HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.6. Hasil Uji Moderating
Ghozali (2013) menyatakan terdapat tiga cara menguji regresi dengan varaibel moderating, yaitu: (1) uji interaksi, (2) uji nilai selisih mutlak, dan (3) uji residual. Dalam penelitian ini digunakan uji residual. Digunakannya uji residual karena pada uji interaksi dan uji nilai selisish mutlak mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least square (OLS) (Ghozali, 2013). Untuk mengatasi multikolinearitas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual. Berikut hasil pengujian peran PPK SKPD dalam memoderasi hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi, sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan dengan pendekatan uji residual.
Tabel 5.17 Hasil Uji Moderating
Penentuan signifikan atau tidak dalam SEM pendekatan Bayes digunakan nilai credible interval, jika dalam range interval lower bound dan upper bound memuat angka 0, maka pengaruh tidak signifikan secara statistik.
Berdasarkan Gambar 5.7, diketahui nilai credible interval lower bound 0,124 dan upper bound 0,238, yakni tidak memuat angka 0. Hal ini berarti peran PPK SKPD berpengaruh signifikan dalam memoderasi hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi, sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan.
5.2. Pembahasan
Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel pemanfaatan teknologi informasi dengan nilai koefisien jalur 0,388 yakni bernilai positif. Hal ini berarti pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Pada hasil AMOS dengan metode Bayes diketahui bahwa range interval lower bound dan upper bound tidak memuat angka 0, dimana credible interval lower bound 0,266 dan upper bound 0,512. Maka pengaruh variabel pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan adalah signifikan. Hal ini menunjukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Dengan kata lain, semakin baik pemanfaatan teknologi informasi maka semakin baik pula kualitas laporan keuangan.
Dengan adanya fasilitas jaringan sistem informasi akuntansi yang dirancang khusus untuk proses penyusunan laporan keuangan dimulai dari pencatatan jurnal, buku besar sampai kepada laporan keuangan semua sudah tersistem dengan menggunakan komputerisasi akan mengurangi tingkat kesalahan dalam perhitungan dan menghemat waktu dalam proses penyusunannya. Dengan
demikian laporan keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi informasi yang diharapkan dan mampu meningkatkan kualitas laporan hasil dan tersedianya laporan keuangan yang tepat waktu. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pardono dan Basukianto (2015) yang menunjukan hasil bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Variabel kapasitas sumber daya manusia dengan nilai koefisien jalur 0,064 yakni bernilai positif. Hal ini berarti kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Pada hasil dengan metode Bayes diketahui bahwa range interval lower bound dan upper bound memuat angka 0, dimana credible interval lower bound -0,034 dan upper bound 0,164. Maka pengaruh variabel kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan adalah tidak signifikan. Hal ini bisa terjadi karena sumber daya manusia yang diberdayakan belum mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi serta masih kurangnya pelatihan dan pengalaman yang dimiliki pegawai serta latar belakang pendidikan yang dimiliki pegawai tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sari (2014) tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia dan peran auditor internal pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yang menunjukan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan dan memiliki hubungan positif.
Kualitas laporan keuangan akan meningkat apabila didukung oleh aparatur pemerintah yang memahami akuntansi pemerintahan itu sendiri, karena untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas maka kualitas orang-orang yang melaksanakan tugas dalam menyusun laporan keuangan harus menjadi perhatian utama yaitu para pegawai yang terlibat dalam aktivitas tersebut harus mengerti dan memahami bagaimana proses dan pelaksanaan akuntansi itu dijalankan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
Pengaruh Rekonsiliasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Variabel rekonsiliasi dengan nilai koefisien jalur 0,367 yakni bernilai positif. Hal ini berarti rekonsiliasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Pada hasil AMOS dengan metode Bayes diketahui bahwa range interval lower bound dan upper bound memuat angka 0, dimana credible interval lower bound 0,252 dan upper bound 0,484. Maka pengaruh variabel rekonsiliasi terhadap kualitas laporan keuangan adalah signifikan. Hal ini sejalan sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagai salah satu dasar hukum pelaksanaan rekonsiliasi.
Pelaksanaan rekonsiliasi data dilakukan sebagai bentuk kewajiban pada masing-masing satker untuk menjaga kualitas data yang terdapat pada laporan keuangan yang dihasilkan. Pelaksanaan rekonsiliasi data dilaksanakan selain sebagai bentuk kewajiban, juga diperuntukkan untuk memperoleh data yang akurat dan terpercaya sehingga pada akhirnya laporan keuangan yang akan dihasilkan adalah laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Variabel sistem pengendalian intern dengan nilai koefisien jalur 0,209 yakni bernilai positif. Hal ini berarti sistem pengendalian intern berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Pada hasil AMOS dengan metode Bayes diketahui bahwa range interval lower bound dan upper bound memuat angka 0, dimana credible interval lower bound 0,318 dan upper bound 0,277.
Maka pengaruh variabel sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan adalah signifikan.
Hasil penelitian ini menunjukan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradono dan Basukianto (2015) dengan menggunakan variabel sistem pengendalian intern sebagai salah satu variabel independennya. Sementara penelitian yang dilakukan Nuryanto (2013) menunjukan hasil yang berbeda, yaitu sistem pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Dengan adanya penerapan pengendalian intern yang memadai akan memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas laporan keuangan karena sistem pengendalian intern memiliki fungsi untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam proses akuntansi, terutama dalam menciptakan keandalan laporan keuangan.
Pengaruh Peran PPK SKPD sebagai Variabel Moderating
Variabel moderating peran PPK SKPD dengan nilai koefisien jalur 0,181 bernilai positif. Diketahui nilai credible interval lower bound 0,124 dan upper bound 0,238, yakni tidak memuat angka 0. Hal ini berarti peran PPK SKPD signifikan dalam memoderasi hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi,
kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi, sistem pengendalian intern, terhadap kualitas laporan keuangan.
Dalam Permendagri Nomor 13 tahun 2006 menjelaskan tugas PPK SKPD yaitu meneliti kelengkapan SPP (UP, GU, LS, TU) melakukan verifikasi SPP, menyiapkan SPM, melakukan verifikasi harian atas penerimaan (khusus SKPD Pengelola Pendapatan Daerah) dan melaksanakan akuntansi dalam rangka menyusun laporan keuangan SKPD. Dalam struktur Pemerintah Daerah, SKPD merupakan entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi pendapatan, belanja aset dan selain kas yang terjadi di lingkungan SKPD. Proses pencatatan tersebut dilakukan oleh PPK-SKPD dan pada akhir periode dari catatan tersebut PPK-SKPD menyusun laporan keuangan untuk satuan kerja bersangkutan. Hal ini tidak dapat dibandingkan karena tidak terdapat penelitian yang sama persis variabel independennya, dependennya dan variabel moderatingnya.
BAB VI