• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. data. Penelitian ini dilaksanakan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. data. Penelitian ini dilaksanakan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

HANIPAH. Pemberian pupuk NPK Mutiara dan pemberian pupuk organik cair Nasa terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet (Hevea brasiliensis L), bawah bimbingan Rossy Mirasari, SP.

Tujuan pengamatan adalah untuk mengetahui perbandingan antara pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet (Hevea brasilliensis L)

Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 1 April 2008 sampai tanggal 15 Juli 2008. Terhitung dari persiapan alat dan bahan hingga pengolahan

data. Penelitian ini dilaksanakan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jl. Samratulangi RT 34. Kelurahan Sungai Keledang Kecamatan Samarinda Seberang.

Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan dan masing - masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari tanpa pemberian pupuk (P0) , pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 21 gram/polybag (P1), dan perlakuan pemberian pupuk organik cair Nasa 2 cc/polybag (P2).

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk NPK Mutiara 21 gram/polybag yang diaplikasikan memberikan hasil yang lebih baik untuk pertumbuhan bibit tanaman karet pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun.. Dengan rata - rata pertumbuhan tinggi tanaman 47,94 cm, dan jumlah daun rata-rata 4,30 helai daun. Namun dari segi pertumbuhan diameter batang hasil yang lebih baik ditujukan oleh perlakuan pemberian pupuk organik cair Nasa dengan 2 cc/polybag dengan hasil rata - rata diameter batang 5,15 mm.

(6)

RIWAYAT HIDUP

HANIPAH, lahir pada tanggal 23 Mei 1987, di Muara Kedang, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ardin dan Ibu Rusmiati

Memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 008 Muara Kedang. Pada tahun 1993 dan lulus pada tanggal 20 Juli 1999, kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Bongan dan lulus pada tanggal 20 Juni 2002. Melanjutkan ke Tingkat Sekolah Menegah Umum (SMU) Negeri 1 Sendawar dan lulus pada tanggal 2 juli 2005. Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2006 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Hutan. Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

Pada tanggal 02 Maret sampai dengan 30 Mei 2009 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Rajawali Plantation, Bangkirai Estate, Desa Prian Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara.

(7)

KATA PENGAN TAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan hidaya h-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pemberian Pupuk NPK Mutiara dan Pupuk Organik Cair Nasa Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Karet (Hevea brasilliensis L )”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga tercinta yang telah memberi motifasi baik secara moril maupun materil.

2. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si selaku ketua PS Budidaya Tanaman Perkebunan.

3. Ibu Rossy Mirasari, SP selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan berupa arahan dan bimbingan.

4. Bapak Rusli Anwar, SP. M.Si selaku dosen penguji.

5. Rekan - rekan mahasiswa/i yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan karya ilmiah ini.

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... . ii

DAFTAR TABEL... . iii

DAFTAR LAMPIRAN... . iv

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi dan morfologi ... . 3

B. Syarat tumbuh ... . 5

C. Pembibitan karet... . 7

D. Pupuk NPK mutiara ... . 9

E. Pupuk organik cair nasa ... . 12

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu... . 14

B. Alat dan bahan... . 14

C. Prosedur penelitian... . 14

D. Pengambilan dan pengolahan data ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... . 19

B. Pembahasan... . 21

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... . 24

B. Saran... . 24 DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

No Tubuh Utama Halaman 1. Rata - rata pertumbuhan diameter batang tanaman karet dengan

tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara 21 gram/polybag dan pupuk organik cair Nasa 2 cc/polybag hari ke

30, 60, dan 90 ... 19 2. Rata - rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman karet dengan tanpa

pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara 21 gram/polybag dan pupuk organik cair Nasa 2 cc/polybag hari ke 30, 60, dan

90... 20 3. Rata - rata pertumbuhan jumlah daun (helai) bibit tanaman karet

dengan tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara 21 gram/polybag dan pupuk organik cair Nasa 2 cc/polybag hari ke

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Tubuh Utama Halaman 1. Data hasil pengamatan tinggi (cm) tanaman karet hari ke 30, 60, dan

90... 27

2. Data hasil pengamatan diameter batang (mm) tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90... 27

3. Data hasil pengamatan jumlah daun (helai) tanaman karet hari ke 30, 60 , dan 90 ... 28

4. Rata - rata tinggi bibit tanaman karet (Hevea brasilliensis) hari ke 30, 60, dan 90 ... 28

5. Rata - rata diameter bibit tanaman karet (Hevea brasilliensis) hari ke 30, 60, dan 90 ... 29

6. Rata - rata pertumbuhan daun bibit tanaman karet (Hevea Brasilliensis) hari ke 30, 60, dan 90... 29

7. Rancangan penelitian ... 30

8. Penyemaian benih karet... 31

9. Pengukuran tinggi bibit tanaman karet dengan meteran... 31

10.Pengukuran diameter batang bibit tanaman karet dengan mikrokaliper ... 32

11.Bibit tanaman karet ... 32

12.Pupuk NPK Mutiara ... 33

(11)

I. PENDAHULUAN

Usaha perkebunan karet memegang peran yang penting dalam peningkatan pembangunan, khususnya pemb angunan dalam usaha pertanian. Usaha ini menjadi tempat bagi para petani dalam menggantungkan hidupnya, sebagai cabang usaha yang berfungsi untuk menciptakan lapangan kerja, yaitu sebagai sumber devisa non - migas yang sangat diharapkan secara langsung terkait dengan pelestarian sumber daya alam (Setyamidjaja, 1993).

Tanaman perkebunan merupakan komoditas yang mempunyai nilai tinggi. Apabila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasuk devisa Negara. Telah banyak usaha pemerintah untuk meningkatkan produksi sub sektor perkebunan, diantaranya adalah intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi.

Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman karet yang baik maka diperlukan teknik budidaya yang benar dalam pengelolaan tanaman karet, dalam segala bidang terutama dalam bidang pembibitan karena pembibitan merupakan bagian awal yang sangat menentukan keberhasilan dalam setiap usaha perkebunan. Oleh sebab itu pembibitan harus benar - benar diperhatikan dan dikelola dengan baik untuk perawatan yang meliputi pengendalian hama penyakit dan pemupukan (Anonim, 2008). Menurut (Novizan, 2003), pupuk adalah setiap bahan material yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambah unsur hara tanaman, pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk anorganik dan organik. Dijelaskan oleh Dwidjoseputro (1990), pemupukan pada dasarnya dapat diartikan sebagai penambah zat hara bagi tanaman kedalam tanah.

(12)

Dalam arti luas pemupukan sebenarnya juga termasuk penambah zat – zat lain yang dapat memperbaiki sifat - sifat tanah misalnya pemberian pasir pada tanah liat, pemberian mineral pada tanah organik, pengapuran dan lain sebagainya.

Pupuk NPK Mutiara merupakan pup uk yang menunjang ketersedian unsur hara yang seimbang. Pupuk NPK mempunyai fungsi untuk mempercepat pertumuhan bibit, sebagai pupuk awal penanaman, dan sebagai pupuk susulan saat tanaman memasuki fase generatif separti saat mulai berbunga dan berbuah. Pupuk NPK Mutiara mempunyai kandungan Nitrogen 16%, Phospor 16%, dan Kalium 16% (Novizan, 2003).

Pupuk organik cair adalah pupuk yang diolah dari kotoran hewan (pupuk kandang), limbah tanaman dan kompos sampah kota yang difermentasikan menjadi pupuk organik cair dan diperkaya dengan unsur hara yang dapat menambah mineral dalam tanah. Menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah, merangsang pertumbuhan tanaman dan dapat dijadikan pupuk khusus untuk tanaman anggrek dan lain - lain (Anonim, 2007).

Berdasarkan hasil pemaparan di atas kedua jenis pupuk tersebut memiliki perbedaan dalam segi bentuk atau sifat yang berbeda, untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas kedua jenis pupuk tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan atau memperoleh pertumbuhan bibit karet yang lebih cepat dan baik dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa.

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taksonomi dan Morfologi 1. Taksonomi

Menurut Anonim (1999), dalam dunia tumbuhan tanaman karet tersusun dalam sistematika sebagai berikut :

Devisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dikotyledonae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Hevea

Spesies : Hevea brasiliensis

2. Morfologi

Menurut Setyamidjaja (1993), morpologi tanaman karet adalah sebagai berikut :

a. Akar

Spesial dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.

b. Batang

Tanaman karet merupakan tanaman yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi batang dewasa mencapai 15 - 25 m.

(14)

Batang tanaman biasanya lurus dan mempunyai percabangan tinggi di atas. Batang tanaman karet merupakan tanaman yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi batang dewasa mencapai 15 - 25 m. batang tanaman biasanya lurus dan mempunyai percabangan tinggi diatas. Tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks.

c. Daun

Daun karet berwarna hijau. Apabila akan rontok berubah warna menjadi kuning atau merah. Biasanya jadwal kerontokan daun pada setiap musim kemarau. Karet terdiri dari daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun antara 3 - 20 cm, sedangkan panjang tangkai anak daun antara 3 - 10 cm dan ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk ellips, memanjang dengan ujung meruncing, repinya rata dan gundul serta tidak tajam.

d. Bunga

Bunga karet diri dari bunga jantan dan bunga betina yang terdapat dalam mala i payung tambahan yang jarang. Pangkal tandan bunga berbentuk lonceng. Pada ujungnya terdapat lima tajuk yang sempit, panjang tandan bunga 4 - 8 mm. Bunga betina berambut vilt, ukurannya sedikit lebih besar dari yang jantan dan mengandung bakal buah yang beruang tiga. Kepala putik yang akan dibubuhi dalam proses duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan memiliki sepuluh benang sari yang tersusun menjadi satu tiang. Kepala sari terbagi dalam dua karangan,

(15)

tersusun satu kali lebih tinggi dari yang lain. Paling ujung adalah satu bakal buah yang tidak tumbuh secara sempurna.

e. Buah

Buah karet memiliki ruang yang jelas. Masing – masing ruas berbentuk setengah bola. Jumlah ruang biasanya tiga, kadang – kadang sampai enam. Garis tengah buah 3 - 5 cm. Bila buah sudak masak, maka akan pecah akan sendirinya. Pemecahan akan terjadi dengan kuat menurut ruang - ruangnya. Pemecahan biji ini berhubungan dengan pengembangbiakan tanaman karet secara alami. Biji – biji yang terlontar, kadang - kadang sampai jauh, akan tumbuh dalam lingkungan yang mendukung.

f. Biji

Biji karet terdapat dalam setip ruang buah. Jadi, jumlah biji biasanya tiga, kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak - bercak berpola yang khas.

B. Syarat Tumbuh

Menurut Setyamidjaja (1993), syarat tumbuh tanaman karet adalah sebagai berikut :

1. Iklim

Tanaman karet adalah tanaman daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zona antara 150 LS - 150 LU. Bila tanaman diluar

(16)

zona tersebut, pertumbuhannya agak lambat sehingga mulai mulai produksinya pun lebih lambat.

a. Curah hujan

Curah hujan tahunan yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tidak kurang dari 2000 mm, optimal antara 2500 - 4000 mm/tahun yang terbagi dalam 100 - 150 hari hujan. Pembagian hujan dan waktu jatuhnya hujan rata - rata setahunnya mempengaruhi produksi.

b. Suhu

Untuk pertumbuhan tanaman karet yang baik memerlukan suhu antara 250 - 350C, dengan suhu optimal rata - rata 28oC.

c. Angin

Angin juga mempengaruhi pertumbuhan karet. Angin yang kencang pada musim tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman karet yang berasal dari klon - klon yang tertentu yang peka terhadap angin kencang.

2. Tanah

Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik pada tanah vulkanik muda ataupun aluvial dan bahkan tanah ga mbut. Reaksi tanah yang umum ditanami karet mempunyai pH antara 3,0 - 8,0. PH tanah dibawah 3,0 atau di atas 8,0 menyebabkan pertumbuhan tanaman karet terhambat.

Menurut Setyamidjaja (1993), sifat - sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet adalah sebagai berikut :

a. Solum cukup dalam, sampai 100 m atau lebih, tidak terdapat batu - batuan. b. Aerasi dan drainase baik.

(17)

C. Pembibitan Tanaman Karet 1. Pengumpulan Biji

Untuk mengumpulkan biji, terlebih dahulu kebun harus dibersihkan dari gulma. Penyiangan gulma bisa dilakukan secara mekanis maupun secara kimiawi, paling lambat 1 bulan sebelum biji berjatuhan. Dua hari sebelum pengumpulan biji yang sebenarnya dilakukan, pengumpul harus melakukan pemungutan biji pendahuluan. Hal ini dianggap perlu karena biji hasil pungutan pendahuluan tidak bisa diketahui dengan pasti sejak kapan biji itu jatuh. Biji hasil pungutan pendahuluan jangan dipakai sebagai bibit. Pengumpulan biji dalam satu areal paling lambat dua hari sekali. Biji dari setiap pengumpulan ditakar lalu diserahkan kepada petugas yang menampung keseluruhan biji. Setelah biji terkumpul, dilakukan pengamb ilan contoh menurut kesegarannya (Anonim, 2008).

2. Seleksi Biji

Menurut Anonim (2008), pemilihan biji yang baik berdasarkan atas penilaian kemurnian klon, ukuran biji dari masing - masing klon, kementalan kesegaran biji dan daya kecambah biji. Cara yang paling sederhana dan paling tua, yang dianggap baik untuk menilai biji karet adalah dengan cara membelah. Pelaksanan penilaian kesegaran ini cukup dengan mengambil contoh 100 biji karet dari setiap 200 liter biji lalu dipecah dengan palu atau batu.

(18)

Penilaian kesegaran ditentukan atas dasar warna penampakan dan keadan belahan biji seperti dibawah ini :

a. Biji yang baik adalah biji yang tampak mengkilat kulit luarnya.

b. Belahan biji karet yang masih berwarna putih murni sampai kekuning - kuningan dinilai baik.

c. Sedangkan belahan yang sudah berwarna kekuningan berminyak atau kuning kecoklatan sampai hitam dan keriput dinilai kurang baik atau jelek.

Berdasarkan kriteria di atas disimpulkan, biji yang baik adalah biji yang persentase baiknya mencapai minimum 80 % sedangkan kurang dari 80 % merupakan biji yang jelek. Persentase baik merupakan biji yang memiliki kesegaran dan bisa dipertanggungjawabkan.

3. Persemaian Tanaman Karet a. Persemaian Lapangan

1). Syarat Lokasi Persemaian

Lokasi persemaian lapangan harus datar hingga populasi tanaman persatuan luas bisa lebih banyak. Tanah yang dipilih yaitu subur, bukan tanah bekas terserang penyakit, dan kebersihan arealnya harus diperhatikan. Tekstur remah gembur, berhumus, dan kadar bahan organiknya tinggi. Dekat dengan rencana peremajaan tanaman dan sumber air. Luasannya cukup.

2). Pengolahan Lahan Persemaian

Sebaiknya pengolahan dilakukan dengan traktor. Tanah bagian atas jangan sampai terbalik dengan bagian bawahnya.

(19)

Setelah tanah bersih dan rata dibuat selokan pembuangan air yang terdiri dari selokan primer dan sekunder. Selokan primer lebih besar dan lebih dalam dari pada selokan sekunder dangan ukuran 40 - 50 cm lebarnya dan dalamnya 30 - 40 cm. Sedangkan selokan sekunder lebarnya 30 cm dan dalamnya 25 cm.

3). Perkecambahan biji

Biji diletakkan disebuah bak berisi tanah halus/top soil dibagian bawah dan bagian atas ditaburi pasir sedalam 3 – 5 cm. Biji ini ditekan sedalam ¾ ukuran biji. Perut biji karet harus terletak di bawah agar tumbuhnya akar bisa lurus.

Jarak tanam untuk keperluan bibit setum tinggi 60 x 90 cm sedangkan untuk setum rendah 60 x 60 cm (Anonim, 2008).

D. Pupuk NPK Mutiara

Pupuk adalah setiap bahan material yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman dengan maksud menambah unsur hara tanaman, pupuk yang digunakan dapat berupa pupuk organik dan anorganik (Novizan, 2003).

Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman nutrisi yang cukup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman (Anonim, 1995). Dijelaskan oleh Dwidjoseputro (1990), pemupukan pada dasarnya dapat diartikan sebagai penambah za t hara bagi tanaman kedalam tanah. Dalam arti luas pemupukan sebenarnya juga termasuk penambah zat - zat lain yang dapat memperbaiki sifat - sifat tanah misalnya

(20)

pemberian pasir pada tanah liat, pemberian mineral pada tanah organik, pengapuran dan lain sebagainya.

Unsur hara pada umumnya dibutuhkan tanaman dibagi dalam dua kelompok, berdasarkan pada jumlah yang dibutuhkan tanaman yaitu, unsur makro dan mikro ( Fonth, 1999). Selain unsur N, P dan K yang termasuk unsur makro juga adalah C, H, O, Ca, Mg dan S (Hardjowigeno, 1992).

Pupuk menjamuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Misalnya, pupuk Nitroge n dicampurkan dengan pupuk Phospor menjadi pupuk NP, dan dicampurkan lagi dengan pupuk Kalium menjadi NPK (Lingga dan Marsono, 2001).

Pupuk NPK termasuk pupuk anorganik dimana pupuk anorganik mempunyai keuntungan yaitu pemberian dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorganik umumnya takarannya pas.

Adapun peranan dan pengaruh dari masing - masing unsur yang terkandung dalam NPK tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur utama bagi pertumbuhan tanaman sebab merupakan penyusun dari semua protein, asam nukleat dan penyusun protoplasma secara keseluruhan (Lingga dan Marsono, 2001).

2. Phospor

Menurut Sutejo (2003), Phospor berpengaruh dalam mempercepat pertumbuhan tanaman muda, mempercepat pembungaan pemasakan buah.

(21)

Kekurangan unsur Phospor akan mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan lambat, pertumbuhan cabang dan ranting meruncing, masaknya buah tertunda, warna daun lebih hijau dan biasanya daun tua tampak menguning sebelum waktunya (Dwidjoseputro, 1990).

3. Kalium

Kalium adalah unsur yang mengatur fungsi tanaman. Kalium meningkatkan daya kerja Nitrogen. Kalium pun berperan dalam pembentukan protein dan karbohidratt, memperkuat tumbuh tanam agar daun, bunga dan buah tidak gugur serta sumber kekuatan tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit (Lingga dan Marsono, 2007). Kekurangan Kalium pada tanaman akan mengakibatkan tumbuhnya lambat, daun tampak kering, lama kelamaan daun tampak menguning pada pucuk dan pinggirannya (Sutejo, 2003).

Pupuk NPK yang akan dipilih sesuai tanah dan tanaman memang sulit. Untuk keperluan ini belum ada aturannya. Namun ada sumber yang menyebutkan patokan pemakaian atau pemilihan NPK tergantung pada kadar N - nya yaitu pilihan kadar NPK dengan kadar N tinggi.

Adapun faktor - faktor positif dari pupuk NPK :

1. Pupuk buatan yang harus dikerjakan biasanya lebih sedikit.

2. Menaburkan zat makanan tanaman dapat dilakukan dalam satu kali kerja. Adapun faktor - faktor negatif yang terpenting dalam menggunakan pupuk NPK antara lain adalah kemungkinan pemupukan kurang merata bila dibandingkan dengan menggunakan pupuk tunggal. Dalam menentukan kapan

(22)

waktu penaburannya dan beberapa jumlah yang dibutuhkan, biasanya tergantung dari kondisi Nitrogen. Ada kemungkinan, bahwa diberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit dan pemupukan ditaburkan kurang tepat pada waktunya. Ada kalanya tanaman tumbuh kurang baik akibat konsentrasi garam yang tinggi didalam tanah. Pupuk NPK bereaksi asam disebabkan oleh persenyawaan amonium yang dikandungnya.

Berhubung tana h dan tanaman membutuhkan Nitrogen dalam jumlah yang sangat berbeda, maka biasanya tidak mudah untuk mendapatkan pupuk dengan perbandingkan yang tepat, karena Posphor dan Kalium sedikit atau lebih banyak pemberiannya tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap hasil tanaman, bilamana kondisi kesuburan tanah baik (Rinsema, 1992).

E. Pupuk Organik Cair Nasa.

Menurut Marsono (2000), pupuk organik disebut juga dengan pupuk alam karena seluruh atau sebagaian besar pupuk ini berasal dari alam yang merupakan hasil fe rmentasi dari kotoran, sisa tanaman, limbah rumah tangga dan bahan yang merupakan bahan dasar dari pupuk organik yang dapat terdekomposisi dalam tanah dan dapat dijadikan pupuk organik cair melalui proses teknologi modern sehingga muncul dalam bentuk, rupa dan warna yang jauh berbeda dengan bahan dasarnya.

Pupuk organik cair adalah pupuk yang diolah dari kotoran hewan (pupuk kandang), limbah tana man dan kompos sampah kota yang difermentasikan menjadi pupuk organik cair dan diperkaya dengan unsur hara yang dapat

(23)

menambah mineral dalam tanah. Menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah, merangsang pertumbuhan tanaman dan dapat dijadikan pupuk khusus untuk tanaman anggrek dan lain - lain. Pupuk organik cair memiliki beberapa keuntungan. Pertama pupuk tersebut mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik padat. Dalam bentuk kering, beberapa mikrooganisme mati dan zat yang tidak bisa aktif. Jika dicampur dengan pupuk organik padat, pupuk oganik cair dapat mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat (Anonim, 2007).

Manfaat pupuk organik cair Nasa, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman serta kelestarian lingkungan/tanah (aspek K-3 : Kuantitas- Kualitas- Kelestarian). Menjadikan tanah yang keras berangsur - angsur menjadi gembur. Melarutkan sisa pupuk kimia di tanah (dapat dimanfaatkan tanaman). Memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap. Dapat mengurangi penggunaan Urea, SP - 36 dan KCl + 12,5% - 25% Setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang. Memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah, (mengandung hormon/ZPT Auksin, Giberellin dan Sitokinin). Membantu perkembangan mikroorganis me tanah. Adapun kandungan pupuk organik cair Nasa, N 0.12%, P2O5 0.03%, K 0.31%, Ca 60.40 ppm, S 0.12%, Mg 16.88 ppm, Cl 0.29%, Mn 2.46 ppm, Fe 12.89 ppm, Cu <0.03>Kandungan Lain : zat perangsang tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin (Anonim, 2007).

(24)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di areal Persemaian Politeknik Negeri Samarinda kurang lebih tiga setengah bulan, terhitung dari awal bulan April sampai pertengahan bulan Juli 2008.

B. Alat dan Baha n

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : cangkul, parang, alat tulis, kamera, meteran, label plastik, polybag yang berukuran 40 x 50 cm dengan ketebalan 0,12 mm, gembor, tugal dan mikrokaliper.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : benih tanaman karet, pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa, air, ditha ne, kurakron dan top soil.

C. Prosedur Penelitian 1. Penyiapan Tempat Persemaian dan Bibit

a. Penyiapan Areal

Areal yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pencahayaan yang optimal, dekat dengan sumber air, jauh dari gangguan hama dan penyakit serta mudah diawasi. Areal kemudian dibersihkan dan tanahnya diratakan agar mempermudah proses penyusunan polybag

(25)

b. Seleksi Biji

Seleksi biji dilakukan dengan cara perendaman yaitu dengan terlebih dahulu memasukan biji kedalam ember. Kemudian biji yang timbul dibuang, sedangkan biji yang tenggelam (biji tidak menyentuh dasar ember) diambil untuk dijadikan benih.

c. Penyemaian Benih

Penyemaian benih dilakukan di bak semai dengan ukuran 100 x 50 cm, jarak semai 2 x 1 cm, lebar papan bak 15 cm, dengan media top soil pada bagian bawah dan pasir pada bagian atas dengan ketebalan 10 cm top soil dan 5 cm pasir penyemaian dengan cara membenamkan benih sempai rata dengan permukaan pasir bagian dada ke arah bawah, dilakukan penyiraman sampai dengan tanah menjadi lembab hingga benih berkecambah dan siap untuk disapih.

d. Pengisian Polybag

Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag dalam penelitian ini adalah top soil yang dihaluskan dan dibersihkan dari sisa - sisa perakaran, daun dan ranting tanaman. Tanah dimasukan ke dalam polybag hingga 3 cm dari permukaan polybag. Polybag kemudian disusun pada areal yang telah dipilih dengan jarak 70 x 70 cm dan dilakukan penyiraman pagi dan sore.

e. Penyapihan

Penyapihan dilakukan untuk menyeleksi benih yang sudah berkecambah dari bak semai dipindahkan ke polybag besar.

(26)

f. Penanaman Bibit Tanaman Karet

Setelah polybag yang sudah disiapkan disiram kurang lebih 7 – 10 hari, tanah yang di tengah polybag dilubangi menggunakan tugal, Setelah itu biji yang sudah berkecambah dari bak semai ditanam ke polybag pembibitan dengan cara mencongkel akar tanaman menggunakan tangan dengan hati - hati agar perakaran tanaman tidak rusak dan patah ketika. 2. Perlakuan

Perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa, dimulai sejak 14 hari dan selanjutnya diberikan setiap 30 hari sekali, sedangkan pengamatan dilakukan 1 hari sebelum pemberian pupuk. Dimana pupuk NPK Mutiara diaplikasikan dengan cara dibuat lingkaran pada media dala m polybag, kedalaman lubang 1 cm mengelilingi tanaman. Sedangkan pupuk organik cair Nasa dengan dosis 2 cc/polybag dilarutkan kedalam 1 liter air selanjutnya disiramkan pada media dalam polybag. Penelitian ini terdiri dari tiga taraf perlakuan dan sepuluh ulangan yaitu :

P0 = tanpa pemberian pupuk/kontrol polybag

P1 = pemberian pupuk NPK Mutiara 21 gram/polybag P2 = pemberian pupuk organik cair Nasa 2 cc/polybag 3. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman bibit dilakukan dua kali sehari pagi dan sore hari atau disesuaikan dengan kondisi tanah.

(27)

b. Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual di sekitar dan di dalam polybag dengan interval dua minggu sekali.

c. Konsolidasi Bibit

Kegiatan konsolidasi bibit dilakukan dengan menambah tanah yang kurang pada polybag dengan interval satu kali sebulan dan menegakkan polybag yang miring.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada bibit tanaman karet dilakukan dengan menggunakan pestisida kurakron dan untuk mengatasi hama bibit tanaman karet, apabila penyakit ringan pemberantasannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida dit hane. Namun jika seranga nnya berat bibit yang terserang penyakit disingkirkan dan dimusnahkan.

D. Pengambilan dan Pengolahan Data

Pengambilan data melalui pengukuran masing - masing parameter dilakukan sebanyak tiga kali yaitu:

1. Pertama pada saat bibit berumur 30 hari setelah perlakuan. 2. Kedua pada saat bibit berumur 60 hari setelah perlakuan. 3. Ketiga pada saat bibit berumur 90 hari setelah perlakuan.

Adapun yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tinggi Tanaman (cm)

Diukur dari pangkal leher akar tanaman yang diberi tanda hingga pucuk tanaman

(28)

2. Diameter Batang (mm)

Diukur dari diameter bagian batang paling bawah yang telah ditandai. 3. Jumlah Daun (helai)

Dengan menghitung jumlah daun pada tiap tangkai daun.

Pengolahan data dari parameter yang diamati dari penelitian ini adalah dengan menggunakan rataan hitung sederhana :

x = n

x ?

x = Rata - rata hitung n = Banyaknya data x = Variasi yang diteliti

(29)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Tinggi Tanaman

Berdasarkan hasil penelitian pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet (Hevea brasilliensis L) dengan dosis pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Rata - rata pertumbuhan tinggi (cm) bibit tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90 dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gr am/polybag, dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag

Hari Setelah perlakuan Perlakuan

30 60 90 Jumlah Rataan

P0 29.96 44.20 44.40 118.56 39.52

P1 32.12 50.10 61.60 143.82 47.94

P2 31.27 49.70 59.30 140.27 46.76

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan P1 memperoleh rata - rata Pertumbuhan tinggi bibit tanaman karet yang diberi pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag menunjukkan hasil yang tertinggi dibandingkan pertumbuhan tinggi bibit tanaman karet dengan perlakuan P0 dan P2 diberi perlakuan pupuk

2. Diameter Batang

Hasil penelitian yang dilakukan pemberian pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman karet (Hevea brasilliensis L) dengan pemberian dosis pupuk NPK Mutiara

(30)

sebanyak 21 gram/polybag dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Rata - rata pertumbuhan diameter batang (mm) bibit tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90 dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag, dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2cc/polybag.

Hari Setelah perlakuan Perlakuan

30 60 90 Jumlah Rataan

P0 3.38 3.89 4.57 11.84 3.95

P1 4.28 4.93 5.84 15.05 5.02

P2 4.53 4.87 6.06 15.46 5.15

Tabel 2 diketahui bahwa rata - rata pertumbuhan diameter batang tanaman karet yang diberi perlakuan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag (P2) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata - rata diameter batang tanaman 5,15 mm.

Sedangkan rata - rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman karet yang terendah di tunjukkan oleh perlakuan pemberian pupuk NPK Mutiara (P1) dengan rata - rata pertumbuhan diameter batang tanaman 5,02 mm.

Untuk (P0) dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk menunjukkan hasil rata - rata pertumbuhan diameter batang tanaman 3,95 mm lebih rendah dibandingkan dengan (P1).

3. Jumlah Daun (helai)

Pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman karet (Hevea brasilliensis L)

dengan perlakuan pemberian dosis pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag dan pupuk cair organik Nasa sebanyak 2 cc/polybag dapat di

(31)

Tabel 3. Rata - rata pertumbuhan jumlah daun (helai) bibit tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90 dengan tanpa pemberian pupuk, pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag, dan pupuk organik cair Nasa sebanyak 2cc/polybag.

Hari Setelah perlakuan Perlakuan

30 60 90 Jumlah Rataan

P0 1.9 3.1 5 10 3.33

P1 2.1 4 6.8 12.9 4.30

P2 2.2 3.3 5.5 11 3.67

Tabel 3 diketahui bahwa perlakuan P1 menunjukkan hasil rata - rata pertmbuhan daun tanaman karet yang terbanyak dibandingkan pertumbuhan daun tanaman karet dengan perlakuan P0 dan P2.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun bibit tanaman karet dapat diketahui bahwa hasil yang lebih baik ditunjukkan oleh perlakuan dengan pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis 21 gram/polybag (P1) efektif meningkatkan pertumbuhan tinggi rata - rata 47,94 cm dan jumlah daun 4,30 helai. Sedangkan perlakuan pemberian pupuk organik cair Nasa (P2) dengan konsentrasi 2 cc/polybag didapat rata - rata tinggi 46,76 dan jumlah daun 3,67 helai, hasil terendah ditunjukan oleh perlakuan (P0) dengan pertumbuhan tinggi rata - rata 39,52 cm dan jumlah daun 3,33 helai. Hal ini dikarenakan pupuk NPK Mutiara mengandung unsur hara makro yang lebih tinggi dibandingkan pupuk organik cair Nasa.

Pupuk NPK Mutiara menunjang ketersedian unsur hara yang seimbang dan mempunyai fungsi untuk mempercepat pertumbuhan bibit, sebagai pupuk awal penanaman. Pupuk NPK Mutiara yang digunakan dalam penelitian ini

(32)

mempunyai kandungan Nitrogen 16%, Phospor 16%, dan Kalium 16%, sedangkan pupuk organik cair Nasa mempunyai kandungan N 0,12%, P (P205) 0,03% dan K 0,31%. Yang mana unsur N berfungsi untuk pembentukan hijau daun dalam proses fotosintesis, nitrogen sangat berperan penting dan dapat berfungsi membentuk protein, lemak dan persenyawaan lainya yang diperlukan oleh tanaman (Lingga dan Marsono 2001).

Selain itu, unsur Nitrogen merupakan unsur hara makro yang dalam bentuk nitrat merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, sebab berperan penting dalam penyusun protoplasma, pembentukan hijau daun meningkatkan protein dalam tubuh tanaman sehingga mampu merangsang pertumbuhan batang, cabang dan daun (Lingga dan Marsono, 2007).

Adapun unsur Phospor yang terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fostatide merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel yang sangat penting dalam merangsang pembelahan sel, membantu proses asimilasi, dan bagi perkembangan jaringan meristem tanaman. Bertambahnya unsur Phospor pada media tumbuh dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman karet melalui aktifitas pembelahan selnya dan perkembangan jaringan meristemnya (Sutejo, 2002).

Unsur K memiliki peranan seperti memperlancar proses fotosintesa, memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat pemula, memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mud ah rebah, mengurangi cepat busuknya hasil selama pengangkutan dan penyimpanan, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan, memperbaiki mutu hasil berupa bunga dan buah (Suriatna, 1992).

(33)

Pertumbuhan diameter batang terbaik ditunjukan oleh pelakuan P2, pemberian pupuk organik cair Nasa 2 cc/polybag dengan rata - rata 5,15 mm, dan P1 pemberian pupuk NPK Mutiara 21 gram/ polybag dengan rata - rata 5,02 mm dan P0 tanpa perlakuan dengan hasil terendahyaitu 3,95 mm. Hal ini dikarenakan unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik cair Nasa sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan diameter batang. Karena unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik cair Nasa merupakan unsur hara yang komplek walaupun dalam jumlah yang sedikit, pupuk organik cair Nasa memiliki fungsi memacu pertumbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian karena memiliki kandungan, N 0.12%, P2O5 0.03%, K 0.31%, Ca 60.40 ppm, S 0.12%, Mg 16.88 ppm, Cl 0.29%, Mn 2.46 ppm, Fe 12.89 ppm, Cu <0.03>kandungan lain : zat perangsang tumbuh : Auksin, Giberelin, Sitokinin (Anonim, 2007).

Adanya perbedaan pertumbuhan tanaman dari penggunaan kedua jenis pupuk organik cair Nasa dan pupuk kimia NPK Mutiara karena pupuk organik dan kimia mempunyai kelebihan dan kekurangan walaupun sama - sama memberikan unsur hara pada tanaman. Pupuk organik memiliki kelebihan dapat memicu pertumbuhan tanaman selain itu pupuk organik bisa memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Sedangkan pupuk kimia memiliki kelebihan dapat

mempercepat pertumbuhan tanaman seperti merangsang perumbuhan akar dan membuat tanaman menjadi lebih tegar terhadap serangan hama dan penyakit

(Novizan, 2003).

(34)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian pupuk NPK Mutiara 21 g/polybag dapat memberikan pertumbuhan yang lebih baik terhadap parameter tinggi dan jumlah daun dibandingkan perlakuan lainnya untuk pertumbuhan karet sampai dengan umur 3 bulan setelah tanaman.

2. Sedangkan perlakuan pemberian pupuk organik cair Nasa hanya dapat memberikan pertumbuhan diameter batang tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

B. Saran

1. Pada fase pertumbuhan awal bibit karet dapat digunakan pupuk NPK Mutiara dan pupuk organik cair Nasa, karena sama - sama bisa memberikan pertumbuhan yang baik bagi bibit tanaman karet akan tetapi dilihat dari segi ekonomis pupuk NPK Mutiara harganya lebih murah dibandingkan pupuk organik cair Nasa.

2. Perlu penelitian lebih lanjut dalam penggunaan pupuk organik cair Nasa pada pembibitan karet.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Petunjuk Teknis Penyelengaran Pembuatan Hutan Tanaman. Industri. Jakarta

Anonim. 1999. Karet Strategi Pemasaran Tahun 2000. Budidaya dan Pengolahan. Penebar swadaya. Jakarta

Anonim. 2007. Keep Healthy With Organik, Wodpres.Com/2007/08/12/Pupuk Organik Cair Nasa

Anonim. 2008. Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya. Jakarta

Anonim. 2008. Tahun 2020, Indonesia Akan Menjadi Produsen Karet Terbesar Dunia. WWW. Bkpm.go.id./en/node/2712.2020

Dwidjoseputro , D. 1990. Pengantar Fisologi Tumbuhan Gramedia. Jakarta Fonth. 1999. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Gajahmada Universiti Press. Jogjakarta Hadjowigeno. 1992. Ilmu Tanah Mediatanaia Sara Perkasa. Jakarta

Lingga, P dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebaran Swadaya. Jakarta

Lingga, P dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebaran Swadaya. Jakarta

Marsono. 2000. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebaran Swadaya. Jakarta Novizan. 2003. Pemupukan Yang Epektif. Agromedia Pustaka. Jakarat Rensima. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. BH Rata Karya Aksara. Jakarta Setyamidjaja. 1993. Karet Budidaya dan Pengolahannya. Penerbit Kanisius Suriatna, S. 1992. Pupuk dan Pemupukan. PT. Melton Putra. Jakarta Sutejo, M. 2002. Pupuk dan Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta

(36)
(37)

Lampiran 1. Data hasil pengamatan tinggi (cm) bibit tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90

Tinggi bibit (cm) hari ke 30 Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 32 27.5 27.7 27.8 27.5 31.8 28.9 31.6 32.9 31.9 29.96 P1 32.2 29.8 36.5 31.4 32.6 31.9 32 36.2 28.5 30.1 32.12 P2 31 30.2 35.2 29.3 33 31.5 30.2 28.6 32 31.7 31.27

Tinggi bibit (cm) hari ke 60 Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 59 30 47 37 43 48 40 54 44 40 44.2

P1 57 44 45 59 52 48 64 49 29 54 50.1

P2 52 37 48 47 52 48 47 40 49 47 43.1

Tinggi bibit (cm) hari ke 90 Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 61 50 51 45 6 54 53 67 60 51 44.4

P1 73 60 65 80 60 57 69 61 29 62 61.6

P2 57 56 69 61 65 57 50 56 62 60 59.3

Lampiran 2. Data hasil pengamatan diameter batang bibit (cm) tanaman kare t hari ke 30, 60, dan 90

Diameter batang (mm) hari ke 30 Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 3.60 3.40 3.00 3.70 3.50 3.00 3.10 3.50 3.00 4.00 3.38 P1 4.50 4.35 4.75 4.80 4.00 4.25 4.20 4.45 3.50 4.00 4.28 P2 3.90 4.50 4.70 5.10 4.10 4.75 4.80 4.25 4.40 4.75 4.53

Diameter batang (mm) hari ke 60 Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 4.00 4.20 3.50 3.90 3.90 3.50 3.60 3.80 4.00 4.50 3.89 P1 4.85 4.80 5.30 5.40 4.85 4.90 4.85 5.65 4.00 4.70 4.93 P2 4.60 4.75 5.15 5.25 4.70 4.85 5.00 4.65 4.75 5.00 4.87

Diameter batang (mm) hari ke 90 Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 4.30 4.60 4.40 4.65 4.50 4.65 4.70 4.10 4.30 5.00 4.57 P1 5.70 5.50 6.10 6.20 6.00 6.50 5.70 6.20 5.10 5.40 5.84 P2 5.85 5.40 6.05 6.50 5.25 6.50 6.25 6.45 6.05 6.30 6.06

(38)

Lampiran 3. Data hasil pengamatan jumlah daun (helai) bibit tanaman karet hari ke 30, 60, dan 90

Jumlah daun hari ke 30 Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1.9

P1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2.1

P2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.2

Jumlah daun hari ke 60 Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3.1

P1 5 4 4 6 5 5 3 2 2 4 4

P2 4 2 2 5 2 4 2 5 3 4 3,3

Jumlah daun hari ke 90 Perlakuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

x

P0 5 5 5 4 5 5 5 5 6 5 5

P1 7 7 6 9 8 7 7 6 5 6 6,8

P2 7 6 6 9 4 5 4 5 5 4 5,5

Lampiran 4. Rata - rata tinggi bibit (cm) tanaman karet (Hevea brasilliensis L) hari ke 30, 60, dan 90. n HST 90 HST 60 HST 30 n x ?

?

? ? P0 = 3 40 , 44 20 , 44 96 , 29 ? ? = 39,52 cm P1 = 3 59,30 50,10 32,12 ? ? = 47,94 cm P2 = 3 59,30 49,70 31,27 ? ? = 46,76 cm

(39)

Lampiran 5. Rata - rata diame ter batang (mm) bibit tanaman karet (Hevea brasilliensis L) hari Ke 30, 60, 90, dan 120.

n HST 90 HST 60 HST 30 n x ?

?

? ? P0 = 3 ,57 4 3,89 3,38 ? ? = 3,95 mm P1 = 3 84 , 5 4,93 4,28 ? ? = 5,02 mm P2 = 3 6,06 4,87 4,53 ? ? = 5,15 mm

Lampiran 6. Rata - rata jumlah daun (helai) bibit tanaman karet (Hevea brasilliensis L) hari ke 30, 60, dan 90.

n HST 90 HST 60 HST 30 n x ?

?

? ? P0 = 3 5 3,1 1,9 ? ? = 3,33 helai daun P1 = 3 6,8 4 2,1 ? ? = 4,30 helai daun P2 = 3 5,5 3,3 2,2 ? ? = 3,67 helai daun Keterangan :

(40)

Lampiran 7. Rancangan penelitian

u

s

P06 P14 P23 P09 P18 P21 P01 P210 P25 P16 P08 P22 P13 P27 P02 P11 P22 P05 P29 P010 P17 P19 P03 P12 P07 P28 P24 P26 P04 P110

(41)

Lampiran 8. Penyemaian benih

Lampiran 9. Pengukuran tinggi bibit tanaman dengan meteran

(42)

Lampiran 10. Pengukuran diameter batang bibit tanaman karet dengan mikrokalipe r

Lampiran 11. Bibit tanaman karet

(43)

Lampiran 12. Pupuk NPK Mutiara

12

Gambar

Tabel 1.   Rata - rata pertumbuhan tinggi  (cm) bibit tanaman karet hari ke 30,  60, dan 90 dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk, pemberian  pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gr am/polybag, dan pupuk organik  cair Nasa sebanyak 2 cc/polybag
Tabel 2.   Rata - rata pertumbuhan diameter batang  (mm) bibit tanaman karet  hari ke 30,  60, dan 90 dengan  perlakuan tanpa pemberian pupuk,  pemberian pupuk NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag, dan  pupuk organik cair Nasa sebanyak 2cc/polybag
Tabel 3.  Rata - rata pertumbuhan jumlah daun (helai) bibit tanaman karet  hari  ke 30, 60, dan 90 dengan tanpa pemberian pupuk, pemberian  pupuk  NPK Mutiara sebanyak 21 gram/polybag, dan pupuk organik cair  Nasa sebanyak 2cc/polybag

Referensi

Dokumen terkait

Beban gempa merupakan beban yang sangat tidak dapat diperkirakan besar maupun arahnya.Besar gaya gempa sangat dipengaruhi oleh perilaku struktur tersebut.maka dari itu

Abstrak —Turbin angin Savonius adalah turbin angin yang dapat beroperasi pada kecepatan angin yang rendah, turbin jenis ini sangat tepat digunakan untuk beberapa tempat

mencapai budaya perubahan, maka akan lebih baik mengaitkan evaluasi kinerja dengan imbalan kerja (rewards) dalam pelaksanaan pengembangan SDM (Adie E. Tujuan pengembangan

Tämä edellyttää opintojen liittämistä ammatillisiin käytänteisiin ja koulutuksen pai- nopiste on työssä oppimisessa (AC25765). Käytännön työssä oppiminen tarjoaa

Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Margaretta (2011) yang menguji faktor reputasi KAP, ukuran perusahaan, profitabilitas,

Arti lain dari dosa menghujat Roh Kudus adalah suatu sikap dari seseorang yang mengeraskan harinya dan terus-menerus menutup hati bagi Roh Kudus yang bekerja dalam hatinya.

Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang akan mengambil Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah harus menempuh sejumlah matakuliah keilmuan