• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

C. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji F (simultan)

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh simultan antara ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah maka digunakan Uji F. Uji F adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama (simultan) variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel output SPSS berikut ini:

Tabel 4.6 Hasil Uji F

ANOVAd

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 173.174 1 173.174 343.539 .000a Residual 23.188 46 .504 Total 196.362 47 2 Regression 180.307 2 90.154 252.692 .000b Residual 16.055 45 .357 Total 196.362 47 3 Regression 184.605 3 61.535 230.279 .000c Residual 11.758 44 .267 Total 196.362 47

a. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil

b. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio

c. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah

(Sumber: Hasil pengolahan data dari SPSS)

Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung untuk model 3 atau model yang dipakai adalah 230,279. Dengan menggunakan tingkat

keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel- 1) atau 6-1= 5 dan df 2 (n-k-1) atau 48-5-1 = 42 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), maka hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah sebesar 2,44 (lihat pada lampiran).

Karena nilai F hitung > F tabel (230,279 > 2,44), dengan tingkat

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi pembiayaan mudharabah. Artinya, Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan

Tingkat Bagi Hasil (TBH) secara bersama-sama berpengaruh terhadap sales. Sedangkan untuk ROA dan BOPO karena kedua variabel tersebut tidak signifikan, berdasarkan model stepwise maka ROA dan BOPO dikeluarkan dari output SPSS.

b. Uji T (Uji Parsial)

Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel independen. Hasil analisis analisis uji t dapat dilihat dari hasil output SPSS berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Uji T Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1(Constant) 44.984 1.879 23.945 .000

Tingkat Bagi Hasil -2.131 .115 -.939 -18.535 .000

2(Constant) 29.906 3.724 8.031 .000

Tingkat Bagi Hasil -1.813 .120 -.799 -15.100 .000

Financing to Deposit Ratio .102 .023 .237 4.471 .000

3(Constant) 21.668 3.822 5.669 .000

Tingkat Bagi Hasil -1.262 .172 -.556 -7.325 .000

Financing to Deposit Ratio .121 .020 .282 5.974 .000

Non Performing Financing -.806 .201 -.264 -4.010 .000

a. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah

1) Uji parsial pengaruh NPF terhadap pembiayaanmudharabah

a. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan thitungdan t

tabel

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui t hitung variabel non performing financing sebesar -4,010. Tabel distribusi t dicari padaα= 5% : 2 = 2,5% (uji 2 arah) dengan derajat kebebasan (df) (n-k-1) atau 48-5-1 = 42 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 arah (signifikansi = 0,025), maka hasil yang diperoleh pada ttabeladalah sebesar +2,018 / -2,018 (lihat pada lampiran).

Karena nilai -t hitung < -t tabel (-4,010 < -2,018) maka H0 ditolak,

artinya NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaanmudharabah. b. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan (α) 5% atau 0,05 dibagi 2 sehingga tingkat kesalahan (α) menjadi sebesar 2,5% atau 0,025.

Karena probabilitas (sig) < tingkat kesalahan (α) atau 0,000 < 0,025 maka H0 diterima, artinya non performing financing (NPF)

berpengaruh signifikan terhadap pembiayaanmudharabah. 2) Uji parsial pengaruh FDR terhadap pembiayaanmudharabah

a. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan thitungdan t tabel

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui t hitung FDR sebesar 5,974. Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 arah) dengan derajat

kebebasan (df) = n-k-1 atau 48-5-1 = 42 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 arah (signifikansi = 0,025), maka hasil yang diperoleh pada t tabel adalah sebesar +2,018 /

-2,018 (lihat pada lampiran).

Karena nilai thitung> ttabel(5,974 > 2,018) maka H0ditolak, artinya FDR berpengaruh positif terhadap pembiayaanmudharabah.

b. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan (α) 5% atau 0,05 dibagi 2 sehingga tingkat kesalahan (α) menjadi sebesar 2,5% atau 0,025.

Karena probabilitas (sig) < tingkat kesalahan (α) atau 0,000 > 0,025 maka H0 ditolak, artinya financing to deposit ratio (FDR)

berpengaruh signifikan terhadap pembiayaanmudharabah. 3) Uji parsial pengaruh TBH terhadap pembiayaanmudharabah

a. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan perbandingan thitungdan t tabel

Berdasarkan tabel 4.8 Dapat diketahui t hitungTBH sebesar -7.325.

Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 arah) dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau 48-5-1 = 42 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 arah (signifikansi

= 0,025), maka hasil yang diperoleh pada t tabel adalah sebesar +2,018 /

-2,018 (lihat pada lampiran).

Karena nilai t hitung < t tabel (-7.325 < 2,018) maka H0 diterima,

artinya tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah.

b. Kriteria keputusan yang diambil berdasarkan nilai probabilitas

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat diketahui nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000. Karena uji dua arah maka dengan tingkat kesalahan (α) 5% atau 0,05 dibagi 2 sehingga tingkat kesalahan (α) menjadi sebesar 2,5% atau 0,025.

Karena probabilitas (sig) > tingkat kesalahan (α) atau 0,000 > 0,025 maka H0 ditolak, artinya tingkat bagi hasil (TBH) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaanmudharabah.

5. Koefisien Determinasi (R2)

Merupakan kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y yang dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila koefisien determinasi sama dengan nol (R2= 0), artinya variasi Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2= 1, artinya variasi Y secra keseluruhan dapat diterangkan oleh x.

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryd Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .939a .882 .879 .70999 .882 343.539 1 46 .000 2 .958b .918 .915 .59731 .036 19.994 1 45 .000 3 .970c .940 .936 .51693 .022 16.081 1 44 .000 1.358

a. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil

b. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio

c. Predictors: (Constant), Tingkat Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing

d. Dependent Variable: Pembiayaan Mudharabah

Berdasarkan tabel diatas, pada model 3 diketahui hasil uji determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,936 atau 93,6%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel independen yaitu NPF (Non Performing Financing), FDR (Financing to Deposit Ratio), dan Tingkat Bagi Hasil terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan mudharabah adalah sebesar 93,6%. Sedangkan sisanya sebesar 6,4% (100% - 93,6% = 6,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar variabel yang dipilih.

D. Pembahasan

1. Pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabah

Hasil Analisis variabel independen NPF, FDR dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan

terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan mudharabah. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05 dan F hitung > F tabel (230,279 > 2,438). Pengaruh tersebut tergolong tinggi dimana variabel independen mampu menjelaskan sebesar 93,6% terhadap variabel dependen. Pengaruh tersebut tergolong tinggi dimana variabel independen mampu menjelaskan sebesar 93,6% terhadap variabel dependen. Sedangkan ROA dan NPF secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. Hal tersebut dapat dilihat dari output SPSS dengan menggunakan metode stepwise dimana kedua variabel tersebut dikeluarkan karena tidak signifikan. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyebutkan bahwa ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pembiayaanmudharabah.

2. Pengaruh ROA terhadap PembiayaanMudharabah

Dalam penelitian ini, hasil perhitungan uji t dari variabel ROA menunjukkan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya variabel ROA dalam output SPSS karena variabel tersebut tidak signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi nilai ROA (Return On Asset) maka akan menyebabkan nilai pembiayaan mudharabah menjadi naik. Hal ini

disebabkan karena tidak konsistennya antara kenaikan atau penurunan ROA terhadap jumlah pembiayaan mudharabah di setiap bulan. Sebagai contoh pada bulan Maret 2010, ROA mengalami kenaikan menjadi 2,13% dan pembiayaan mudharabah juga ikut naik jumlahnya menjadi 6.716 miliar dari bulan sebelumnya yaitu Februari 2010 yang menunjukkan ROA sebesar 1,76% dan pembiayaan mudharabah sebesar 6.592 miliar. Pada Mei 2010, ROA turun 1,25 akan tetapi pembiayaan mudharabah justru mengalami kenaikan menjadi 7.231 miliar. Selanjutnya pada bulan Januari 2011, ROA naik 2,26 akan tetapi pembiayaan mudharabah mengalami penurunan menjadi 8.560 miliar.

Jadi kesimpulannya adalah meskipun ROA naik, belum tentu jumlah pembiayaan mudharabah mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Meskipun ROA tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah, namun nilai rata-rata ROA dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang diteliti adalah sebesar 1,9212% yang berarti bank berada dalam kondisi sehat, karena nilai rata-ratanya diatas standar yang ditetapkan BI yaitu ROA > 1,5%.

3. Pengaruh NPF terhadap PembiayaanMudharabah

Hasil perhitungan uji t dari variabel NPF menunjukkan bahwa secara parsial NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan -t hitung dari variabel

NPF lebih kecil dari -t tabel (-4,010 < -2,018) dengan probabilitas (sig) 0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio NPF

berpengaruh negatif terhadap pembiayaan mudharabah adalah diterima. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi NPF (pembiayaan bermasalah) maka akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap pembiayaan, yaitu berupa penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan.

4. Pengaruh FDR terhadap PembiayaanMudharabah

Dalam penelitian ini hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaanmudharabah yang ditunjukkan dengan thitung> t tabel(5,974 > 2,018) dan probabilitas (sig) 0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabahadalah diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi FDR (dana yang disalurkan untuk pembiayaan) maka semakin tinggi juga pembiayaan mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan FDR yang terus mengalami peningkatan dibarengi dengan meningkatnya pembiayaan mudharabah yaitu dari Januari 2010 FDR menunjukkan angka sebesar 88,67% dan pembiayaan mudharabah sebesar 6.556 miliar dan hingga bulan Desember 2013 FDR terus mengalami peningkatan menjadi 100,32% dan pembiayaan mudharabah juga terus mengalami peningkatan menjadi 13.625 miliar.

Nilai rata-rata FDR dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang diteliti adalah sebesar 97,0285% yang berarti bank tersebut

masih berada dalam kondisi sehat, karena nilai rata-ratanya masih berada di standar nilai yang ditetapkan BI yaitu antara 85% - 110%.

5. Pengaruh BOPO terhadap PembiayaanMudharabah

Berdasarkan hasil perhitungan uji t, bahwa secara parsial BOPO tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya variabel BOPO dalam output SPSS karena variabel BOPO tidak signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kecil BOPO atau biaya operasional bank terhadap pendapatan maka akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat efisiensi bank yang ditunjukkan dengan meningkatnya pembiayaan mudharabah. Hal ini disebabkan karena tidak konsistennya antara kenaikan atau penurunan BOPO terhadap jumlah pembiayaan mudharabah di setiap bulan. Sebagai contoh, pada bulan Juli 2010 BOPO menunjukkan angka sebesar 79,77% dan pembiayaan mudharabah sebesar 7.856 miliar. Sedangkan pada bulan Agustus 2010, BOPO naik menjadi 80,36% dan pembiayaanmudharabah juga ikut naik jumlahnya menjadi 8.207 miliar.

6. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap PembiayaanMudharabah

Berdasarkan hasil perhitungan uji t, secara parsial tingkat bagi hasil tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah, akan tetapi tingkat bagi hasil mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan t hitung pada

variabel tingkat bagi hasil lebih kecil dari t tabel (-7.325 < 2,018) dan probabilitas (sig) 0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat bagi hasil pada sebuah bank syariah maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah. Hal ini disebabkan karena tingkat bagi hasil yang terus menurun dari bulan Januari 2010 sampai bulan Desember 2013 sedangkan pembiayaan mudharabah terus mengalami peningkatan walaupun pada periode penelitian NPF terus mengalami penurunan. Sebagai contoh, pada bulan Januari 2010 Tingkat Bagi Hasil menunjukkan angka sebesar 17,91% dan pembiayaan mudharabah sebesar 6.556 miliar. Pada bulan Januari Desember 2011 tingkat bagi hasil turun menjadi 16.05% sedangkan pembiayaan mudharabah naik sebesar 10.229 miliar, dan pada bulan Desember 2013, tingkat bagi hasil terus mengalami penurunan menjadi 14,40% sedangkan pembiayaanmudharabahterus mengalami peningkatan menjadi 13.625 miliar.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh ROA, NPF, FDR, BOPO dan tingkat bagi hasil terhadap pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode 2010-2013, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil Analisis variabel independen NPF, FDR dan tingkat bagi hasil secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu pembiayaan mudharabah. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang jauh lebih kecil dari 0,05 dan F hitung > F tabel (230,279 > 2,438). Sedangkan ROA dan NPF secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan mudharabah. Hal tersebut dapat dilihat dari output SPSS dimana kedua variabel tersebut dikeluarkan karena tidak signifikan.

2. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ROA (Return On Asset) terhadap Pembiayaan Mudharabah yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya variabel ROA dalam output SPSS karena variabel tersebut tidak signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis pertama

dalam penelitian ini yaitu ROA (Return On Asset) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila ROA meningkat maka pembiayaan mudharabah juga meningkat.

3. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara NPF (Non Performing Financing) terhadap pembiayaanmudharabahyang ditunjukkan dengan -t hitungdari variabel

NPF lebih kecil dari -t tabel (-4,010 < -2,018) dengan probabilitas (sig) 0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio NPF berpengaruh negatif terhadap pembiayaanmudharabahadalah diterima. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi NPF (pembiayaan bermasalah) maka akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap pembiayaan, yaitu berupa penurunan jumlah pembiayaan yang disalurkan.

4. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan antara FDR (Financing to Deposit Ratio) terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan thitung> t tabel(5,974

> 2,018) dan probabilitas (sig) 0,000 < 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah adalah diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi FDR (dana yang disalurkan untuk pembiayaan) maka semakin tinggi juga pembiayaanmudharabah.

5. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial tidak terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) terhadap pembiayaan mudharabah yang ditunjukkan dengan dikeluarkannya variabel BOPO dalam output SPSS karena variabel BOPO tidak signifikan. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin kecil BOPO atau biaya operasional bank terhadap pendapatan bank maka akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat efisiensi bank yang mengakibatkan meningkatnya pembiayaanmudharabah.

6. Berdasarkan koefisien regresi secara parsial terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Mudharabahyang ditunjukkan dengan thitungpada variabel tingkat bagi hasil lebih kecil dari ttabel(-7.325 < -2,018) dan probabilitas (sig) 0,000

< 0,05. Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa rasio tingkat bagi hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan mudharabah adalah ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat bagi hasil pada sebuah bank syariah maka akan meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah.

7. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diketahui bahwa nilai adjusted R square adalah sebesar 0,936. Angka tersebut menandakan bahwa besarnya kontribusi pengaruh variabel independen

(ROA, NPF, FDR, BOPO dan Tingkat Bagi Hasil) terhadap pembiayaan mudharabah adalah sebesar 93,6%. Sedangkan sisanya sebesar 6,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam analisis penelitian ini.

B. Saran

1. Sebagai lembaga keuangan yang berprinsip bagi hasil, perbankan syariah seharusnya lebih meningtkan komposisi pembiayaan bagi hasil yaitu dengan meningkatkan pembiayaan mudharabah yang merupakan jenis pembiayaan produktif dan mengurangi pemberian pembiayaan yang bersifat konsumtif.

2. Untuk meningkatkan pembiayaan mudharabah perbankan syariah disarankan untuk meningkatkan ROA (Return On Asset) dan meminimalkan BOPO. Dengan NPF yang terus menurun dari Januari 2010 – Desember 2013 disarankan perbankan syariah juga meningkatkan tingkat bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap nasabah.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan jumlah sampel dengan mengikutsertakan BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) serta memperpanjang periode penelitian, selain itu juga dibedakan antara skim pembiayaan mudharabah muthlaqah dan muqayyadah dan untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa, dapat menambahkan variabel independen lain seperti DPK, CAR atau variabel eksternal seperti SBIS dan Inflasi.

Dokumen terkait