• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet (Hevea

brasilliensis L) dengan dosis pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag

dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Rata - rata pertumbuhan tinggi (cm) bibit tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90 dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gr am/polybag, dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag

Hari Setelah perlakuan Perlakuan

30 60 90 Jumlah Rataan

P0 29.96 44.20 44.40 118.56 39.52

P1 32.12 50.10 61.60 143.82 47.94

P2 31.27 49.70 59.30 140.27 46.76

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan P1 memperoleh rata - rata Pertumbuhan tinggi bibit tanaman karet yang diberi pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag menunjukkan hasil yang tertinggi dibandingkan pertumbuhan tinggi bibit tanaman karet dengan perlakuan P0 dan P2 diberi perlakuan pupuk

2. Diameter Batang

Hasil penelitian yang dilakukan pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman karet (Hevea brasilliensis L) dengan pemberian dosis pupuk NPK Mutiara

sebanyak 21 gram/polybag dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Rata - rata pertumbuhan diameter batang (mm) bibit tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90 dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag, dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2cc/polybag.

Hari Setelah perlakuan Perlakuan

30 60 90 Jumlah Rataan

P0 3.38 3.89 4.57 11.84 3.95

P1 4.28 4.93 5.84 15.05 5.02

P2 4.53 4.87 6.06 15.46 5.15

Tabel 2 diketahui bahwa rata - rata pertumbuhan diameter batang tanaman karet yang diberi perlakuan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag (P2) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata - rata diameter batang tanaman 5,15 mm.

Sedangkan rata - rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman karet yang terendah di tunjukkan oleh perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara (P1) dengan rata - rata pertumbuhan diameter batang tanaman 5,02 mm.

Untuk (P0) dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk menunjukkan hasil rata - rata pertumbuhan diameter batang tanaman 3,95 mm lebih rendah dibandingkan dengan (P1).

3. Jumlah Daun (helai)

Pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman karet (Hevea brasilliensis L)

dengan perlakuan pemberian dosis pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag dan pupuk cair organik Nasa sebanyak 2 cc/polybag dapat di

Tabel 3. Rata - rata pertumbuhan jumlah daun (helai) bibit tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90 dengan tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag, dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2cc/polybag.

Hari Setelah perlakuan Perlakuan

30 60 90 Jumlah Rataan

P0 1.9 3.1 5 10 3.33

P1 2.1 4 6.8 12.9 4.30

P2 2.2 3.3 5.5 11 3.67

Tabel 3 diketahui bahwa perlakuan P1 menunjukkan hasil rata - rata pertmbuhan daun tanaman karet yang terbanyak dibandingkan pertumbuhan daun tanaman karet dengan perlakuan P0 dan P2.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun bibit tanaman karet dapat diketahui bahwa hasil yang lebih baik ditunjukkan oleh perlakuan dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 21 gram/polybag (P1) efektif meningkatkan pertumbuhan tinggi rata - rata 47,94 cm dan jumlah daun 4,30 helai. Sedangkan perlakuan pemberian pupuk organik cair Nasa (P2) dengan konsentrasi 2 cc/polybag didapat rata - rata tinggi 46,76 dan jumlah daun 3,67 helai, hasil terendah ditunjukan oleh perlakuan (P0) dengan pertumbuhan tinggi rata - rata 39,52 cm dan jumlah daun 3,33 helai. Hal ini dikarenakan pupuk NPK Mutiara mengandung unsur hara makro yang lebih tinggi dibandingkan pupuk organik cair Nasa.

Pupuk NPK Mutiara menunjang ketersedian unsur hara yang seimbang dan mempunyai fungsi untuk mempercepat pertumbuhan bibit, sebagai pupuk awal penanaman. Pupuk NPK Mutiara yang digunakan dalam penelitian ini

mempunyai kandungan Nitrogen 16%, Phospor 16%, dan Kalium 16%, sedangkan pupuk organik cair Nasa mempunyai kandungan N 0,12%, P (P205) 0,03% dan K 0,31%. Yang mana unsur N berfungsi untuk pembentukan hijau daun dalam proses fotosintesis, nitrogen sangat berperan penting dan dapat berfungsi membentuk protein, lemak dan persenyawaan lainya yang diperlukan oleh tanaman (Lingga dan Marsono 2001).

Selain itu, unsur Nitrogen merupakan unsur hara makro yang dalam bentuk nitrat merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, sebab berperan penting dalam penyusun protoplasma, pembentukan hijau daun meningkatkan protein dalam tubuh tanaman sehingga mampu merangsang pertumbuhan batang, cabang dan daun (Lingga dan Marsono, 2007).

Adapun unsur Phospor yang terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fostatide merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel yang sangat penting dalam merangsang pembelahan sel, membantu proses asimilasi, dan bagi perkembangan jaringan meristem tanaman. Bertambahnya unsur Phospor pada media tumbuh dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet melalui aktifitas pembelahan selnya dan perkembangan jaringan meristemnya (Sutejo, 2002).

Unsur K memiliki peranan seperti memperlancar proses fotosintesa, memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat pemula, memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mud ah rebah, mengurangi cepat busuknya hasil selama pengangkutan dan penyimpanan, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan, memperbaiki mutu hasil berupa bunga dan buah (Suriatna, 1992).

Pertumbuhan diameter batang terbaik ditunjukan oleh pelakuan P2, pemberian pupuk organik cair Nasa 2 cc/polybag dengan rata - rata 5,15 mm, dan P1 pemberian pupuk NPK Mutiara 21 gram/ polybag dengan rata - rata 5,02 mm dan P0 tanpa perlakuan dengan hasil terendahyaitu 3,95 mm. Hal ini dikarenakan unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik cair Nasa sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan diameter batang. Karena unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik cair Nasa merupakan unsur hara yang komplek walaupun dalam jumlah yang sedikit, pupuk organik cair Nasa memiliki fungsi memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian karena memiliki kandungan, N 0.12%, P2O5 0.03%, K 0.31%, Ca 60.40 ppm, S 0.12%, Mg 16.88 ppm, Cl 0.29%, Mn 2.46 ppm, Fe 12.89 ppm, Cu <0.03>kandungan lain : zat perangsang tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin (Anonim, 2007).

Adanya perbedaan pertumbuhan tanaman dari penggunaan kedua jenis pupuk organik cair Nasa dan pupuk kimia NPK Mutiara karena pupuk organik dan kimia mempunyai kelebihan dan kekurangan walaupun sama - sama memberikan unsur hara pada tanaman. Pupuk organik memiliki kelebihan dapat memicu pertumbuhan tanaman selain itu pupuk organik bisa memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Sedangkan pupuk kimia memiliki kelebihan dapat

mempercepat pertumbuhan tanaman seperti merangsang perumbuhan akar dan membuat tanaman menjadi lebih tegar terhadap serangan hama dan penyakit

(Novizan, 2003).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian pupuk NPK Mutiara 21 g/polybag dapat memberikan pertumbuhan yang lebih baik terhadap parameter tinggi dan jumlah daun dibandingkan perlakuan lainnya untuk pertumbuhan karet sampai dengan umur 3 bulan setelah tanaman.

2. Sedangkan perlakuan pemberian pupuk organik cair Nasa hanya dapat memberikan pertumbuhan diameter batang tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

B. Saran

1. Pada fase pertumbuhan awal bibit karet dapat digunakan pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa, karena sama - sama bisa memberikan pertumbuhan yang baik bagi bibit tanaman karet akan tetapi dilihat dari segi ekonomis pupuk NPK Mutiara harganya lebih murah dibandingkan pupuk organik cair Nasa.

2. Perlu penelitian lebih lanjut dalam penggunaan pupuk organik cair Nasa pada pembibitan karet.

Dokumen terkait