• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan observasi peneliti yang telah dilakukan banyak ditemukan perilaku yang menunjukkan sikap kurangnya empati seperti kurang peduli, perilaku mengolok-olok, memanggil teman dengan sebutan yang tidak pantas dan kurang menghormati antar teman sebaya, begitu juga dengan hasil angket pra penelitian yang menunjukkan kurang dan cukup berempati. Sehingga menjadi ketertarikan peneliti dalam menggunakan teknik psikodrama dalam meningkatkan empati siswa.

2. Siklus 1 a) Rencana

Siklus petama dilakukan pada tanggal 26 Juli 2022 pada pukul 11.00-11.45 WIB, dilakukan secara langsung di ruangan aula sekolah. Sebelum melaksanakan layanan konseling kelompok, penelti menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam layanan berlangsung dan menanyakan kesiapan anggota kelompok, dengan tujuan agar layanan berjalan dengan lancar dan tidak ada gangguan. Layanan konseling kelompok dengan teknik psikodrama berjalan dengan lancar meskipun terjadi beberapa

36

hambatan seperti kamera pada saat perekaman dan siswa yang izin di tengah-tengah layanan berlangsung dikarenakan sakit.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan layanan pada siklus 1 yang sudah terlaksana diawali dengan mengucapkan salam, doa dan memberikan pertanyaan terbuka sebagai upaya pendekatan dan terciptanya suasana yang menyenangkan. Setelah itu dimulai dengan tahap penstrukturan seperti menanyakan sudah pernah atau belum mengikuti layanan konseling kelompok, menjelaskan layanan konseling kelompok, asas-asas layanan konseling kelompok dan diselingi dengan ice breaking sebelum memasuki ke tahap inti.

Tahap selnjutnya yaitu peneliti mulai menggali permasalahan-permasalahan klien. 1 klien mengatakan bawa memiliki permasalahan mengenai keluarga, 2 mengatakan mengalami masalah mengenai proses belajar pada pelajaran matematika, klien dengan inisial cr memiliki masalah keuangan, 2 klien selanjutnya mengatakan bahwa tidak memiliki masalah, klien dengan inisial dt memiliki masalah mengenai kedispilinan disekolah. Klien dengan inisial Cr memiliki masalah disekolah dan klien dengan inisial IM memiliki masalah dengan teman sekelasnya yaitu dia dijauhi temannya. Lalu anggota kelompok menyepakati masalah klien IM lah yang diselesaikan masalahnya. Klien IM memiliki masalah di

37

kelasnya yaitu dengan teman sebayanya, setelah ditelusuri sebab ia dijauhi karena dia mudah marah maupun merajuk terhadap temannya tanpa tau masalah atau sebab apa yang temannya lakukan sehingga bersikap demikian.

Kemudian proses konseling dilanjutkan dengan penerapan teknik psikodrama yaitu bermain peran sesuai dengan masalah yang ada. Sebelum melakukan teknik tersebut, peneliti menjelaskan apa itu teknik psikodrama, langkah-langkahnya dan dialog drama tentunya. Tema drama pada siklus 1 yaitu prespective taking yaitu bagaimana seseorang mengambil kesimpulan dengan cara menempatkan berfikir dengan sudut pandang orang lain atau memposisikan diri sebagai orang lain sesuai dengan masalah yang ada. Selnjutnya pelaksanaan drama.

Setelah drama itu berlangsung selanjutnya penelti menanyakan nilai apa yang dapat diambil klien dan anggota kelompok lainnya dari drama tersebut. Anggota kelompok menjawab bahwa tidak boleh menyimpulkan hal secara sepihak, dan marah-marah ataupun menduga-duga hal tanpa tau sebabnya. Begitu juga dengan klien yang memiliki masalah, pun berpendapat demikian.

Klien menyepakati langkah apa yang harus ia ambil ketika menyelesaikan masalah tersebut yaitu mencari tahu dulu hal yang sebenarnya tentang kawannya, memikirkan perasaan temannya

38

dan tidak memutuskan hal secara sepihak. Peneliti mengapresiasi anggota kelompok yang kemudian dilanjutkan dengan doa. Dan tahap selanjutnya yaitu evaluasi dan refleksi kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus kedua.

c) Evaluasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah diisi oleh kolaborator yang digunakan dalam penilaian proses terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti, untuk mengetahui kekurangan atau hal yang belum maksimal dilakukan saat pelaksaan tindakan. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2 Hasil Observasi siklus 1

No Tahap Konseling Kelompok

Hasil Pengamatan

1 2 3 Tahap I : Pembentukan

1.

Peneliti membuka layanan dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar.

2.

Peneliti memberikan hak yang sama serta untuk saling mengenal agar konseling ini dapat berjalan dengan optimal.

39

3.

Peneliti sebagai pemimpin kelompok menyampaikan pengertian, tujuan, dan kegiatan kelompok dalam rangka konseling kelompok.

4.

Peneliti sebagai pemimpin kelompok menghangatkan suasana dalam bentuk permainan.

5.

Tumbuhnya minat anggota kelompok untuk mengikuti layanan konseling kelompok dengan mengungkapkan pendapat.

6.

Peneliti mengajak anggota kelompok agar bersikap terbuka dan bebas mengungkapkan pendapat

Tahap 2 : Peralihan

7.

Peneliti menjelaskan apa yang dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan

8.

Peneliti menawarkan apakah anggota kelompok sudah siap untuk melalui kegiatan

9.

Jika diperlukan, peneliti mengulangi dan menegaskan kembali beberapa hal yang telah diuraikan pada tahap pembentukan

40

Tahap 3 : Kegiatan

10.

Masing-masing anggota kelompok mengungkapkan masalah atau topik secara bebas

11.

Kelompok memilih masalah mana yang hendak dibahas dan dientaskan

12.

Klien (anggota kelompok yang masalahnya dibahas) memberikan gambaran yang lebih rinci masalah yang dialaminya

13.

Peneliti menjelasakan salah satu teknik untuk mengatasi masalah klien yaitu menggunakan teknik psikodrama, Serta memberikan naskah psikodrama dan mengintruksikan untuk melakukannya

14.

Pemimpin kelompok menanyakan kepada anggota kelompok mengenai nilai-nilai apa yang bisa didapat dari teknik psikodarama sehubungan dari masalah klien

15.

Anggota klien menyampaikan saran dan tanggapannya kepada masalah klien sesuai dengan drama yang sudah dilaksanakan

41

16.

Peneliti memberikan penguatan positif kepada anggota kelompok

Tahap 4 : Pengakhiran

17.

Anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan terhadap pelaksanaan kegiatan

18.

Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan kelompok yang telah dicapaikan secara mendalam dan tuntas

19. Kelompok merencanakan kegiatan lanjutan

20.

Peneliti menutup layanan dengan tetap merasakan hubungan kelompok lalu mengucapkan salam penutup

Jumlah 2 24 18

Rata-rata 2,2

Keterangan : (1) tidak tepat, (2) kurang tepat, (3) sangat tepat

Berdasarkan hasil tabel observasi diatas diperoleh nilai rata-rata 2,2. Proses tindakan mencapai 70 % berjalan cukup baik, sedangkan hasil dari tindakan mencapai 75 % dimana masih terdapat langkah yang dinilai tidak tepat oleh kolaborator yaitu terletak pada poin 17 yaitu mengenai pengungkapan kesan-kesan anggoka kelompok, dimana pada sesi tersebut bagia itu tida terlaksana. Dan ada beberapa poin

42

yang di nilai oleh kolaboratur kurang tepat yaitu pada poin nomor 2,7,4,5,9 dan 20. Yaitu mengenai pemberian ice breaking, dimana peneliti tidak memberikan ice breaking sehingga anggota kelompok merasa bosan. Selain itu pada tahap penstrukturan peneliti juga dinilai krang tepat dalam menjelaskan apa-apa saja yang menjadi tugas dari anggota kelompok, sehingga berdampak oada tahap inti dimana terdapat anggota kelompo yang terlihat bingung. Selain itu pada perekaman juga dinilai kurang maksimal seperti pencahayaan yang kurang, serta gangguan-gangguan dar luar seperti suara berisik

d) Refleksi

1) Pada penerapan teknik psikodrama, peneliti tidak memberikan naskah drama satu per satu untuk pelaksanaan tekniknya dan hanya memberikan diawal sebagai gambaran sehingga klien tidak dapat menghayati peran dan lupa dialog masing-masing.

2) Kekurangan peneliti lainnya yaitu, peneliti masih mendominasi serta bahasanya masih berbelit-belit sehingga siswa kebingungan dalam merespon.

3) Peneliti juga masih kurang tegas dalam pelakanaan layanan sehingga terdapat siswa yang menyepelekan peneliti, seperti berbicara sendiri dan sibuk sendiri.

43

4) Peneliti berencana untuk memperbaiki pelaksanaan siklus layanan yang akan datang dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami serta memberikan naskah drama kepada anggota kelompok. Dan lebih tegas lagi.

3. Siklus 2 a) Rencana

Siklus kedua dilakukan pada tanggal 2 Agustus pukul 10.30- 11.05 WIB, dilakukan secara langsung di ruang osis secara tatap muka. Sebelum melakukan layanan konseling kelompok peneliti memastikan kesiapan peneliti dan menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam siklus pertama dan terhindar dari gangguan dan terjaganya kefokusan anggota kelompok. Peneliti berharap dan berusaha agar layanan konseling kelompok dengan teknik psikodrama pada siklus kedua dapat berjalan dengan lancar dan baik.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan teknik psikodrama dalam siklus 2 sama seperti pelaksanaan pada siklus 1 yaitu diawali dengan mengucapkan salam, berdoa dan menghangatkan suasana dengan memberikan pertanyaan terbuka pada anggota kelompok. Dan mengalihkan dengan memberikan ice breaking agar anggota kelompok tetap berkonsentrasi dan

44

terjalinnya dinamika kelompok. Selanjutnya, yaitu memasuki tahap penstrukturan. Peneliti mengulang kembali menanyakan pernahkah melaksanakan konseling kelompok sebelumnya kepada anggota kelompok, dan anggota kelompok pun memaparkan pemahamannya mengenai konseling kelompok yang mereka ketahui setelah pelaksanaan layanan konseling kelompok pada siklus 1 kemarin.

Setelah itu peneliti kembali menggali masalah klien dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada klien. Sama seperti siklus 1 beberapa anggota klien memaparkan bahwa memiliki masalah keluarga dan keuangan diantaranya klien dengan inisial mc,nd dan pv. Kemudian satu klien memaparkan bahwa memiliki masalah yaitu dia merasa iri ketika melihat temannya lebih unggul daripada dirinya. Klien dengan inisial nj mengatakan bahwa memiliki masalah tentang takut terlambat sehingga tertinggal pelajaran.

Kemudian klien dengan inisial EX memiliki masalah dengan teman sebayanya. Anggota klien menyepakati masalah EX lah yang diselesaikan. Klien Ex memiliki masalah dengan teman sebayanya yaitu dia kerap kali di jauhi temannya, setelah dilakukan penjelajahan masalah ternyata penyebab EX ini dijauhi oleh temannya yaitu karena sikapnya yang cuek, acuh tak acuh

45

kepada teman sekelasnya sehingga sering di nilai kurang peduli terhada temannya dan cuek.

Sama seperti siklus pertama, tahap selanjutnya yaitu penerapan teknik psikodrama untuk menyelesaikan masalah EX, diawali dengan peneliti menjelaskan mengenai teknik psikodrama dan memberikan naskah yang sesuai dengan masalah klien sebelumnya. Kemudian peneliti mengintruksikan anggota kelompok untuk memainkan drama yang sudah ada yang di pandu oleh peneliti sebagai sutradara. Tema drama dalam siklus kedua ini yaitu mengenai kepedulian, karena klien tersebut memiliki masalah yang dinilai kurang peduli dan cuek acuh tak acuh.

Kepedulian sendiri merupakan salah satu aspek atau bentuk dari sikap empati.

Setelah melakukan drama, peneliti menyakan kepada anggota kelompok mengenai apa-apa saja yang telah mereka dapat dengan sehubungan masalah yang dimiliki EX. Kemudian klien dengan inisial cr mengungkapkan bahwa dalam kelas dan sesama teman harus peduli. Pendapat dari klien zk yaitu menanggapi masalah EX dihububungkan dengan drama yang telah dilaksanakan yaitu Ex harus peduli terhadap temannya dan menghilangkan sikap acuh tak acuh yang selama ini Ex lakukan.

Begitu juga dengan anggota klien lainnya yang berpendapat

46

kurang lebih sama seperti dua anggota kelompok sebelumnya.

Kemudian peneliti menanyakan kepada klien EX mengenai pendapat teman-teman sebelumnya dan masalah EX, secara garis besar dari drama yang sudah dilakukan mengenai kepedulian dan pendapat maupun masukan rekan Ex, Ex dapat mengambil kesimpulan bahwa selanjutnya ia harus peka dan peduli kepada teman yang membutuhkan bantuannya dan tidak cuek-cuek lagi.

Kemudian peneliti memberikan pertanyaan terbuka kepada anggota kelompok untuk memberikan kesimpulan apa yang bisa di dapat pada layanan siklus 2 ini. Kemudian peneliti menutup proses konseling, peneliti dan klien telah sepakat untuk melajutkan proses selanjutnya yaitu tahap evaluasi dan refleksi dan dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus ketiga.

c) Evaluasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah diisi oleh kolaborator yang digunakan dalam penilaian proses terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti, untuk mengetahui kekurangan atau hal yang belum maksimal dilakukan saat pelaksaan tindakan. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

47

Tabel 3 Hasil Observasi siklus 2

No Tahap Konseling Kelompok

Hsl Pngmtn 1 2 3 Tahap I : Pembentukan

1.

Peneliti membuka layanan dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar.

2.

Peneliti memberikan hak yang sama serta untuk saling mengenal agar konseling ini dapat berjalan dengan optimal.

3.

Peneliti sebagai pemimpin kelompok menyampaikan pengertian, tujuan, dan kegiatan kelompok dalam rangka konseling kelompok.

4.

Peneliti sebagai pemimpin kelompok menghangatkan suasana dalam bentuk permainan.

5.

Tumbuhnya minat anggota kelompok untuk mengikuti layanan konseling kelompok dengan mengungkapkan pendapat.

48

6.

Peneliti mengajak anggota kelompok agar bersikap terbuka dan bebas

mengungkapkan pendapat

Tahap 2 : Peralihan

7.

Peneliti menjelaskan apa yang dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan

8.

Peneliti menawarkan apakah anggota kelompok sudah siap untuk melalui kegiatan

9.

Jika diperlukan, peneliti mengulangi dan menegaskan kembali beberapa hal yang telah diuraikan pada tahap pembentukan

Tahap 3 : Kegiatan

10.

Masing-masing anggota kelompok mengungkapkan masalah atau topik secara bebas

11.

Kelompok memilih masalah mana yang hendak dibahas dan dientaskan

12.

Klien (anggota kelompok yang masalahnya dibahas) memberikan

49

gambaran yang lebih rinci masalah yang dialaminya

13.

Peneliti menjelasakan salah satu teknik untuk mengatasi masalah klien yaitu menggunakan teknik psikodrama, Serta memberikan naskah psikodrama dan mengintruksikan untuk melakukannya

14.

Pemimpin kelompok menanyakan kepada anggota kelompok mengenai nilai-nilai apa yang bisa didapat dari teknik psikodarama sehubungan dari masalah klien

15.

Anggota klien menyampaikan saran dan tanggapannya kepada masalah klien sesuai dengan drama yang sudah dilaksanakan

16.

Peneliti memberikan penguatan positif kepada anggota kelompok

Tahap 4 : Pengakhiran

17.

Anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan terhadap pelaksanaan

50

kegiatan

18.

Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan kelompok yang telah dicapaikan secara mendalam dan tuntas

19.

Kelompok merencanakan kegiatan lanjutan

20.

Peneliti menutup layanan dengan tetap merasakan hubungan kelompok lalu mengucapkan salam penutup

Jumlah 4 54

Rata-rata 2,9

Keterangan : (1) tidak tepat, (2) kurang tepat, (3) sangat tepat

Berdasarkan hasil observasi diatas diperoleh nilai rata-rata 2,9. Proses tindakan mencapai 75 % berjalan cukup baik, sedangkan hasil dari tindakan mencapai 80%. Pada pelaksanaan siklus kedua ini masih belum optimal dan sepenuhnya benar.

Masih terdapat beberapa poin yang dinilai masih belum tepat yaitu pada nomor 17 yaitu Kekurangan peneliti pada siklus ini yaitu tidak menjelaskan secara penuh apa itu teknik psikodrama dan tidak menanyakan kesan seerti apa yang didapat maupun perasaannya setelah melaksanakan layanan konseling kelompok

51

dengan teknik psikodrama. Dan beberapa kali peneliti masih grogi itu terlihat pada posisi duduk yang tidak tenang.

Dalam segi teknis juga memiliki kekurangan dimana beberapa video harus sempat terhenti karena ponsel yang tiba-tiba mati serta pencahayaan yang kurang dalam ruangan osis karena tidak adanya lampu.

d) Refleksi

1) Bahasa peneliti masih berbelit-belit sehingga klien kebingungan maksud dari pertanyaan peneliti ketika menanyakan tanggapan mengenai drama dan pendapat-pendapat anggota kelompok sebelumnya.

2) Peneliti dalam menjelaskan teknik psikodrama masih kurang sehingga anggota klien tampak sedikit kebingungan

3) Peneliti tidak menanyakan kesan-kesan kepada anggoa klien mengenai pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik psikodrama

4) Pada pelaksanaan siklus ketiga, peneliti berencana untuk menjelaskan teknik tersebut dengan jelas serta menggunakan bahasa yang mudah di pahami, dan menanyakan kesa-kesan pelaksanaan layanan kepada anggota kelompok layanan.

52

4. Siklus 3

a) Perencanaan

Siklus ketiga dilakukan pada tanggal 19 Agustus 2022 pukul 11.40- 12.15 WIB, dilakukan secara langsung di ruang osis.

Sebelum melakukan proses konseling peneliti memastikan kenyamanan ruangan layanan agar anggota kelompok merasa nyaman dan focus, serta menghidupkan lampu ruangan untuk memaksimalkan pengambilan video. Serta menanyakan kesiapan anggota klien guna kelancaran pemberian layanan pada siklus ketiga ini.

b) Pelaksanaan

Seperti halnya pelaksanaan layanan konseling kelompok pada siklus pertama dan kedua, pada siklus ketiga ini peneliti memulai layanan dengan mengucapkan salam,doa dan memberikan pertayaan terbuka guna membina susasana yang hangat dan memberikan apresiasi kepada anggota kelompok karena sudah bersedia mengikuti layanan konseling kelompok pada siklus ketiga ini.

Sebelum memulai penstrukturan, peneliti mengajak anggota kelompok untuk melakukan ice breaking guna membina suasana dan terjaga kefokusan anggota kelompok. Setelah itu mulai untuk penstrukturan, meskipun penstrukturan sudah

53

dilakukan di siklus pertama dan kedua, namun pada siklu ini penstrukturan tetap dilaksanakan dengan singkat. Tahap selanjutnya yaitu peneliti menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan pada tahap selanjutnya.

Tahap selanjutnya yaitu penjelajahan masalah, dimana peneliti memberikan pertanyaan terbuka kepada anggota klien untuk memaparkan masalahnya satu per satu. Pada siklus ketiga ini pengentasan masalah, sama dengan masalah yang sebelumnya.

Dimana klien masih merasa belum tuntas sehingga dilakukan teknik psiodrama kembali untuk menyelesaikan masalah pada siklus kedua yaitu mengenai sikap peka. Seperti sklus pertama dan kedua, peneliti menyampaikan penjelasan mengenai teknik psikodrama dan bagaimana mengimplementasikannya.

Sesudah teknik psikodrama dilakukan peneliti kembali menanyakan tanggapan dan nilai ada yang di dapat setelah mengikuti permainan peran. Si cr mengatakan bahwa setelah mengikuti teknik psikodrama kali ini ia bisa lebih memahami orang lain terlebih setelah melakukan psikodarama sebanyak 3 kali ini. Klien nd mengatakan bahwa dengan psikodrama ini mereka menjadi senang dalam belajar memahami orang lain karena bisa belajar lewat drama. Klien dt mengatakan bahwa setelah mengikuti teknik ini ia merasa masalahnya jika di beri presentase

54

dari yang awalnya memiliki masalah 100 % menjadi 30%. Klien zk mengatakan bahwa atas dilaksanakannya layanan ini ia merasa bahwa jika nantinya ia memiliki masalah seperti masalah si EX mengenai sikap peka ia tahu bagaimana cara menanggapinya berkat dari layanan ini. Beberapa anggota lainnya tidak lebih mengatakan hal yang sama dan mereka merasa senang karena bisa melatih mereka juga dalam mengemukakan pendapat.

c) Evaluasi

Berdasarkan hasil observasi yang telah diisi oleh kolaborator yang digunakan dalam penilaian proses terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti, untuk mengetahui kekurangan atau hal yang belum maksimal dilakukan saat pelaksaan tindakan. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4 Hasil observasi siklus 3

No Tahap Konseling Kelompok

Hasil Pengamatan

1 2 3

Tahap I : Pembentukan

1.

Peneliti membuka layanan dengan mengucapkan salam dan menanyakan

55

kabar.

2.

Peneliti memberikan hak yang sama serta untuk saling mengenal agar konseling ini dapat berjalan dengan optimal.

3.

Peneliti sebagai pemimpin kelompok menyampaikan pengertian, tujuan, dan kegiatan kelompok dalam rangka konseling kelompok.

4.

Peneliti sebagai pemimpin kelompok menghangatkan suasana dalam bentuk permainan.

5.

Tumbuhnya minat anggota kelompok untuk mengikuti layanan konseling kelompok dengan mengungkapkan pendapat.

6.

Peneliti mengajak anggota kelompok agar bersikap terbuka dan bebas mengungkapkan pendapat

Tahap 2 : Peralihan

7.

Peneliti menjelaskan apa yang dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan

8.

Peneliti menawarkan apakah anggota kelompok sudah siap untuk melalui

56

kegiatan

9.

Jika diperlukan, peneliti mengulangi dan menegaskan kembali beberapa hal yang telah diuraikan pada tahap pembentukan

Tahap 3 : Kegiatan

10.

Masing-masing anggota kelompok mengungkapkan masalah atau topik secara bebas

11.

Kelompok memilih masalah mana yang hendak dibahas dan dientaskan

12.

Klien (anggota kelompok yang masalahnya dibahas) memberikan gambaran yang lebih rinci masalah yang dialaminya

13.

Peneliti menjelasakan salah satu teknik untuk mengatasi masalah klien yaitu menggunakan teknik psikodrama, Serta memberikan naskah psikodrama dan mengintruksikan untuk melakukannya

14.

Pemimpin kelompok menanyakan kepada anggota kelompok mengenai nilai-nilai apa yang bisa didapat dari teknik psikodarama sehubungan dari masalah klien

57

15.

Anggota klien menyampaikan saran dan tanggapannya kepada masalah klien sesuai dengan drama yang sudah dilaksanakan

16.

Peneliti memberikan penguatan positif kepada anggota kelompok

Tahap 4 : Pengakhiran

17.

Anggota kelompok mengungkapkan kesan-kesan terhadap pelaksanaan kegiatan

18.

Peneliti menyimpulkan hasil kegiatan kelompok yang telah dicapaikan secara mendalam dan tuntas

19. Kelompok merencanakan kegiatan lanjutan

20.

Peneliti menutup layanan dengan tetap merasakan hubungan kelompok lalu mengucapkan salam penutup

Jumlah 0 2 18

Rata-rata 2,95

Berdasarkan table hasil observasi diatas didapat nilai rata-rata 2,95. Proses tindakan mencapai 80 % berjalan baik, sedangkan hasil dari tindakan mencapai 84% dimana masih terdapat langkah yang dinilai kurang tepat oleh kolaborator yaitu terletak pada poin nomo 8 dimana peneliti tidak menanyakan kesiapan anggota

58

kelompok. Secara garis besar pelaksanaan konseling pada siklus ketiga ini sudah baik namun masih belum apat dikatakan sempurna. Pada siklus ketiga ini sudah terbina dengan baik dinamika kelompok, klien mengemukakan pendadatnya dengan baik dan tidak malu-malu dan klien merasa mengerti apa yang harus dilakukan untuk mengahadapi masalahnya. Peneliti sudah berusaha untuk melaksanakan siklus ini dengan efektif.

d) Refleksi

1) Peneliti terlalu banyak menanyakan mengenai kesan-kesan dan nilai-nilai apa yang didapat dari teknik psikodrama tanpa menanyakan proses pelaksanaan teknik psikodramanya itu sendiri.

2) Pada siklus ini peneliti tidak menanyakan secara keseluruhan semua anggota mengenai kesiapannya untuk mengikuti ke sesi layanan selanjutnya.

Dokumen terkait