• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FRAMING PROGRAM DAKWAH “MENEK BLIMBING” DI JTV : EPISODE KEPEMIMPINAN MEMBANGUN KESEIMBANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FRAMING PROGRAM DAKWAH “MENEK BLIMBING” DI JTV : EPISODE KEPEMIMPINAN MEMBANGUN KESEIMBANGAN."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FRAMING PROGRAM DAKWAH “MENEK BLIMBING” DI JTV (EPISODE KEPEMIMPINAN MEMBANGUN KESEIMBANGAN)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Achmad Hanafi

B71213032

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Achmad Hanafi, B71213032, 2016. Analisis Framing Program Dakwah “Menek Blimbing” di JTV (Episode Kepemimpinan Membangun Keseimbangan). Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Analisis Framing, Program Dakwah, Menek Blimbing JTV

Televisi merupakan sarana yang efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan Islami melalui program dakwah yang ditayangkan, termasuk program dakwah Menek Blimbing di JTV. Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana JTV membingkai realitas pada program dakwah Menek Blimbing. Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, maka

peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan

menggunakan pisau analisis framing model Robert N. Entman. Dengan fokus

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN SKRIPSI ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

C. Tujuan Penelitian …...….………. 8

D. Manfaat Penelitian ………...……… 8

E. Definisi Operasional …...……….……… 9

F. Sistematika Pembahasan ………...……….. 11

BAB II - KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Televisi ... 12

B. Dakwah ... 18

C. Dakwah Melalui Televisi ... 37

D. Program Dakwah Televisi ... 39

E. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 44

BAB III - METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 50

B. Unit Analisis ... 51

C. Jenis dan Sumber Data ... 52

D. Tahapan Penelitian ... 53

E. Teknik Pengumpulan Data ... 54

F. Analisis Framing ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 59

BAB IV - PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 64

B. Penyajian Data ... 68

C. Analisis Data ... 81

(8)

BAB V - PENUTUP

A. Kesimpulan ... 91 B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ………... 93

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang saling bergantung satu sama

lain serta saling terkait dengan orang lain di lingkungannya. Komunikasi

merupakan keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,

dimana dapat kita lihat komunikasi adalah transmisi pesan dari suatu

sumber kepada penerima.1 Perkembangan media komunikasi modern saat

ini telah memungkinan orang diseluruh dunia untuk dapat saling

berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media yang

dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan.

Komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama antara

media massa dan khalayak.2 Perkembangan media massa di era globalisasi

ini membuat pola pikir masyarakat semakin berkembang. Seiring dengan

berjalannya waktu, media massa berkembang pesat dan berpacu pada

teknologi yang semakin canggih. Kecanggihan teknologi sangat membantu

manusia dalam memenuhi kebutuhan akan informasi. Media massa pada

dasarnya melakukan konstruksi terhadap realitas yang ada. Upaya media

massa ialah melakukan perekayasaan sehingga terbentuk realitas yang

baru dari realita yang ada dan nyata.

1 Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 5.

(10)

2

Televisi merupakan gabungan dari media audio dan visual. Sifat

politisnya sangat besar karena bisa menampilkan informasi, hiburan, dan

pendidikan, atau gabungan dari ketiga unsur tersebut secara kasat mata.

Media audio visual muncul karena perkembangan teknologi.

Kehadirannya setelah beberapa penemuan seperti telepon, telegraf,

fotografi serta rekaman suara.

Media televisi ada setelah radio dan media cetak. Dalam penemuan

televisi terdapat banyak pihak penemu maupun inovator yang terlibat baik

perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya massal yang

dikembangkan dari tahun ke tahun. Televisi menciptakan suasana tertentu,

yaitu penonton televisi dapat menikmati acara televisi sambil duduk santai

menyaksikan berbagai informasi.

Penyampaian isi pesan program televisi seolah-olah langsung

antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh

televisi dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan

terlihat secara visual. Pesan-pesan yang disampaikan langsung

mempengaruhi otak, emosi, perasaan dan sikap pemirsa.3

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah

untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi

mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi non hiburan dan non

(11)

3

informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua

pihak yakni komunikator dan komunikan.4

Tingkat persaingan stasiun televisi swasta ini cukup tinggi dalam

merebut perhatian penonton televisi. Stasiun televisi swasta kini,

diantaranya Trans TV, ANTV, Global TV, Indosiar, RCTI, MNC TV,

Metro TV, SCTV, Kompas TV, Trans 7, TV One, NET TV, RTV, iNews

TV. Selain itu juga banyak stasiun televisi lokal di wilayah Surabaya dan

sekitarnya seperti JTV, SBO, TV9, Surabaya TV, Bios TV, Arek TV.

Persaingan antar media massa ini tidak terlepas dari fungsinya yaitu

informasi, pendidikan dan hiburan. Dengan banyak memperhatikan

sinyalemen mengenai masa depan dalam menghadapi komunikasi global,

maka pemanfaatan media massa harus mempertimbangkan banyak hal.

Salah satunya kemajuan era digital saat ini dan yang akan datang.

Era milenium yang ditandai pergantian tahun 1999 ke tahun 2000

menjadi puncak bagi dunia pertelevisian. Tema tayangan televisi lebih

beragam, mulai dari berita, kisah inspiratif, dan pengetahuan tentang

agama sampai kehidupan masyarakat Indonesia. Melalui

tayangan-tayangan televisi religi, pesan dakwah dapat dengan mudah tersampaikan

kepada masyarakat. Pesan dakwah ialah isi yang disampaikan oleh da’i

atau komunikator atau subjek kepada mad’u atau komunikan atau objek.

Pesan utama dakwah adalah risalah Allah yang mencakup tiga hal;

Pertama, Menyempurnakan hubungan manusia dengan Tuhannya, hablun

(12)

4

min Allah, atau mu’amalah ma’a al-Khaliq. Kedua, Menyempurnakan

hubungan manusia dengan sesama manusia, hablun min al-nas, atau

mu’amalah ma’a al-nas. Ketiga, Mengadakan keseimbangan antara

keduanya dan dan mengaktifkannya agar sejalan dan berjalin untuk

kepentingan semesta.5

Seiring berkembangnya program acara dakwah televisi, muncul

fenomena karakter dakwah melalui program acara yang ditampilkan

dengan berupa gambar-gambar bergerak atau video kemudian

dikombinasikan dengan voice over berupa narasi yang menarik dari

pengisi suara.

Dakwah secara etimologi yang berarti seruan, ajakan atau

panggilan yang bertujuan untuk mengajak seseorang baik dalam

melakukan sesuatu kegiatan atau dalam merubah pola serta kebiasaan

hidup. Menurut Syekh Muhammad Al-Khadir Husaini, dakwah adalah

menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk, serta menyuruh kepada

kebaikan dan melarang pada kemunkaran agar mendapat kebahagian dunia

dan akhirat (Amar Ma’ruf Nahi Munkar).

Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 125

dibawah ini:

(13)

5

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.6

Jika ditinjau dari pengertiannya, komunikasi dakwah merupakan

upaya komunikator atau da’i dalam menyampaikan pesan-pesan

Al-Qur’an dan Hadits kepada umat (khalayak) agar umat dapat mengetahui,

memahami, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari serta menjadikan Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman dan

pandangan hidupnya.7

Media dakwah adalah peralatan yang digunakan da’i untuk

penunjang aktifitas berdakwah dalam menyampaikan materi dakwah, salah

satunya yakni media audio visual atau televisi. Berdakwah kini tidak

selalu diatas mimbar, pelaku dakwah atau da’i sering menggunakan media

untuk menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u dalam kegiatan

berdakwahnya. Salah satu media dakwah yang banyak digunakan yaitu

televisi, dikarenakan media televisi sangat efektif menjangkau mad’u lebih

luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih mendalam.

JTV adalah stasiun televisi regional yang dimiliki oleh Jawa Pos

Group berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pemirsanya, salah

satunya dalam menyajikan program acara yang sesuai dengan fungsi dari

media massa.

6 A. Hasan, Tafsir Al-Furqan, (Persatuan Pustaka Tamaam, 1406 H), h. 526.

(14)

6

Program acara merupakan sebuah perencanaan dasar dari suatu

konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain

produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang

disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.8

Program acara kini semakin banyak yang menggambarkan tentang

dakwah seperti ceramah agama, talk show tentang agama, bahkan kilasan

informasi berita yang bernuansa Islami. Maka dari itu, televisi bisa

menjadi media untuk berdakwah, menyebarkan ajaran agama Islam ke

berbagai pelosok tanah air. Oleh karena itu, stasiun televisi harus mampu

mengemas dengan baik isi siaran dakwah yang akan ditayangkan sesuai

dengan sasaran yang dituju, seperti dewasa, remaja bahkan anak-anak.

Program dakwah “Menek Blimbing” merupakan salah satu

program dakwah di JTV yang ditayangkan setiap hari senin-rabu pada jam

17.00-18.00 WIB secara tidak langsung (Tapping) yang bertujuan untuk

mengkaji serta mencari arti lebih dalam dari berbagai sudut pandang

mengenal Islam dan dapat memberi solusi terhadap permasalahan yang

tengah dihadapi oleh masyarakat. Program acara dakwah ini juga sebagai

salah satu contoh dari pengembangan metode dakwah yaitu dakwah bil

lisan yang dikembangkan melalui publikasi penyiaran dengan

menggunakan media televisi, agar kegiatan dakwah bisa diterima oleh

masyarakat secara komperhensif.9

8 Naratama, Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Muti Camera, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 63.

(15)

7

Dalam setiap pemberitaan tentu ada proses konstruksi terhadap

realita yang ada. Untuk mengetahui proses konstruksi tersebut maka

dilakukan dengan menggunakan analisis framing karena merupakan

metode yang paling sesuai dalam perspektif komunikasi dan analisis ini

juga dipakai untuk menganalisa atau membedah cara-cara atau ideologi

media, khususnya JTV saat mengkonstruksi fakta. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan model analisis framing yaitu Robert N. Entman. Model

analisis Robert N. Entman merupakan model analisis yang mengamati dan

mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam

berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti dan lebih diingat

serta menghasilkan perspektif khalayak.

Framing digunakan media televisi untuk menonjolkan atau

memberi penekanan aspek tertentu sesuai kepentingan pemilik media

televisi. Akibatnya, hanya bagian tertentu saja yang lebih bermakna, lebih

diperhatikan, dianggap penting, dan lebih mengena dalam pikiran

khalayak.10

Melihat latar belakang di atas, bahwasannya televisi merupakan

sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan Islami melalui program

yang ditayangkan, maka dari itu penulis tertarik mengangkat sebuah judul

skripsi : Analisis Framing Program Dakwah “Menek Blimbing” di

JTV (Episode Kepemimpinan Membangun Keseimbangan)

(16)

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana JTV membingkai

pemberitaan pada program dakwah “Menek Blimbing” dengan

menggunakan model analisis Robert N. Entman ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka

tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana JTV membingkai

pemberitaan pada program dakwah “Menek Blimbing” dengan

menggunakan model analisis Robert N. Entman.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan yang diharapkan bisa tercapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan

yang luas terhadap perkembangan khazanah keilmuan, khususnya

dalam hal menganalisa program dakwah “Menek Blimbing” di JTV

menggunakan analisis framing model Robert N. Entman.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pemahaman terhadap disiplin ilmu komunikasi dan ilmu penyiaran,

sehingga dapat bermanfaat bagi para pengelola stasiun televisi yang

(17)

9

E. Definisi Operasional

1. Analisis Framing

Analisis Framing menurut Eriyanto dalam bukunya, sebagai

analisis yang memusatkan perhatian pada bagaimana media mengemas

dan membingkai berita.11 Secara sederhana analisis framing digunakan

sebagai gambaran analisis untuk mengetahui bagaimana suatu realitas

berupa peristiwa, aktor, maupun kelompok dibingkai oleh sebuah

media. Pembingkaian itu diperoleh melalui proses konstruksi.

Konsep framing oleh Robert N. Entman menggambarkan proses

seleksi dan penonjolan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing

memberi tekanan lebih pada teks komunikasi ditampilkan dan bagian

mana yang dianggap penting atau ditonjolkan oleh pembuat teks.

Robert N. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, yaitu

seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari

realitas atau isu.

2. Program Dakwah

Kata program berasal dari bahasa inggris programe atau program

yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran indonesia

tidak mengunakan kata program untuk acara tetapi mengunakan istilah

siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang

disajikan dalam berbagai bentuk. Dengan demikian pengertian

(18)

10

program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk

memenuhi kebutuhan audience. Program atau acara yang disajikan

adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran

yang dipancarkan stasiun penyiaran, baik itu televisi atau radio.12

Adapun pengertian dakwah adalah segala aktivitas, baik lisan

maupun tulisan serta perbuatan yang mendorong manusia untuk

berbuat kebaikan dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar yang

sesuai dengan syari’at Islam demi tercapainya kesuksesan dunia dan

akhirat.

Dari kedua pengertian di atas (pengertian program dan dakwah),

dapat disimpulkan bahwa pengertian program dakwah adalah suatu

rancangan yang sudah disusun secara terperinci, detail, dan sistematis

dalam perencanaan aktivitas dakwah yang siap dilaksanakan.

3. Menek Blimbing

Menek Blimbing merupakan salah satu program dakwah di JTV

yang ditayangkan setiap hari Senin-Rabu pada jam 17.00-18.00 WIB

secara tidak langsung (Tapping) yang bertujuan untuk mengkaji serta

mencari arti lebih dalam dari berbagai sudut pandang mengenal Islam

dan dapat memberi solusi terhadap permasalahan yang tengah dihadapi

oleh mad’u. Program acara dakwah ini juga sebagai salah satu contoh

dari pengembangan metode dakwah yaitu dakwah bil lisan yang

(19)

11

dikembangkan melalui publikasi penyiaran dengan menggunakan

media televisi, agar kegiatan dakwah bisa diterima oleh masyarakat

secara komperhensif.

F. Sistematika Pembahasan

Agar dalam pembahasan skripsi ini tertata dengan rapi, maka

penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN ; Pada bab ini berisikan tentang Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Definisi Operasional, Sistematika Pembahasan.

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN ; Pada bab ini berisikan

Kajian Pustaka tentang Televisi, Dakwah, Dakwah Melalui Televisi,

Program Dakwah Televisi, Kajian Penelitian Yang Relevan.

BAB III : METODE PENELITIAN ; Pada bab ini berisikan

tentang Pendekatan dan Jenis Penelitian, Unit Analisis, Jenis dan Sumber

Data, Tahapan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Analisis Framing,

Teknik Analisis Data.

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ; Pada bab ini

berisikan tentang Deskripsi Obyek Penelitian, Penyajian Data, Analisis

Data, Hasil Temuan dan Analisis Data.

BAB V : PENUTUP ; Pada bab ini berisikan tentang penutup yang

meliputi Kesimpulan dan Saran tentang bagaimana analisis framing pada

program dakwah “Menek Blimbing” di JTV (Episode Kepemimpinan

(20)

12

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Televisi

1. Pengertian Televisi

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang

berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik

itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata televisi

merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio

(penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan

sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media

visual/penglihatan.1

Penyiaran televisi biasanya disebarkan melalui gelombang radio

VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency) dalam

jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 MegaHertz. Kini

gelombang televisi juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun

bunyi keliling dibanyak negara. Hingga tahun 2000, siaran televisi

dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini

perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi

penyiaran digital.2

Pada hakikatnya, media televisi lahir karena perkembangan

teknologi. Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai

perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur)

(21)

13

yang bernama Paul Nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara

dari satu tempat ke tempat lain. Kemudian, televisi berperan selama

kurang lebih tiga puluh tahun. Terlepas dari itu, kini media televisi kini

dapat dibahas secara mendalam baik dari segi pesan maupun

penggunaanya.3

Menurut Raymond B. Williams, radio dan televisi merupakan

sistem yang dirancang terutama untuk kepentingan transmisi dan

penerimaan yang merupakan proses abstrak, yang batasan sisinya

sangat teratas atau bahkan sama sekali tidak ada.4

Sebagai media informasi televisi memiliki kekuatan yang ampuh

untuk menyampaikan pesan karena media ini dapat menghadirkan

pengalaman yang seolah-olah di alami sendiri dengan jangkauan yang

luas dalam waktu yang bersamaan, di mana penyampaian isi pesan

seolah-olah berlangsung saat itu pula live antara komunikator dan

komunikan.5

Sehingga televisi dikatakan sebagai media yang dapat

menampilkan pesan secara audio dan visual dan gerak sehingga

khalayak lebih mudah memahami pesan apa yang akan disampaikan.

Dalam media massa televisi, penyampaian isi pesan seolah-olah

langsung antara komunikator dengan komunikan sehingga informasi

atau pesan yang disampaikan oleh televisi tersebut akan mudah di

3 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi (Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 1996), hh. 5-6.

4 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, h. 7.

(22)

14

mengerti oleh khalayak karena jelas terdengar secara audio dan terlihat

secara visual.

Revolusi informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

baru, sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta

meningkatkan mobilitas sosial di samping itu kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi mampu mengatasi jarak dan waktu.6

Media massa merupakan sebuah bisnis, sosial, budaya, sekaligus

merupakan sebuah politik. Dengan demikian, media televisi

merupakan media audio visual yang disebut juga sebagai media

pandang dengar, atau sambil didengar langsung pula dapat dilihat.

Oleh karena itu penanganan produksi siaran televisi jauh lebih rumit,

kompleks, dan biaya produksinya jauh lebih besar dibandingkan

dengan media radio siaran, karena media televisi bersifat realistis,

yaitu menggambarkan apa yang nyata.

2. Komunikasi Massa dan Media Televisi

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui atau menggunakan

media massa. Kalau kita mengadakan kegiatan dengan menggunakan

media massa, maka pelaksanaannya lebih sukar dibandingkan dengan

komunikasi tatap muka. Di sini komunikator harus dapat menyajikan

(23)

15

pesan bagi publiknya yang beraneka ragam dengan jumlah yang besar.

Selain itu feedback yang terjadi adalah feedback yang tertunda.7

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan

melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak luas.8

Yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah komunikasi

melalui media massa modern. Dan media massa ini adalah surat kabar,

film, radio, dan televisi. Selain media massa modern, ada media massa

tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng, juru pantun dan

lain sebagainya.9

Komunikasi massa media televisi adalah proses komunikasi antara

komunikator dengan komunikan melalui sebuah sarana yaitu televisi.

Komunikasi massa media televisi bersifat periodik. Dalam komunikasi

massa media televisi, lembaga penyelenggara komunikasi bukan

secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan

organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang sangat besar. Karena

media televisi bersifat Transitory hanya meneruskan, maka

pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi massa media telivisi,

7 A.W.Widjaja, Komunikasi : Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : Bumi Aksara,

2002), h. 24.

8 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi

di Masyarakat,(Jakarta: Kencana, 2007), h. 71.

9 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986), h.

(24)

16

hanya dapat didengar dan dilihat secara sekilas dalam bentuk gambar

bergerak (audio-visual).10

3. Keberadaan dan Efektifitas Televisi

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang

menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi

dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan

komunikasi setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang

bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia.11

Televisi sebagai media yang muncul belakangan dibandingkan

media cetak maupun radio, ternyata memberikan nilai yang sangat

spektakuler dalam sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini.

Kemampuannya dalam menarik perhatian massa menunjukan bahwa

media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis.

Daya tarik media televisi sedemikian besar sehingga pola-pola

kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi berubah total.

Media televisi menjadi panutan baru (news religious) bagi kehidupan

manusia dan pada akhirnya media televisi menjadi alat/sasaran untuk

mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik

maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan ideologi serta

tatanan nilai budaya manusia yang sudah ada sejak lama.

10 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1984), h. 20.

(25)

17

Selain itu, keberadaan produk teknologi berupa televisi telah

menjadi semacam produsen kebudayaan. Di layar tersebut, selain

informasi dan hiburan juga terdapat tempat pencitraan pengemasan

sesuatu.

4. Kelebihan dan Kekurangan Televisi

Televisi tak luput dari kekurangan dan kelebihan sebagai media

audio dan visual, televisi mempunyai nilai aktualitas terhadap suatu

liputan atau pemberitaan itu sangat cepat dengan kekuatan media

televisi yaitu menguasai jarak dan ruang karena teknologi televisi telah

menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan

melalui satelit. Televisi juga memberikan informasi atau berita yang

disampaikan secara singkat, jelas dan sistematis. Terlebih daya

rangsang seseorang terhadap media televisi sangat tinggi karena

televisi mampu memadukan suara dan gambar yang banyak.

Sifat televisi yang Transitory maka menjadikan isi pesannya tidak

dapat dimemori oleh pemirsa, televisi juga terikat oleh waktu tontonan,

berbeda dengan media cetak yang dapat dibaca kapanpun dan dimana

saja. Kekurangan televisi juga tidak bisa melakukan kontrol sosial dan

pengawasan secara sosial, langsung dan vulgar seperti halnya media

cetak.12

(26)

18

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah dari segi terminologi mengandung arti yang

berbeda. Banyak ahli ilmu dakwah memberikan pengertian atau

definisi dan memiliki pendapat yang berbeda, menurut Hamzah

Ya’kub dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah

kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah danRasul-Nya.13

Merurut M. Arifin dakwah merupakan suatu kegiatan ajakan dalam

bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan

secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu

pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamatan terhadap

ajaran agama, messsage yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur

paksaan.14

Ditinjau dari segi etimologi atau asal kata bahasa, dakwah berasal

dari bahasa arab yang berarti panggilan, ajakan, atau seruan. Dalam

Ilmu tata bahasa arab, kata dakwah berbentuk sebagai “isim

mashdar”. Kata ini berasal dari fi’il “da‟a-yad‟u” artinya memanggil

mengajak atau menyeru.15Arti kata dakwahseperti ini sering dijumpai

atau dipergunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an seperti :



13 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), h. 19. 14 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah edisi Revisi (Jakarta : Kencana, 2009), h.15.

(27)

19

Artinya : dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (QS. Al-Baqarah : 23)

Dakwah merupakan proses peningkaan iman dalam arti manusia

sesuai syariat Islam dan menunjukkan perubahan kegiatan ke arah

yang positif dengan meningkatkan iman dan berbuat baik, ukuran baik

dan buruk adalah syariat Islam yang ada pada Al-Qur’an dan Hadits.

Dakwah bertujuan untuk mengajak umat manusia (meliputi orang

mukmin maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar

yang di ridhai Allah SWT agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di

dunia maupun di akhirat.16

2. Unsur-Unsur Dakwah

a. Subjek Dakwah

Setiap muslim berkewajiban melaksanakan dakwah dengan

cara masing-masing tanpa kecuali. Dengan melalui profesinya

seseorang dapat melaksanakan dakwah, begitupun dengan

keterampilan dan kegiatan sehari-hari. Dakwah tidak semata-mata

harus berdiri di mimbar dengan serentetan dalil yang diluncurkan,

tapi dakwah adalah ajakan kepada orang lain untuk berlaku lebih

baik sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan as-sunnah.

Dakwah dengan sikap dan tingkah lakupun sering tidak kalah

efektifnya ketimbang dakwah dengan lisan. Manusia sering

(28)

20

menjadi tidak berminat jika sering dinasehati, sebaliknya manusia

sering perhatian terhadap sesuatu karena ia sering melihatnya.

Seorang muslim mesti sadar bahwa dirinya adalah subjek dakwah,

ia adalah pelaku yang tidak boleh absen. Tidak ada kekecualian

seseorang untuk lepas dari kedudukannya sebagai subjek dakwah.17

Sebagai subjek dakwah ia harus terlebih dahulu mengadakan

introspeksi terus menerus terhadap perilaku dirinya agar apa yang

akan dilakukan bisa diikuti dan diteladani orang lain. Disamping

itu juga secara terus menerus mengupayakan dirinya untuk selalu

mengkaji tentang hal-hal yang berkaitan dengan Islam dan

lingkungannya dimana dia hidup. Subjek yang tidak mau

introspeksi terhadap dirinya ia akan mendapat celaaan dari orang

lain.18

b. Objek Dakwah

Objek dakwah amatlah luas, ia adalah masyarakat yang

beraneka ragam latar belakang dan kedudukanya. Berkait

didalamnya manusia yang merupakan anggota masyarakat yang

masing-masing mempunyai kelainan individu. Tak ada manusia

yang masing-masing mempunyai kemauan, keinginan, pikiran dan

pandangan yang berbeda-beda. Secara individual ada orang yang

keras kemauanya, yang susah diajak kompromi seakan-akan dialah

orang yang paling benar kalau sudah berpegang pada prinsipnya.

17Ibid,.

(29)

21

Ada pula orang yang lemah kemauanya ia gampang di

belok-belokan hingga sering tidak jelas pendiriannya.

Secara psikologis manusia sebagai objek dakwah dibedakan

dalam berbagai persifatan. Berupa sifat-sifat kepribadian,

intelegensi, pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, serta peranan.

Sementara secara pendekatan sosiologis manusia sebagai objek

dakwah antara yang satu dengan yang lain mempunyai perbedaan

yang diakibatkan karena adanya, nilai-nilai yang dianut berupa

kepercayaan, agama dan lainya, adat dan tradisi yaitu kebiasaan

yang turun-temurun, pengetahuan, ketrampilan bahasa serta milik

kebendaan.19

c. Materi Dakwah

Pada dasarnya materi dakwah hanyalah Al-Qur’an dan

as-sunnah, Al-Qur’an merupakan sumber utamanya yang harus

disampaikan melalui dakwah dengan bahasa yang dimengerti oleh

masyarakat, komunikan atau audien. Al-Qur’an merupakan wahyu

Allah yang mutlak kebenaranya dan dijaga sendiri oleh Allah akan

keutuhan, keaslian dan keakuratannya. Sebagai pedoman hidup

dalam Al-Qur’an terkandung secara lengkap petunjuk, pedoman,

hukum, sejarah serta prinsip-prinsip baik yang menyangkut

masalah keyakinan, perdebatan, pergaulan, akhlak, politik, ilmu

pengetahuan, teknologi dan sebagainya.

(30)

22

Secara umum pokok isi ajaran Al-Qur’an meliputi aqidah,

ibadah, muamalah, ahklak, sejarah, dasar-dasar ilmu dan teknologi,

serta berupa anjuran-anjuran ataupun ancaman.20

d. Metode Dakwah

Metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan

dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Filosofi

dakwah juga disebut usaha perubahan ke arah yang baik. Semua

upaya tersebut memiliki kaitan dengan metode pengembangan

dakwah. Sekaligus sebagai pengembangan metode dakwah untuk

mewujudkan kegiatan antisipatif, kreatif, dinamis, relevan.21

Dari berbagai pendekatan dakwah baik dakwah bil-lisan

(dakwah lisan), dakwah bil-qalam (melalui media cetak), dakwah

bil-hal (melalui keteladanan).

e. Media Dakwah

Kata media berasal dari bahasa latin median yang merupakan

bentuk jamak dari medium. Secara etimologi yang berarti alat

perantara. Wilbur Schramn mendefinisikan media sebagai

teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran.

Secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alat-alat

20 Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah (Surabaya :Al-Ikhlas, 1994), hh.

45-47.

(31)

23

fisik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku,

film, video kaset, slide, dan sebagainya.22

Adapun yang dimaksud dengan media (wasilah) dakwah yaitu

alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah

(ajaran Islam) kepada mad‟u. Dengan banyaknya media yang ada,

maka da‟i harus memilih media yang paling efektif untuk

mencapai tujuan dakwah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

pada waktu memilih media adalah sebagai berikut :

1) Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk

keseluruhan masalah atau tujuan dakwah. Sebab setiap

media memiliki karakteristik (kelebihan, kekurangan,

keserasian) yang berbeda-beda.

2) Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang

hendak dicapai.

3) Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran

dakwahnya.

4) Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.

5) Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara

objektif, artinya pemilihan media bukan atas dasar

kesukaan da‟i.

6) Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat

perhatian.

(32)

24

7) Efektifitas dan efisiensi harus diperhatikan.

Pada dasarnya, komunikasi dakwah dapat menggunakan

berbagai media yang dapat merangsang indra-indra manusia serta

dapat menimbulkan perhatian untuk dapat menerima dakwah.

Berdasarkan banyaknya komunikan yang menjadi sasaran dakwah,

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu media massa dan media

nonmassa.23

1) Media Massa

Media massa digunakan dalam komunikasi apabila

komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh.

Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari umumnya surat kabar, radio, televisi, dan film

bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi dakwah.24

Keuntungan dakwah dengan menggunakan media

massa adalah bahwa media massa menimbulkan

keserempakan, artinya suatu pesan dapat diterima oleh

komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak. Jadi untuk

menyebarkan informasi media massa sangat efektif dalam

mengubah sikap, perilaku, pendapat komunikan dalam

jumlah yang banyak.25

23 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 105. 24Ibid.,

(33)

25

2) Media Nonmassa

Media nonmassa biasanya digunakan dalam

komunikasi untuk orang tertentu atau kelompok-kelompok

tertentu seperti surat, telepon, SMS, telegram, faks, papan

pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain. Semua itu

dikategorikan karena tidak mengandung nilai

keserempakan dan komunikannya tidak bersifat massal.26

Disadari atau tidak, media dalam penggunaan komunikasi

terutama media massa telah meningkatkan intensitas, kecepatan

dan jangkauan komunikasi yang dilakukan manusia dalam

berbagai hal. Termasuk dalam hal ini tak ketinggalan adalah dalam

komunikasi dakwah massa. Media yang terbaik untuk

mempopulerkan, mengajarkan, memantapkan, atau mengingatkan

sesuatu dalam dakwah, secara terperinci, Hamzah Ya’qub

membagi media dakwah itu menjadi lima:27

1) Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang

menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk

pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan

sebagainya.

26Ibid., h. 106.

(34)

26

Di dalam Al-Qur’an ditemui isyarat tentang media dakwah

melalui lisan yang terdapat dalam Q.S. Al-A’raf ayat 158 :

Artinya : Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

2) Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat,

e-mail, sms), spanduk dan lain-lain. Secara langsung

memang tidak ditemui dalam Al-Qur’an anjuran

menggunakan media tulisan sebagai alat dakwah, tetapi

secara tersirat dapat dipahami dari satu surat yang terdapat

dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Qalam. Dalam surat

tersebut dinyatakan bahwa Allah SWT bersumpah dengan

huruf nun, sebagai isyarat terpenting tentang peran huruf,

pena dan tulisan dalam pelaksaan dakwah Islamiyah. Hal

ini dapat lebih dipahami dengan menelaah surat Al Qalam

ayat 1.

(35)

27

3) Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.

4) Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang

indera pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya.

Bisa berbentuk televisi, slide, ohp, internet, dan

sebagainya.

5) Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang

mencerminkan ajaran Islam yang dapat dinikmati dan

didengarkan oleh mad‟u.

Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah,

dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

1) The spoken words (Berbentuk ucapan)

Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang

mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditampak oleh

telinga dan biasa disebut dengan the audial media dan dapat

dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti telepon,

radio dan lain-lain.28

2) The printed writing (Berbentuk tulisan)

Yang termasuk di dalamnya adalah barang-barang tercetak,

gambar-gambar tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar,

majalah, brosur, pamflet, dan sebagainya.29

(36)

28

3) The audio visual (Berbentuk gambar hidup)

Yaitu merupakan penggabungan dari kedua golongan di

atas, yang termasuk dalam kategori ini adalah film, video,

DVD, CD, dan sebagainya.30

Disamping penggolongan wasilah di atas, wasilah dakwah dari

segi sifatnya juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1) Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan

yang secara tradisional dipentaskan di depan umum

terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat

komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, lenong dan

sebagainya.

2) Media modern, yang diistilahkan juga dengan media

elektronika yaitu media yang dilahirkan dari teknologi.

Yang termasuk media modern ini antara lain televisi,

radio, internet dan sebagainya.31

Secara umum, media-media benda yang dapat digunakan

sebagai media dakwah dikelompokkan menjadi empat :

30Ibid.,

(37)

29

1) Media Visual

Media visual adalah bahan-bahan atau alat yang dapat

dioperasikan untuk kepentingan dakwah melalui indra

penglihatan. Yang termasuk dalam media ini diantaranya yaitu:

a) Film Slide

Film slide ini berupa rekaman gambar pada film positif

yang telah diprogram sedemikian rupa sehingga hasilnya

sesuai dengan apa yang telah diprogramkan.

Pengoperasian film slide melalui proyektor yang

kemudian gambarnya diproyeksikan pada screen.

Kelebihan dari film slide ini adalah mampu memberikan

gambaran yang cukup jelas kepada mad‟u tentang

informasi yang disampaikan seorang juru dakwah.

Disamping itu juga dapat dipakai berulang-ulang sejauh

programnya sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan

kelemahannya adalah bahwa untuk membuat program

melalui film slide diperlukan dalam bidang fotografi dan

grafis. Selain itu juga diperlukan ruangan khusus dengan

menggunakan aliran listrik.32

(38)

30

b) Overhead Proyektor (OHP)

OHP adalah perangkat keras yang dapat

memproyeksikan program kedalam screen dari program

yang telah disiapkan melalui plastik transparan. Perangkat

ini tepat sekali untuk menyampaikan materi dakwah

kepada kalangan terbatas baik sifat maupun tempatnya.

Kelebihan menggunakan media ini adalah program dapat

disusun sesuai dengan selera da‟i dan apalagi jika

diwarnai dengan seni grafis yang menarik. Sedangkan

kelemahannya yaitu memerlukan ruangan khusus yang

beraliran listrik juga menuntut kreatifitas da‟i dalam

mengungkapkan informasi melalui seni grafis yang

menarik.33

c) Gambar dan Foto

Gambar dan foto merupakan dua materi visual yang

sering dijumpai dimana-mana, keduanya sering dijadikan

media iklan yang cukup menarik seperti surat kabar,

majalah dan sebagainya. Dalam perkembangannya gambar

dan foto dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah.

Dalam hal ini, gambar dan foto yang memuat informasi

atau pesan yang sesuai dengan materi dakwah. Seorang

da‟i yang inovatif tentu akan mampu memanfaatkan

(39)

31

gambar dan foto untuk kepentingan dakwah dengan efektif

dan efisien.

Kelebihan dari media ini adalah kesesuaiannya antara

dakwah dengan perkembangan situasi melalui

pemberitaan surat kabar, atau majalah serta keaslian

situasi melalui pengambilan foto langsung. Biaya tidak

terlalu mahal dan dapat dilakukan kapan saja dengan tidak

bergantung kepada berkumpulnya komunikan.

Kelemahannya, seorang da‟i tidak dapat memonitor

langsung keberhasilan dakwah, selian itu juga menuntut

da‟i untuk kreatif dan inovatif.34

2) Media Audio

Media audio adalah alat yang dioperasikan sebagai sarana

penunjang kegiatan dakwah yang ditangkap melalui indera

pendengaran.35

a) Radio

Dalam melaksanakan dakwah, penggunaan radio

sangatlah efektif dan efisien. Jika dakwah dilakukan

melalui siaran radio dia akan mudah dan praktis, dengan

demikian dakwah akan mampu menjangkau jarak

komunikan yang jauh dan tersebar. Disamping itu radio

mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini ialah

34Ibid., hh. 117-118

(40)

32

disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur

yang ada padanya yakni musik, kata-kata dan efek suara.36

b) Tape Recorder

Tape recorder adalah media elektronik yang berfungsi

merekam suara kedalam pita kaset dan dari kaset yang

telah berisi rekaman suara dapat di playback dalam bentuk

suara. Dakwah dengan tape recorder ini relatif

mengahabiskan biaya yang murah dan dapat disiarkan

ulang kapan saja sesuai kebutuhan. Disamping itu da‟i juga

dapat merekam program dakwahnya disuatu tempat dan

hasil rekamannya dapat disebarkan pada kesempatan lain

dan seterusnya.37

3) Media Audio Visual

Media audio visual adalah media penyampaian informasi

yang dapat menampilkan unsur gambar dan suara secara

bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan dan

informasi.38

a) Televisi

Di beberapa daerah terutama di Indonesia masyarakat

banyak menghabiskan waktunya untuk melihat televisi.

Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini

(41)

33

dengan efektif, maka secara otomatis jangkauan dakwah

akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan

akan lebih mendalam.39

Program-program siaran dakwah yang dilakukan

hendaknya mengenai sasaran objek dakwah dalam berbagai

bidang sehingga sasaran dakwah dapat meningkatkan

pengetahuan dan aktifitas beragama melalui

program-program siaran yang disiarkan melalui televisi.40

b) Film

Jika film digunakan sebagai media dakwah maka harus

diisi misi dakwah adalah naskahnya, diikuti skenario,

shooting dan acting. Memang membutuhkan keseriusan

dan waktu yang lama membuat film sebagai media

dakwah. Karena disamping prosedur dan prosesnya lama

dan harus professional juga memerlukan biaya yang cukup

besar. Namun dengan media film ini dapat menjangkau

berbagai kalangan.41

Disamping itu, secara psikologis penyuguhan secara

hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation

(42)

34

memiliki kecenderungan yang unik dalam keunggulan daya

efektifnya terhadap penonton.42

c) Internet

Dengan media internet dakwah dapat memainkan

peranannya dalam menyebarkan informasi tentang Islam

keseluruh penjuru, dengan keluasan akses yang dimilikinya

yaitu tanpa adanya batasan wilayah, cultural dan lainnya.

Menyikapi fenomena ini, Nurcholis Madjid mengatakan :

Pemanfaatan internet memegang peranan amat penting,

maka umat Islam tidak perlu menghindari internet, sebab

bila internet tidak dimanfaatkan dengan baik, maka umat

Islam sendiri yang akan rugi. Karena selain bermanfaat

untuk dakwah, internet juga menyediakan informasi dan

data yang kesemuanya memudahkan umat untuk bekerja.43

Begitu besarnya potensi dan efisiennya yang dimiliki

oleh jaringan internet dalam membentuk jaringan dan

pemanfaatan dakwah, maka dakwah dapat dilakukan

dengan membuat jaringan-jaringan informasi tentang Islam

atau sering disebut dengan cybermuslim atau cyberdakwah.

Masing-masing cyber tersebut menyajikan dan

(43)

35

menawarkan informasi Islam dengan berbagai fasilitas dan

metode yang beragam variasinya.44

4) Media Cetak

Media cetak adalah untuk menyampaikan informasi

melalui tulisan yang tercetak. Media ini sudah lama dikenal

dan mudah dijumpai dimana-mana.45

a) Buku

Para ulama salaf telah mempergunakan media buku

sebagai media dakwah yang efektif. Bahkan buku-buku

dapat bertahan lama dan menjangkau masyarakat secara

luas menembus ruang dan waktu. Para da‟i atau ulama

penulis cukup banyak yang telah mengabadikan namanya

dengan menulis dan mengarang buku sebagai kegiatan

dakwahnya. Seperti halnya Imam Al-Ghazali menulis Ihya‟

„Ulumuddin, Imam Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin,

dan lain-lain.46

b) Surat kabar

Surat kabar beredar dimana-mana, karena di samping

harganya yang murah beritanya juga sangat up to date dan

memuat berbagai jenis berita. Surat kabar cepat sekali

44Ibid.,

(44)

36

peredarannya karena jika terlambat beritanya akan out of

date. Dakwah melalui surat kabar cukup tepat dan cepat

beredar melalui berbagai penjuru. Karena itu dakwah

melalui surat kabar sangat efektif dan efisien yaitu dengan

cara da‟i menulis rubrik di surat kabar tersebut misalnya

berkaitan dengan rubrik agama.47

c) Majalah

Majalah mempunyai fungsi yaitu menyebarkan

informasi atau misi yang dibawa oleh penerbitnya. Majalah

biasanya mempunyai ciri tertentu, ada yang khusus wanita,

remaja, pendidikan, keagamaan, teknologi, kesehatan,

olahraga, dan sebagainya. Sekalipun majalah mempunyai

ciri tersendiri tetapi majalah masih dapat difungsikan

sebagai media dakwah yaitu dengan jalan menyelipkan

misi dakwah ke dalam isinya, bagi majalah bertema umum.

Jika majalah tersebut majalah keagamaan maka dapat

dimanfaatkan sebagai majalah dakwah. Jika berdakwah

melalui majalah maka seorang da‟i dapat

memanfaatkannya dengan cara menulis rubrik atau kolom

yang berhubungan dengan dakwah Islam.48

47Ibid., h. 124.

(45)

37

C. Dakwah Melalui Televisi

1. Dakwah Melalui Televisi

Di tinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa arab

da‟wah. dakwah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal,‟ain dan wawu.

Dari ketiga huruf ini, terbentuk beberapa kata dengan beragam makna.

Makna- makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong,

meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong,

menyebabkan, mendatangakan, mendoakan, menangis dan meratapi.49

Pengertian secara etimologis dari bahasa arab dalam bentuk

masdar. Kata dakwah berasal dari kata da‟a, yad‟u, da‟watan yang

berarti seruan, penggilan, undangan atau doa.50 Sedangkan pengertian

dakwah menurut istilah adalah proses penyampaian pesan dari

seseorang kepada orang lain. Ditinjau dari segi komunikasi, dakwah

adalah merupakan proses penyampaian pesan-pesan (massage) berupa

ajaran Islam yang disampaikan secara persuasif (hikmah) dengan

harapan agar komunikasi dapat bersikap dan berbuat amal sholeh

sesuai dengan ajara Islam tersebut.51

Dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah segala aktivitas baik

lisan maupun tulisan serta perbuatan yang mendorong manusia untuk

berbuat kebaikan dan melakukan amar ma‟ruf nahi munkar yang

sesuai dengan syariat Islam demi tercapainya kesuksesan dunia dan

akhirat.

49 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah edisi Revisi, h. 6.

(46)

38

2. Televisi Sebagai Media Dakwah

Media massa khususnya televisi mempunyai fungsi yang sangat

relevan dalam upaya mengendalikan moral masyarakat karena media

bisa menjangkau jumlah khalayak audience yang relatif tak terbatas

dan dengan waktu yang cepat. Akan tetapi, media massa sendiri

memerlukan kontrol dalam hal etika menurut pandangan agama.52

Oleh sebab itu televisi harus bersikap inovatif artinya mendorong

masyarakat untuk berfikir lebih maju, memperbaiki kesalahan dan

menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan. Karena

televisi mampu memberikan informasi yang benar dari suatu

keadaan/kebiasaan yang diangggap salah dengan memberikan solusi.

Televisi sebagai pengganda sumber daya pengetahuan dan dapat

meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak

nyata.53

Televisi sebagai media dakwah berarti menjadi alat bantu dalam

berdakwah. Karena media televisi dapat menjangkau khalayak banyak,

maka dakwah lewat media sangatlah tepat.54 Televisi menghadirkan

banyak acara sehingga dakwah bisa dilaksanakan tidak harus melalui

atau menggunakan metode ceramah langsung, akan tetapi agar pemirsa

terhipnotis maka perlulah tayangan yang bergensi, seperti acara debat

atau diskusi dengan narasumber yang terkenal, lagu-lagu Islami,

52 Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah, h, 195.

(47)

39

komedi yang didalamnya mengandung pesan dakwah,

sinetron-sinetron Islami atau film-film Islami. Acara-acara televisi jauh lebih

efektif dan efisien dibandingkan metode ceramah, karena masyarakat

dewasa ini sangat kurang perhatian terhadap rutinitas-rutinitas

keagamaan.55

Jadi sangatlah tepat bila cara untuk memotivasi dan mempengaruhi

khalayak agar kembali ke jalan Allah adalah lewat program-program

yang ditayangkan di televisi.

D. Program Dakwah Televisi

1. Pengertian Program Dakwah

Kata program berasal dari bahasa inggris programe atau program

yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia

tidak mengunakan kata program untuk acara tetapi dengan istilah

siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang

disajikan dalam berbagai bentuk. Dengan demikian pengertian

program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk

memenuhi kebutuhan audience. Program atau acara yang disajikan

adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran

yang dipancarkan stasiun penyiaran baik itu radio atau televisi.56

Adapun pengertian dakwah adalah segala aktivitas baik lisan

maupun tulisan serta perbuatan yang mendorong manusia untuk

berbuat kebaikan dan melakukan amar ma‟ruf nahi munkar yang

55Ibid,.

(48)

40

sesuai dengan syariat Islam demi tercapainya kesuksesan dunia dan

akhirat.

Dari kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

program dakwah adalah suatu rancangan yang sudah disusun secara

terperinci, detail, dan sistematis dalam perencanaan dakwah yang siap

dilaksanakan.

2. Karakteristik Program Dakwah di Televisi

Dalam menyusun program dakwah, haruslah direncanakan dan

disusun secara matang karena bila suatu program disusun dengan tidak

ada pertimbangan yang matang maka akan terjadi kegagalan dalam

pencapaian tujuan dalam kegiatan berdakwah. Dengan demikian dalam

penyusunan program dakwah ada hal-hal yang harus diperhatikan,

yaitu sebagai berikut:

a. Program dakwah disusun berdasarkan kenyataan atas

kebutuhan kenyataan yang ada (terbukti secara empiris). Jadi,

penyusunan program disesuaikan dengan kebutuhan objek

dakwah yang akan dihadapi.

b. Menggunakan pemikiran, imajinasi dan kemampuan

memprediksi hal-hal yang mungkin saja terjadi di masa yang

akan datang.

c. Memberikan gambaran keadaan pada masa yang akan datang

serta tindakan-tindakan alternatif yang bisa digunakan apabila

(49)

41

seorang produser mempunyai rencana cadangan apabila banyak

terdapat hal-hal yang bisa menghambat prosesnya.57

3. Jenis-Jenis Program Televisi

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program

yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada

dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi

selama program itu menarik dan disukai audience dan selama tidak

bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku.

Terdapat pembagian program berdasarkan sifatnya yang faktual

dan fiktif. Program faktual antara lain meliputi: program berita,

dokumenter, atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif

antara lain program drama atau komedi.

Jenis program televisi dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Program Informasi

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuanya

untuk memberikan tambahan pengetahuan berupa informasi

kepada khalayak. Daya tarik ini adalah informasi dan informasi

itulah yang dijual kepada audience. Program informasi dapat

dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu berita keras (hard news)

dan berita lunak (soft news).58

(50)

42

1) Berita Keras (Hard News)

Berita keras adalah segala informasi penting dan

menarik yang harus segera disiarkan oleh media

penyiaran karena sifatnya yang harus segera

ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya.

Dalam hal ini berita keras dapat dibagi kedalam

beberapa bentuk berita yaitu:59

a) Straigh News

Straigh news berati berita langsung, maksudnya

suatu berita yang singkat atau tidak detail dengan hanya

menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup

5W+1H dalam suatu peristiwa yang diberitakan.

b) Feature

Feature adalah berita ringan namun menarik.

Pengertian menarik disini adalah informasi yang unik,

lucu, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya.

Pada dasarnya berita-berita semacam ini dapat

dikatakan sebagai soft news karena tidak terlalu terikat

waktu atau penayangan.

c) Infotainment

Infotainment adalah berita yang menyajikan

informasi mengenai kehidupan orang-orang yang

dikenal masyarakat dan karena sebagian besar dari

(51)

43

mereka bekerja pada industri hiburan, seperti pemain

film/sinetron, penyanyi dan sebagainya.60

2) Berita Lunak (Soft News)

Berita lunak adalah segala informasi yang penting dan

menarik yang disampaikan secara mendalam (In-Depth)

namun tidak bersifat harus segera ditayangan. Berita yang

masuk dalam kategori berita lunak adalah:

a) Current affair

Dari namanya, pengertian current affair adalah

urusan saat ini. Current affair adalah program yang

menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita

penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara

lengkap dan mendalam.61

b) Magazine

Magazine adalah program yang menampilkan

informasi ringan namun mendalam atau dengan kata

lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih

panjang.

c) Dokumenter

Dokumenter adalah program informasi yang

bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun

disajikan dengan menarik.

(52)

44

d) Talk Show

Program talk show atau perbincangan adalah

program yang menampilkan satu atau beberapa orang

untuk membahas suatu topik tertentu yang dipadu oleh

seorang pembawa acara.62

e) Program Hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang

bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk

musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang

termasuk kategori hiburan adalah drama, permainan,

dan pertunjukan.63

E. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian

yang relevan dengan penelitian ini. Dan menegaskan bahwa penelitian kali

ini tidak pernah dibahas dalam penelitian sebelumnya.

1. Samrotul Jannah, 2016, PERSEPSI SANTRI PONDOK PESANTREN

MAHASISWA AL-JIHAD SURABAYA TERHADAP PROGRAM

DAKWAH DI TV9 DAN JTV.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Kualitatif

dengan jenis Induktif dan menggunakan model teori Used and

Gratifications.

(53)

45

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah : Bagaimana persepsi

santri PPM. Al-Jihad Surabaya terhadap program dakwah Yuk Kita

Sholawatan di TV9 dan Padange Ati di JTV dan Bagaimana komparasi

antara program dakwah “Yuk Kita Sholawatan (YKS)” di TV9 dan

“Padange Ati (PA) di JTV” dari hasil persepsi santri PPM. Al-Jihad

Surabaya.

Persamaan dari penelitian berjudul Persepsi Santri Pondok Pesantren

Mahasiswa Al-Jihad Surabaya Terhadap Program Dakwah di TV9 Dan

JTV dengan penelitian berjudul Analisis Framing Program Dakwah

“Menek Blimbing” di JTV (Episode Kepemimpinan Membangun

Keseimbangan) adalah sama-sama menjadikan program dakwah di JTV

sebagai objek atau media dalam penelitian.

Yang membedakan dari kedua penelitian ini adalah penelitian dari

Samrotul Jannah membahas tentang bagaimana persepsi santri PPM

Al-Jihad Surabaya terhadap program dakwah Padange Ati di JTV berbeda

dengan penelitian dari Achmad Hanafi membahas bagaimana JTV

membingkai pemberitaan pada program dakwah Menek Blimbing.

2. Mariyatul Qibtiyah , 2015, DAKWAH DALAM TAYANGAN

“ILIR-ILIR ATINE CEKNE ADEM (JTV)” MENURUT PERSEPSI

MASYARAKAT DESA BANJAR KEMUNING KEC.SEDATI

SIDOARJO.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis penelitian yaitu

(54)

46

adalah bagaimana persepsi masyarakat banjar kemuning kecamatan sedati

sidoarjo terhadap dakwah dalam tayangan “Ilir-Ilir atine cekne adem” serta

faktor-faktor yang mempengaruhi.

Persamaan dari penelitian yang berjudul Dakwah Dalam Tayangan

“Ilir-Ilir Atine Cekne Adem (JTV)” Menurut Persepsi Masyarakat Desa

Banjar Kemuning Kec.Sedati Sidoarjo dengan penelitian berjudul Analisis

Framing Program Dakwah “Menek Blimbing” di JTV (Episode

Kepemimpinan Membangun Keseimbangan) adalah sama-sama

menjadikan program dakwah di JTV sebagai objek atau media dalam

penelitian.

Yang membedakan dari kedua penelitian ini adalah penelitian dari

Mariyatul Qibtiyah membahas tentang bagaimana persepsi masyarakat

banjar kemuning kecamatan sedati sidoarjo terhadap dakwah dalam

tayangan “Ilir-Ilir atine cekne adem (JTV)” serta faktor-faktor yang

mempengaruhi berbeda dengan penelitian dari Achmad Hanafi membahas

bagaimana JTV membingkai pemberitaan pada program dakwah Menek

(55)

47

Tabel 2.1

Kajian Penelitian yang Relevan

No. Peneliti, Tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

(56)
(57)

49

membingkai

pemberitaan

pada program

dakwah Menek

(58)

50

BAB III

METODE PENELITIAN

Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap

permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodelogi penelitian, yakni

seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah. Dianalisis,

diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikanpemecahanya.1

Penelitian juga merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

serangkaian proses yang panjang. Diawali dengan adanya minat untuk mengkaji

secara mendalam terhadap munculnya fenomena tertentu. Dengan didukung oleh

penguasaan teori dan konseptualisasi yang kuat atas fenomena tersebut.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan oleh seseorang

untuk mendapatkan data ataupun informasi untuk memperoleh jawaban

atas permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha

menurunkan pemecahan yang ada sekarang berdasarkan data-data

dipenyajian data, menganalisis dan menginterpretasikan, penelitian ini

tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan

1 Wardi Bachtiar,

Gambar

Gambar dan foto merupakan dua materi visual yang
gambar dan foto untuk kepentingan dakwah dengan efektif
Tabel 2.1
Tabel 3.1 Perangkat Framing
+7

Referensi

Dokumen terkait

Food bar adalah campuran bahan pangan (blended food) yang diperkaya dengan nutrisi, kemudian dibentuk menjadi bentuk padat dan kompak (a food bar form). Tujuan

Pada OUTER JOIN hasil yang ditampilkan adalah data-data dari semua tabel yang terlibat baik yang hanya yang memiliki kondisi kesamaan data berdasarkan relasinya (kesamaan data

Perancangan dan implementasi sistem informasi tersebut diharapkan akan mempermudah petugas perpustakaan Politeknik Negeri Tanah Laut dalam memasukkan data peminjaman buku

● Disampaikan kepada seluruh jemaat bahwa Minggu, 23 Juli 2017 akan menggunakan Tata Ibadah dari Majelis Sinode GPIB dalam rangka Hari Ulang Tahun ke – 67 Pelkat GP.. SEKTOR

Peserta tes diwajibkan hadir 60 Menit sebelum ujian untuk melakukan registrasi.

Rumusan sikap dan keterampilan umum dalam capaian pembelajaran lulusan dari seluruh program studi di Universitas Panca Marga Probolinggo selain wajib mengacu kepada KKNI (sesuai

Halaman 23 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN lelang, dimana dana hasil lelang tersebut digunakan sebagai pengganti pelunasan kewajiban PENGGUGAT III kepada TERGUGAT

Berdasarkan hasil uji Mann u whitney dan Wilcoxon untuk pretest, posttest, dan follow up kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh kesimpulan bahwapembacan dan pemaknaan