• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IV.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi Hipotesis Ketiga

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of

the Estimate

1 .710(a) .504 .485 1.17229

a Predictors: (Constant), X1, X2, X3

b Dependent Variable: Y

Berdasarkan Tabel IV.12 menyatakan bahwa kemampuan variabel kelembagaan koperasi, informasi program bantuan perkuatan modal dan bantuan

yang tersedia menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel Program Bantuan Perkuatan sebesar 64,40%, dan sisanya 35,60% adalah variabel yang tidak dijelaskan.

Berdasarkan Tabel IV.12 menyatakan bahwa kemampuan variabel kelembagaan koperasi, informasi program bantuan perkuatan sarana dan spesifikasi sarana yang disediakan menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel Program Bantuan Perkuatan sarana sebesar 50,40%, dan sisanya 49,60% adalah variabel lain yang tidak dijelaskan.

1. Uji F (Uji Simultan)

Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji F, yaitu:

H0 : b1, b2, b3, = 0 (Kelembagaan koperasi, informasi program bantuan

perkuatan sarana dan spesifikasi sarana yang disediakan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Bantuan Perkuatan Sarana).

Ha : b1, b2, b3, ≠ 0 (Kelembagaan koperasi, informasi program bantuan

perkuatan sarana dan spesifikasi sarana yang disediakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Bantuan Perkuatan Sarana).

Dengan kriteria pengambilan keputusan: terima H0 jika Fhitung < FTabel pada

Hasil uji simultan dapat dilihat pada Tabel IV.13 berikut ini. Tabel IV.13 Hasil Uji Secara Simultan Hipotesis Ketiga

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 109.002 3 36.334 26.439 .000(a) Residual 107.193 78 1.374 Total 216.195 81

Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Dari Tabel IV.13 diperoleh nilai Fhitung sebesar 26,439 dengan signifikansi

0,000. Sedangkan nilai FTabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) maka

diperoleh nilai FTabel 0,05 (3, 78) = 3,60 dengan demikian Fhitung > FTabel, yaitu 26,439

>3,60. oleh karena itu maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa

kelembagaan koperasi (X1), informasi program bantuan perkuatan sarana (X2) dan

spesifikasi sarana yang disediakan (X3) berpengaruh high signifikan terhadap

Program Bantuan Perkuatan Sarana. Makna signifikan menunjukkan bahwa kelembagaan koperasi, informasi program bantuan perkuatan sarana dan spesifikasi sarana yang disediakan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program bantuan perkuatan sarana yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, sehingga dengan semakin membaiknya kelembagaan koperasi, informasi porgram bantuan perkuatan sarana dan spesifikasi sarana yang disediakan, maka akan semakin tinggi tingkat keberhasilan program bantuan perkuatan sarana. 2. Uji t (Uji Secara Parsial)

Model hipotesis yang dipergunakan dalam uji t, yaitu:

dan spesifikasi sarana yang disediakan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Bantuan Perkuatan Sarana).

Ha : bi, ≠ 0 (Kelembagaan koperasi, informasi porgram bantuan perkuatan sarana

dan spesifikasi sarana yang disediakan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Keberhasilan Program Bantuan Perkuatan Sarana).

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika -thitung ≤ thitung≤ tTabel pada = 5%.

H0 ditolak (Ha diterima) jika thitung < -tTabel atau thitung > tTabel pada = 5%.

Hasil uji parsial dapat dilihat pada Tabel IV.14 berikut ini. Tabel IV.14 Hasil Uji Parsial Hipotesis Ketiga Model

Unstandardized

Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) 4.849 .782 6.197 .000

x1 .296 .137 2.150 .035 .505 1.981

x2 .279 .086 3.237 .002 .821 1.218

x3 .363 .108 3.350 .001 .555 1.802

a Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Dari Tabel IV.14 diperoleh nilai thitung setiap variabel bebas. Nilai thitung akan

dibandingkan dengan nilai t Tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Nilai tTabel

adalah 2,000. Pengaruh parsial dari variabel kelembagaan koperasi (X1) diperoleh

maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel kelembagaan koperasi

(X1) berpengaruh terhadap keberhasilan program bantuan perkuatan sarana (Y).

Berdsarakan Tabel IV.14 diketahui bahwa kelembagaan koperasi (X1)

mempunyai pengaruh positif terhadap program bantuan perkuatan sarana dimana nilai koefisien kelembagaan koperasi adalah 0,296. Artinya jika kelembagaan koperasi meningkat maka keberhasilan program bantuan perkuatan sarana akan meningkat demikian sebaliknya.

Namun uniknya, kualitas perkembangannya selalu menjadi bahan perdebatan karena tidak jarang koperasi dimanfaatkan di luar kepentingan generiknya. Juga, secara makro pertanyaan yang paling mendasar berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja. Sedangkan secara mikro pertanyaan yang mendasar berkaitan dengan kontribusi koperasi terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya.

Menurut Merza (2006), dari segi kualitas kelembagaan, keberadaan koperasi masih perlu upaya yang sungguh-sungguh untuk ditingkatkan mengikuti tuntutan lingkungan dunia usaha dan lingkungan kehidupan dan kesejahteraan para anggotanya. Pangsa koperasi dalam berbagai kegiatan ekonomi masih relatif kecil, dan ketergantungan koperasi terhadap bantuan dan perkuatan dari pihak luar, terutama Pemerintah, masih sangat besar.

Pengaruh parsial dari variabel informasi program bantuan perkuatan sarana (X2) diperoleh dengan nilai thitung sebesar 3,237. Dengan demikian thitung > tTabel yaitu

3,237 > 2,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel

informasi program bantuan perkuatan sarana (X2) berpengaruh positif dan signifikan

bahwa faktor informasi program bantuan perkuatan sarana (X2) mempunyai pengaruh

positif terhadap program bantuan perkuatan sarana dimana nilai koefisien faktor informasi program bantuan perkuatan sarana adalah 0,279. Artinya dengan meningkatkan akses informasi program bantuan perkuatan sarana akan meningkatkan program bantuan perkuatan sarana yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara.

Untuk dapat meningkatkan usaha koperasi membutuhkan penambahan sarana dan juga dituntut efisiensi pengelolaan. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi kekurangan permodalan koperasi adalah melalui bantuan perkuatan sarana.

Kementerian Negara KUKM, 2006 menyatakan bahwa: “Dengan adanya program dukungan perkuatan bagi koperasi yang kesulitan dalam memperoleh modal luar bagi pengembangan usahanya akan memberikan dampak yang signifikan terhadap permodalan koperasi tersebut. Secara logis sebuah koperasi yang mendapatkan dukungan perkuatan maka dengan sendirinya akan meningkatkan nilai modal luarnya dan lebih jauh diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan laba koperasi tersebut”.

Namun dalam memperoleh bantuan perkuatan yang telah diprogramkan pemerintah SDM koperasi juga mengalami kesulitan terutama dalam hal akses terhadap informasi tentang program tersebut.

Pengaruh parsial dari variabel spesifikasi sarana yang disediakan (X3)

diperoleh dengan nilai thitung sebesar 3,350. Dengan demikian thitung > tTabel yaitu 3,350

> 2,000 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel spesifikasi

sarana yang disediakan (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap program

bantuan perkuatan sarana. Berdasarkan Tabel IV.14 diketahui bahwa faktor spesifikasi sarana yang disediakan (X3) mempunyai pengaruh positif terhadap

program bantuan perkuatan sarana dimana nilai koefisien faktor spesifikasi sarana yang disediakan adalah 0,363. Artinya dengan meningkatkan ketersediaan bantuan perkuatan sarana (kesesuaian jenis bantuan dengan kebutuhan dan kesesuaian jenis bantuan dengan skill tenaga kerja koperasi) akan meningkatkan keberhasilan program bantuan perkuatan sarana yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Sumatera Utara.

Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Budhiretnowati (2008), bahwa: kurangnya lembaga pendukung pemberdayaan UMKM terutama lembaga penelitian dan pemasaran, diduga menjadi penyebab rendahnya pertumbuhan jumlah UMKM. Sarana usaha yang dimiliki UMKM relatif kurang, kekurangan ini terkait langsung dengan rata-rata pemilikian modal UKM yang relatif rendah.

Berdasarkan hasil regresi data primer yang telah diolah dengan menggunakan program SPSS versi 12, diperoleh hasil regresi linier berganda pada Tabel IV.15.

Tabel IV.15 Hasil Regresi Linier Berganda Hipotesis Ketiga Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.849 .782 6.197 .000

X1 .296 .137 .241 2.150 .035 .505 1.981

X 2 .279 .086 .285 3.237 .002 .821 1.218

X 3 .363 .108 .359 3.350 .001 .555 1.802

a Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Berdasarkan Tabel IV.15 tersebut, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa kelembagaan koperasi (X1),

informasi program bantuan perkuatan sarana (X2) dan spesifikasi sarana yang

disediakan (X3) mempunyai pengaruh atau kemampuan untuk mempengaruhi berhasil

tidaknya program bantuan perkuatan sarana (Y). Semua variabel bebas memilki koefisien regresi positif terhadap program bantuan perkuatan sarana, dan masing- masing mempunyai kontribusi terhadap perubahan naik atau turunnya variabel terikat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan antara lain:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan diperoleh bahwa Bantuan Perkuatan Modal dan Bantuan Perkuatan Sarana secara bersama-sama berpengaruh highly signifikan (α=0.05) terhadap perkembangan usaha koperasi di Provinsi Sumatera Utara, dan secara parsial, bantuan perkuatan modal merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap perkembangan usaha koperasi, yang berarti bahwa Bantuan Perkuatan Modal sangat menentukan perkembangan usaha koperasi di Provinsi Sumatera Utara.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua secara simultan diperoleh bahwa kelembagaan koperasi, informasi program bantuan perkuatan modal dan bantuan yang tersedia secara bersama-sama berpengaruh highly signifikan (α=0.05) terhadap Program Bantuan Perkuatan Modal yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, dan secara parsial, kelembagaan koperasi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap program Bantuan Perkuatan Modal, yang berarti bahwa kelembagaan koperasi sangat menentukan berhasil tidaknya Program Bantuan Perkuatan Modal.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga secara simultan diperoleh bahwa kelembagaan koperasi, informasi program bantuan perkuatan sarana dan spesifikasi bantuan sarana yang disediakan secara bersama-sama berpengaruh high signifikan

(α=0.05) terhadap Program Bantuan Perkuatan Sarana yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Utara, dan secara parsial, spesifikasi bantuan sarana yang disediakan merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap program Bantuan Perkuatan Sarana, yang berarti bahwa spesifikasi bantuan sarana yang disediakan sangat menentukan berhasil tidaknya Program Bantuan Perkuatan Modal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut maka disarankan bagi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Sumatera Utara untuk:

1. Meningkatkan jumlah bantuan perkuatan modal dan lebih mempermudah akses koperasi untuk mendapatkan pinjaman modal dan merumuskan kembali prosedur dan persyaratan untuk mendapatkan bantuan perkuatan modal bagi koperasi dan Mensosialisasikan kepada masyarakat.

2. Pembinaan terhadap kelembagaan koperasi lebih ditingkatkan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi maupun Kabupaten/Kota dengan melakukan penyuluhan tentang jati diri koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia, 2006, Annual Report Bank Indonesia 2006, Bank Indonesia, Jakarta. Dinas Koperasi dan UKM, 2006, Kajian Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Perkembangan Usaha UKM di Provinsi Sumatera Utara, Jurnal Pengkajian

Koperasi dan UKM Nomor 1 Tahun I-2006, Jakarta.

Joesran, TH, 2005, Manajemen Strategik, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI, 2006, Kajian Pemanfaatan Bantuan

Perkuatan, Deputi Pengkajian Sumberdaya UKM dan Koperasi. Kementerian

Negara Koperasi dan UKM RI, Jakarta.

Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI, 2006, Kajian Evaluasi Program

Bantuan Perkuatan, Deputi Pengkajian Sumberdaya UKM dan Koperasi.

Kementerian Negara Koperasi dan UKM RI, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat 2007. “Catatan Tentang Sektor Industri & UKM 10 tahun Pasca

Krisis” Makalah Seminar PSAK.

Kusnadi dan Hendar, 2005, Ekonomi Koperasi, Edisi Kedua, LP-FEUI, Jakarta. Manurung, 2000, Perkoperasian Di Indonesia: Masalah, Peluang dan Tantangannya

di Masa Depan. Economics e-Journal, 28 Januari 2000.

Noer, Ahmad, 2005, Statistik Deskriptif dan Profitabilitas, BPFE, Yogyakarta.

Panggabean, Riana, 2008, Kerjasama Bank, Koperasi Dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) mendukung Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM), Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Jakarta.

Prawirokusumo Soeharto, 2001, Ekonomi Rakyat (Konsep, Kebijakan dan Strategi),

BPFE, Yogyakarta.

Panggabean Riana, 20087, Kerjasama Bank, Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Mendukung Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Sukirno, Sadono, 2007, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan dAsar

Kebijakan, Cetakan Kedua, Pranada Media Group, Jakarta.

Salim Sutaryo, 2000, Permodalan Koperasi, Masalah, Tantangan dan Peluang

Menghadapi Era Persaingan Global, Lokakarya Ikopin, Jakarta.

Santoso, Singgih, (2001), Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001.

Singarimbun M, Sufyan Effendi,1995. Metode Penelitian Survei, LPES Jakarta.

Subyakto (1996) Subyakto, 1996. “Mutu Layanan dalam Perilaku Organisasi

Koperasi”. http://ln.doubleclick.net

Sugiono, (2003), Metode Penelitian Bisnis, CV, Alfabeta, Bandung, 2003.

Syarif, 2002, Mengenal bank dan Lembaga Keuangan Non Bank. Djambatan, Jakarta:,

Yunus, (2006), “The Aspects of Technological Development in Supporting the

Promotion of Small Medium Enterprises,” A Paper Presented in UMKM-

Unhas Seminar, Malaysian National University (UMKM), dan Diskusi Terfokus, ISEI, “Pembangunan Pertanian dan Perikanan Sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia,” 12-13 April 2006, Hotel Sahid, Makassar.

Sumber Lain:

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil Undang-Undang Nomor . 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Inpres No. 18 Tahun 1998 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan

Perkoperasian

Inpres No 4 tahun 1984 tentang Pembinaan dan Pengembangan KUD

Inpres No. 18 Tahun 1998 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan Perkoperasian.

Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2005 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM

Dokumen terkait