• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 104 data observasi yang berasal dari hasil perkalian antara periode penelitian yaitu selama 4 tahun dari tahun 2008 sampai 2011 dengan jumlah perusahaan sampel yaitu sebanyak 26 perusahaan.

Tabel. 4.4 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation TAG 104 -19.30 58.09 11.6912 11.39129 DER 104 0.10 2.16 0.6642 0.53915 DPR 104 6.24 93.36 37.0538 19.81565 PBV 104 0.22 32.23 2.5693 5.08917 Valid N (listwise) 104 Sumber : Output SPSS

Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang terdapat pada mean dan standar deviasi. Dapat dikatakan apabila mean

46 lebih besar dari pada standar deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data adalah lebih baik.

Tabel 4.4 menunjukkan hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap keptusan investasi (TAG) menunjukkan nilai minimum sebesar -19,30, nilai maksimum sebesar 58,09 dengan rata-rata sebesar 11,6912 dan standar deviasi 11,39129. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap keputusan pendanaan (DER) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,10, nilai maksimum sebesar 2,16 dengan rata-rata sebesar 0.6642 dan standar deviasi 0.53915. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap kebijakan dividen (DPR) menunjukkan nilai minimum sebesar 6,24, nilai maksimum sebesar 93,36 dengan rata-rata sebesar 37,0538 dan standar deviasi 19,81565. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap nilai perusahaan (PBV) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,22, nilai maksimum sebesar 32,23 dengan rata-rata sebesar 2,5693 dan standar deviasi 5,08917. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas dapat dilihat dari nilai

47 menunjukkan setiap variabel independen dijelaskan variabel independen lainnya. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF

dibawah 10.

Tabel. 4.5

Hasil Uji Multikolonieritas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 TAG 0.969 1.032 DER 0.975 1.025 DPR 0.991 1.009 Sumber : Output SPSS

Dari hasil pengujian nilai tolerance pada tabel 4.5 di atas, nilai VIF terendah dimiliki oleh variabel kebijakan dividen (DPR) sebesar 1,009, sedangkan nilai VIF terbesar dimiliki oleh variabel keputusan investasi (TAG) yaitu sebesar 1,032, maka nilai VIF untuk setiap variabel bebas < 10, dengan angka tolerance berkisar antara 0,969 sampai 0,991.

Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.5 terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa

48 persamaan model regresi yang diajukan bebas dari multikolonieritas.

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, maka dikatakan bahwa dalam model tersebut terdapat masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini muncul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan angka Lagrange Multiplier (LM) akan tampak dalam tabel 4.6 berikut ini:

Tabel. 4.6 Hasil Uji Autokorelasi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -0.610 1.296 -0.471 0.639 TAG 0.002 0.041 0.006 0.055 0.956 DER 0.236 0.871 0.028 0.271 0.787 DPR 0.011 0.024 0.049 0.470 0.640 Res_2 0.156 0.110 0.150 1.414 0.161 Sumber : Output SPSS

49 Nilai Lagrange Multiplier (LM Test) menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk residual lag 2 (res_2) memberikan probabilitas yang tidak signifikan sebesar 0,161 diatas 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa pada LM Test tidak terdapat autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatterplot pada gambar 4.1 berikut ini :

Gambar. 4.1 Grafik Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.1, grafik Scatterplot menunjukkan bahwa data tersebut terlihat tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, hal

50 ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis grafik histogram dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar. 4.2

Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram

Hasil pengujian dengan analisis grafik histogram menunjukkan bahwa model regresi terdistribusi dengan normal karena grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal. Namun untuk memperkuat pengujian normalitas dengan menggunakan uji

One-51

Sample Kolmogorov- Smirnov. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah jika nilai probabilitas untuk residual lebih besar dari 0,05. Tabel 4.7 menujukkan hasil pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov

sebagai berikut:

Tabel. 4.7 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 104

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .90054249 Most Extreme Differences Absolute 0.102 Positive 0.102 Negative -0.072 Kolmogorov-Smirnov Z 1.041

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.228

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov, terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel residual sebesar 1,041 dan signifikan pada 0,228 diatas 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa data residual terdistribusi normal yang memperkuat hasil pengujian dengan menggunakan grafik histogram.

52 3. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 < R < 1). Semakin besar koefisien determinasinya maka semakin besar variasi variabel independennya mempengaruhi variabel dependennya.

Tabel. 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0.445a 0.198 0.174 4.62637 Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.8 di atas pada kolom Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,174 yang berarti 17,4 persen perubahan variabel nilai perusahaan yang diproksikan

price book value dapat dijelaskan oleh perubahan variabel perubahan keputusan investasi, perubahan keputusan pendanaan, dan perubahan kebijakan dividen secara bersama-sama, sedangkan sisanya 82,6 persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian, seperti faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari

53 tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kurs mata uang dan situasi sosial politik.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat atau dependen.

Tabel. 4.9 Uji F Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 527.341 3 175.780 8.213 0.000a Residual 2140.326 100 21.403 Total 2667.667 103 Sumber : Output SPSS

Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test di atas, di dapat F hitung sebesar 8.213 dengan tingkat probabilitas 0.000 (signifikan). Karena probabilitas jauh lebih kecil dibawah tingkat signifikansi 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perubahan keputusan investasi, perubahan keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel nilai perusahaan. Hal ini berarti variabel tersebut dapat dijadikan sebagai pengukur nilai perusahaan.

54 c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual yaitu Keputusan Investasi yang diproksikan Total Asset Growth, Keputusan Pendanaan yang diukur Debt to Equity Ratio, dan kebijakan dividen diproksi menggunakan Dividend Payout Ratio dalam menerangkan variabel dependen yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value. Uji t berada pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas t lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut hasil pengujian :

Tabel. 4.10 Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -3.056 1.225 -2.496 .014 TAG .096 .041 .216 2.372 .020 DER 1.707 .856 .181 1.993 .049 DPR .091 .023 .354 3.930 .000 Sumber : Output SPSS

55 Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.10, terlihat bahwa variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap variabel dependen, yaitu nilai perusahaan dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikan untuk keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen masing-masing sebesar 0,020; 0,049; dan 0,000 (sig. <5%).

Berdasarkan pada tabel 4.10 dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi berganda pada penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

NP = -3,056 + 0,096TAG + 1,707DER + 0,091DPR

Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1) Koefisien konstanta sebesar -3,056 dengan nilai negatif, ini dapat diartikan bahwa nilai perusahaan akan bernilai -3,056 apabila masing-masing variabel keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen bernilai 0.

2) Variabel keputusan investasi memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,096. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel

56 keputusan investasi setiap kenaikan satu persen variabel keputusan investasi, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,096. Nilai koefisien β 0,216 yang berarti variabel keputusan investasi mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,216. Probabilitas menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,020.

3) Variabel keputusan pendanaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1,707. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel keputusan pendanaan setiap kenaikan satu persen variabel keputusan pendanaan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai perusahaan sebesar 1,707. Nilai koefisien β 0,181 yang berarti variabel keputusan pendanaan mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,181. Probabilitas menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,049.

4) Variabel kebijakan dividen memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,091. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel kebijakan dividen setiap kenaikan satu persen variabel kebijakan dividen, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan

57 menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,091. Nilai koefisien β 0,354 yang berarti variabel kebijakan dividen mempengaruhi variabel dependen sebesar 0,354. Probabilitas menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000.

Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan atas hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebagai berikut :

a) Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,020. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan investasi berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, dan dapat disimpulkan H1 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Dalam hal ini adanya pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan memaksimumkan investasi dalam upayanya menghasilkan laba sesuai dengan jumlah dana yang terikat.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Afzal dan Rohman (2012) yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Efek langsung keputusan investasi terhadap nilai perusahaan

58 merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi itu sendiri melalui pemilihan proyek atau kebijakan lainnya seperti menciptakan produk baru, penggantian mesin yang lebih efisien, pengembangan research and development, dan merger dengan perusahaan lain.

b) Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel keputusan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,049. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, dan dapat disimpulkan H2 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Dalam hal ini menunjukkan keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada menggunakan pendanaan melalui hutang, sehingga laba yang diperoleh akan semakin besar. Apabila pendanaan didanai melalui hutang, maka peningkatan nilai perusahaan terjadi akibat efek tax deductible, yaitu perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi

59 penghasilan kena pajak, yang dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) yang menunjukkan apabila peningkatan pendanaan perusahaan melalui laba ditahan atau penerbitan saham baru, maka risiko keuangan perusahaan semakin kecil. Fakta yang terjadi di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian adalah bahwa pendanaan perusahaan meningkat dengan penambahan hutang. Penambahan utang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan perusahaan, yang mana pendapatan dipengaruhi faktor eksternal sedangkan utang menimbulkan beban tetap tanpa memperdulikan besarnya pendapatan. Semakin besar utang, semakin besar kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar kewajiban berupa bunga dan pokoknya. Sesuai dengan signaling theory, nilai perusahaan meningkat pada hari pengumuman dan sehari setelah pengumuman perusahaan-perusahaan yang meningkatkan proporsi penggunaan hutangnya.

c) Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap variabel nilai

60 perusahaan yang dilihat dari tingkat signifikansi 0,000. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, dan dapat disimpulkan H3 diterima karena didukung data dan sesuai dengan ekspektasi penelitian. Adanya pengaruh signifikan dari variabel kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan menunjukkan semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham sehingga menyebabkan semakin tinggi nilai perusahaan.

Hasil dari penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2011) menyimpulkan bahwa kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) dan Adelegan (2011) yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Teori ini juga didukung dengan penilaian atas perusahaan yang dinilai berdasarkan aliran kas yang akan diterima oleh pemegang saham. Menurut teori bird in the hand, pemegang saham lebih menyukai dividen tinggi dibandingkan dengan dividen yang akan dibagikan di masa yang akan datang dan capital gains. Sesuai dengan

signaling theory, pembayaran dividen berisi informasi atau isyarat tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang.

61 Pengumuman meningkatnya dividen telah meningkatkan return

saham dan dapat digunakan untuk menangkal isu yang tidak diharapkan perusahaan di masa yang akan datang.

62 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Data sampel perusahaan sebanyak 104 pengamatan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2011.

Hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut:

1. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan selama empat tahun pengamatan (2008-2011). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010) serta Efni, dkk (2012). 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan pendanaan

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan selama empat tahun pengamatan (2008-2011). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Afzal dan Rohman (2012) serta Wijaya dan Wibawa (2010). 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan selama empat tahun pengamatan (2008-2011). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Adelegan (2011).

63 B. Implikasi

Model teoritis yang dikembangkan dan di uji dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman kita tentang keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen yang mempengaruhi nilai perusahaan dalam laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting bagi praktisi perusahaan, investor, dan akademisi.

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan keuangan perusahaan. Karena keputusan keuangan yang diambil akan berpengaruh terhadap keputusan keuangan lainnya dan akan berpengaruh terhadap kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.

2. Bagi investor

Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko maka pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan hanya pada tingkat keuntungan saja tetapi investor harus bersedia menanggung risiko yang dihadapinya.

64 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena tentunya setiap investor menginginkan prospek yang baik bagi perusahaannya di masa depan.

3. Bagi akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya dan diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian yang berkaitan mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan terhadap nilai perusahaan sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

C. Saran

Penelitian mengenai nilai perusahaan dimasa yang akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan mempertimbangkan saran dibawah ini:

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel dari seluruh perusahaan dan menggunakan tahun pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil penelitian dapat merealisasikan kondisi pasar modal pada seluruh perusahaan.

2. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan proksi lain dalam keputusan investasi, seperti Market to Book Assets Ratio, Ratio Capital Expenditureto BVA, dan Current Assets to Total Assets.

65 3. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan faktor eksternal perusahaan sebagai variabel independen yang mempengaruhi nilai perusahaan dengan model penelitian yang memadai.

66

Dokumen terkait