• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Uji Statistik t (Uji Regresi Secara Parsial)

Dalam dokumen pengaruh kualitas audit dan motivasi man (Halaman 35-41)

HASIL PENELITIAN

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

4.4 Hasil Uji Hipotesis

4.4.2 Hasil Uji Statistik t (Uji Regresi Secara Parsial)

Uji t pada penelitian ini digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Pada lampiran 4 dapat dilihat bahwa variabel KAP memiliki nilai thitung sebesar -2.137, nilai ini menunjukkan │thitung │>│ttabel│yaitu 2.137>2.026. Dengan demikian hipotesis yang diuji pada penelitian ini dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel KAP berpengaruh negatif dan signifikan (p value<0.05) pada DAC. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP besar yaitu yang tergabung dalam KAP Big 4 atau KAP Big 5 melaporkan discretionary accruals yang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang dilakukan oleh Zhou dan Elder (2004 dan 2006). Menurut penelitian sebelumnya, hal ini disebabkan KAP besar memiliki lebih banyak pengalaman, sumber daya dan dorongan untuk mendeteksi manajemen laba dan melaporkan salah saji material yang dilakukan manajemen pada laporan keuangan perusahaan.

Pada variable SPIND memiliki nilai thitung sebesar -2.528, nilai ini juga menunjukkan hal yang sama dengan variabel KAP, yaitu menunjukkan │thitung │>│ttabel│yaitu 2.528>2.026. Dengan denikian hipotesis yang kedua juga dapat diterima. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel SPIND berpengaruh negatif dan signifikan (p value<0.05) pada DAC. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor yang melakukan spesialisasi industri melaporkan

discretionary accruals yang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh auditor yang bukan spesialisasi industri. Menurut Craswell et al (1995) dalam Zhou dan Elder (2004), kualitas audit akan meningkat bila auditor mempunyai banyak pengalaman mengaudit perusahaan yang berada dalam industri yang sama. Selain itu, kualitas audit juga meningkat seiring dengan peningkatan pangsa pasar auditor. Hasil ini juga sesuai dengan pendapat Becker (1999) dalam Zhou dan Elder (2004), bahwa auditor yang berkualitas tinggi (KAP Big Five/ Big four dan auditor spesialis industri) akan mengurangi praktek manajemen laba perusahaan pada saat IPO.

Variabel LOGSAL menunjukkan tingkat signifikansi 0.755, hal ini

menunjukkan bahwa variabel ini tidak berpenagruh signifikan terhadap

discretionary accruals (│thitung │<│ttabel│yaitu 0.316<2.026). Hal ini berarti bahwa besar gaji yang diterima karyawan tidak berpengaruh pada manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hal ini terjadi karena hipotesis rencana bonus diukur menggunakan beban gaji total karyawan dan bukan dengan menggunakan kompensasi atau bonus manajemen

Variabel SIZE menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.038 yang lebih rendah dari α (0.05) dan memiliki │thitung │>│ttabel│yaitu 2.175>2.026. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel SIZE berpengaruh positif dan signifikan terhadap

discretionary accruals. Semakin tinggi ukuran perusahaan auditee semakin tinggi pula manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

Variabel LEV (leverage) menunjukkan nilai signifikasi sebesar 0.668. Hal ini berarti bahwa variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap

discretionary accruals (p value>0.05). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidah harus bergantung pada manajemen laba untuk keamanan perjanjian hutang, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhou dan Elder (2004), yakni ada beberapa hal lain yang berpengaruh pada keamanan perjanjian hutang, misalkan kredibilitas perusahaan, jaminan yang diberikan perusahaan dan ketepatan waktu pembayaran angsuran.

Setelah dilakukan pengujian model, maka dilakukan penghitungan korelasi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel independen. Hasil analisis yang diperlihatkan pada lampiran 4 menunjukkan nilai adj R2 sebesar 0.412 yaitu bahwa variasi nilai dari discretionary accruals sebesar 41.2% bisa dijelaskan oleh variasi 5 variabel independent (KAP, SPIND, LOGSAL, SIZE, dan LEV) sedang sisanya (50.1%) disebabkan oleh sebab lain diluar persamaan model.

Dari hasil sebelumnya dapat disimpilkan bahwa variabel ukuran auditor (KAP), auditor spesialis industri (SPIND) dan ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh secara serentak ataupun secara parsial terhadap discretionary accruals.

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Penelitian ini menggunakan dua hipotesis independen yang digunakan untuk mendeteksi praktik manajemen laba terhadap perusahaan yang akan melakukan IPO. Pertama, hipotesis motivasi manajemen laba meliputi hipotesis rencana bonus, hipotesis biaya politik, hipotesi perjanjian hutang. Dari pengujian ini, hipotesis rencana bonus tidak terbukti berpengaruh pada praktik manajemen laba. Hal ini berarti bahwa besar gaji yang diterima karyawan tidak berpengaruh pada manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Hal ini terjadi karena hipotesis rencana bonus diukur menggunakan beban gaji total karyawan dan bukan dengan menggunakan kompensasi atau bonus manajemen. Hipotesis biaya politik terbukti berpengaruh positif pada manajemen laba. Hal ini menunjukkan semakin tinggi ukuran perusahaan auditee semakin tinggi pula manajemen laba yang dilakukan

perusahaan. Hipotesis leverage tidak terbukti berpengaruh pada praktik

manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidah harus bergantung pada manajemen laba untuk keamanan perjanjian hutang. Ada beberapa hal lain yang berpengaruh pada keamanan perjanjian hutang, yakni kredibilitas perusahaan, jaminan yang diberikan perusahaan dan ketepatan waktu pembayaran angsuran (Zhou dan Elder, 2004).

Kedua, hipotesis kualitas audit yang menggunakan ukuran auditor dan auditor spesialis industri unuk mengukur praktik manajemen laba. Hipotesis ukuran auditor terbukti berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba. Hal ini

berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP besar yaitu yang tergabung dalam KAP Big 4 atau KAP Big 5 melaporkan discretionary accruals yang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang dilakukan oleh Zhou dan Elder (2004 dan 2006). Menurut Zhou dan Elder menjelaskan bahwa KAP besar memiliki lebih banyak pengalaman, sumber daya dan dorongan untuk mendeteksi manajemen laba dan melaporkan salah saji material yang dilakukan manajemen pada laporan keuangan perusahaan. Hipotesis auditor spesialis industri juga berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditor yang melakukan spesialisasi industri melaporkan discretionary accruals

yang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh auditor yang bukan spesialisasi industri. Menurut Craswell et al (1995) dalam Zhou dan Elder (2004), kualitas audit akan meningkat bila auditor mempunyai banyak pengalaman mengaudit perusahaan yang berada dalam industri yang sama.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit dan periode laporan keuangan yang digunakan juga relatif pendek, yaitu sebanyak 35 perusahaan dalam periode 2000-2003.

2. Variabel yang mewakili hipotesis bonus plan menggunakan beban gaji

karyawan secara total sehingga variabel salary menjadi tidak signifikan. 3. Penelitian ini hanya meneliti manajemen laba yang dilakukan perusahaan pada

periode IPO saja dan tidak meneliti periode sebelum dan sesudah IPO sebagai perbandingan.

4. Penelitian ini hanya mengukur kulitas audit dengan variabel ukuran auditor dan spesilaisasi industri oleh auditor saja dan tidak menggunakan ukuran yan lain.

5. Pengukuran spesialisasi industri pada auditor dilakukan berdasarkan rasio dan tidak dilakukan dengan metode yang lebih akurat lainnya.

5.3 Saran

Berdasarkan beberapa keterbatasan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya.

1. Penelitian selanjutnya perlu memperpanjang periode penelitian laporan

keuangannya dan memperbanyak jumlah perusahaan yang digunakan sebagi sample.

2. Penelitian selanjutnya dapat meneliti kejadian perusahaan yang lain, misalkan hubungan kualitas audit dengan manajemen laba pada saat pergantian CEO. 3. Penelitian selanjutnya dapat meneliti periode sebelum dan sesudah IPO,

sehingga dapat dibandingkan mengenai hubungan manajemen laba dan kualitas audit pada periode-periode tersebut.

4. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pengukuran kualitas audit

menggunakan variabel yang lain, misalkan kesesuaian pemeriksaan dengan standar auditing, keterlibatan pimpinan audit terhadap pemeriksaan audit, pelaksanaan pekerjaan lapangan dengan tepat.

5. Perhitungan spesialisasi industri oleh auditor dapat menggunakan metode yang lain atau dengan cut off presentase yang berbeda.

6. Variabel salary sebaiknya menggunakan total bonus manajemen bukan total gaji karyawan sehingga lebih mewakili hipotesis bonus plan.

Dalam dokumen pengaruh kualitas audit dan motivasi man (Halaman 35-41)

Dokumen terkait