• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

5. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan atau permasalahan dalam penelitian. Untuk itu, kebenaran hipotesis perlu diuji secara empiris agar data yang telah dikumpulkan dapat menjawab dugaan sementara yaitu adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi anak (Ha diterima) atau tidak adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi anak (Ho ditolak).

Tabel 4.9Hasil Uji Hipotesis

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .577a .332 .319 2.796 a. Predictors: (Constant), PolaAsuhOrangTua

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi yang ditujukkan R Square adalah 0,332. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini pola asuh orang tua memiliki sumbangan yang efektif sebesar 33,2% terhadap perkembangan emosi anak, berarti masih ada 66,8 % faktor lain yang dapat berpengaruh untuk perkembangan emosi anak.

Berdasarkan distribusi kategori data frekuensi dengan skor ideal menunjukkan hasilpola asuh orang tua dengan kategori tinggi90,00 % (36 peserta didik), 10,00 % (4 peserta didik) memiliki pola asuh orang tua yang sedang atau cukup,0% (0 peserta didik) memiliki pola asuh orang tua yang rendah. Untuk perkembangan emosi anak distribusi data frekuensi dengan skor 97,25 % (39peserta didik) memiliki perkembangan emosi yang tinggi, 2,50 % (1 peserta didik) memiliki perkembangan emosiyang sedang atau cukup dan 0% (0 peserta

didik) memiliki perkembangan emosiyang rendah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh orang tua yang berkategori tinggi terletak pada interval >73, kategori sedang atau cukup 47-73 dan kategori rendah <47. Untuk kesimpulan interval perkembangan emosi anak, yangberkategori tinggi >40, kategori sedang atau cukup 26-40 untuk kategori rendah <26.

Hasil perhitungan korelasi antara pola asuh orang tua dengan perkembangan emosi anak adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Statistik Korelasi Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Emosi Anak

Correlations

PolaAsuhOrang Tua

Perkembangan EmosiAnak PolaAsuhOrangTua Pearson Correlation 1 .577

Sig. (2-tailed) .024

N 40 40

PerkembanganEmosiAnak Pearson Correlation .577 1 Sig. (2-tailed) .024

N 40 40

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa korelasi antara “pola asuh orang tua” terhadap “perkembangan emosi anak” memberikan nilai koefisien

0,577,dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien r hitung > r tabel (Riduwan 2011 :141) sedangkan r tabel yang diperoleh yaitu 0,312 maka hasilnya positif yang bermakna 0,577 > 0,312(Ho) ditolak pada sampel penelitian dan menerima (Ha). Dapat disimpulkan bahwa semakin baik pola asuh orang tua maka semakin baik perkembangan emosi anak. Dapat dilihat pula pedoman interprestasi koefisien

korelasi 0,577antara “pola asuh orang tua” dengan “perkembangan emosi anak”

termasuk dalam kategori sedang hubungannya. B. PEMBAHASAN

Penelitian ini mengungkapkan hubungan antara pola asuh orang tuadenganperkembangan emosi anakdi TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Purwokerto, Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas pada tahun ajaran 2015-2016. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan emosi anak. Dari hasil uji korelasi diperoleh hasil sebesar 0,577 dan r tabel sebesar 0,312. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis (Ha) diterima dengan demikian, hasil ini telah menolak Ho dan menerima Ha.Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dimana semakin baik pola asuh orang tua maka akan semakin tinggi perkembangan emosi anak.

Keluarga merupakan pengalaman pertama bagi anak-anak untuk mengembangkan kecerdasan emosinya, pendidikan di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang selain berperan juga dalam mengarahkan dasar pendidikan agama dan sosial. Pola asuh merupakan berbagai metode atau cara orang tua dalam mengasuh, mendidik dan mengajari anak sesuai tujuan orang tua hingga mencapai kedewasaan. Ada beberapa karakteristik pola asuh orang tua yang dapat diterapkan kepada anak, diantaranya yaitu pola asuh demokratis disini gaya mengasuhnya menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Kemudian ada pola asuh permisif berarti sedikit disiplin atau

tidak berdisiplin. Biasanya pola asuh ini tidak membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. Selanjutnya yaitu pola asuh otoriter merupakan cara mendisiplinkan melalui peraturan dan pengaturan yang keras hingga kaku untuk memaksa perilaku yang diinginkan.

Pola asuh orang tua sangat erat kaitannya dengan perkembangan emosi anak. Menurut Santrock (2011:89) Perkembangan emosional merupakan kesadaran diri anak yang yang terus tumbuh terkait dengan kemampuan dirinya untuk merasakan rentang emosi yang semakin luas. Anak-anak, seperti halnya orang dewasa, mengalami beragam emosi sepanjang hari. Perkembangan emosional pada masa kanak-kanak awal memungkinkan mereka untuk mencoba memahami reaksi emosional orang lain dan untuk mulai belajar mengendalikan emosi mereka sendiri. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi yaitu faktor hereditas, faktor lingkungan dan faktor umum. Faktor lingkungan meliputi keluarga, masyarakat dan sekolah. Sedangkan faktor umum yaitu jenis kelamin, kelenjar gondok dan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua cenderung pada kategori tinggi yaitu 36 anak didik (90,00 %), Kemudian pada kategori sedang yaitu 4 anak didik (10,00%) dari jumlah 40 anak didik. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata anak didik mendapatkan pola asuh yang baik dari orang tuanya. Dengan pola asuh yang baik akan memudahkan anak untuk mengalami perkembangan emosi sesuai dengan usianya.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosi anak berada pada kategori tinggi 39 anak didik (97,25%), kemudian diikuti oleh kategori sedang sebanyak 1 anak didik (2,50 %)dari jumlah subyek 40 anak didik. Emosi adalah suatu komponen yang terdapat dalam perasaan atau keadaan fisiologis. Emosi dapat juga diartikan sebagai seperangkat komponen dengan suatu struktur yang deterministik atau probabilistik, yang melihat emosi sebagai suatu keadaan atauproses yang dialami seseorang dalam merespons suatu peristiwa. Perkembangan emosi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan hubungan keluarga setiap hari, anak belajar emosi baik penyebab maupun konsekuensinya.Keluarga adalah lingkunganpendidikan yang pertama dan utama.

Sumbangan efektif variabel pola asuh orang tua dengan variabel perkembangan emosi anak pada penelitian ini dapat ditunjukkan dengan R square 0,332 dengan angka tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini, pola asuh orang tua memiliki hubungan sebesar 33,2 % terhadap perkembangan emosi anak. Berdasarkan hasil tersebut berarti masih ada 66,8 % faktor selain pola asuh orang tua yang berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Faktor lain tersebut antara lain faktor jenis kelamin, kesehatan, faktor lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Dokumen terkait