4.1.4. Pengaruh Sektor Industri Wilayah Medan Bagian Utara terhadap Perekonomian Kota Medan
4.1.4.2. Pengujian Hipotesis
4.1.4.2.3. Hasil Uji Parsial (Uji-t)
Pada uji statistik secara parsial dengan nilai t kritis (critical value) pada df
termasuk konstanta. Untuk menguji koefisian regresi parsial secara individu dari
masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21. Uji Statistik-t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -6.257 3.895 -1.607 .159
Kontribusi SI Medan Deli .782 .052 .940 15.042 .000
Kontribusi SI Medan Labuhan .055 .084 .048 .654 .538
Kontribusi SI Medan Marelan .274 .280 .094 .978 .366
Kontribusi SI Medan Belawan -.275 .461 -.057 -.596 .573
a. Dependent Variable: Kontribusi Sektor Indutri Kota Medan
Pada Tabel 4.21. di atas, uji statistik t diperoleh, sebagai berikut :
1. Variabel kontribusi sektor industri Medan Deli memiliki tingkat probabilitas
0,000 dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kontribusi sektor
industri Kota Medan.
2. Variabel kontribusi sektor industri Medan Labuhan memiliki tingkat
probabilitas 0,538 dan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kontribusi sektor industri Kota Medan.
3. Variabel kontribusi sektor industri Medan Marelan memiliki tingkat
probabilitas 0,366 dan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
kontribusi sektor industri Kota Medan.
4. Variabel kontribusi sektor industri Medan Belawan memiliki tingkat
probabilitas 0,573 dan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
kontribusi sektor industri Kota Medan.
Berdasarkan Tabel 4.21. dan uraian di atas maka dengan demikian dapat
disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Model persamaan regresi berganda tersebut bermakna
1. Nilai konstanta sebesar -6,257 yang berarti jika tidak ada nilai variabel
independen, dalam hal ini kontribusi sektor industri Medan Deli, Medan
Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan sama dengan 0 (nol) maka
nilai kontribusi sektor industri Kota Medan akan sebesar -6,257%.
2. Kontribusi sektor industri Medan Deli memiliki nilai koefisien beta sebesar
0,782 yang berarti kontribusi sektor industri Medan Deli meningkatkan nilai
kontribusi sektor industri Kota Medan sebesar 0,782%.
3. Kontribusi sektor industri Medan Labuhan memiliki nilai koefisien beta
sebesar 0,055 yang berarti kontribusi sektor industri Medan Labuhan
meningkatkan nilai kontribusi sektor industri Kota Medan sebesar 0,055%.
4. Kontribusi sektor industri Medan Marelan memiliki nilai koefisien beta
sebesar 0,274 yang berarti kontribusi sektor industri Medan Marelan
meningkatkan nilai kontribusi sektor industri Kota Medan sebesar 0,274%.
5. Kontribusi sektor industri Medan Belawan memiliki nilai koefisien beta
sebesar -0,275 yang berarti kontribusi sektor industri Medan Belawan
menurunkan nilai kontribusi sektor industri Kota Medan sebesar 0,275%.
4.2. Pembahasan
Kontribusi sektor industri pengolahan wilayah Medan Bagian Utara dalam
perekonomian Kota Medan selama periode tahun 2006-2010 memberikan
sumbangan rata-rata 3,39% dalam pembentukan PDRB Kota Medan dan terhadap
sektor industri Kota Medan memberikan sumbangan rata-rata 23,80%. Kecamatan
Medan Deli dan Kecamatan Medan Belawan merupakan kecamatan yang
wilayah Medan Bagian Utara. Hasil penelitian ini sejalan penelitian Hasibuan
(2013) yang menyimpulkan bahwa sektor industri memiliki laju pertumbuhan
yang positif setiap tahunnya. Nilai produksi sektor industri kota Medan dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan tetapi kontribusi sektor industri terhadap PDRB
kota Medan mengalami penurunan. Ini disebabkan oleh semakin besarnya sektor-
sektor lain yang memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap PDRB dan
dikarenakan potensi ekonomi kota Medan adalah pada sektor perdagangan dan
sektor angkutan dan komunikasi.
Peran sektor industri wilayah Medan Bagian Utara berdasarkan hasil
analisis LQ menunjukkan bahwa Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan dan
Medan Marelan periode pengamatan tahun 2001, 2006 dan 2010 memiliki nilai
LQ > 1, sedangkan Kecamatan Medan Belawan memiliki nilai LQ < 1. Hasil ini
menunjukkan sektor industri pengolahan merupakan sektor basis yang memiliki
kekuatan ekonomi yang cukup baik dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan
pertumbuhan ekonomi Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan dan Medan
Marelan.
Wilayah Medan Bagian Utara memiliki potensi dalam pengembangan
sektor industri Kota Medan karena memberikan sumbangan relatif cukup besar
dalam pembentukan PDRB Kota Medan dan merupakan sektor basis wilayah
Medan Bagian Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan sejalan dengan analisis
Bagian Wilayah Kota (BWK) RTRW Kota Medan 2016 tentang potensi
Tabel 4.22. Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan
No Bagian Wilayah Kota Potensi Pengembangan Wilayah
1 Medan Deli Industri
Jasa
2 Medan Labuhan Industri
Jasa
3 Medan Marelan Jasa
Fasilitas Ekonomi
4 Medan Belawan Industri Perikanan
Jasa Pelabuhan Sumber : Master Plan Kota Medan 2016
Pada Tabel 4.22. dapat dilihat bahwa dominasi potensi ekonomi wilayah
Medan Bagian Utara ditopang oleh industri dan jasa. Pusat Industri dan Jasa
ditandai dengan berdirinya pusat kegiatan industri dan jasa yang dikonsentrasikan
di Kecamatan Medan Labuhan dan Medan Deli. Kegiatan industri ini dikelola
melalui PT. Kawasan Industri Medan dengan areal 514 hektare dan masih
disediakan 650 hektare untuk pengembangan, bahkan bisa mencapai 1000 hektare
dengan pengembangan wilayah sebagian milik Kabupaten Deli Serdang. Terdapat
86 Perusahaan Modal Dalam Negeri dan 17 Perusahaan Modal Asing (PMA)
yang bergerak di bidang industri manufaktur, Industri Logam, Industri
Elektronika Dasar, Industri Makanan, Industri Pengolahan Hasil Perikanan,
Industri Minyak Olahan Sawit, Industri Alkohol dan Kosmetika, Konstruksi,
industri Pakan Ternak dan lain sebagainya sumber
Berdasarkan data statisik dari BPS Medan kegiatan industri di wilayah
Medan Bagian Utara Kota Medan ini sangat dominan dibanding kecamatan lain di
luar wilayah Medan Bagian Utara Kota Medan, seperti dilihat pada Tabel 4.21
Tabel 4.23. Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja untuk Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Kota Medan Menurut Kecamatan Tahun 2010
No Kecamatan Banyaknya Perusahaan Banyaknya Tenaga Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan 1 20 14 1 6 3 1 4 1 1 6 3 8 11 11 5 6 60 7 2 14 37 1.656 4.245 41 324 79 78 277 36 99 608 136 638 771 448 220 208 24.376 2.261 184 2.339 Jumlah 185 39.061
Sumber : BPS Kota Medan, 2014
Pada Tabel 4.23 dapat diasumsikan bahwa kedudukan Medan Bagian
Utara sebagai basis Industri Kota Medan, dengan jumlah industri 83 perusahaan
atau 44,86 % dan serapan tenaga kerja mencapai 29.160 orang atau 74,65 % dari
seluruh tenaga kerja Industri Besar dan Sedang Kota Medan. Hal ini
menggambarkan potensi Medan Bagian Utara Kota Medan salah satunya adalah
dari sektor industri. Hasil penelitian Matondang (2009) menunjukkan bahwa
dunia industri tentunya akan lebih memilih tenaga kerja terampil yang tersedia
dekat dengan lokasi industri. Artinya tenaga kerja yang dekat dengan lokasi
industri akan lebih cepat mencapai industri tempat bekerjanya sehingga pihak
industri akan lebih nyaman untuk menggunakan tenaga kerja sekalipun perlu
akan diuntungkan dengan perhitungan pembayaran tunjangan transportasi atau
penyediaan transportasi antar jemput karyawan.
Menurut Tarigan (2007) berdasarkan teori lokasi yang menyelidiki tata
ruang (spatial order), kegiatan ekonomi alokasi geografis dari sumber-sumber
potensial, serta hubungan dengan atau pengaruhnya terhadap berbagai macam
usaha baik ekonomi maupun sosial. Salah satu unsur dari ruang tersebut adalah
jarak. Jarak menciptakan ”gangguan” yaitu dibutuhkannya waktu dan tenaga serta
biaya untuk mencapai suatu lokasi.
Tenaga kerja yang dekat dengan lokasi bekerja juga akan merasa lebih
nyaman, karena jarak yang ditempuh tidak jauh. Sehingga tenaga kerja dapat
memiliki waktu yang cukup untuk mengelola kegiatan lain dalam keluarga jika
diasumsikan jam kerja adalah pagi. Karena pagi hari adalah waktu yang sangat
banyak aktifitas kegiatan dalam sebuah keluarga. Jika seorang kepala keluarga
merupakan tenaga kerja di industri yang lokasi dekat dengan tempat tinggalnya,
maka akan lebih leluasa membagi waktu untuk aktifitas pagi seperti
memberangkatkan anak untuk sekolah. Disamping itu maka tenaga kerja yang
dekat dengan lokasi industri akan lebih menghemat biaya operasionalnya untuk
bekerja, komponen biaya yang akan terhemat mencakup antara lain biaya
transportasi, dapat juga menghemat biaya makan harian karena lebih leluasa untuk
mempersiapkan bekal atau dapat pulang ke rumah jika sangat dekat.
Dengan terkonsentrasinya industri di wilayah Medan Bagian Utara Kota
Medan berarti tenaga kerja yang dibutuhkan juga akan semakin banyak dan
tentunya akan membawa dampak bagi perekonomian kota Medan. Penyediaan
fasilitas pendukung tentunya harus semakin dibenahi baik fasilitas perekonomian,
pendidikan. Hal ini perlu melihat kebutuhan pengembangan wilayah yang
memungkinkan untuk wilayah Medan Bagian Utara Kota Medan semakin
dikembangkan.
Pusat kota mulai semakin padat dan wilayah Medan Bagian Utara yang
merupakan lingkar luar kota Medan berfungsi sebagai penyangga dengan fasilitas
pelabuhan laut Belawan dan konsentrasi industri di wilayah Industri Medan dan
wilayah industri Lamhotma di kecamatan Medan Labuhan. Agar perkembangan
wilayah Kota Medan di wilayah Medan Bagian Utara Kota Medan ini berjalan
dengan baik maka butuh sumberdaya manusia untuk ikut mengembangkan potensi
tersebut.
Berdasarkan Laporan RTRW Kota Medan 2016 kegiatan industri yang
ada saat ini di Kota Medan adalah Wilayah industri disekitar pelabuhan Belawan
(Lamhotma) dan area industri di KIM di daerah Medan Deli. Berdasarkan hasil
analisis perekonomian maka konsep pengembangan industri di Kota Medan
adalah sebagai berikut:
1. Industri high tech yang meliputi industri komputer, multimedia, penerbitan
dan percetakan, perusahaan jasa lainnya yang menggunakan teknologi
menengah dan tinggi, dan pergudangan terpadu di alokasikan di Medan Utara.
Gambar 4.11. Rencana Lokasi Kawasan Industri
2. Industri padat karya di selatan Medan.
3. Industri yang tidak berwawasan lingkungan dan menimbulkan dampak
terhadap lalu lintas dan jaringan jalan harus keluar dari kota Medan secara
bertahap.
4. Lokasi industri tidak berwawasan lingkungan diarahkan untuk menjadi
industri berwawasan lingkungan atau dialihfungsikan menjadi kegiatan jasa.
5. Wilayah Ekonomi Khusus (KEK) akan menempati area di Kecamatan Medan
Belawan dengan kegiatan utama berupa industri dan perdagangan berorientasi
ekspor.
Pengaruh kontribusi sektor industri Medan Deli berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kontribusi sektor industri Kota Medan. Kontribusi sektor
industri Medan Labuhan dan Medan Marelan berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kontribusi sektor industri Kota Medan. Hasil ini diperkirakan
dengan semakin tingginya kontribusi sektor industri Medan Deli, Medan Marelan
Kota Medan. Adanya peningkatan pendapatan yang dihasilkan kontribusi sektor
industri Medan Deli, Medan Marelan dan Medan Labuhan maka kontribusi sektor
industri Kota Medan akan meningkat pula. Begitu pula sebaliknya, penurunan
pendapatan yang dihasilkan kontribusi sektor industri Medan Deli, Medan
Marelan dan Medan Labuhan akan menurunkan kontribusi sektor industri Kota
Medan. Asumsi Ceteris paribus. Hasil ini menandakan bahwa adanya hubungan
positif atau searah antara kontribusi sektor industri Kota Medan dengan kontribusi
sektor industri Medan Deli, Medan Marelan dan Medan Labuhan.
Kontribusi sektor industri Medan Belawan berpengaruh negatif terhadap
kontribusi sektor industri Kota Medan. Hasil ini menunjukkan hubungan yang
lemah antara kontribusi sektor industri Medan Belawan dengan kontribusi sektor
industri Kota Medan. Hasil ini diperkirakan dengan menurunnya kontribusi
sektor industri Medan Belawan maka menurun juga kontribusi sektor industri
Kota Medan. Adanya penurunan pendapatan yang dihasilkan kontribusi sektor
industri Medan Belawan maka kontribusi sektor industri Kota Medan akan
menurun pula. Begitu pula sebaliknya, peningkatan pendapatan yang dihasilkan
kontribusi sektor industri akan meningkatkan kontribusi sektor industri Kota
Medan. Asumsi Ceteris paribus. Hasil ini menandakan bahwa adanya hubungan
negatif antara kontribusi sektor industri Kota Medan dengan kontribusi sektor
industri Medan Belawan selama periode tahun 2000 sampai dengan 2010.
Perkembangan kontribusi sektor industri Medan Bagian Utara dapat dilihat pada
Gambar 4.12. Grafik Kontribusi Sektor Industri Wilayah Medan Bagian Utara dan Kontribusi Sektor Industri Kota Medan
Kecamatan Medan Belawan bukan merupakan sektor basis disebabkan
potensi ekonominya adalah pada sector pertanian, sector listrik, gas dan air; sector
pengangkutan dan komunikasi; dan sector jasa-jasa. Hal ini disebabkan adanya
perbedaan sewa tanah akan menciptalan perbedaan penggunaan tanah. Ricardo
dalam Tarigan (2009) mengemukakan dalam teori sewa tanah, bahwa jenis tanah berbeda-beda. Produktivitas tanah yang subur lebih tinggi, berarti untuk
menghasilkan satu satuan unit produksi diperlukan biaya rata-rata dan biaya
marjinal yang lebih rendah. Makin rendah tingkat kesuburan, maka makin tinggi
pula biaya-biaya untuk mengolah tanah dan dengan sendirinya keuntungan per
hektar tanah semakin kecil pula. Jadi sewa tanah yang lebih subur lebih tinggi
dibanding sewa tanah yang kurang subur. Selanjutnya Van Thunen dalam Tarigan
(2009) menambah kekurangan teori sewa tanah Ricardo yaitu mengenai jarak
tanah dari pasar, yaitu tanah subur yang jaraknya dekat dengan pasar dan yang
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 MD 21,4 21,8 21,2 20,9 20,1 19,6 19,3 19,2 18,6 17,5 17,7 ML 25,3 23,8 22,9 22,8 23,8 21,5 22,4 23,6 23,1 22,1 21,9 MM 25,8 25,3 24,8 25,1 25,6 25,7 26,1 25,7 25,6 25,0 25,0 MB 7,50 7,56 7,24 7,74 7,97 8,00 8,05 7,91 7,82 7,56 7,56 KM 16,9 17,0 16,3 16,0 15,7 15,2 15,0 14,8 14,3 13,7 13,3 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 K o n tr ib u si S e k to r In d u st ri ( %) Tahun MD ML MM MB KM
jauh dari pasar akan sama sewanya. Hal ini setelah dikaji ternyata beda karena
semakin jauh dari pasar semakin mahal biaya transportasinya. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi sewa tanah :
a) Kualitas tanah yang disebabkan oleh kesuburan tanah, pengairan, adanya
fasilitas listrik, jalan dan sarana lainnya;
b) Letaknya strategis untuk perusahaan/industri; dan
c) Banyaknya permintaan tanah yang ditujukan untuk pabrik, bangunan rumah,
perkebunan.
Von Thunen juga mengidentifikasi tentang perbedaan lokasi dari
berbagai kegiatan pertanian atas dasar perbedaan sewa lahan (pertimbangan
ekonomi). Menurut Von Thunen tingkat sewa lahan adalah paling mahal di pusat
pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar. Von Thunen menentukan
hubungan sewa lahan dengan jarak ke pasar dengan menggunakan kurva
permintaan.
Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya
produksi, masing-masing jenis produksi memiliki kemampuan yang berbeda
untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi kemampuannya untuk membayar
sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi dekat ke pusat
pasar.
Dalam model tersebut, Von Thunen membuat asumsi sebagai berikut :
a) Wilayah analisis bersifat terisolir sehingga tidak terdapat pengaruh pasar dari
kota lain;
b) Tipe permukiman adalah padat di pusat wilayah dan semakin kurang padat
apabila menjauh dari pusat wilayah;
d) Fasilitas pengengkutan adalah primitive (sesuai dengan zaman-nya) dan
relative seragam. Ongkos ditentukan oleh berat barang yang dibawa; dan
e) Kecuali perbedaan jarak ke pasar semua faktor alamiah yang mempengaruhi
penggunaan tanah adalah seragam dan konstan.
Menurut Hasibuan (2013) nilai produksi sektor industri kota Medan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan tetapi kontribusi sektor industri terhadap
PDRB kota Medan mengalami penurunan. Ini disebabkan oleh semakin besarnya
sektor-sektor lain yang memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap PDRB
dan dikarenakan potensi ekonomi kota Medan adalah pada sektor perdagangan