BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
D. Hasil Temuan dan Analisis Data
Dari analisis yang telah dilakukan peneliti, menemukan hasil pandangan yang berusaha disampaikan oleh stasiun televisi JTV melalui program dakwah “Menek Blimbing” episode Kepemimpinan Membangun Keseimbangan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah kepemimpinan dalam bernegara, bermula dari krisis kepemimpinan yang dialami umat muslim akhir-akhir ini dengan menampilkan contoh-contoh kepemimpinan yang terjadi pada masa Rasulullah, sahabat serta dalam kebudayaan di Nusantara.
88
Sikap pemimpin yang dicontohkan tersebut selalu mempertanggungjawabkan kepemimpinannya tidak hanya kepada rakyat melainkan juga mempertanggungjawabkan kepada Allah SWT karena menjadi seorang pemimpin merupakan amanah yang harus bisa dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT dan juga kepada rakyat.
Kepemimpinan saat ini lebih mengutamakan dirinya sendiri, partai politiknya sendiri, serta tidak bisa mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kepada rakyat atau orang yang dipimpin dan juga kepada Allah. Dengan itu yang akhirnya membuat umat muslim mudah dikalahkan oleh orang lain karena setiap partai politik Islam saling menonjolkan golongan sendiri, menonjolkan kemampuan sendiri, sehingga orang lain itu dengan mudah menundukan karena umat muslim terlalu banyak calon, sedangkan orang lain hanya satu calon. Seperti yang terjadi di Ibukota, Partai PPP menonjolkan H.Lulung, Partai PKB menonjolkan Ahmad Dhani, Partai PAN menonjolkan Suyoto. Andaikan saja semua pemimpin muslim mau bersatu padu membicarakan masalah siapa pemimpin dari umat muslim yang akan dipilih sehingga terjadi satu kesatuan pendapat.
Mencari sosok pemimpin juga harus bisa menegakkan keadilan karena keadilan itu memang menjadi syarat yang penting dalam kepemimpinan menurut ajaran Islam dan juga selalu rendah hati ketika menjadi pemimpin dan yang terpenting adalah pemimpin harus mempunyai niat yang ikhlas tuntuk menolong atau membantu orang-orang yang lemah.
89
Pemimpin juga bisa mencontoh kepemimpinan Manunggaling Kawula Gusti yang menjadikan Allah dan rakyat adalah satu, sehingga pemimpin dapat mempertanggungjawabkan kepemimpinannya tidak hanya kepada rakyat namun juga kepada Allah. Ataupun pemimpin juga bisa mencontoh kepemimpinan tokoh punakawan yang menjadikan dirinya sebagai penyambung lidah rakyat yang antara perkataan dan tindakannya tidak saling bertentangan.
Dari hasil temuan dalam penelitian ini, jika dikorelasikan menurut ilmu dakwah, seorang pemimpin harus memiliki sifat dan kepribadian seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW Kullukum Ra'in Wa Kullu
Ra' in Mas'ulun 'An Ra'iyyatihi bahwa masing-masing kamu adalah
penggembala, masing-masing kamu bertanggung jawab terhadap yang digembalakanya. Maka, pemimpin adalah penggambala bertanggungjawab atas gembalanya.
Kepemimpinan dalam Islam harus memiliki sifat dan ciri tingkah laku yang mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan seseorang guna tercapainya tujuan dari dakwah tersebut. Sebagai pemimpin menurut Islam, usaha yang dilakukan tidak hanya terbatas pada usaha menyampaikan pesan tetapi harus mempertanggungjawabkan efek penyampaian pesannya terhadap mad‟u (rakyat).
Pemimpin menurut Islam harus mempunyai nilai-nilai kepemimpinan antara lain : Bersikap dan bertindak adil, Berpendirian
90
teguh, Mempunyai keyakinan, Berhati ikhlas, Memiliki kondisi fisik yang baik, serta Mampu berkomunikasi.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian yang berjudul Analisis Framing Program
Dakwah “Menek Blimbing” di JTV, Episode Kepemimpinan Membangun
Keseimbangan. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menggunakan analisis framing model Robert N. Entman dengan
menyeleksi isu serta menonjolkan aspek tertentu.
Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan yang terjadi saat ini yang lebih mengutamakan dirinya
sendiri, golongan maupun partai politiknya sendiri, serta tidak bisa
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kepada rakyat. Faktor
penyebab masalahnya adalah masing-masing pemimpin umat Islam saling
menonjolkan kemampuannya, tidak mau bersatu padu membicarakan
pemimpin umat Islam yang kelak akan menjadi pemimpin. Nilai moral
yang disajikan berlandaskan pada moral agama dan masyarakat dengan
memberikan gambaran-gambaran terkait kepemimpinan yang terjadi pada
masa kepemimpinan Rasulullah dan para sahabat. Penyelesaian dan jalan
yang ditawarkan yaitu pemimpin yang selalu mengutamakan rasa keadilan
serta memiliki sifat rendah hati dan yang terpenting selalu
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya tidak hanya kepada rakyat
92
B. Saran
Saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan serta
pertimbangan oleh pihak –pihak terkait, khususnya peneliti.
1. Bagi para pembaca, harus lebih baik serta memperdalam hasil
dari penelitian ini, dikarenakan peneliti menyadari
bahwasannya hasil dari penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan.
2. Bagi Institusi khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi
diharapkan mampu mengembangkan penelitian-penelitian yang
berhubungan dengan komunikasi ini dengan hal-hal baru,
aktual dan ilmiah.
3. Bagi mahasisiwa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, diharapkan mampu menngembangkan serta
menggunakan ilmu pengetahuannya agar bermanfaat bagi
bangsa dan negara. Serta dapat menyajikan produk positif yang
93
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
A. Hasan. Tafsir Al-Furqan. Persatuan Pustaka Tamaam. 1406 H.
Abda, Slamet Muhaimin. Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, Surabaya :Al-
Ikhlas, 1994.
Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah edisi Revisi. Jakarta : Kencana, 2009.
Amin, Samsul Munir. Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, Jakarta: Amzah,
2008.
Asy’ari, dkk. Pengantar Study Islam, Cetakan IV.
Bachtiar, Wardi. Metodelogi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta : Logos, 1997.
Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Baran, Stanley J. Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya,
Jakarta: Erlangga, 2012.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat.Jakarta: Kencana, 2007.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
94
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1984.
Elvinaro Ardianto, dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2004.
Enjang AS. Aliyudin. Dasar-Dasar Ilmu Dakwah (Bandung : Widya Padjadjaran,
2009.
Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:
PT LkiS Printing Cemerlang, 2012.
Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana, 2006.
Kuswandi, Wawan. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta :
PT. Rineka Cipta, 1996.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja
RosdaKarya, 2010.
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Jakarta : Kencana, 2013.
Mufid, Muhammad. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta : Kencana, 2009.
Muhyidin, Asep. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung : Pusaka Setia, 2002.
Naratama, Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Muti Camera. Jakarta:
95
Nasution, Zulkarnaen. Komunikasi Pembangunan, Jakarta : Raja Grafindo Utama,
1996.
Prihananto, Komunikasi Dakwah, Surabaya : Dakwah Digital Press, 2009.
Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : PT.Remaja
Rosdakarya, 1984.
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Set, Sony. Menjadi Perancang Program TV Profesional, Yogykarta : Andi Offet,
2008.
Suhandang, Kustadi. Manajemen Pers Dakwah. Bandung : MARJA, 2007.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya : Al-Ikhlas,
1983.
Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta : Gaya Media Pertama, 1997.
Widjaja, A.W. Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta :
Bumi Aksara, 2002.
INTERNET
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada 21 Desember 2016 Pukul
10.00 WIB