• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Prosedur Penelitian - HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI PESERTA DIDIK KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PURWOKERTO KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS SEMESTER GENAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Prosedur Penelitian - HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN EMOSI PESERTA DIDIK KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 1 PURWOKERTO KECAMATAN PURWOKERTO TIMUR KABUPATEN BANYUMAS SEMESTER GENAP "

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Prosedur Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono 2009:8)

Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Misalnya: usia seseorang, tinggi seseorang, penjualan dalam sebulan,dsb. (Tukiran Taniredja dan Hidayati Mustafidah 2011:62).

Paradigma penelitian menurut Sugiyono (2009:42) merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

X Y

Gambar 1. Paradigma Sederhana

(2)

Keterangan:

X : variabel pola asuh orangtua ( Bebas )

Y : variabel perkembangan emosi anak ( Terikat )

2. Metode penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian korelasi. Penelitian Koefesien korelasi adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukn tingkat hubungan antara variabel-variabel ini (Suharsimi Arikunto 2010:313).

penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi disebut dengan penelitian korelasi (Sevilla 2006 : 87)

Penelitian korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah diantara dua buah variabel atau lebih terdapat hubungan, dan jika ada hubungan, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar hubungan tersebut ( Tukiran 2011:95 )

B. Ruang Lingkup 1. Subyek Penelitian

Penelitian akan dilksanakan di TK Aisyiyah 1 dengan subyek yang akan diteliti yaitu kelas B1 dan B2 yang berjumlah 40 peserta didik dan yang berusia 5-6 tahun.

(3)

a. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Aisyiyah 1 Purwokerto Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun Ajaran 2015-2016.

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai Juni 2016.

Tabel. 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian

No

Rencana Kegiatan

Bulan

Oktober November Desember April Mei Juni Juli

1. Observasi 

2. Pengajuan pembimbing

3. Penyusunan proposal

4. Bimbingan proposal

5. Seminar Proposal

6. Revisi proposal

7. Penelitian 

(4)

hasil penelitian

9. Ujian skripsi 

10. Revisi skripsi 

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Arifin (2012 : 215) mengungkapkan populasi yaitu keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi. Menurut Sugiyono (2009 : 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pupulasi juga merupakan keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010 : 173).

(5)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelompok B1 dan B2 TK Aisyiyah 1 Purwokerto Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas dengan jumlah 40 anak. 2. Sampel

Sampel adalah sejumlah contoh dari populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasi. Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2010 : 174). Menurut Sukardi 2009 ( dalam Jhoni Dimyati 2013 : 56 ) pada dasarnya sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2009 : 81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dalam penelitian ini, karena jumlah populasi tidak terlalu banyak, peneliti tidak mengambil sampel. Sehingga seluruh populasi diambil sebagai objek penelitian. Karena penelitian yang populasi lakukan adalah penelitian populasi.

D. Variabel Penelitian

Sugiyono (2015:60) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,kemudian ditarik kesimpulannya.

Hadari Nawawi,1983 (Dalam Johni, 2013:41-43), mengemukakan ada lima jenis variabel penelitian. Kelima jenis variabel penelitian tersebut, sebagai berikut :

(6)

Variabel bebas adalah sebuah faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi adanya atau munculnya faktor yang lain. Tanpa adanya variabel bebas tidak mungkin akan muncul adanya variabel terikat. Bila variabel bebas berubah, maka akan memunculkan adanya variabel terikat yang lain, dan / atau bahkan mungkin tidak muncul adanya variabel terikat sama sekali, karena tidak terjadi adanya pengaruh variabel bebas terhadap faktor lain yang diperkirakan akan muncul akibat dari variabel bebas tersebut.

2. Varabel terikat ( Dependent Variable )

Variabel terikat adalah gejala atau faktor atau unsur yang muncul karena adanya pengaruh dari variabel bebas. Munculnya atau tidak munculnya variabel terikat sangat tergantung kepada ada atau tidak adanya variabel bebas.

3. Variabel kontrol (Control variable )

(7)

tetap memperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel terikat, sehingga akan diperoleh adanya variabel antara.

4. Variabel Antara ( Intervening variable )

Variabel antara merupakan variabel yang ada disekitar gejala variabel terikat, tetapi tidak dapat dikendlikan pengaruhnya terhadap variabel terikat tersebut. Oleh karena variabel antara ini berpengaruh terhadap variabel terikat, berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak murni. Dengan demikian, perlu diperhitungkan seberapa besar pengaruh variabel antara terhadap variabel terikat. 5. Variabel Ekstrane ( Extranious variable )

Variabel Ekstran merupakan variabe yang ada disekitar gejala yang diteliti tetapi tidak dapat dikontrol dan tidak dapat diperhitungkan, serta tidak dapat dieliminasi atau ditiadakan. Variabel ini mungkin berada pada diri sampel atau ada diluar diri sampel. Beberapa hal mungkin dapat diketahui oleh sipeneliti, tetapi beberapa hal mungkin tidak dapat diketahui oleh sipeneliti. Sehubungan dengan variabel ekstran sepanjang peneliti dapat mengetahuinya, maka peneliti harus mengemukakan sebagai pengakuan bahwa variabel ekstran ini dapat menjadi sumber kesesatan dalam penarikan kesimpulan hasil penelitian. Pengakuan terhadap adanya variabel ekstran ini merupakan kejujuran seorang peneliti didalam mempertanggungjawabkan penelitiannya.

(8)

kesimpulannya(Sugiyono, 2009 : 38).Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variable terikat (Y) (Sugiyono, 2015). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Pola AsuhOrang Tua.

b. Variabel terikat (Y) merupakan variabel yangdipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu perkembangan emosi anak.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diteliti. Teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket yaitu:

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sugiyono (2009:142).

Metode kuesioner tersebut digunakan untuk mengukur pernyataan pola asuh orangtua dan perkembangan emosi anak.

1. Variabel Pola Asuh Orang Tua

(9)

Masing–masing pernyataan akan mendapatkan jawaban dari responden. Dalam menjawab pernyataan tersebut responden akan memilih salah satu jawaban yang telah tersedia.Dimana item-item atau pernyataan dibagi menjadi item-item yang favorable (suatu pernyataan berisikan hal-hal positif) dan unfavorable (suatu pernyataan berisi hal-hal negatif.

Lima alternatif jawaban tersebut masing–masing diberikan skor dari nilai tertinggi berturut–turut kenilai yang terendah (Menurut Sugiyono, 2015)

Adapun alternatif pilihan jawaban baik item favorable maupun unfavorable adalah jawaban dengan menggunakan kategori respon tingkat kesetujuan yang mempunyai variasi jawaban sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Skor untuk item favorable skoring : 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Ragu-Ragu (RR) 4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

Sedangkan skor untuk item unfavorable yaitu dengan dibalik : 5 = Sangat Tidak Setuju (STS)

(10)

1 = Sangat Setuju (SS)

Di bawah ini adalah lembar angket Pola Asuh Orang Tua. Peneliti mengambil indikator pola asuh orang tua yang sudah pernah diuji validitasnya yang diambil dari skripsi (Elza Yusman, 2009).

Tabel 3.2.Lembar skala Pola Asuh Orang Tua

Pernyataan STS TS RR S SS

1. Orang tua selalu memaksakan kehendakdirinya, karena mereka lebih mengetahuimana yang terbaik untuk anak tanpamerundingkannya terlebih dahulu. 2. Orang tua berhak memarahi bahkan memukul

anaknya bila anak melakukan kesalahan. 3. Orang tua tidak memberikan kesempatan pada

anaknya untuk menjelaskan kesalahanyang telah ia lakukan.

4. Orang tua tidak suka mendengar anak membantah perkataan yang ia bicarakan.

5. Semua keputusan berada di tangan orang tua. 6. Orang tua tidak suka membicarakanmasalahyang

terjadi kepada anaknya, karena merasaanak tidak mengerti apa-apa.

7. Anak harus selalu patuh terhadap peraturanyang dibuat orang tua meskipun anak tidakmenyukainya 8. Memarahi anak bahkan memukul anak adalahhal

yang wajar dilakukan orang tua.

9. Mengharuskananakuntukselalubelajarsetiapharime

(11)

orang tuatidakmenyukainya.

16.Sebagai orang tuakitaharusselalubertanya tentangapa yang anaklakukan disekolah. 17.Setiapanakmemilikitugasnyamasing-masing 25. Anakmengertiapa yang ia lakukan, sehingga

orang tuatidakperlubertanyaataumelarang

(12)

Perkembangan emosi anak merupakan kesadaran diri anak yang terus tumbuh terkait dengan kemampuan dirinya untuk merasakan rentang emosi yang semakin luas.

Lima alternatif jawaban tersebut masing–masing diberikan skor dari nilai tertinggi berturut–turut kenilai yang terendah (Menurut Sugiyono, 2015)

Adapun alternatif pilihan jawaban baik item favorable maupun unfavorable adalah jawaban dengan menggunakan kategori respon tingkat kesetujuan yang mempunyai variasi jawaban sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Skor untuk item favorable skoring : 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS) 3 = Ragu-Ragu (RR) 4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

Sedangkan skor untuk item unfavorable yaitu dengan dibalik : 5 = Sangat Tidak Setuju (STS)

4 = Tidak Setuju (TS) 3 = Ragu-Ragu (RR) 2 = Setuju (S)

1 = Sangat Setuju (SS)

(13)

modivikasi dari indikator yang diambil dari bukunya Luluk Asmawati dan Janice J. Beaty. Kemudian lembar angket tersebut diisi oleh guru.

Tabel.3.3 Lembar Angket Perkembangan Emosi Anak

No.

Pernyataan

Jawaban

STS TS RR S SS 1. Mengungkapkan kemarahan dalam kata-kata

ketimbang tindakan negatif.

2. Melepaskan perasaan stres dengan cara memukulmeja. 3. Bisa tenang dalam situasi sulit.

4. Mengatasi perasaan sedih dengan cara menangis. 5. Menangani situasi mengejutkan dengan kontrol. 6. Menunjukkan kesukaan, kasih sayang, cinta pada

orang lain.

7. Anak sabar menunggu giliran dalam melakukan permainan.

8. Anak mampu mengendalikan emosi dengan cara yang wajar.

9. Anak merasa senang ketika mendapatkan sesuatu. 10. Anak berantusias ketika melakukan kegiatan yang

diinginkan.

11. Menunjukkan minat, perhatian dalam kegiatan ruang kelas.

(14)

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji cobakan pada sekelompok orang yang mempunyai karakteristik yang sama. Pengujian validitas instrumen ini dilakukan dengan cara analisis butir soal dimana skor-skor yang ada pada setiap butir soal dikorelasikan dengan skor total. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan di TK Pembina purbalingga.

Uji korelasi ini menggunakan rumus korelasi product moment menurut Sudijono (2009:206) dengan rumus:

2 2



2 2

X : jumlah skor pertanyaan

Y : jumlah skor total

N : jumlah responden Kriteria pengujian:

Jika r hitung> r tabel, berarti item pertnyataan adalah valid Jika r hitung< r tabel, berarti item pernyataan tidak valid

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan angket dalam mengumpulkan data. Untuk perhitungan menggunakan program SPSS

(15)

sebaliknya item dikatakan tidak valid jika harga rhitung < rtabel pada nilai signifikasi.

Tabel.3.4 Validasi Pola Asuh Orangtua No item r hitung r tabel 5%

(30)

Keterangan

1 0,420 0,361 Valid

2 0,438 0,361 Valid

3 0,432 0,361 Valid

4 0,447 0,361 Valid

5 0,445 0,361 Valid

6 0,135 0,361 Tidak Valid

7 0,519 0,361 Valid

8 0,409 0,361 Valid

9 0,031 0,361 Tidak Valid

10 0,146 0,361 Tidak Valid

11 0,441 0,361 Valid

12 0,436 0,361 Valid

13 0,469 0,361 Valid

14 0,410 0,361 Valid

15 0,410 0,361 Valid

16 0,220 0,361 Tidak Valid

17 0,451 0,361 Valid

(16)

19 0,237 0,361 Tidak Valid

20 0,412 0,361 Valid

21 0,073 0,361 Tidak Valid

22 0,571 0,361 Valid

23 0,616 0,361 Valid

24 0,505 0,361 Valid

25 0,572 0,361 Valid

26 0,491 0,361 Valid

27 0,013 0,361 Tidak Valid

28 0,143 0,361 Tidak Valid

Skala Pola asuh orangtua yang berjumlah 28 item, 8 item dinyatakan gugur, yaitu item 6, 9, 10, 16, 19, 21, 27 dan 28. Sehingga aitem untuk Skala Pola asuh orangtua setelah diujicobakan berjumlah 20 item.

Tabel.3.5 Validasi Perkembangan Emosi Anak No

Item

r hitung r tabel 5% (30) Keterangan

1 0,593 0,361 Valid

2 0,663 0,361 Valid

3 0,212 0,361 Tidak Valid

4 0,724 0,361 Valid

5 0,654 0,361 Valid

(17)

7 0,551 0,361 Valid

Hasil perhitungan uji validitas sebagaimana tabel-tabel di atas, menunjukan bahwa harga rhitung > rtabel pada signifikasi 5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa skala perkembangan emosi anak yang berjumlah 12 item, 1 item dinyatakan gugur, yaitu item 3. Total item untuk skala Perkembangan emosi setelah diujicobakan berjumlah 11 item

2. Reliabilitas

Menurut Sudjana 2001 (dalam Tukiran 2011:43) Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajekan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya kapan pun alat penilaian tersebut akan digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Rumus Alpha Croanbach (Arikunto, 2006) sebagai berikut:

r

(18)

a2b : Jumlah varian butir a2t : Varian total

Kriteria pengujian :

Jika r hitung> r tabel, berarti kesioner reliabel Jika r hitung< r tabel, berarti kuesioner tidak reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas menggunakan program bantu komputer diperoleh nilai r alpha lebih besar dari nilai r tabel. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa instrumen penelitian reliabel.

Tabel.3.6 Kriteria Acuan Nilai Reliabilitas Angket

Nilai Kriteria

0,800-1,00 Sangat Tinggi

0,600-0,800 Tinggi

0,400-0,600 Cukup

0,200-0,400 Rendah

0,00-0,200 Sangat Rendah

Tabel.3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r hitung r tabel 5 % (30) Keterangan

(19)

Y 0,783 0,361 Reliabel

Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien realibilitas angket X sebesar 0,516 dan angket Y sebesar 0,783. Berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa semua angket dalam penelitian ini reliabel atau konsisten, sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar menjadi sistematis dan mudah. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang digunakan, yaitu lembar angket Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Emosi Anak.

H. Teknik Pengumpulan Data dan Jalannya Penelitian 1. Tahap menetapkan instrumen penelitian

Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu disiapkan instrumen penelitian mulai dari menetapkan definisi operasional variabel , aspek yang akan diteliti, indikator, penetapan pernyataan, teknik, bentuk dan jenis instrumen penelitian yang terdiri dari dua format. Instrumen tersebut diperbanyak sesuai dengan sampel yang ditetapkan.

(20)

Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Peserta didik kelompok B TK aisyiyah bustanul athafal 1 purwokerto timur kabupaten banyumas.

b) Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan dari penelitian.

c) Memberikan lembar kuesioner pola asuh orang tua dan mengobservasi anak

d) Mencatat hasil jawaban kuesioner yang telah diisi oleh responden. e) Setelah data terkumpul kemudian pengkodingan, kemudian data

dimasukkan ke dalam computer dengan menggunakan program SPSS (Statistis Program Service Solution).

f) Kemudian dilakukan analisis statistik.

g) Setelah dianalisis dan diproses, selanjutnya dilakukan pembuatan laporan hasil penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik dengan teknik analisis korelasi pearson product moment. Dalam perhitungan menggunakan software SPSS. Rumus korelasi product moment menurut Sudijono (2009:206) dengan rumus:

2 2



2 2

rxy : angka indeks korelasi

(21)

∑X : jumlah skor pola asuh orangtua ∑Y : jumlah skor pekembangan emosi anak ∑X2

:jumlah kuadrat skor X

∑Y2

:jumlah kuadrat skor Y N : jumlah sampel

Menurut Sugiyono (2009:184) pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi, sebagai berikut:

Tabel.3.8 Pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama satu minggu dari hari senin tanggal 11 April 2016 – hari senin tanggal 18 April 2016. Angket disebarkan sebanyak 40lembar dari peserta didik yaitu kelas B1 dan B2 di Sekolah TK Aisyiyah 1 Purwokerto. Kemudian angket dikumpulkan kembali pada hari selasa tanggal 19 April 2016.

2. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian ini meliputi data dari dua variabel yang menjadi fokus pada kajian penelitian ini. Variabel tersebut yaitu variabel pola asuh orang tua (X) dan variabel perkembangan emosi anak (Y). Data tersebut diperoleh melalui penyebaran angket pada anak di sekolah beserta hasil ujinya yang dilakukan pada 40peserta didik,kelas B1 dan B2 TK Aisyiyah 1 Purwokerto.

Dari hasil statistik melalui SPSS V.21, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Statistik Dua Variabel

Pola Asuh Orang Tua Perkembangan Emosi Anak

Modus 79 51

Nilai Tengah 77,50 50,50

Rerata 77,55 49,75

Minimum 69 35

Maksimum 92 52

Standar Deviasi 4,529 2,808

(23)

Dari tabel diatas terlihat bahwa hasil variabel pola asuh orang tua mempunyai nilai mean (rata-rata) diperoleh nilai 77,55, nilai tengah 77,50, untuk modusnya yaitu 79, nilai minimumnya yaitu 69, nilai maksimum 92 dan untuk standar deviasi 4,529. Sedangkan untuk variabel perkembangan emosi anak mempunyai nilai mean(rata-rata)49,75, nilai tengah 50,50 dan modus 51, nilai minimumnya yaitu 35, nilai maksimum 52 dan untuk standar deviasinya yaitu 2,808.

3. Analisis Data

a. Variabel Pola Asuh Orang Tua

Variabel bebas dalam penelitian yaitu pola asuh orang tua. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup dengan jumlah pernyataan 20 item pernyataan. Dengan skor 1-5. Skor tertinggi dari data yang diperoleh yaitu dengan skor 5 dan skor terendah 1. Setelah angket diujikan yaitu uji validitas dan reliabilitas, kemudian hasil dari nilai angket pola asuh orang tua ditabulasikan menggunakan SPSS V.21.

Tabel 4.2 Hasil Variabel Pola Asuh Orang Tua

Rata-Rata

Nilai Tengah

Modus Minimum Maksimum Standar deviasi

77,55 77,50 79 69 92 4,529

(24)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Pola Asuh Orang Tua

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui kategori pada persentase jawaban, yaitu 10,0 % (4 peserta didik), 32,5 % (13 peserta didik), 40,0 % (16 peserta didik), 10,0 % (4 peserta didik), 5,0 % (2 peserta didik), dan 2,5 % (1 peserta didik). Distribusi frekuensi interval skor pola asuh orang tua diatas lebih jelas digambarkan dalam grafik berikut.

0

Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Interval Pola Asuh Orang Tua

Data tersebut memperlihatkan bahwa pola asuh orang tua daripengisian orangtua anak dalam sampel yaitu memperoleh hasil yang tinggi dengan nilai mutlak 92. Untuk menganalisis skor variabel, diperlukan kategori skor variabel. Oleh sebab itu, untuk mengetahui skor variabel diperlukan perhitungan mean dan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

69-72 73-76 77-80 81-84 85-88 89-92

Interval

Interval Frekuensi Persentase

69-72 4 10.0

73-76 13 32.5

77-80 16 40.0

81-84 4 10.0

85-88 2 5.0

(25)

standar deviasi ideal, sehingga untuk mengetahui kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan. Pengindentifiksian variabel pola asuh orang tua dikategorikan menjadi tiga macam dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Tinggi : Mi + Sdi keatas

b) Sedang : (Mi-SDi) – (Mi + SDi) c) Rendah : Mi-Sdi kebawah

Harga mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi) dihitung berdasarkan norma berikut :

Mi : ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SDi :1/6 (skor tertinngi ideal – skor terendah ideal)

Berdasarkan angket pola asuh orang tua diketahui skor tertinggi ideal adalah 100 dan skor terendah ideal adalah 20. Dengan demikian, selanjutnya dapat diketahui Mi dan Sdi sebagai berikut:

Mi = ½ (100 + 20) = ½ (120) = 60

SDi = 1/6 (skor tertinggi ideal-skor terendah ideal) = 1/6 (100-20)

= 1/6 (80) = 13,3 = 13

(26)

Tinggi : 60+13 = 73 keatas

Sedang : (60-13)-(60+13) = 47-73 Rendah : 60 – 13 = 47 kebawah

Berdasarkan data tersebut diatas, maka dapat dibuat distribusi pola asuh orang tua sebagai berikut :

Tabel 4.4 Kategori Data Pola Asuh Orang Tua Berdasarkan Skor Ideal

Interval Kategori Frekuensi Persentase

73-keatas Tinggi 36 90,00 %

47-73 Sedang 4 10,00 %

47-kebawah Rendah 0 0 %

Berdasarkan data penelitian maka dapat digambarkan secara kontinum hasil dari jawaban responden terhadap variabel pola asuh orang tua.

Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 20 = 100 (seandainya semua menjawab ST). Rata-rata dari jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 77,5. Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap variabel pola asuh orang tua = (77,5 : 100) x 100% = 77,5 dari yang diharapkan (100%).

Secara kontinum dapat digambarkan norma seperti berikut ini: SR R S T ST

20 40 60 80 100

77,5

(27)

b. Variabel Perkembangan Emosi Anak

Penelitian ini untuk mengungkapkan perkembangan emosi anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Sebelum angket disebar kepada sampel, peneliti sebelumnya melakukan uji validitas dan reliabilitas yang sudah diujikan terlebih dahulu sehingga dalam pelaksanaan penelitian ini angket langsung dapat disebar kepada sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup dengan jumlah pernyataan sebanyak 11 item pernyataan. Dengan skor 1-5. Skor tertinggi dari data yang diperoleh yaitu dengan skor 5 dan skor terendah 2. Kemudian hasil dari nilai angket perkembangan emosi anak ditabulasikan menggunakan SPSS V.21.

Tabel 4.5 Hasil Statistik Variabel Perkembangan Emosi Anak

Rata-Rata

Nilai Tengah

Modus Minimum Maksimum Standar deviasi

49,75 50,50 51 35 52 2,808

Berdasarkan data yang diperoleh didapat nilai mean (rata-rata) 49,75, modus 51 dan median (nilai tengah) 50,50, nilai minimumnya yaitu 35, nilai maksimum 52 dan untuk standar deviasi 2,808.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Perkembangan Emosi Anak

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pada persentase jawaban, yaitu 2,5 % (1 peserta didik), 0 % (0 peserta didik), 0 % (0 peserta didik),

Interval Frekuensi Persentase

(28)

2,5 % (1 peserta didik), 22,5 % (9 peserta didik), dan 72,5 % (29 peserta didik). Distribusi frekuensi perkembangan emosi anak diatas lebih jelas digambarkan dalam grafik berikut.

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Interval Perkembangan Emosi Anak

Data diatas memperlihatkan bahwa perkembangan emosi anakdari pengisian guru dalam sampel yaitu memperoleh hasil yang tinggi dengan nilai mutlak 52. Untuk menganalisis skor variabel, diperlukan kategori skor variabel. Oleh sebab itu, untuk mengetahui skor variabel diperlukan perhitungan mean dan standart deviasi ideal, sehingga untuk mengetahui kecenderungan masing-masing skor variabel digunakan skor ideal dari subjek penelitian sebagai kriteria perbandingan.

Pengidentifiksian variabel perkembangan emosi anak dikategorikan menjadi tiga macam dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Tinggi : Mi + Sdi keatas

b) Sedang : (Mi-SDi) – (Mi + SDi) c) Rendah : Mi-Sdi kebawah

0 5 10 15 20 25 30

35-37 38-40 41-43 44-46 47-49 50-52

(29)

Harga mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi) dihitung berdasarkan norma berikut :

Mi : ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SDi :1/6 (skor tertinngi ideal – skor terendah ideal)

Berdasarkan angket perkembangan emosi anak diketahui skor tertinggi ideal adalah 55 dan skor terendah ideal adalah 11. Dengan demikian, selanjutnya dapat diketahui Mi dan Sdi sebagai berikut :

Mi = ½ (55 + 11)

= ½ (66)

= 33

SDi = 1/6 (skor tertinggi ideal-skor terendah ideal)

= 1/6 (55-11)

= 1/6 (44)

= 7,3 = 7

Setelah diketahui mean ideal dan standar deviasi ideal, dapat disusun kriteria sebagai berikut:

Tinggi : 33+7 = 40 keatas Sedang : (33-7)-(33+7) = 26-40 Rendah : 33 – 7 = 26 kebawah

(30)

Tabel 4.7 Kategori Data Perkembangan Emosi Anak Berdasarkan Skor Ideal

Interval Kategori Frekuensi Persentase

40-keatas Tinggi 39 97,25 %

26-40 Sedang 1 2,50 %

26-kebawah Rendah 0

Berdasarkan data penelitian maka dapat digambarkan secara kontinum hasil dari jawaban responden terhadap variabel perkembagan emosi anak. Jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item = 5 x 11 = 55 (seandainya semua menjawab ST). Rata-rata dari jumlah skor yang diperoleh dari penelitian = 49,75. Jadi berdasarkan data tersebut maka tingkat persetujuan terhadap variabel perkembagan emosi anak = (49,75 : 55) x 100% = 90,4 dari yang diharapkan (100%).

Secara kontinum dapat digambarkan norma seperti berikut ini: SR R S T ST 11 22 33 44 55

49,75

Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 40 responden maka rata-rata 49,75 terletak pada daerah Sangat Tinggi.

4. Uji Persyaratan Analisis

Uji hipotesis dilakukan setelah pengujian persyaratan analisis data. Uji persyaratan analisis data meliputi :

Hasil Uji Normalitas

(31)

2012: 136). Berikut hasil dari uji normalitas pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi anak dengan teknik Kolmogorov Smirnof menggunakan program SPSS V.21.

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.75975370 Most Extreme Differences Absolute .245 Positive .188 Negative -.245 Test Statistic .245 Asymp. Sig. (2-tailed) .064c a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah data (N) adalah 40, rata-rata skor angket dengan rata-rata 0,00, standar deviasi 2,759, absolute 0,245, diferences positive 0,188, differences negative -0,245,dan signifikansi 0,064.

Kriteria pengujian normalitas yaitu :

- Jika signifikansi < 0,05, maka data tersebut berditribusi normal.

(32)

5. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan atau permasalahan dalam penelitian. Untuk itu, kebenaran hipotesis perlu diuji secara empiris agar data yang telah dikumpulkan dapat menjawab dugaan sementara yaitu adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi anak (Ha diterima) atau tidak adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan emosi anak (Ho ditolak).

Tabel 4.9Hasil Uji Hipotesis

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .577a .332 .319 2.796 a. Predictors: (Constant), PolaAsuhOrangTua

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa koefisien determinasi yang ditujukkan R Square adalah 0,332. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penelitian ini pola asuh orang tua memiliki sumbangan yang efektif sebesar 33,2% terhadap perkembangan emosi anak, berarti masih ada 66,8 % faktor lain yang dapat berpengaruh untuk perkembangan emosi anak.

(33)

didik) memiliki perkembangan emosiyang rendah. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh orang tua yang berkategori tinggi terletak pada interval >73, kategori sedang atau cukup 47-73 dan kategori rendah <47. Untuk kesimpulan interval perkembangan emosi anak, yangberkategori tinggi >40, kategori sedang atau cukup 26-40 untuk kategori rendah <26.

Hasil perhitungan korelasi antara pola asuh orang tua dengan perkembangan emosi anak adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Statistik Korelasi Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Emosi Anak

Correlations

PolaAsuhOrang Tua

Perkembangan EmosiAnak PolaAsuhOrangTua Pearson Correlation 1 .577

Sig. (2-tailed) .024

N 40 40

PerkembanganEmosiAnak Pearson Correlation .577 1 Sig. (2-tailed) .024

N 40 40

(34)

korelasi 0,577antara “pola asuh orang tua” dengan “perkembangan emosi anak” termasuk dalam kategori sedang hubungannya.

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini mengungkapkan hubungan antara pola asuh orang tuadenganperkembangan emosi anakdi TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Purwokerto, Kecamatan Purwokerto Timur Kabupaten Banyumas pada tahun ajaran 2015-2016. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan emosi anak. Dari hasil uji korelasi diperoleh hasil sebesar 0,577 dan r tabel sebesar 0,312. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis (Ha) diterima dengan demikian, hasil ini telah menolak Ho dan menerima Ha.Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dimana semakin baik pola asuh orang tua maka akan semakin tinggi perkembangan emosi anak.

(35)

tidak berdisiplin. Biasanya pola asuh ini tidak membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. Selanjutnya yaitu pola asuh otoriter merupakan cara mendisiplinkan melalui peraturan dan pengaturan yang keras hingga kaku untuk memaksa perilaku yang diinginkan.

Pola asuh orang tua sangat erat kaitannya dengan perkembangan emosi anak. Menurut Santrock (2011:89) Perkembangan emosional merupakan kesadaran diri anak yang yang terus tumbuh terkait dengan kemampuan dirinya untuk merasakan rentang emosi yang semakin luas. Anak-anak, seperti halnya orang dewasa, mengalami beragam emosi sepanjang hari. Perkembangan emosional pada masa kanak-kanak awal memungkinkan mereka untuk mencoba memahami reaksi emosional orang lain dan untuk mulai belajar mengendalikan emosi mereka sendiri. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi yaitu faktor hereditas, faktor lingkungan dan faktor umum. Faktor lingkungan meliputi keluarga, masyarakat dan sekolah. Sedangkan faktor umum yaitu jenis kelamin, kelenjar gondok dan kesehatan.

(36)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosi anak berada pada kategori tinggi 39 anak didik (97,25%), kemudian diikuti oleh kategori sedang sebanyak 1 anak didik (2,50 %)dari jumlah subyek 40 anak didik. Emosi adalah suatu komponen yang terdapat dalam perasaan atau keadaan fisiologis. Emosi dapat juga diartikan sebagai seperangkat komponen dengan suatu struktur yang deterministik atau probabilistik, yang melihat emosi sebagai suatu keadaan atauproses yang dialami seseorang dalam merespons suatu peristiwa. Perkembangan emosi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan hubungan keluarga setiap hari, anak belajar emosi baik penyebab maupun konsekuensinya.Keluarga adalah lingkunganpendidikan yang pertama dan utama.

Gambar

Gambar 1. Paradigma Sederhana
Tabel. 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2.Lembar skala Pola Asuh Orang Tua
Tabel.3.4 Validasi Pola Asuh Orangtua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini penulis akan mengkaji karya sastra lama bentuk syair karya Raja Ali Haji dengan kajian mengenai nilai-nilai budaya (berhubungan

Isi liputan berita mencakup informasi terkait pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi, apa tujuan kolaborasi, apa dampaknya, tindak lanjut yang akan dilakukan dan

direkomendasikan : Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Beberapa ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pedoman Penetapan Daerah Khusus dalam Pelaksanaan Kebijakan

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat yang diberikan oleh-Nya sehingga penelitian dan penulisan tugas akhir yang berjudul

Mengetahui adanya aktivitas antioksidan seduhan kelopak bunga rosela yang ditambahkan logam Zn dan Mg melalui uji penangkapan radikal bebas dengan metode DPPH

Variabel proses komunikasi yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap produktivitas kerja melalui variabel kepuasan kerja adalah variabel persepsi, ketepatan,

Teori modernisasi dapat dipakai untuk menjelaskan pemikir- an dan gerakan modernisasi (tajdid) yang terjadi di dunia Islam. Modernisasi Islam di Indonesia secara historis tidak