• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Temuan Secara Umum

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Temuan Secara Umum

Subjek penelitian ini terdiri dari dua orang siswa SMA dan berjenis kelamin laki-laki yang merias tubuhnya dengan tato dan menjadi penikmat tato. Hasil wawancara ini merupakan ulasan menyeluruh tentang latar belakang kehidupan subjek, lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal (masyarakat), lingkungan sekolah, komunitas bermain, sifat dan karakter saat ini, penyesuaian sosial, dan pengalaman traumatik. Pemahaman berbagai fenomena kehidupan subjek diperoleh berdasarkan observasi dan wawancara peneliti.

Subjek pertama A, adalah seorang siswa SMA kelas XII pada salah satu sekolah Muhamadiyah di Yogyakarta dan berusia 17 tahun. Persepsi yang muncul ketika pertama kali bertemu dengan subjek adalah pribadi pendiam, mudah bergaul, ramah, senang bercanda. Dilihat dari penampilannya, subjek berpakaian sederhana tapi tidak rapi. Ketika peneliti berkunjung ketempat berkumpulnya bersama teman-teman komunitasnya, subjek sedang bercanda sambil minum (lotce), ketika itu subjek menyambut peneliti dengan baik dan memperkenalkan peneliti kepada teman-temannya.

Subjek kedua L, juga merupakan siswa SMA Muhamadiyah di Yogyakarta namun berbeda sekolah dan masih kelas XI, berusia 16 tahun.

Ketika peneliti berkunjung ketempat berkumpulnya bersama teman-teman komunitasnya, subjek menyambut peneliti dengan baik dan ramah. Penampilan subjek sangat sederhana dan cukup rapi.

1. Lingkungan Keluarga

Subjek pertama A, adalah anak tunggal dalam keluarganya. Subjek SD kelas 5 kedua orang tunya berpisah (cerai). Sekarang subjek tinggal bersama bapaknya yang bekerja sebagai penjahit dan ibunya yang sekarang tinggal di Prambanan berjualan angkringan. Subjek bertemu dengan ibunya hanya ketika subjek merasa kangen dan harus berkunjung ke tempat ibunya di Prambanan. Kondisi ekonomi keluarga subjek termasuk kelas menenggah kebawah atau pas-pasan. Hubungan subjek dengan kedua orang tuanya sangat dekat, hanya dengan ibu yang terpisahkan karena perceraian dan subjek sangat menghormati kedua orang tuanya.

Subjek kedua L, adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Bersama kedua orang tua dan kedua saudaranya subjek tinggal dalam sebuah rumah kecil yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu dan dapur yang hanya berbatasan lemari dengan ruang tamu. Pekerjaan bapak subjek yang dulu sebagai atlet tinju dan sekarang bekerja sebagai petugas keamanan, ibu sebagai ibu rumah tangga. Hubungan subjek dengan kedua orang tua, kakak subjek yang sudah bekerja dan adik subjek yang masih SD dan memiliki kekurangan fisik ini tampak sangat rukun. subjek mengatakan bahwa bapaknya juga memiliki tato dibeberapa bagian tubuhnya.

2. Lingkungan Tempat Tinggal

Subjek pertama A, tinggal di daerah Notoyudan, Yogyakarta. Tempat tinggal yang sangat padat penduduknya, tidak ada jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya, jalan masuk menuju rumah subjek hanya gang kecil yang cukup untuk lewat satu motor. Kawasan yang padat dan sempit ini terasa tidak nyaman untuk tempat tinggal karena letak rumah yang dekat dengan sungai membuat aroma disekitar lingkungan tidak sedap.

Subjek mengatakan bahwa di daerah tempat tinggalnya ada banyak orang yang memiliki tato, baik itu orang tua maupun pemuda dan pemudinya. Meskipun situasi lingkungan ini terlihat kurang nyaman, tapi masyarakatnya ramah-ramah.

Subjek kedua L, juga tinggal di daerah Notoyudan, Yogyakarta. Lingkungan tempat tinggal subjek terlihat sangat sumpek, rumah-rumah dilingkungan ini hanya berjarak dinding tidak ada jarak pembatas. Letak rumah subjek pun terhitung berada dideretan paling pojok di daerah itu. Hampir seluruh rumah yang berada di aderah itu tidak memiliki halaman dan langsung berhadapan dengan jalan kecil berupa gang. Kondisi geografis yang tidak jauh dari pusat kota membuat subjek dan keluarganya tidak kesulitan untuk mencari kebutuhan keluarga dan hiburan. Menurut subjek bahwa dilingkungan tempat tinggalnya banyak terdapat orang-orang yang memiliki tato di tubuhnya.

3. Lingkungan Sekolah

Subjek pertama A, mengatakan bahwa sekolahnya memiliki aturan yang sama dengan sekolah lain pada umumnya. Namun masa-masa SMA adalah masa yang menyenangkan apabila berhadapan dengan aturan seperti membolos dan tatoan. Pertama kali subjek tatoan adalah kelas 1 SMA, sudah banyak teman-teman yang tahu kalau subjek memiliki tato di tubuhnya. Sejak memiliki tato subjek tidak pernah menunjukkan kepada teman-temannya kalau dirinya bertato, bahkan membiarkan teman-temannya tahu dengan sendirinya. Menurut subjek bukan suatu kebanggaan bila sudah memiliki tato lalu menunjukkan kepada orang lain.

Selama ini tato yang melekat di tubuh subjek tidak pernah menjadi penghalang baginya dalam bergaul dengan teman-teman di sekolahnya. Subjek juga mengatakan bahwa di sekolahnya ada tiga orang yang memiliki tato.

Subjek kedua L, mengatakan bahwa dirinya termasuk anak yang pendiam dan penurut pada orang tua juga pada guru-guru di sekolah, tetapi bukan berarti tidak pernah membangkang. Selama sekolah, subjek memang belum pernah mendapatkan prestasi yang gemilang, tetapi menurut subjek adalah sesuatu kebanggaan tersendiri bila dapat melanggar aturan di sekolah. Subjek mengaku bahwa dirinya suatu hari nanti ingin berubah dan ingin membahagiakan orang tua.

Subjek tatoan pertama kali kelas 1 SMA, tato pertamanya adalah tulisan nama yang dibuat dipunggung. Bagi subjek tato tidak pernah menjadi

penghalang untuk bergaul dengan teman-teman di sekolahnya, karena di sekolahnya sudah banyak teman-teman yang memiliki tato. Menurut subjek ada sekitar 60% teman cowok-cewek yang memiliki tato di sekolahnya. 4. Komunitas Bermain

Subjek pertama A, mengaku bahwa dirinya mengikuti beberapa komunitas yang ada di Yogyakarta, seperti komunitas vespa dan sepeda tinggi. Hampir semua teman-teman yang ada dalam komunitas vespa maupun sepeda tinggi memiliki tato, tidak hanya teman laki-laki tetapi teman perempuan juga banyak yang memiliki tato. Sudah menjadi kegiatan rutin ketika kumpul ngobrol bersama komunitasnya selalu ditemani dengan rokok dan minuman, kemudian setelah itu muter-muter kota kalau tidak langsung pulang.

Subjek kedua L, adalah anggota dari komunitas sepeda tinggi yang ada di Yogyakarta. Komunitas ini biasa berkumpul di perempatan Tugu Yogyakarta pada setiap malam minggu. Kegiatan yang biasa dilakukan oleh komunitas ini adalah ngobrol bersama sambil merokok dan minum sebagai bentuk membangun kekeluargaan dan setelah itu rolling keliling kota Yogyakarta dengan sepeda. Menurut subjek teman-teman dalam komunitas sepeda tinggi ini hampir semuanya memiliki tato dan juga ada seniman tatonya.

5. Sifat dan Karakter Saat Ini

Subjek pertama A, mengatakan bahwa semuanya telah berubah. Ketika masih tinggal bersama kedua orang tuanya subjek bisa mengandalkan

mereka, tetapi sekarang subjek harus melakukannya sendiri. Subjek mengatakan bahwa dirinya dipaksa untuk mandiri setelah kedaua orang tuanya berpisah. Baik dan buruk dari semua yang dilakukannya menjadi tanggungjawab subjek sendiri.

Sampai saat ini subjek juga masih pada pendiriannya atau belum pernah memikirkan untuk menghapus tatonya, tetapi ada keinginan untuk memodifikasi tato yang ada di lenggan kirinya dan menambah di lenggan kanan dengan gambar yang telah subjek inginkan sejak lama. Impian ini memang masih sekedar impian sebab subjek belum tahu kapan akan memenuhi impiannya itu. Subjek selalu menikmati hidupnya dengan penuh santai dan bahagia, karakter ini tampak ketika subjek menghadapi masalah dimana subjek selalu ingin segera melupakan masalah yang sedang dihapapinya.

Subjek kedua L, mengatakan bahwa hidup manusia itu selalu berubah, tentunnya karakter pun ikut berubah. Saat ini subjek banyak mengalami perubahan, dari cara berbicara, berperilaku, dan banyak hal lainnya. Menurut subjek dirinya yang sekarang telah berubah tidak lagi sama ketika masih SD dan SMP. Diri subjek adalah seorang yang sangat berbakti dan menghormati kedua orang tuanya. Subjek adalah seorang yang ramah, sabar, santun, senang bergaul, tetapi emosi subjek cepat terpancing kalau sesuatu yang dibicarakan berhubungan dengan keluarga dan dirinya.

6. Penyesuaian Sosial

Subjek pertama A, mengatakan bahwa sikap subjek terhadap kedua orang tuanya sebagai pribadi yang sopan, ramah, dan santun meski kedua orang tua subjek telah berpisah. Subjek merupakan pribadi yang mudah menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan, memiliki banyak teman dan memiliki rasa humor. Ketika SMP tingkat kepercayaan diri subjek rendah dalam bergaul, subjek lebih banyak diam. Tetapi subjek mengaku bahwa sejak SMA sampai saat ini rasa percaya dirinya berubah. Subjek semakin percaya diri dan menjadi bangga dengan dirinya, terutama setelah subjek mentatokan tubuhnya. Sekalipun memiliki banyak tato, subjek tidak pernah menunjukkan tatonya kepada orang lain, sebab bagi subjek bukan sebuah kebanggaan dan membiarkan orang lain yang menyadari bahwa diri subjek memiliki tato.

Subjek kedua L, mengaku bahwa sikap subjek terhadap anggota keluarga adalah pribadi yang sopan dan santun, baik terhadap kedua orang tua subjek juga kepada kakak adan adik subjek. Subjek juga mengakui bahwa dirinya sangat sulit untuk menyesuaikan diri dengan orang yang belum dikenalnya atau yang belum terlalu dekat dengan subjek, tetapi subjek memiliki sedikit rasa humor.

Subjek juga menuturkan bahwa gambar-gambar yang melekat pada tubuhnya belum pernah menjadi penghalang dalam bergaul atau penghambat dalam keseharian subjek. Subjek ingin dikemudian hari menghapus tatonya demi membahagiakan ibunya, namun belum tahu kapan akan dilakukan.

Subjek menuturkan bahwa dengan tato yang dimilikinya selalu membuat dirinya lebih percaya diri.

7. Pengalaman Traumatik

Subjek pertama A, mengatakan bahwa belum pernah mengalami hal- hal yang menyebabkan trauma. Menurutnya semasa kecil mungkin pernah mengalami hal-hal yang menyebabkan trauma, tetapi karena masi kecil subjek belum bisa memahami dan sulit untuk mengatakan apakah hal itu menyebabkan trauma pada dirinya. Menurut subjek, sering pula subjek mengalami hal-hal yang ekstrim tetapi subjek selalu menanggapinya dengan santai supaya tidak menimbulkan beban, sebab bagi subjek segala sesuatu yang kita hadapi merupakan hasil dari perbuatan kita sendiri.

Subjek kedua L, mengaku bahwa subjek pernah mengalami kejadian yang sampai saat ini belum bisa dilupakan. Pengalaman pahit itu adalah ketika subjek masih SD (tapi lupa kelas berapa). Pada waktu itu subjek bersama dengan teman-teman SD-nya pergi bermain di pinggir rel kereta, teman-teman subjek mengajak dirinya untuk menyeberang rel kereta, saat subjek sudah berada di atas rel kereta tetapi subjek tidak berani untuk melompat dan akhirnya subjek terserempet kereta. Subjek akhirnya harus dirawat di Rumah Sakit sampai beberapa hari. Bagi subjek pengalaman ini membuat dirinya tidak berani lagi untuk bermain di sekitar rel kereta. Kejadian itu tidak pernah dilupakan subjek sampai saat ini.

Dokumen terkait