HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Tugu GPS (Global Positioning System)
Dari hasil penelitian telah dibuat Tugu GPS (BM) yang ada di Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda khususnya di Program Studi Geoinformatika dengan
spesifikasi Tugu Orde III yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 26. Tugu GPS Orde III Politani Samarinda
Dari gambar di atas diketahui bahwa tugu GPS yang dibuat memiliki dimensi
dengan dengan panjang dan lebar 30 x 30 cm, dan tinggi tugu dari permukaan tanah
20 cm, diberi tanda menggunakan baut di posisi tengah tugu, kemudian tugu diberi
warna biru dan diberi nama tugu.
2. Koordinat Geodetik dan Koordinat Kartesian
Berdasarkan pengambilan data koordinat pada 3 tempat yaitu, di Samarinda
51
dengan acuan titik referensi Orde II yang berlokasi di daerah Loa Janan dan Pulau
Atas, yang selanjutnya diproses menggunakan Software SPSO 2.30. diperoleh
koordinat geodetik maupun kartesian yang merupakan proyeksi Universal
Transverse Mercator (UTM).
Masing – masing pengamatan baik panjang vektor maupun baseline dan
tingkat ketelitian pengamatan tersebut dinyatakan dengan ketelitian/presisi
horizontal (H Precisions) dan ketelitian/presisi vertikal (V Precision). Selain tingkat
ketelitian di atas juga diperoleh informasi lain berupa hasil perhitungan statistik yang
disajikan dalam Lampiran1, 2 dan 3. Data pengamatan GPS dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 12. Hasil Pengamatan Dalam Bentuk Koordinat Geodetik
NO Nama Tugu Lintang Bujur Tinggi Elipsoid (m)
1 16003 *) 0°33'15,90515" 117°05'12,71429" 57,568 2 16195 *) 0°32'58,47673" 117°11'24,21370" 57,858 3 TG 00 **) 0°32'15,67475" 117°07'22,09021" 77,272 Keterangan : *) Titik ikat
**) Hasil Pengamatan
Lebih lanjut data koordinat geodetik tersebut dilakukan transformasi kedalam
koordinat kartesian (proyeksi UTM) seperti diutarakan di bawah ini.
Tabel 13. Hasil Pengamatan Dalam Bentuk Koordinat UTM
NO Nama Tugu Easting (m) Northing (m) Elevation (m) 1 16003 *) 509665,463 9938720,052 57,568 2 16195 *) 521147,921 9939254,888 57,858 3 TG 00 **) 513664,294 9940569,229 77,272 Keterangan : *) Titik ikat
**) Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan GPS Geodetik yang berupa titik koordinat tersebut di atas
kemudian diolah hingga memperoleh hasil berupa data panjang jarak baseline antar
52
Tabel 14 .Panjang Jarak antar titik baseline
No Sesi Pengamatan Jarak (m)
1 16003 16195 11.499,371
2 16195 TG 00 7.601,114
3 16003 TG 00 4.407,407
3. Buku Tugu GPS
Setelah seluruh data diproses dan memperoleh hasil yang akurat dengan
tingkat kepercayaan 95%, selanjutnya dibuat buku tugu seperti disampaikan pada
Lampiran 4,5,6 dan 7.
B. Pembahasan 1. Lokasi Tugu GPS (BM)
Pembuatan Tugu GPS atau Benchmark (BM) di Politani telah memenuhi
syarat dalam pemilihan titik kontrol menurut Anonim (2002) yaitu : Distribusinya
sesuai dengan desain jaringan yang telah dibuat; Kondisi dan struktur tanahnya
stabil; Mudah dicapai (lebih baik dengan kendaraan bermotor) dan ditemukan
kembali, Ditempatkan di tanah milik negara; Tidak mengganggu (terganggu oleh)
fasilitas dan utilitas umum; Ditempatkan pada lokasi yang aman sehingga monumen
tidak mudah terganggu atau rusak, baik akibat gangguan, manusia, binatang,
ataupun alam; Penempatan titik pada suatu lokasi juga harus memperhatikan
rencana penggunaan lokasi yang bersangkutan pada masa depan dan titik BM
tersebut harus dapat diikatkan ke beberapa titik yang telah diketahui koordinatnya
dari orde yang lebih tinggi, untuk keperluan perhitungan, pendefinisian datum, serta
penjagaan konsistensi dan homogenitas dari datum dan ketelitian titik-titik dalam
53
Pada Gambar 26 dapat dilihat bahwa monumen Tugu GPS pada tengah tugu
dilengkapi dengan baut sebagai pengganti tablet logam untuk memberikan titik
Centring. Tugu dibuat dari campuran semen, pasir, dan kerikil (1:2:3), sesuai dengan desain dan ukuran yang ditetapkan, yang ditunjukkan pada Gambar 4
sebelumnya. Untuk membedakan jenis tugu dari setiap Orde jaring titik kontrol dan
untuk sistemisasi pengarsipan, tugu harus diberi nomor berdasarkan suatu sistem
yang baku. Tugu diberi warna biru sesuai dengan SNI 19-6724-2002. 2. Koordinat Geodetik dan Koordinat Kartesian
Koordinat geodetik dan kartesian dari penelitian ini telah diperoleh seperti
yang diutarakan pada hasil di atas. Pada survei GPS, proses penentuan koordinat
dari titik-titik dalam suatu jaringan pada dasarnya terdiri atas tiga tahap menurut Anonim (2002), yaitu :
a. Pengolahan data dari setiap baseline dalam jaringan,
b. Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk menentukan koordinat
dari titik-titik dalam jaringan, dan
c. Transformasi koordinat titik-titik tersebut dari datum WGS 84 ke datum yang
diperlukan oleh pengguna.
Dalam pengolahan data yang telah dilakukan dan diproses menggunakan
perangkat lunak SPSO 2.30 yang menyertai alat GPS Geodetic Epoch 50,
didapatlah hasil koordinat yang fixed (tertentu) dengan tingkat kepercayaan 95%,
hasil dari proses perataan jaringan yang dilakukan secara otomoatis oleh perangkat
lunak SPSO 2.30 tanpa dihitung secara manual untuk melihat hasil Network
54
3. Buku Tugu
Pembuatan Tugu GPS/BM ini bertujuan untuk mendapatkan nilai koordinat
tertentu (fixed) yang diikatkan pada Orde II, sehingga BM bisa digunakan dalam
pengukuran kadastral dan teristris. Dalam hal ini Tugu GPS yang telah dibangun
dibuatkan sketsa lapangan dan deskripsinya. Foto dari empat arah (Utara, Timur,
Selatan, dan Barat) juga harus dibuat sehingga bisa didapatkan gambaran latar
belakang lokasi dari setiap arah. Spesifikasi untuk formulir-formulir deskripsi titik,
sketsa lokasi serta foto monumen Tugu GPS dapat dilihat pada Lampiran 4, 5, 6 dan
7.
Namun tugu GPS dalam penelitian ini belum memenuhi beberapa kaidah
yang wajib dilakukan untuk pembuatan Orde III, antara lain: belum dibuat desain
jaringan orde III karena ketidak tahuan keberadaan jaringan orde III yang ada di
Samarinda. Tidak mengetahui apakah tugu GPS Politani yang di buat masuk dalam
jaringan orde III yang ada di samarinda dimana seharusnya distribusi jaringan
baseline adalah homogen (dengan jarak tertentu). Selain itu buku tugu GPS Politani belum memperoleh tanda tangan atau pengakuan dari pihak yang berwenang.
Berdasarkan keterangan di atas maka peneltian ini beberapa bagian belum
sesuai kaidah menurut Anonim (2002) yaitu :
a. Desain jaringan harus dibuat di atas fotokopi peta topografi atau peta rupabumi
dengan skala yang memadai sehingga dapat menunjukkan desain, geometri, dan
kekuatan jaringan sedemikian rupa sehingga spesifikasi ketelitian yang diinginkan
55
b. Seluruh baseline dalam jaringan sebaiknya terdistribusi secara relatif homogen,
yang ditunjukkan dengan panjang baseline yang relatif sama;
c. Sebelum diimplementasikan, desain jaringan yang digunakan untuk pengamatan
harus telah disetujui oleh pihak pemberi kerja dengan dibubuhi tanda tangan atau
paraf penanggung jawab kegiatan yang bersangkutan.
Tugu Orde III merupakan titik kontrol geodetik perapatan dari titik kontrol
geodetik lokal, artinya bahwa titik kontrol geodetik lokal memiliki jaringan distribusi
baseline ± 10 Km maka Orde III yang merupakan titik kontrol perapatan seharusnya memiliki distribusi baseline di bawah ± 10 Km. Untuk penelitian ini distribusi
baseline Orde III Tugu GPS Politani yang di buat tidak di ketahui jaraknya dengan orde III yang lain karena tidak mengetahui jaringan Orde III di wilayah Samarinda