• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGUSTINA /AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "AGUSTINA /AKUNTANSI"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

BERBAGAI ASPEK PENERAPAN SIMDA YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERAN

PPK-SKPD SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI DI SKPD KABUPATEN DELI SERDANG)

TESIS

Oleh

AGUSTINA

147017167/AKUNTANSI

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

BERBAGAI ASPEK PENERAPAN SIMDA YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERAN

PPK-SKPD SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI DI SKPD KABUPATEN DELI SERDANG)

TESIS

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara

Oleh

AGUSTINA

147017167/AKUNTANSI

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(3)

Judul Tesis : BERBAGAI ASPEK PENERAPAN SIMDA YANG

MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN

KEUANGAN DENGAN PERAN PPK-SKPD SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI DI SKPD KABUPATEN DELI SERDANG)

Nama Mahasiswa : Agustina Nomor Pokok : 147017167

Program Studi : Magister Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Ketua Anggota

(Dr. Iskandar Muda, SE. M.Si, Ak, CA) (Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA) (Prof. Dr. Ramli, SE, MS)

Tanggal Lulus : 21 April 2017

(4)

Telah Diuji pada Tanggal : 21 April 2017

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Dr. Iskandar Muda, SE., M.Si., Ak., CA Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak., CA

2. Prof. Erlina, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA 3. Drs. Rasdianto, M.Si., Ak., CA

4. Drs. Idhar Yahya, MBA., Ak., CA

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Berbagai Aspek Penerapan SIMDA yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan dengan Peran PPK-SKPD sebagai Variabel Moderating (Studi di SKPD Kabupaten Deli Serdang)” adalah benar merupakan karya penulis sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini telah penulis cantumkan sumbernya dengan jelas sesuai norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam tesis ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 21 April 2017 Yang Membuat Pernyataan,

Agustina

(6)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dengan peran PPK-SKPD sebagai variabel moderating. Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif dengan menggunakan data primer. Populasi dalam penelitian adalah berjumlah 101. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menyebarkan kuesioner secara langsung. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis multivaria dengan SEM dan pengujian variabel moderating menggunakan uji residual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pengetahuan pemanfaatan teknologi informasi, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan sedangkan kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif dan tidak signifikan. Variabel moderating peran PPK-SKPD mampu memoderasi hubungan pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern.

Kata Kunci: Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kapasitas Sumber Daya Manusia, Rekonsiliasi, Sistem Pengendalian Intern, Kualitas Laporan Keuangan, Peran PPK-SKPD

(7)

VARIOUS ASPECTS OF THE IMPLEMENTATION OF SIMDA WHICH INFLUENCE THE QUALITY OF FINANCIAL STATEMENT WITH

THE ROLE OF PPK-SKPD AS MODERATING VARIABLE (A CASE STUDY AT THE SKPD OF DELI SERDANG REGENCY)

ABSTRACT

The objective of this study was to examine some factors which influence the financial statement quality of SKPD (Regional Work Unit) of the Deli Serdang District Government with the role of PPK-SKPD as moderating variable. The study used comparative causal method with primary data. The population was 101, and the data were gathered by directly using questionnaires. The hypothesis was tested by using multivariate analysis with SEM software program, and moderating variable was tested by using residual test. The result of the study showed that, partially, the knowledge of using technological information, reconciliation, and internal control system had positive and significant influence on the quality of financial statement, while the capacity of human resources had positive and insignificant influence. PPK-SKPD as moderating variable could not moderate the correlation the use of technological information, capacity of human resources, reconciliation, and internal control system with the quality of financial statement.

Keywords: Use of Technological Information, Capacity of Human Resources, Reconciliation, Internal Control System, Quality of Financial Statement, Role of PPK-SKPD

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Berbagai Aspek Penerapan SIMDA yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan dengan Peran PPK-SKPD sebagai Variabel Moderating (Studi di SKPD Kabupaten Deli Serdang)”.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa segala yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Erlina, SE, M.Si, Ph.D, Ak, CA, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan juga sekaligus sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan saran untuk penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Dr. Iskandar Muda, SE. M.Si, Ak, CA, selaku Sekretaris Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembimbing I yang yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta

(9)

5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, CA, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, CA, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada peneliti sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik.

7. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, CA, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan kepada peneliti sehingga mampu menghasilkan tesis yang lebih baik.

8. Seluruh staf pengajar dan administrasi Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas segala ilmu pengetahuan dan bantuan yang telah diberikan kepada peneliti selama menyelesaikan tesis ini.

9. Teristimewa untuk kedua orangtua yang sangat peneliti cintai dan hormati Zainal dan Yusrida Devianti, serta kedua adik tersayang Alm. Irwansyah dan Siti Nurul Atiqah yang telah memberikan dorongan, do’a, pengorbanan, dan semangat yang sangat berarti serta kasih sayang kepada peneliti dalam menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis ini.

10. Terima kasih kepada seluruh Staf Keuangan di SKPD Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang telah membantu peneliti dalam memperoleh data penelitian.

11. Rekan-rekan seperjuangan di Program Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

(10)

Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Medan, 21 April 2017 Peneliti,

Agustina

(11)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Agustina

Tempat/Tgl. Lahir : Perbaungan/ 11 Agustus 1991 Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah Nama Ayah : Zainal

Nama Ibu : Yusrida Deviyanti

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1997 – 2003 : Sekolah Dasar (SD) Negeri 105357 L. Pakam Tahun 2003 – 2006 : Madrasah Tsanawiyah Negeri L. Pakam

Tahun 2006 – 2009 : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 L. Pakam Tahun 2009 – 2013 : Program Sarjana Ekonomi Akuntansi (S1) Universitas Malikussaleh, Aceh Utara

Tahun 2015 – 2017 : Program Magister Akuntansi Universitas Sumatera Utara

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. LatarBelakang Penelitian ... 1

1.2. RumusanMasalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Originalitas ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1. LandasanTeori ... 11

2.1.1. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 11

2.1.2. Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 18

2.1.3. Kapasitas Sumber Daya Manusia ... 22

2.1.4. Rekonsiliasi ... 23

2.1.5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ... 24

2.1.6. Peran Pejabat Penatausahaan Keuangan ... 27

2.2. Review PenelitianTerdahulu….………… ... 28

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 37

3.1. Kerangka Konsep ... 37

3.2. Hipotesis Penelitian ... 41

BAB IV METODE PENELITIAN ... 42

4.1. Jenis Penelitian ... 42

4.2. Lokasi Penelitian ... 42

4.3. Populasi dan Sampel ... 42

4.4. Jenis Data ... 44

4.5. Metode Pengumpulan Data ... 44

4.6. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel ... 45

4.6.1. Definisi Operasional ... 45

4.7. Metode Analisis Data ... 47

4.7.1. Statistik Deskriptif ... 48

4.7.2. Uji Kualitas Data ... 48

4.7.3. UJi Asumsi Klasik ... 50

4.7.4. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 51

4.7.5. Uji Hipotesis Penelitian ... 51

(13)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

5.1. Hasil Penelitian ... 53

5.1.1. Deskripsi Data Penelitian ... 53

5.1.2. Karakteristik Responden ... 56

5.1.3. Uji Kualitas Data ... 57

5.1.3.1. Uji Validitas ... 58

5.1.3.2. Uji Reliabilitas ... 61

5.1.4. Uji Asumsi Klasik ... 62

5.1.4.1. Uji Normalitas ... 62

5.1.4.2. Uji Multikolinearitas ... 63

5.1.5. SEM dengan Metode Estimasi Bayes pada Software AMOS ... 63

5.1.6. Hasil Uji Moderating ... 69

5.2. Pembahasan ... 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

6.1. Kesimpulan ... 75

6.2. Keterbatasan ... 75

6.3. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1. Daftar Opini LKPD Kabupaten Deli Serdang ... 6

1.2. Originalitas Penelitian ... 9

2.1. Penelitian Terdahulu ... 33

4.1. SKPD Kabupaten Deli Serdang ... 42

4.2. Definisi Operasional ... 46

5.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 53

5.2. Deskripsi Jawaban Responden ... 54

5.3. Demografi Responden ... 57

5.4. Uji Validitas pada Variabel Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 58

5.5. Uji Validitas pada Variabel Kapasitas Sumber Daya Manusia ... 59

5.6. Uji Validitas pada Variabel Rekonsiliasi ... 59

5.7. Uji Validitas pada Variabel Sistem Pengendalian Intern ... 60

5.8. Uji Validitas pada Variabel Kualitas Laporan Keuangan ... 60

5.9. Uji Validitas pada Variabel Peran PPK SKPD ... 61

5.10. Uji Reliabilitas ... 62

5.11. Uji Normalitas dengan AMOS ... 62

5.12. Uji Multikolinearitas dengan AMOS ... 63

5.13. Hasil AMOS dengan Metode Bayes (Nonparametrik) ... 67

5.14. Hasil AMOS dengan Metode Maximum Likelihood ... 68

5.15. Perbandingan Hasil SEM AMOS antara Pendekatan Bayes dan Maximum Likelihod ... 68

5.16. Koefisien Determinasi ... 68

5.17. Hasil Uji Moderating ... 69

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1. Kerangka Konsep ... 37

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian ... 82

2 Kuesioner Penelitian ... 83

3 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 90

4 Hasil Uji Validitas ... 90

5 Hasil Uji Realibilitas ... 92

6 Hasil Uji Normalitas dengan AMOS ... 94

7 Hasil Uji Multikolinearitas dengan AMOS ... 94

8 Hasil AMOS dengan Metode Bayes (Nonparametrik) ... 94

9 Hasil dengan Menggunakan AMOS Metode Maximum Likelihood .... 95

10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 96

11 Hasil Berdasarkan SPSS metode Ordinary Least Square (OLS) ... 96

12 Pengujian Moderasi dengan Menggunakan Uji Residual ... 97

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pemerintah adalah entitas pelapor (reporting entity) yang harus membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawabannya karena : (a) pemerintah menguasai dan mengendalikan sumber-sumber yang signifikan; (b) penggunaan sumber-sumber tersebut oleh pemerintah dapat berdampak luas terhadap kesejahteraan dan ekonomi rakyat; dan (c) terdapat pemisahan antara manajemen dan pemilikan sumber-sumber tersebut (Partono, 2000).

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah. Upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Laporan keuangan pemerintah yang dihasilkan harus memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010. Bentuk laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan daerah selama satu tahun anggaran adalah dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. LKPD harus mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan. Tujuan diberlakukannya hal tersebut adalah agar lebih

(18)

akuntabel dan semakin diperlukannya peningkatan kualitas laporan keuangan.

Kualitas laporan keuangan pemerintah sangat dipengaruhi oleh faktor kepatuhan terhadap standar akuntansi, kapabilitas sumber daya manusia, serta dukungan sistem akuntansi yang ada.

LKPD harus memenuhi kriteria karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah seperti yang disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yakni: (1) relevan, (2) andal, (3) dapat dibandingkan, dan (4) dapat dipahami, berarti pemerintah daerah mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan yang dihasilkan oleh Pemerintah Daerah harus sesuai dengan kriteria nilai informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang- undangan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami merupakan unsur nilai informasi yang penting terkait dengan pengambilan keputusan berbagai pihak.

LKPD setiap tahunnya mendapat penilaian berupa opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Ketika BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap LKPD, artinya dapat dikatakan bahwa laporan keuangan suatu entitas Pemerintah Daerah tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. Terdapat empat opini yang diberikan pemeriksa yaitu : opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini Tidak Wajar (TW), dan Tidak Memberi Pendapat (TMP).

Permasalahan yang terjadi selama lima tahun terakhir dari Tahun 2011- 2015 dalam setiap penyajian LKPD yaitu masih terdapatnya beberapa temuan tentang ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan masih

(19)

lemahnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang mana keduanya merupakan kriteria dari penilaian informasi keuangan yang disajikan sehingga dapat mempengaruhi opini dan kualitas LKPD tersebut. Pemberian opini oleh BPK-RI atas LKPD Kabupaten Deli Serdang berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LKPD bahwa pada tahun 2015 mendapatkan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP).

Fenomena pelaporan keuangan Pemerintah Daerah merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Kenyataannya di dalam laporan keuangan pemerintah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai dan masih banyak terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh BPK-RI dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah. Permasalahan- permasalahan yang sering ditemukan diantaranya terkait penyusunan dan penyajian realisasi pendapatan di kas daerah, aset tetap, piutang pajak daerah, akumulasi penyusutan, utang jangka pendek lainnya, serta realisasi pendapatan pajak daerah dan pendapatan hibah. Kemudian BPK meminta rekonsiliasi dilakukan per hari, sementara yang dilakukan selama ini adalah per bulan.

Berdasarkan PP No. 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah, pemerintah daerah berkewajiban mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan informasi keuangan daerah kepada publik.

Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi adalah dengan penggunaan perangkat lunak sebagai alat bantu dalam sistem akuntansi dan keuangan daerah.

Oleh karena itu, diperlukan sistem pengelolaan keuangan yang baik dalam rangka mengelola keuangan daerah secara akurat, tepat waktu, transparan, dan akuntabel.

(20)

Penelitian Pradono dan Basukianto (2015) menyatakan pengembangan kompetensi SDM perlu difasilitasi dengan teknologi informasi yang memadai.

Teknologi informasi memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan daerah dimulai dari aspek perencanaan, penatausahaan, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban yang hasil akhirnya berupa LKPD. Tahun 2015 seluruh pemda telah menerapkan akuntansi berbasis akrual sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Rekonsiliasi merupakan salah satu kunci dalam upaya penyusunan laporan keuangan yang kredibel. Hal ini disebabkan oleh perannya yang cukup penting dalam rangka meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada validitas dan akurasi data yang disajikan dalam laporan keuangan. Agar data akuntansi yang dihasilkan dapat diandalkan perlu dilakukan prosedur rekonsiliasi untuk ketelitian dan akurasi pencatatan data akuntansi.

Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, serta berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud). Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku.

Rencana aksi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Deli Serdang telah melakukan berbagai upaya tindak lanjut sebagaimana direkomendasikan oleh BPK dalam laporan hasil auditnya. Upaya tersebut diantaranya memerintahkan seluruh SKPD untuk melakukan penataan pengadaan aset tahun 2014 dan tahun-tahun sebelumnya yang menurut BPK

(21)

belum sesuai dengan standar akuntansi pemerintah dan belum diyakini kewajarannya. Sedang upaya lainnya, mulai tahun 2014 BPK telah menggandeng Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang untuk melakukan pembenahan dari sisi pengelolaan pendapatan daerah dan informasi keuangan daerah melalui implementasi sistem keuangan daerah atau SIMDA.

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah yang dikembangkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan dikenal dengan Aplikasi SIMDA merupakan salah satu produk dari teknologi sistem informasi yang digunakan oleh banyak pemerintah daerah di Indonesia dalam menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerahnya. Menurut Ole (2014) aplikasi SIMDA merupakan aplikasi database yang bertujuan untuk mempermudah pengelolaan keuangan daerah di lingkungan SKPD. Aplikasi SIMDA dikembangkan dengan memperhatikan dan mengimplementasikan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Oleh sebab itu pengendalian terhadap aplikasi menjadi suatu keharusan untuk menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam mengimplementasikan aplikasi SIMDA untuk menghasilkan LKPD.

Sari (2013) mengatakan bahwa penatausahaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja pengelola keuangan dan implementasi pengelolaan keuangan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Penatausahaan secara baik dan maksimal akan menghasilkan laporan pertanggungjawaban yang merupakan bagian dari laporan keuangan. PPK-SKPD memegang peranan yang penting dimulai dari meneliti kelengkapan pencairan, memverifikasi bukti- bukti

(22)

pengeluaran hingga menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dalam suatu Laporan Keuangan SKPD.

PP Nomor 65 tahun 2010 untuk memanfaatkan teknologi informasi melalui penerapan SIMDA, sebagian Kota dan Kabupaten di Sumatera Utara secara perlahan telah menerapkan SIMDA, salah satunya adalah Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang telah berhasil menerapkan SIMDA Keuangan secara keseluruhan. Tujuan dari penerapkan SIMDA Keuangan ini adalah untuk menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangan secara tepat waktu, lengkap, akurat, dan dapat diandalkan sesuai ketentuan yang beraku serta mendorong terwujudnya kepemerintahan yang baik pada umumnya dan penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah dengan menyediakan sistem pengelolaan keuangan daerah berbasis teknologi informasi pada khususnya.

Penilaian BPK terhadap laporan keuangan Kabupaten Deli Serdang sampai dengan tahun 2013 masih TMP, di tahun 2014 Kabupaten Deli Serdang telah mendapatkan penilaian WDP dan di tahun 2015 Kabupaten Deli Serdang kembali mendapatkan TMP. Penyebab perolehan opini tersebut, didominasi oleh penilaian aset yang tidak diyakini kewajarannya dengan jumlah sangat besar.

Berikut opini LKPD Kabupaten Deli Serdang dalam lima tahun terakhir.

Tabel 1.1

Daftar Opini LKPD Kabupaten Deli Serdang

Tahun Opini

2011 TMP

2012 TW

2013 TMP

2014 WDP

(23)

2015 TMP Sumber : IHPS I Tahun 2016

Berdasar uraian di atas, maka penelitian ini akan meneliti hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern dengan mengambil judul ”Berbagai Aspek Penerapan SIMDA yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan dengan Peran PPK-SKPD sebagai Variabel Moderating (Studi di SKPD Deli Serdang)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern berpengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan?

2. Apakah peran PPK-SKPD mampu memoderasi hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern dengan kualitas laporan keuangan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai:

1. Untuk menganalisis pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Untuk menganalisis hubungan antara variabel moderasi yaitu peran

(24)

kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern dengan kualitas laporan keuangan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti. Hasil penelitian ini semoga dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan menjadi acuan bagi para peneliti berikutnya, dalam menambah pengetahuan dan memberikan keyakinan mengenai pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan.

2. Bagi Akademisi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para akademisi sebagai referensi untuk menambah pengetahuan para akademisi mengenai pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas sumber daya manusia, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan.

3. Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan dalam penerapan SIMDA tentang faktor-faktor pendukung dalam penerapannya di lapangan dan langkah-langkah untuk mewujudkan atau mencapai faktor-faktor tersebut serta kualitas informasi yang dihasilkan dari penerapannya.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Pradono dan Basukianto (2015) dengan judul “Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: Faktor Yang Mempengaruhi dan Implikasi Kebijakan”. Pradono dan Basukianto dalam penelitiannya menggunakan variabel independen kompetensi SDM, teknologi

(25)

variabel independen dan yang menjadi variabel dependen adalah kualitas laporan keuangan.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa faktor utama penyebab belum baiknya kualitas laporan keuangan SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah belum optimalnya implementasi sistem pengendalian internal, bahkan masih banyak SKPD yang belum memiliki petunjuk teknisnya. Faktor kedua adalah masih kurangnya tenaga dibidang keuangan yang berkompeten dalam bidang keuangan, ini terbukti dari tingkat pemahaman pegawai/staf tentang pengetahuan dasar keuangan/akuntansi belum memadai. Faktor ketiga adalah kurangnya sarana yang terkait dengan teknologi informasi keuangan. Peneliti terdahulu mengambil lokasi penelitian pada SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan waktu penelitian dilakukan pada tahun 2015 sedangkan peneliti meniliti pada tahun 2016 dan Kabupaten Deli Serdang sebagai lokasi penelitian. Untuk lebih jelas, ditampilkan pada tabel 1.2 sebagai berikut :

Tabel 1.2

Originalitas Penelitian

Pembeda Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Tahun Penelitian

: 2015 2016

Variabel Independen :

- Kompetensi SDM - Teknologi Informasi - Peran PPK SKPD - Rekonsiliasi

- Sistem Pengendalian Intern Dependen :

Kualitas Laporan Keuangan

Independen :

- Pemanfaatan Teknologi Informasi

- Kapasitas SDM - Rekonsiliasi

- Sistem Pengendalian Intern

Dependen :

Kualitas Laporan Keuangan Moderating :

Peran PPK-SKPD Lokasi Penelitian SKPD Pemerintah Provisi SKPD Kabupaten Deli

(26)

Penelitian saat ini menggunakan menggunakan variabel independen berupa pemanfaatan teknologi informasi, kapasitas SDM, rekonsiliasi dan sistem pengendalian intern dan variabel dependennya adalah kualitas laporan keuangan.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan peran PPK-SKPD sebagai variabel moderating. Penggunaan peran PPK-SKPD sebagai variabel moderating karena PPK-SKPD memegang peranan penting dimulai dari meneliti kelengkapan pencairan, memverifikasi bukti-bukti pengeluaran hingga menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dalam suatu Laporan Keuangan SKPD.

Replikasi yang dilakukan peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya dengan peneliti saat ini. Hal ini merujuk kepada adanya penambahan variabel moderating yang akan memberikan pengaruh terhadap beberapa variabel independen yang digunakan oleh peneliti.

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas tersebut. Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Laporan keuangan dapat dikatakan sebagai data juga dapat dikatakan sebagai informasi.

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual menyebutkan bahwa pelaporan keuangan pemerintah memiliki tujuan, sebagai berikut:

1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi, dan penggunaaan sumber daya keuangan.

(28)

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode untuk membiayai seluruh pengeluaran.

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai.

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dalam mencukupi kebutuhan kasnya.

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek maupunjangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisis keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Bagi organisasi pemerintahan, tujuan umum akuntansi dan laporan keuangan menurut Mardiasmo (2002: 162) adalah:

1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik serta berbagai bukti pertangungjawaban (accountability) dan pengelolaan (stewardship), 2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi

kinerja material dan organisasional.

Karakteristik Laporan Keuangan menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 menyatakan “Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi

(29)

sehingga dapat memenuhi tujuannya”. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki:

1. Relevan. Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasilevaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan:

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value).

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value).

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu (Timeliness)

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir

(30)

informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal. Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

a. Penyajian Jujur. Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat Diverifikasi (verifiability). Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas. Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat Dibandingkan. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.

Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

(31)

Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 menyatakan bahwa komponen laporan keuangan pemerintahan daerah meliputi:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, aplikasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/ daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL).

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi

(32)

kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkandengan tahun sebelumnya.

3. Neraca. Neraca menggambarkan posisi keunagan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

4. Laporan Operasional. Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/ daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari pendapatan laporan operasional, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.

5. Laporan Arus Kas. Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/ daerah selama periode tertentu.Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

7. Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntasni

(33)

yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapkan-ungkapkan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan fase terakhir dari proses akuntansi pemerintah daerah. Laporan keuangan sektor publik pada hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik baik dari pajak, retribusi atau transaksi lainnya.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 1 paragraf 9 sebagaimana terdapat di Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Pada dasarnya laporan keuangan pemerintah adalah asersi dari pihak manajemen pemerintah yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan

(34)

perundang-undangan. Menurut Mardiasmo (2004) secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah: 1) Kepatuhan dan pengelolaan (compliance and stewardship); 2) Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (accountability and restrospective reporting); 3) Perencanaan dan informasi otorisasi (planning and authorization information); 4) Kelangsungan organisasi (viability); 5) Hubungan masyarakat (public relation); dan 6) Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures). Laporan keuangan memainkan peran penting untuk memenuhi kewajiban pemerintah kepada publiknya dalam masyarakat yang demokratis.

2.1.2. Pemanfaatan Teknologi Informasi

Teknologi informasi selain berfungsi sebagai teknologi komputer untuk pemrosesan dan penyimpanan informasi, juga memiliki fungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyampaian dan penyebaran informasi. Menurut Widjajanto (2001) teknologi informasi berperan dalam menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan di dalam organisasi termasuk dalam hal pelaporan sehingga mendukung proses pengambilan keputusan dengan lebih efektif. Suatu teknologi informasi terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, manajemen data, dan jaringan.

Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Dengan adanya teknologi informasi diharapkan dapat membantu dalam proses pelaporan keuangan sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu. Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi

(35)

informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan publik. Dengan kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, maka dapat membuka peluang bagi berbagai pihak untuk mengakses, mengelola, dan mendayagunakan informasi keuangan daerah secara cepat dan akurat.

Boynton et al (2001) menjelaskan manfaat dari penerapan sistem teknologi informasi yaitu dapat memberikan pengolahan data yang konsisten dibandingkan dengan sistem manual karena terdapat keanekaragaman pengolahan transaksi dengan sistem pengendalian yang sama dan pelaporan akuntansi yang menggunakan komputer dapat meningkatkan efektivitas manajemen perusahaan dalam menganalisis, mensupervisi, dan mereview kegiatan operasional perusahaan.

Aplikasi sistem informasi manajemen daerah merupakan program aplikasi komputer yang terintegrasi dan dapat membantu proses administrasi pemerintah daerah dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, sampai tingkat kecamatan dan kelurahan. SIMDA terdiri dari 26 aplikasi terpisah yang dapat didistribusikan di setiap SKPD dengan sistem database terintegrasi, sehingga outputnya dapat dipergunakan oleh pimpinan daerah untuk membantu proses pengambilan keputusan. Di sisi lain pihak legislatif dapat menggunakannya untuk melakukan monitoring terhadap kinerja pemerintah daerah. SIMDA merupakan salah satu upaya dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi secara cepat, tepat, lengkap, akurat, dan terpadu, untuk menunjang proses administrasi pemerintahan,

(36)

pelayanan masyarakat, dan memfasilitasi partisipasi dan dialog publik dalam perumusan kebijakan.

Tujuan diterapkannya aplikasi SIMDA (BPKP, 2008) adalah :

a. Sebagai tempat tukar menukar informasi bagi setiap unit kerja sama penerima koneksitas jaringan SIMDA;

b. Sebagai alat komunikasi langsung dengan menggunakan webcam bagi unit kerja penerima koneksitas jaringan SIMDA;

c. Sebagai salah satu media kontrol bagi realisasi kegiatan, baik capaian fisik maupun penyerapan dananya;

d. Sebagai media awal bagi pelaksanaan e-governemen; dan e. Sebagai sarana untuk pelaksanaan good governement.

Manfaat yang diperoleh oleh pemerintah daerah dengan menggunakan sistem aplikasi SIMDA keuangan daerah terintegrasi (BPKP, 2008) adalah sebagai berikut :

a. Database terpadu, tidak perlu input berulang-ulang data yang sama;

b. Data yang sama akan tercek dan re-cek secara otomatis (validasi data terjamin); dan

c. Fleksibel, dapat menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan dimana:

Output dapat disesuaikan menurut perundang-undangan yang berlaku, dan Output dapat disajikan berdasarkan kebutuhan manajemen pemerintah daerah untuk mengambil keputusan/kebijakan.

SIMDA dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan (BPKP, 2008), yaitu : a. Sistem informasi eksekutif sebagai pendukung pimpinan daerah dalam

pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan;

(37)

b. Sistem informasi fungsional bagi para pimpinan dinas/badan/lembaga sebagai pendukung informasi strategis pimpinan daerah; dan

c. Sistem informasi operasional sebagai penunjang tugas pokok masing- masing dinas/lembaga.

Kerangka arsitektur SIMDA terdiri dari empat lapis struktur (BPKP, 2008), yaitu:

a. Akses, jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi, lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses situs pelayanan publik;

b. Portal, pelayanan publik, situs web pemerintah pada internet penyedia layanan publik tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan informasi dan dokumen elektronik di sejumlah instansi yang terkait;

c. Organisasi pengolahan dan pengelolaan informasi organisasi pendukung yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi informasi dan dokumen elektronik; dan

d. Infrastruktur dan aplikasi dasar semua prasarana, baik berbentuk perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan, pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi.

Program aplikasi komputer SIMDA keuangan adalah suatu program aplikasi yang ditujukan untuk membantu pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan daerahnya. Dengan adanya aplikasi SIMDA, pemda dapat melaksanakan pengelolaan keuangan daerah secara terintegrasi, dimulai dari

(38)

penganggaran, penatausahaan hingga akuntansi dan pelaporannya. Output aplikasi ini antara lain:

a. Output penganggaran adalah Rencana Kerja Anggaran (RKA), RAPBD dan Rancangan Penjabaran APBD, APBD dan Penjabaran APBD beserta perubahannya, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

b. Output penatasausahaan berupa Surat Penyediaan Dana (SPD), Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), SPJ, Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), Surat Tanda Setoran (STS), beserta register-register, dan formulir-formulir pengendalian anggaran lainya.

c. Output akuntansi dan pelaporan berupa Jurnal, Buku Besar, Buku Pembantu, Laporan Keuangan (Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Neraca), Perda Pertanggungjawaban dan Penjabarannya.

2.1.3. Kapasitas Sumber Daya Manusia

Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kapasitas harus dilihat sebagai kemampuan untuk mencapai kinerja, untuk menghasilkan keluaran-keluaran (outputs) dan hasil-hasil (outcomes).

Kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (ability) untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Hevesi, 2005 dalam Indriasari dan Ertambang, 2008 ). Kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seseorang mencapai kinerja yang tinggi dalam pekerjaannya. Pegawai yang tidak mempunyai

(39)

pengetahuan yang cukup dalam bekerja akan banyak menemui hambatan yang mengakibatkan pemborosan bahan, waktu dan tenaga.

Organisasi harus juga berusaha untuk mengembangkan sumber daya manusia mereka. Pelatihan dan pengembangan membuat karyawan dapat melaksanakan pekerjaan mereka saat ini secara efektif dan mempersiapkan pekerjaan di masa mendatang. Penilaian kinerja adalah penting untuk memvalidasi alat pemilihan, mengukur dampak dari program pelatihan, memutuskan kenaikan gaji dan promosi, dan menentukan kebutuhan akan pelatihan (Griffin, 2004).

2.1.4. Rekonsiliasi

Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan dokumen sumber yang sama. Pradono dan Basukianto (2015) mengemukakan bahwa rekonsiliasi merupakan salah satu kunci dalam upaya penyusunan laporan keuangan yang kredibel. Hal ini disebabkan oleh perannya yang cukup penting dalam rangka meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada validitas dan akurasi data yang disajikan dalam laporan keuangan.

Dilakukannya rekonsiliasi pasti memiliki tujuan yaitu untuk meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada validitas dan akurasi data yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam hal terjadi perbedaan data, rekonsiliasi dapat mendeteksi dan mengetahui penyebab penyebab terjadinya perbedaan. Agar data akuntansi yang dihasilkan dapat diandalkan perlu dilakukan prosedur rekonsiliasi untuk ketelitian dan akurasi pencatatan data akuntansi. Dengan adanya rekonsiliasi baik itu di internal SKPD

(40)

maupun rekonsiliasi antara SKPD dengan Biro Keuangan, maka dapat dihasilkan data yang akurat sehingga turut meningkatkan kualitas laporan keuangan.

2.1.5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Zuliarti (2012) menjelaskan bahwa interaksi antara orang dan system serta implementasi sistem merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas dari sebuah informasi. Keandalan sistem harus juga didukung oleh keandalan sumber daya manusia. Namun sistem yang sudah berjalan harus dikontrol agar tetap dapat berjalan baik.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 2008 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Dari defenisi diatas, maka sistem pengendalian intern pemerintah merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, serta berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud). Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku.

(41)

Organisasi yang semakin besar dan kompleks serta perkembangan pesat teknologi informasi yang pada satu sisi memberikan keuntungan tetapi pada sisi lain juga meningkatkan risiko pengendalian dan keamanan sehingga mutlak diperlukan sistem pengendalian yang andal.

Pengendalian intern diharapkan mampu mencegah atau mendeteksi terjadinya kesalahan dalam proses akuntansi serta dapat memberikan perlindungan bagi data organisasi dari adanya ancaman penyelewengan atau sabotase sistem. Pengendalian intern disusun agar pelaporan keuangan dapat memenuhi asas ketertiban yang merupakan cerminan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Perwujudan dari asas ketertiban tersebut adalah dengan penyampaian pelaporan keuangan secara tepat waktu.

Tujuan dibangunnya sistem pengendalian intern adalah untuk melindungi aset negara baik berupa fisik maupun data, memelihara catatan dan dokumen, mengahsilkan informasi keuangan yang akurat, relevan dan handal, menjamin bahwa laporan ekuangan telah sesuai dengan SAP dan meningkatkan efsien dan efektivitas organisasi.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 bahwa elemen sistem pengendalian intern terdiri dari lima unsur, yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment). Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya

2. Penilaian Risiko. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko, yang terdiri atas identifikasi risiko dan analisis risiko

(42)

3. Kegiatan Pengendalian; Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.

4. Informasi dan Komunikasi. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.

5. Pemantauan. Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, da tindakan lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal pemerintah. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.

SPIP merupakan suatu langkah nyata pemerintah dalam memberikan acuan serta pijakan bagi pemerintah daerah agar pengelolaan keuangan dapat dilaksanakan secara akuntabel dan transparan. Wilkinson et al., (2000) menyebutkan sub komponen dari aktivitas pengendalian yang berhubungan

(43)

dengan pelaporan keuangan adalah (1) perancangan yang memadai dan penggunaan dokumen-dokumen dan catatan-catatan bernomor; (2) pemisahan tugas; (3) otorisasi yang memadai atas transaksi-transaksi; (4) pemeriksaan independen atas kinerja; dan (5) penilaian yang sesuai/tepat atas jumlah yang dicatat.

2.1.6. Peran Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

Peran PPK-SKPD terdiri dari proses verifikasi, menerbitkan SPM, menjalankan fungsi akuntansi SKPD dan menyusun laporan keuangan. Jika PPK- SKPD melaksanakan tugasnya secara optimal maka juga akan dihasilkan Laporan Keuangan SKPD yang baik, hal tersebut dikarenakan PPK-SKPD memegang peranan yang penting dimulai dari meneliti kelengkapan pencairan, memverifikasi bukti-bukti pengeluaran hingga menyusun Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dalam suatu Laporan Keuangan SKPD.

Seorang pejabat penatausahaan keuangan-SKPD perlu memahami akan tugas sebagai fungsi tata usaha keuangan di SKPD dengan baik. Dibagian inilah fungsi verifikasi dan sekaligus akuntansi SKPD dilakukan. Dua output penting bagian ini adalah dokumen Surat Perintah Membayar (SPM) dan Laporan Keuangan SKPD yang merupakan dokumen penting dalam pengelolaan keuangan daerah. oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pemahaman akuntansi yang harus dimiliki oleh seorang PPK-SKPD. Karena ia akan lebih mudah dalam menerjemahkan setiap transaksi yang terjadi.

PPK-SKPD harus memiliki kompetensi yang cukup dalam proses pencatatan dan pengelolaan keuangan. Dengan adanya kompetensi yang memadai

(44)

oleh para pelaksana akuntansi, maka nilai informasi yang tersaji dalam laporan keuangan akan semakin membaik sehingga menjadi pedoman oleh Pemerintah Daerah dalam pengambilan keputusan yang tepat.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Pradono dan Basukianto (2015) meneliti tentang Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: Faktor yang Mempengaruhi dan Implikasi Kebijakan (Studi pada SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah). Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan dari 48 SKPD di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data. Kualitas laporan keuangan SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah belum mencapai kategori baik. Mayoritas (66,67%) laporan keuangan SKPD berada pada kategori cukup dan kurang, khususnya laporan tentang ikhtisar pencapaian kinerja keuangan, penjelasan pos-pos laporan keuangan, penjelasan secara rinci aset tetap.

Faktor utama penyebab belum baiknya kualitas laporan keuangan SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah belum optimalnya implementasi sistem pengendalian internal, bahkan masih banyak SKPD yang belum memiliki petunjuk teknisnya. Faktor kedua adalah masih kurangnya tenaga dibidang keuangan yang berkompeten dalam bidang keuangan, ini terbukti dari tingkat pemahaman pegawai/staf tentang pengetahuan dasar keuangan/akuntansi belum memadai. Faktor ketiga adalah kurangnya sarana yang terkait dengan teknologi informasi keuangan.

Hairul (2014) meneliti tentang Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Data

(45)

dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini seluruh staf subbagian akuntansi dan keuangan pada Satuan kerja Perangkat Daerah di 27 SKPD yang ada pada Pemerintah Daerah Kota Gorontalo. Dengan jumlah responden sebanyak 144 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia, dan penerapan teknologi sistem informasi manajemen keuangan daerah secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan hasil estimasi diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,644 atau 64,4% yang dapat membuktikan bahwa pengaruh kualitas sumber daya manusia dan penerapan teknologi sistem informasi manajemen keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan sebesar 64,4% dan sisanya sebesar 35,6% berasal dari variabel yang tidak diteliti seperti pengendalian internal dan lokasi pemerintahan yang terpadu.

Permadi (2013) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Bina Marga Prov. Jawa barat). Populasi dalam penelitian ini yaitu karyawan atau staf yang berada di Dinas Bina Marga di Kota Bandung. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis korelasi rank spearman menunjukan nilai koefisien korelasi rank spearman sebesar 0,506, nilai koefisien ini menunjukan bahwa nilai rs 0,506 memiliki tingkat hubungan yang sedang dimana hasil berada diantara 0,40 < 0,506 < 0,599, serta nilai positif menunjukan peningkatan searah jika X naik maka Y naik atau sebaliknya. Hasil koefisien determinasi menunjukan bahwa hanya 25,6% kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dipengaruhi oleh sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah.

(46)

Nugraha dan Astuti (2013) meneliti tentang Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (Simda Keuangan) Dalam Pengolahan Data Keuangan Pada Organisasi Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk). Aplikasi SIMDA Keuangan yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk sebagai aplikasi pengolah data keuangan merupakan aplikasi sistem informasi manajemen yang secara terintegratif mengelola keuangan pemerintah daerah mulai dari proses penganggaran, penatausahaan, sampai dengan pembukuan/ akuntansi. Prosedur pengelolaan keuangan telah dijelaskan dalam Permendagri No.13 tahun 2006 telah diimplementasikan dengan cukup baik oleh aplikasi SIMDA Keuangan. Namun terdapat kekurangan yakni fungsi pembukuan/akuntansi dalam aplikasi SIMDA Keuangan Dinas Kabupaten Nganjuk belum dapat diaplikasikan secara maksimal karena fungsi menu pembukuan/akuntansi didisable oleh admin SIMDA Keuangan dan hanya dapat dilakukan oleh admin/operator Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD).

Herawati (2014) meneliti tentang Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei Pada Organisasi Perangkat Daerah Pemda Cianjur). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling Purposive, artinya penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu Sekretariat DPRD, lembaga teknis daerah dan dinas daerah di Kabupaten Cianjur. Adapun jumlah sampel yang diteliti dari OPD yang berada di Kabupaten Cianjur yaitu berjumlah 31 OPD.

Pengaruh sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 83%. Secara parsial,

(47)

lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Tetapi, hanya lingkungan pengendalian, penilaian resiko, dan informasi dan komunikasi yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Mohune (2013) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 82 orang. Berdasarkan hasil analisis regresi untuk variabel X (penerapan sistem informasi manajemen daerah) bernilai positif sebesar 0,665.

Koefisien regresi yang positif ini menunjukkan bahwa SIMDA mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan hasil estimasi diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 0,753. Nilai ini berarti bahwa sebesar 75,3% kualitas laporan keuangan di Kabupaten Gorontalo dipengaruhi oleh penerapan SIMDA, sedangkan sisanya sebesar 24,7%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar model, variabel lain tersebut antara lain sistem pengendalian intern dan kualitas sumber daya manusia.

Udiyanti, et al (2014) meneliti tentang Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Sistem Pengendalian Internal, dan Kompetensi Staf Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada SKPD Kabupaten Buleleng). Penelitian ini dilakukan pada satuan kerja perangkat daerah kabupaten Buleleng. Teknik penentuan sampel menggunakan

(48)

teknik purposive sampling dengan jumalah responden sebanyak 195 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, sistem pengendalian internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, kompetensi staf akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, standar akuntansi pemerintahan, sistem pengendalian internal dan kompetensi staf akuntansi secara simultan berpengaruh posistif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Ole (2014) meneliti tentang Analisis Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) terhadap Kualitas Laporan Keuangan SKPD (Studi Kasus pada Dinas PPKAD Kabupaten Minahasa Tenggara). Data dalam penelitian ini ada dua yaitu, data primer dan data sekunder. Hasil penelitian diketahui bahwa proses penggunaan SIMDA telah sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Muda and Dharsuky (2015) meneliti tentang Impact of Region Financial Information System (SIKD) Quality, Role Ambiguity And Training on Precision of Financial Statement of Local Government Presentation in North Sumatra.

Peneliti menyimpulkan “Quality significantly influences at level of 5% on Precision of Financial Statement of Local Government Presentation. Role Ambiguity significantly influences on Precision of Financial Statement of Local Government Presentation. Training significantly influences Precision of Financial Statement of Local Government Presentation”.

Secara ringkas hasil penelitian sebelumnya ditampilkan matrik penelitian pada tabel 2.1

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Tabel 4.2   Definisi Operasional
Tabel 5.3 Demografi Responden
Tabel 5.10 Uji Reliabilitas   Variabel  Cronbach’s  Alpha  Batas  Reliabilitas  Keterangan  Pemanfaatan Teknologi  Informasi (X 1 )  0,854  0,60  Reliabel
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jika dibuat suatu kurva antara absorbansi (A) lawan konsentrasi (c), maka akan diperoleh suatu kurva kalibrasi atau kurva standar, yang dapat digunakan untuk menentukan

Evaluasi atau penilaian dilakukan secara terus-menerus dan kesinambungan dengan cara mengamati langsung perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien, pada prinsipnya

Kemiskinan absolut dipandang sebagai kondisi kemiskinan yang terburuk dimana diukur dari tingkat kemampuan suatu keluarga dalam membiayai kebutuhan yang paling minimal

Satojo Anugerah Sukses, sesuai dengan analisis SWOT, kemudian menentukan strategi terkait pengembangan arang putih melalui bisnis online untuk meningkatkan ekspor di era

Untuk memberi arah peraturan sekuritas yang tidak pasti dan memastikan kepatuhan penuh (full compliance), OKGlobal Coin, SWITCH (framework/perangkat lunak yang mendasari

PENDAFTARAN ATAS TALIAN UNTUK PERMOHONAN MISA (MO) &amp; MISA ARWAH GABUNGAN (CRM) UNTUK BULAN JANUARI - Umat Paroki kini boleh menawarkan Misa secara atas talian

Majalah elektronik nantinya juga dapat mempermudah siswa untuk melakukan kegiatan belajar baik secara mandiri maupun secara terbimbing dalam memahami materi Bryophyta

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui analisis dokumentasi RPP dan angket respon penilaian diri guru di SMA Kabupaten Gresik dapat disimpulkan