• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Hasil Temuan Khusus Studi Dokumen

Gambar 5. Foto Bapak Agustinus Lawing, S. Ag.

Bapak Agustinus Lawing adalah salah satu prodiakon yang sering berkhotbah di stasi Santa Veronika Batu Majang. Beliau adalah seorang lulusan dalam bidang kateketik di STP IPI Malang yang lulus dengan gelar Sarjana Agama (S. Ag.) pada tahun 2007. Beliau dikenal sebagai seorang yang bersemangat dalam melayani dan selalu berusaha mengembangkan iman umatnya. Beliau ditugaskan menjadi seorang katekis di stasi Batu Majang semenjak tahun 1989 dan dilantik sebagai seorang prodiakon stasi sejak tahun 2010. Beliau adalah seorang yang penuh kasih, sederhana, ramah, peka dan bersahabat dengan umatnya. Sifatnya yang ramah dan bersahabat inilah yang membuat umat menyukai dan merasa dekat dengannya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapnya dalam pengantar tentang lintas sejarah gereja stasi Santa Veronika Batu Majang“Peliharalah kasih persaudaraan.” (Ibr.13:1).

Gambar 6. Foto Bapak Abdias Inggung Bith.

Bapak Inggung adalah seorang pelayan yang sederhana, ramah dan bersemangat melayani. Meskipun tidak memiliki pendidikan khusus dalam bidang Agama, namun karena semangat dan kesiapsediaannya dalam melayani umatlah yang menghantarnya menjadi seorang prodiakon yang dilantik pada tahun 2010 bersama dengan Bapak Lawing dan prodiakon lainnya.

“Buku adalah jendela dunia”. Pepatah tersebut menggambarkan bahwa dengan buku setiap orang mampu mengetahui berbagai informasi yang ingin diketahuinya dengan membaca buku tersebut. Gambar 3 di atas menunjukkan sebagian besar buku (38 buah buku) yang dimiliki oleh Pak Lawing, namun biasa dipakai bersama dengan Bapak Inggung ketika menyiapkan khotbah. Ini artinya bahwa para prodiakon di stasi Santa Veronika Batu Majang mempunyai pengetahuan yang cukup luas dalam menyampaikan khotbahnya.

Buku-buku tersebut adalah Kompendium Tentang Prodiakon (2010), Aneka Homili Prodiakon (2010), Kisah Kasih, 40 Ujud Ibadat Keluarga, Peringatan Arwah, Menghidupi Tradisi Katolik, KHK, Buku Renungan Sang Sabda, Buku Renungan Mutiara Iman, Selamat Berkarya, Pedoman Pastoral Keluarga, Kamus Alkitab, Aneka Ibadat Syukur, Serambi Sabda, Renungan Prapara, Buku Khotbah Tahun B, Mewartakan Sabda Tahun A, Pedoman Pastoral Liturgi, Alkitab, Ibadat dan Doa untuk Arwah, Kawin Campur Beda Agama dan Beda Gereja, Persiapan Krisma Suci, 50 Cerita Bijak, Siap Diutus-Buku Pegangan Persiapan Krisma, Kisah-Kisah Kecil Tapi Besar, Mengenal 5 Sikap Liturgi, Teori Intelegensi Ganda, 60 Cara Pengembangan Diri, Ibadat Permohonan untuk Keluarga dan Lingkungan, Ibadat Tanpa Imam, Membangun Keluarga Kristiani, Seputar Ibadat Sabda (2004), Gagasan Homili Tahun A-B-C, Ibadat lingkungan.

Tidak semua buku yang dipakai oleh para prodiakon selalu mengikuti up- date-an terbaru, yang paling penting bagi mereka adalah pesan khotbah yang disampaikan sesuai dengan bacaan pada perayaan tersebut dan didukung dengan pustaka yang ada atau yang dimiliki oleh prodiakon.

Gambar 8. Contoh Persiapan Berkhotbah dalam Catatan Tertulis

Dari hasil studi dokumen temuan khusus pada gambar 8 di atas merupakan contoh keterampilan para prodiakon ketika mempersiapkan khotbahnya. Dan dengan menyaksikan secara langsung prodiakon di stasi Batu Majang ini berkhotbah dan menurut tanya-jawab sekilas dengan beberapa umat mengenai keteraturan proses berkhotbah prodiakon, mereka mengatakan bahwa khotbah prodiakon jelas dan mudah dimengerti karena prodiakon biasanya memberikan pengantar untuk membuka khotbahnya terlebih dahulu, misalnya dalam contoh khotbah mengenai “Gembala yang Baik” di atas, Pak Lawing mengantarnya dengan menyajikan cerita pendek yang berkaitan dengan bacaan Kitab Suci, lalu menyampaikan isi khotbahnya dengan bertolak dalam kehidupan dan Kitab Suci,

lalu menutup khotbahnya dengan mengajak umat untuk menerapkan pesan khotbah yang didengar dalam kehidupannya sehari-hari yaitu “Betapa penting mendengar, apa lagi mendengar suara gembala yang baik.”. Hal ini tentunya sangat baik, karena mampu menunjukkan keterampilannya dalam mempersiapkan dan menyampaikan khotbahnya dengan baik.

Menurut sharing dari para prodiakon yang ada di stasi Batu Majang, tidak semua khotbah yang disampaikan selalu dalam tulisan teks yang lengkap. Terkadang dibuat hanya rangkaiannya (rancangan) dan terkadang hanya membacakan teks yang telah ada atau disiapkan khusus bagi prodiakon yang memang belum begitu ahli dalam mempersiapkan khotbah yang sesuai.

Gambar 10. Contoh sertifikat yang dimiliki oleh Pak Lawing ketika mengikuti kegiatan yang mendukung tugas pelayanan sebagai prodiakon.

Gambar 9 dan 10 di atas menunjukkan beberapa sertifikat atau piagam penghargaan yang diberikan kepada Bapak Agustinus Lawing, di antaranya sertifikat telah mengikuti pembekalan rohani dalam rangka persiapan perayaan Paskah di stasi Long Hurai tahun 2012 dan di stasi Mamahak Besar pada tahun 2013, penghargaan sebagai Pembina Iman Katolik pada tahun 2012, penghargaan sebagai peserta dalam rapat kerja Keuskupan Agung Samarinda, penghargaan sebagai fasilitator atau moderator untuk bidang Agama di Kutai Barat pada tahun 2010, 2012, 2013. Sedangkan untuk Bapak Inggung sendiri belum mendapatkan sertifikat (dari paroki) yang berkaitan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh paroki. Sertifikat ini tentunya menjadi penting sebagai bukti perhargaan kepada para prodiakon atas semangat dan keikutsertaan mereka dalam menimba ilmu-ilmu yang mendukung tugas pelayanan mereka.

Gambar 11. Pak Inggung ketika mengikuti pembekalan prodiakon

Gambar 12. Pak Lawing ketika mengikuti pembekalan prodiakon

Pada gambar 11 dan 12 di atas menunjukkan keaktifan para prodiakon ketika mengikuti kegiatan yang diadakan oleh pihak paroki sebanyak 2 kali dalam setahun, yaitu pembekalan pada persiapan Natal dan Paskah. Adapun materi yang diberikan kepada para prodiakon di wilayah paroki Santo Petrus Ujoh Bilang ini terutama menyangkut masalah persiapan liturgi Natal dan Paskah, masalah- masalah sosial yang terjadi, masalah-masalah ekonomi, dan sebagainya. Selama ±

3 tahun menjadi prodiakon stasi, para prodiakon dengan beberapa aktivis Gereja dari stasi Santa Veronika Batu Majang selalu rutin mengikuti pembekalan yang dilaksanakan oleh pihak paroki dengan penuh semangat untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan mereka kepada umat.

Dokumen terkait