• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil uji-t selisih anggaran anggaran operasional tahun 2008

Uji-t terakhir kali dalam panelitian ini dilakukan terhadap seluruh kelompok pendapatan dan biaya. Sama seperti pada tahun-tahun sebelumnya, uji-t ini menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05. Melalui pengujian hipotesis ini akan diperoleh hasil analisis varians yaitu apakah selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian. Untuk lebih jelas, hasil uji-t tersebut disajikan pada tabel berikut.

Tabel 25. Hasil Uji-t Terhadap Anggaran Operasional Tahun 2008 dengan Taraf Signifikan sebesar 0,05

No. Kelompok df t-hitung t-tabel Keterangan Hasil Uji-t

1 Pendapatan 1 -1,249 6,314 t-hitung < t-tabel Ho diterima

2 Biaya variabel 13 -2,994 1,771 t-hitung < t-tabel Ho diterima 3

Biaya tetap

langsung 10 -1,607 1,812 t-hitung < t-tabel Ho diterima

4

Biaya administrasi

dan umum 10 0,899 1,812 t-hitung < t-tabel Ho diterima

5 Biaya pemasaran 7 -1,486 1,895 t-hitung < t-tabel Ho diterima 6 Pendapatan lain-lain 2 -0,274 2,920 t-hitung < t-tabel Ho diterima 7 Biaya lain-lain 3 -2,098 2,353 t-hitung < t-tabel Ho diterima 8 Laba sebelum pajak 4 -1,865 2,132 t-hitung < t-tabel Ho diterima

Dilihat dari tabel hasil uji-t di atas dapat dirinci mengenai selisih

anggaran yang terjadi pada anggaran opeasional tahun 2008 sebagai berikut.

1. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran pendapatan anggaran operasional Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -1,249 dan t tabel sebesar 6,314 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 1. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Hal ini dikarenakan hanya terjadi selisih anggaran yang merugikan pada biaya telepon dengan besar yang sangat signifikan namun keseluruhan tidak mempengaruhi selisih anggaran yang terjadi pada total pendapatan. Pada kelompok pendapatan afiliasi, persentase selisih anggaran yang merugikan terjadi pada pendapatan meeting room dan pendapatan sewa kamar. Namun selisih anggaran tersebut tidak menunjukkan selisih yang signifikan dan masih dalam batas pengendalian manajemen. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja hotel baik namun jika kinerja lebih dioptimalkan maka tidak akan terjadi selisih anggaran yang merugikan pada semua komponen pada kelompok pendapatan

afiliasi tersebut dan dapat meningkatkan jumlah pendapatan. Sedangkan pada pendapatan pihak ketiga, persentase selisih anggaran yang merugikan terjadi pada pendapatan telepon.

2. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya variabel Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -2,994 dan t tabel sebesar 1,771 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 13. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Namun besarnya selisih anggaran yang terjadi signifikan jumlahnya dan selisih anggaran unfavorable yang sangat signifikan hanya terjadi pada biaya air, biaya biaya

pastry, dan biaya toiletris or guest and cleaning supplies. Dalam

hal ini, Hotel Permata Krakatau seharusnya dapat mengefisienkan pemakaian biaya variabel sehingga tidak terjadi selisih yang sangat signifikan khususnya pada biaya-biaya tersebut. Selain itu, dalam penyusunan anggaran, lebih diperhatikan rencana biaya-biaya yang akan dikeluarkan pada periode mendatang berdasarkan keperluan divisi dan investasi serta perencanaan program tahunan yang akan dijalankan oleh Hotel Permata Krakatau.

3. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya tetap Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -1,607 dan t tabel sebesar 1,812 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 10. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Hal ini disebabkan oleh selisih anggaran

unfavorable yang signifikan hanya terjadi pada biaya listrik dan

air serta biaya perkantoran dan umum. Hampir sebagian besar komponen dari biaya tetap ini menghasilkan selisih anggaran

yang merugikan namun besarnya selisih anggaran yang terjadi ini masih dalam batas pengendalian manajemen.

4. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya administrasi dan umum Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar 0,899 dan t tabel sebesar 1,812 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 10. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Persentase merugikan dengan jumlah yang sangat signifikan terjadi pada biaya listrik dan air, biaya perkantoran dan umum serta biaya SPD. Dalam hal ini, sebaiknya Hotel Permata Krakatau dapat menekan biaya atas pengeluaran biaya-biaya tersebut sehingga tercapai efisiensi dalam penggunaan biaya serta penggangarannya disesuaikan dengan keperluan investasi pada masa yang akan datang.

5. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya pemasaran Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -1,486 dan t tabel sebesar 1,895 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 6. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Sebagian besar komponen pada biaya usaha dan pemasaran mempunyai selisih anggaran yang merugikan dengan besar persentase selisih anggaran yang signifikan namun selisih anggaran ini masih dalam batas pengendalian manajemen. Hal ini terbukti dengan hasil uji-t terhadap total biaya usaha dan pemasaran. Namun demikian, Hotel Permata Krakatau harus meningkatkan kinerjanya. Persentase merugikan dengan jumlah yang sangat signifikan

terjadi pada biaya perkantoran dan umum. Dalam hal ini, penggangarannya disesuaikan dengan keperluan investasi pada masa yang akan datang walaupun selisih anggaran yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen.

6. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran pendapatan lain-lain Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -0,274 dan t tabel sebesar 2,920 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 2. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Selisih anggaran yang merugikan pada sebagian besar komponen pendapatan lain-lain masih dalam batas pengendalian manajemen.

7. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya lain-lain Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -2,098 dan t tabel sebesar 2,353 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 3. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Selisih anggaran yang merugikan pada sebagian besar komponen biaya lain-lain ini masih dalam batas pengendalian manajemen.

8. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran laba sebelum pajak Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -1,865 dan t tabel sebesar 2,132 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 4. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Hal ini dikarenakan sebagian besar

selisih anggaran yang terjadi pada komponen pendapatan maupun biaya masih dalam besar persentase yang signifikan walaupun masih dalam batas pengendalian.

Pengujian hipotesis dengan uji-t pada selisih anggaran anggaran operasional dan realisasinya tahun 2006, 2007 dan 2008 menyatakan bahwa selisih anggaran masih dalam batas pengendalian manajemen. Walaupun terjadi selisih anggaran pada anggaran operasional tersebut, namun selisih anggarannya masih dapat dikendalikan oleh manajemen. Selisih antara anggaran dan realisasinya masih berada pada kisaran pengendalian manajemen karena selisihnya tidak terlalu besar. Selisih anggaran yang masih dapat dikendalikan oleh manajemen tersebut tidak menyebabkan manajemen menjadi tidak memperhatikan kinerja yang akan datang. Hal itu seharusnya mengakibatkan pihak manajemen semakin meningkatkan kinerjanya agar untuk anggaran tahun selanjutnya tidak terjadi selisih antara anggaran dan realisasi. Secara lebih rinci, kinerja Hotel Permata Krakatau untuk masing-masing tahun sebagai berikut.

 Tahun 2006

Pada tahun tersebut, kinerja Hotel Permata Krakatau dapat dikatakan baik. Hal ini terbukti dengan selisih antara anggaran dan realisasinya yang sangat signifikan jumlahnya yaitu sebesar Rp 1.217.159.263. Hal ini dikarenakan sebagian komponen pada biaya administrasi dan umum mempunyai selisih anggaran yang sangat menguntungkan. Namun demikian sebaiknya pihak manajemen memperhatikan faktor yang menyebabkan terjadinya selisih anggaran yang cukup signifikan tersebut karena jika dilihat dari sudut penganggaran maka kinerja yang baik adalah ketika suatu perusahaan dapat menghasilkan sebuah pendapatan, laba dan tujuan perusahaan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh sebab itu jika terjadi selisih anggaran antara anggaran dan realisasi sebaiknya dalam persentase yang kecil karena sangat sulit untuk sebuah perusahaan dalam mencapai selisih antara yang direncanakan dengan realisasinya adalah nol. Dengan demikian, yang dapat dilakukan perusahaan adalah bagaimana

perusahaan dapat meminimalisir selisih anggaran yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan ketika penyusunan anggaran pada awal periode sebaiknya benar-benar diperhatikan mengenai investasi serta program-program yang akan dilakukan perusahaan sehingga dapat diestimasi biaya-biaya yang dibutuhkan dan dikeluarkan pada periode tersebut. Dengan demikian, kinerja Hotel Permata Krakatau harus ditingkatkan pada tahun berikutnya.

 Tahun 2007

Pada tahun ini terjadi penurunan kinerja dari tahun sebelumnya dengan tingkat yang cukup signifikan. Kinerja Hotel Permata Krakatau dapat dikatakan kurang optimal pada tahun 2007. Hal ini terlihat dari pencapaian laba yang tidak sesuai dengan perencanaan laba yang telah ditargetkan sebelumnya. Walaupun dengan persentase yang tidak sangat signifikan dan masih dalam pengendalian manajemen, namun manajemen seharusnya dapat meningkatkan kinerjanya pada tahun berikutnya agar tercapai target laba secara optimal atau bahkan melebihi laba yang ditargetkan melalui penggunaan biaya secara efisien dan meningkatkan kinerja perusahaannya.

 Tahun 2008

Kinerja Hotel Permata Krakatau mengalami peningkatan pada tahun tersebut dari tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari pencapaian laba sebelum pajak yang berada di atas penganggarannya. Dengan demikian, pada tahun 2008 kinerja Hotel Permata Krakatau dapat dikatakan baik dan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan pada masa mendatang sehingga laba yang dihasilkan pun maksimal. Selain itu, lebih diperhatikan pada kebutuhan biaya-biaya yang akan dikeluarkan sesuai dengan program tahunan yang telah ditetapkan pada saat perencanaan di awal periode.

4.7. Rekomendasi Kebijakan

Setelah dilakukan analisis varians dan hasil uji-t terhadap data anggaran operasional Hotel Permata Krakatau pada tahun 2006-2008, maka beberapa

rekomendasi yang dapat memperbaiki selisih anggaran yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. Walaupun secara keseluruhan selisih anggaran yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen, tetapi sebaiknya perusahaan tetap memaksimalkan kinerjanya dan mengefisienkan dalam penggunaan biaya-biaya agar tidak terjadi persentase selisih anggaran yang signifikan. Dalam hal ini, cara yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan penggunaan terhadap biaya-biaya yaitu dengan melakukan pengendalian (control) secara efisien terhadap penggunaan biaya agar dapat diidentifikasi dan dilakukan proses perbaikan secara cepat jika terjadi kelebihan dalam penggunaan biaya berdasarkan penyebabnya.

2. Pada saat penyusunan anggaran, sebaiknya pihak perusahaan lebih memperhatikan kebutuhan investasi dan rencana program ke depan di samping data historis mengenai pemakaian biaya-biaya pada periode sebelumnya sehingga biaya-biaya yang akan dikeluarkan di masa mendatang tidak terlalu jauh selisihnya dengan perencanaan atau anggarannya.

3. Departemen anggaran atau tim penyusun anggaran yang berada pada

accounting department bertugas sebagai mengkoordinir dan melakukan

rekapitulasi terhadap anggaran untuk seluruh departemen-departemen pada hotel, seperti Departemen Resident Manager, Maintenance, Food

and Beverage, dan Room, Departemen Purchasing dan SDM dan

Departemen Marketing sebaiknya menganalisis secara rinci informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyusunan anggaran sehingga biaya yang dianggarkan tidak terlalu jauh berbeda dengan realisasinya namun tidak terlalu berlebih juga biayanya sehingga dari sisi penggunaan lebih efisien dan lebih optimal dalam menggunakan sumber daya yang ada.

4. Pihak manajemen sebaiknya memperhitungkan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan rencana kerja perusahaan agar anggaran yang disusun tidak memiliki target yang terlalu tinggi. Namun

demikian, perusahaan juga harus tetap mempunyai target dengan mempertimbangkan segala sumber daya perusahaan dan kemampuannya dalam mencapai target sehingga karyawan pun dapat termotivasi untuk mencapai target tersebut. Oleh sebab itu, pihak manajemen perlu memperhatikan kemampuan dan keterbatasan sumber daya yang dimiliki serta melakukan perbaikan terhadap fasilitas-fasilitas perusahaan yang belum dimanfaatkan secara optimal.

5. Pada penganggaran biaya training, sebaiknya tidak dianggarkan terlalu besar jumlahnya karena pembebanan biaya tersebut sudah termasuk ke dalam cadangan dana service charge sebesar 2%. Meskipun biaya

training tersebut dianggarkan untuk keperluan antisipasi maka sebaiknya

dianggarkan sesuai dengan kebutuhan training saja sehingga anggaran dari biaya ini dapat dialokasikan untuk kebutuhan biaya yang lain yang memerlukan anggaran biaya cukup besar.