tanaman jagung contoh (Tabel Lampiran 26-28)

menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata baik antara dosis pemupukan NPK dan

aplikasi Vitazyme. Lain halnya dengan analisis ragam terhadap bobot 100 butir

biji (Tabel Lampiran 29) dimana baik dosis pemupukan maupun aplikasi

keduanya nyata memberikan pengaruh pada bobot 100 butir biji jagung.

Meskipun demikian hasil analisis ragam terhadap interaksi antara kedua faktor,

yaitu pemupukan NPK dan aplikasi Vitazyme tidak nyata memberikan pengaruh.

Hasil uji lanjut Duncan (Tabel 12) menunjukkan bahwa dosis pemupukan

dan aplikasi Vitazyme nyata memberikan perbedaan hanya pada bobot 100 butir

biji. Dosis pemupukan 50% NPK memberikan bobot 100 biji yang paling tinggi

dan tidak berbeda nyata dengan dosis 100% NPK, sedangkan dosis 75% NPK

memiliki bobot yang paling rendah. Aplikasi Vitazyme nyata meningkatkan bobot

(37)

Tabel 12. Hasil Pengukuran Tongkol Jagung di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme

Perlakuan

Pengukuran Tongkol Jagung (10 Tanaman Contoh)

Panjang

Tongkol Jumlah Baris

Bobot 100 Butir Biji (g)

Biji Pipilan Kering (kg)

Perlakuan Pupuk

100% NPK 16.01 a 14.17 a 32.16 ab 1.36 a

75% NPK 15.82 a 14.11 a 31.10 b 1.34 a

50% NPK 16.40 a 13.85 a 32.61 a 1.44 a

Uji F tn tn * tn

Perlakuan Vitazyme

Tanpa

Vitazyme 16.31 a 14.09 a 30.92 b 1.39 a

Dengan

Vitazyme 15.84 a 14.00 a 32.99 a 1.37 a

Uji F tn tn ** tn

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dengan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada =5% atau 1%.

tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1%

Pengaruh pemupukan NPK dan Vitazyme terhadap bobot tongkol

berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot dan bobot berangkasan 10 tanaman

contoh dapat dilihat pada Tabel 13. Analisis ragam (Anova) terhadap ketiganya

(Tabel Lampiran 30-32) menunjukkan bahwa pemupukan dan aplikasi Vitazyme

[image:37.595.106.515.532.717.2]

maupun interaksi keduanya memberikan hasil yang tidak nyata.

Tabel 13. Hasil Pengukuran Bobot Panen Tanaman Contoh di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme

Perlakuan

Pengukuran Bobot Jagung (10 Tanaman Contoh)

Tongkol Berkelobot (kg)

Tongkol Tanpa Kelobot (kg)

Berangkasan Tanaman Sample (kg)

Perlakuan Pupuk

100% NPK 2.92 a 2.61 a 10.82 a

75% NPK 2.85 a 2.54 a 10.16 a

50% NPK 2.96 a 2.66 a 11.27 a

Uji F tn tn tn

Perlakuan Vitazyme

Tanpa

Vitazyme 2.95 a 2.63 a 10.83 a

Dengan

Vitazyme 2.88 a 2.57 a 10.67 a

Uji F tn tn tn

(38)

4.2.3 Hasil Panen Tanaman Jagung

Variabel yang digunakan untuk mengukur hasil produksi panen jagung

adalah bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot dan bobot biji

pipilan kering.

Tabel 14. Hasil Panen Tanaman Jagung di Lapang (100 HST) pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme

Perlakuan

Pengukuran Bobot Panen Jagung

Tongkol Berkelobot (kg/petak)

Tongkol Tanpa Kelobot (kg/petak)

Biji Pipilan Kering (kg/petak)

Perlakuan Pupuk

100% NPK 25.61 a 19.70 a 14.84 a

75% NPK 25.54 a 19.77 a 14.84 a

50% NPK 24.10 a 18.99 a 14.39 a

Uji F tn tn tn

Perlakuan Vitazyme

Tanpa

Vitazyme 24.87 a 19.25 a 14.43 a

Dengan

Vitazyme 25.29 a 19.72 a 14.94 a

Uji F tn tn tn

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dengan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada =5% atau 1%.

tn: tidak nyata, (*) nyata pada =5%, (**) nyata pada =1%

Gambar 6. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tongkol Jagung Umur 100 HST di Lapang

Berdasarkan analisis ragam terhadap seluruh variabel yang diamati (Tabel

Lampiran 33-35), dosis pemupukan dan aplikasi Vitazyme tidak nyata

Kontrol Kontrol

Kontrol Vitazyme

Vitazyme

Vitazyme

(39)

memberikan hasil produksi yang meningkat. Demikian pula dengan hasil uji

lanjut Duncan (Tabel 14) yang menunjukkan bahwa hasil produksi jagung pada

setiap perlakuan tidak nyata berbeda.

4.3 Pembahasan

Dosis pemupukan 100% NPK memberikan hasil pertumbuhan dan

produksi jagung yang paling baik pada penelitian di rumah kaca. Hal ini dapat

dilihat dari hasil rataan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot biomassa jagung

yang lebih tinggi dibandingkan pada dosis pemupukan 75% dan 50% NPK.

Dengan kata lain dosis 100% NPK mampu menyokong kebutuhan hara jagung

secara optimal sehingga tanaman mampu tumbuh dan berproduksi optimum.

Unsur N, P dan K merupakan unsur yang esensial bagi tanaman jagung.

Kekurangan salah satu atau keseluruhan unsur tersebut akan mengakibatkan

menurunnya hasil pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut Permadi et al., (2005) pemupukan NPK berpengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan dan

hasil produksi tanaman jagung serta memberikan hasil yang lebih tinggi

dibandingkan pemupukan NP dan NK saja.

Aplikasi Vitazyme pada takaran rendah dengan dosis 0.1 liter/ha (0.025%

larutan Vitazyme) pada minggu pertama dan 1 liter/ha (0.25% larutan Vitazyme)

pada minggu ke-3 tidak nyata memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan

produksi tanaman jagung di rumah kaca. Hal ini dikarenakan oleh rendahnya

dosis Vitazyme yang diberikan pada umur 1 MST, yaitu menurun 10%

dibandingkan dosis yang disarankan. Dosis aplikasi Vitazyme yang disarankan

oleh Vital Earth untuk penggunaan di rumah kaca adalah 1 liter Vitazyme/ha

(0.25% larutan Vitazyme) untuk diaplikasikan setiap dua-tiga minggu sekali

(Anonym, 2011b).

Penelitian di Indonesia mengenai dosis Vitazyme yang berbeda untuk

penanaman di rumah kaca sebelumnya telah dilakukan oleh Abadi (2011) pada

tanaman caisim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot berangkasan caisim

meningkat 9.7% pada dosis 0.5 liter/ha, meningkat 24.4% pada dosis 1 liter/ha,

namun menurun sebesar 42.84% pada dosis 1.5 liter/ha. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa dosis Vitazyme yang ideal untuk penanaman di rumah kaca

(40)

Lain halnya dengan hasil penelitian Sugiyanta dan Yuseffa A. (2011)

terhadap dosis Vitazyme yang berbeda-beda di lapang. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tanaman pakcoy dengan 0.5 dosis Vitazyme (1.25 liter/ha)

hingga 1.5 dosis (3.75 liter/ha) nyata memberikan hasil produksi pakcoy yang

lebih tinggi dari perlakuan kontrol. Namun demikian 1 dosis Vitazyme (2.5

liter/ha) dinyatakan sebagai dosis terbaik untuk diaplikasikan kepada tanaman

pakcoy sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 2,3 dan 4 MST dengan volume semprot

500 liter/ha.

Dosis tersebut merupakan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan

yang disarankan oleh Vital Earth. Namun demikian, dosis tersebut mampu

meningkatkan produksi tanaman yang lebih optimum dan dinilai efisien secara

ekonomi oleh Sugiyanta dan Yuseffa A. (2011). Melalui hasil ini juga dapat

ditarik kesimpulan bahwa dosis Vitazyme yang rendah pada penanaman jagung di

rumah kaca akan menyebabkan hasil pertumbuhan dan produksi yang tidak nyata

akibat dari takarannya yang 10% lebih rendah dibandingkan dengan yang

disarankan.

Hasil penelitian lapang pada tiga taraf pemupukan menunjukkan hasil

yang tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Dosis

100% NPK tidak berbeda nyata dengan dosis 75% NPK dan 50% NPK. Hal ini

berbeda dengan pernyataan Syafruddin et al., (2008) yang mengatakan bahwa pemberian pupuk N yang tidak sesuai jumlahnya bagi kebutuhan tanaman akan

mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan tanaman jagung. Demikian pula

Tandisau et al., (2003) yang mengatakan pemupukan P rendah akan mengurangi hasil produksi pipilan kering jagung.

Aplikasi Vitazyme pada penelitian lapang turut memberikan hasil yang

tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung meskipun pada

takaran yang sesuai (1 liter Vitazyme/ha). Hasil ini berbeda dibandingkan hasil

penelitian di Universitas Missouri, Columbia pada jagung hibrida yang

diaplikasikan Vitazyme sebanyak dua kali pada dosis 1 liter/ha/aplikasi

memberikan hasil panen 17% lebih banyak dari kontrol dan 20% lebih tahan

(41)

Pertumbuhan dan produksi jagung pada semua perlakuan disetiap ulangan

sama baiknya pada penelitian ini. Hal ini ternyata disebabkan oleh pemberian air

irigasi yang dilakukan melalui penggenangan di waktu malam hari oleh tenaga

lapang tanpa sepengetahuan peneliti. Petakan percobaan terendam sehingga pupuk

dan Vitazyme dari plot yang satu terbawa ke plot yang lain. Dengan demikian

tidak ada kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian lapang ini. Paralel dengan

percobaan ini pada saat yang bersamaan, juga dilakukan penelitian pengaruh

Vitazyme terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Hasil penelitian tersebut

sama dengan penelitian jagung karena petakan percobaan juga mengalami

perendaman melalui irigasi.

Vitazyme akan berpengaruh nyata pada hasil tanaman apabila digunakan

sesuai dosis yang disarankan dengan cara aplikasi yang tepat. Dimana

penyemprotan harus dilakukan secara hati-hati dan tidak mengenai petak kontrol.

Selama melakukan aplikasi, sebaiknya lahan tidak mengalami penggenangan

begitu pula sehari setelah aplikasi dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah

Vitazyme terbawa air ke tempat lain, sehingga lahan yang diaplikasikan tidak

memberikan hasil nyata.

Gambar 7. Lahan Percobaan Kedelai (depan) dan Jagung (belakang) di Kebun Percobaan Muara (5 MST)

(42)

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Aplikasi Vitazyme dengan takaran rendah pada dosis 0.1 liter/ha (1 MST)

dengan 1 liter/ha (3 MST) terbukti tidak memberikan pengaruh nyata pada

pertumbuhan dan produksi tanaman jagung di rumah kaca. Aplikasi pemupukan

NPK pada tiga dosis yang berbeda, yaitu: 100%, 75% dan 50% memberikan

pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung di rumah

kaca.

Perendaman yang terjadi pada petak percobaan menyebabkan baik

Vitazyme maupun pupuk NPK yang digunakan terbawa dan tercampur antara

petak satu dengan lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh adanya kesamaan hasil

pertumbuhan dan produksi jagung pada seluruh petak percobaan.

5.2 Saran

Pengujian terhadap takaran Vitazyme yang tepat untuk penanaman jagung

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, F. C. 2012. Aplikasi Bahan Organik dan Pupuk Cair Biostimulant (Vitazyme) terhadap Pertumbuhan dan Serapan Hara Tanaman Caisim (Brassica juncea) Varietas Tosakan pada Tanah Latosol Darmaga [Skripsi]. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. IPB Bogor

Akil, M. 2009. Penempatan Pupuk Anorganik yang Efisien pada Tanaman Jagung di Lahan Kering. Dalam Anonym (Ed). Prosiding Seminar Nasional Serealia. Maros, 29 Juli 2009. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Hal 169-176

Anonym. 2011. The Vitazyme User’s Guide Revision in June 2011.

http://www.plantdesign.com [07 Juli 2011]

Anonym. 2011. Vitazyme on Corn. Vital Earth Resources Research. Gladewater-Texas

Anonym. 2012. Known Ingredients in Vitazyme. Vital Earth Resources Research. Gladewater-Texas

BPS. 2011. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Provinsi. http://www.bps.go.id [18 Oktober 2011]

BPS. 2011. Tabel Impor Menurut Komoditi 2011. http://www.bps.go.id [30 Agustus 2012]

BPS. 2012. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi: 25. CV Nasional Indah. Jakarta

Damardjati, D. S., Subandi, Kariyasa K., Zubachtirodin, dan Sania S. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung. Departemen Pertanian. Jakarta.

Dobermann, A. and Fairhurst T. 2000. Rice: Nutrient Disorders and Nutrient Management. IRRI. Mekati

Hartmann, H. T., William J. F., and Anton M. K. 1981. Plant Science: Growth, Development, and Utilization of Cultivated Plants. Prentice-Hall. Eaglewood Clifft-New Jersey.

Heiniger, R. 2004. Vitazyme on Corn: Field Study Result on North Carolina State University. Vital Earth Resources Research. Gladewater-Texas

(44)

Murni, A. M. 2007. Efisiensi Penggunaan Pupuk Nitrogen, Posfor dan Kalium pada Tanaman Jagung (Zea mays). Dalam Muryanto, Teguh P., Susanto P., Yulianto, Agus H., Ekaningtyas K., Sudi M., Sumardi (Eds). Prosiding Seminar Inovasi dan Alih Teknologi Pertanian untuk Pengembangan Agribisnis Industrial Pedesaan di Wilayah Marjinal. Jawa Tengah, 8 November 2007. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Hal 147-151

Nathan and Timothy. 2011. Result of a 2011 Vitazyme Research Study at the University of Missouri. Plant Sciences Division. Columbia

Park, K. 2001. Corn Production in Asia: China, Indonesia, North Korea, South Korea and Japan. FFTC for the Asian and Pacific Region. Taiwan.

Permadi, K., Yati H., dan Indah N. 2005. Pengaruh pupuk N, P dan K terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida dan komposit di lahan kering. Jurnal Agrivigor. 5(1): 9-15

Schou, B. 2008. Vitazyme on Corn: a Long Term Study (1st year). Vital Earth Resources. Texas

Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2010. Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung. http://www.setneg.go.id [20 Desember 2011]

Subandi, Inu K., Ismail, dan Hermanto. 1998. Jagung: Teknologi Produksi dan Pasca Panen. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor

Sugiyanta dan Yuseffa A. 2011. Pengujian Lapangan Efektivitas Pupuk Anorganik Mikro Cair Merk Vitazyme pada Tanaman Pakcoy. Departemen Agronomi dan Hortikultura. IPB Bogor

Syafruddin, Sania S., M. S. Pabbage, dan Subandi. 2008. Pemantauan Cepat Status Hara N pada Tanaman Jagung Menggunakan Bagan Warna Daun dan Klorofil Meter. Dalam Zulkifli Z., Firdaus K., Hermanto, Sunihardi (Eds). Prosiding Simposium V Tanaman Pangan: Inovasi Teknologi Tanaman Pangan (Buku 3). Bogor, 28-29 Agustus 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Hal 793-802

Syltie, P. W. 2008. Vitazyme on Corn: A Greenhouse Study. Vital Earth Resources Research. Gladewater-Texas

Tandisau, P. dan Sirappa M. P. 2003. Respon jagung terhadap pemupukan fosfat pada berbagai kelas hara P buatan di lahan kering. Jurnal Agrivigor. 3(1): 63-73

(45)

Witt, C., Pasuquin J. M., and Dobermann A., 2006. Towards a site specific nutrient management approach for maize in asia. Better Crops Journal. 90(2): 28-31

Zubachtirodin, Margaretha S. L., dan Pabbage M. S. 2008. Pengelolaan Tanaman Jagung secara Terpadu pada Lahan Sawah Tadah Hujan. Dalam Zulkifli Z., Firdaus K., Hermanto, Sunihardi (Eds). Prosiding Simposium V Tanaman Pangan: Inovasi Teknologi Tanaman Pangan (Buku 3). Bogor, 28-29 Agustus 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Hal 779-792

(46)
(47)

Tabel Lampiran 1. Rataan Tinggi Tanaman Jagung 1-6 MST

Perlakuan MST (cm)

1 2 3 4 5 6

P1V0 16.74 41.02 56.41 91.17 120.1 144.65

P1V1 17.74 40.72 56.08 90.3 117.5 140.65

P2V0 14.56 38.58 52.01 84.2 114.7 138.7

P2V1 16.13 38.82 51.97 84.64 114.8 133.9

P3V0 15.09 37.35 48.39 78.85 108.85 130.15

P3V1 15.54 37.26 47.79 78.9 107.15 130.05

Tabel Lampiran 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 1 MST

Sumber Keragaman

Derajat

Bebas Anova SS Mean Square F-Hitung Pr > F

Pupuk 2 24.32516667 12.16258333 3.19 0.0593

Vitazyme 1 7.60033333 7.60033333 1.99 0.1711

Pupuk*Vitazyme 2 1.56816667 0.78408333 0.21 0.8185

Tabel Lampiran 3. Analisis Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

Sumber Keragaman

Derajat

Bebas Anova SS Mean Square F-Hitung Pr > F

Pupuk 2 64.54

Gambar

Tabel 8. Tinggi Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan
Gambar 3. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Jagung Umur 6 MST di
Gambar 4. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Akar Jagung Umur 6 MST di
Gambar 5. Pengaruh Aplikasi Vitazyme terhadap Tinggi Jagung Umur 5 MST di
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Tersedia” atau “Ketersediaan” berarti dalam kaitannya dengan lingkungan produksi Platform Hosting, pemuatan kode halaman web mentah (html atau semacamnya dan tidak

Dari penelitian ini diperoleh hasil, bahwa tidak ada hubungan antara kepuasan pelayanan makanan dengan perubahan IMT pasien, serta tidak ada hubungan antara

Adakah korelasi (hubungan) yang signifikan antara keterampilan proses sains dengan hasil belajar kognitif siswa menggunakan pendekatan STM pada materi pokok usaha

Dalam hubungannya dengan sumber daya manusia, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, perubahan kondisi lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik internal di PPP berdampak pada elit lokal PPP di Kabupaten Gowa hal ini terlihat pada, adanya dukungan elit lokal partai

Beberapa atribut fasilitas yang bersifat universal dapat disisihkan dari pembahasan dengan asumsi tidak terlalu spesifik untuk Rumah Sakit Islam, tetapi tetap harus disediakan,

Dana yang diperoleh dari pinjaman fasilitas kredit yang diberikan oleh RHB akan digunakan untuk membiayai modal kerja entitas anak perseroan.. Blue Bird (BIRD) tetap

Penerapan pendekatan PTT padi dapat diandalkan untuk mendukung kegiatan pemerintah dalam upaya peningkatan produktivitas padi dan pendapatan petani, sehingga