BAB II : GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN
E. Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam
Istilah sisa hasil usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha koperasi dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan dengan cara menghitungnya yaitu seperti disebut di dalam Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Perkoperasian. Sehingga SHU adalah merupakan laba atau keuntungan yang siperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi.
Dalam hal koperasi simpan pinjam, maka partisipasi bruto atau PK anggota adalah jumlah atau besar kredit yang diberikan kepada anggota ditambah bunga dan biaya administrasi kredit.
Di dalam PK harus dicantumkan besar jumlah pokok pinjaman karena dari besaran jumlah pinjaman tersebut dapat memberikan gambaran bahwa koperasi dalam mempromosikan anggotanya melalui pelayanan pinjaman. Anggota koperasi, wajib mengembalikan pokok pinjaman yang diberikan koperasi; pokok pinjaman tersebut merupakan harga pelayanan koperasi.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Manfaat Prosedur Kerja dan Sistem Kerja Pada Koperasi Serai Serumpun Langkat
Prosedur adalah merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju mana, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan. Sistem kerja adalah merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Sistem kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan (Sedarmayanti 2001:134). Penting untuk ditekankan di sini bahwa kedua-duanya baik prosedur maupun sistem kerja merupakan satu kesatuan yang bulat artinya kedua-duanya merupakan tindak lanjut dalam rangka pelaksanaan suatu bidang pekerjaan tertentu. Jadi dengan adanya prosedur dan sistem kerja menjadikan pelaksanaan fungsi manajemen dan kebijaksanaan pimpinan menjadi lebih terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan baik sehingga dapat melakukan pekerjaan yang sesuai dengan yang direncanakan.
Maka dapat disimpulkan pengertian prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat adalah proses penentuan fungsi, tugas, dan tata kerja bagi setiap pengurus agar dapat mengetahui, menghayati, dan melaksanakan pekerjaan dengan baik menurut fungsinya masing – masing.
Berdasarkan pengertian dan uraian yang ada maka manfaat yang dapat diperoleh dari prosedur dan sistem kerja bagi Koperasi Serai Serumpun adalah
• Melalui prosedur dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi
dan pengendalian kerja dengan setepat – tepatnya.
• Prosedur dan sistem kerja bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun semua pihak
yang berkepentingan, untuk dijadikan sebagai pedoman kerja. (Sedarmayanti, 2001 : 134) • Memperpendek jangka waktu pengerjaan yang dapat mempercepat saat penyerahan. • Menekan barang-barang inventaris.
• Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam memperhitungkan biaya-biaya dan saat-saat
penyerahan.
• Menghilangkan fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu. • Mempercepat perputaran modal kerja dan mengurangi kebutuhan akan
modal kerja tersebut.
• Memperbesar keluwesan kerja mempercepat pelaksanaan keputusan-keputusan pucuk
pimpinan ( top management ).
• Menghilangkan ketidak-cocokan sistem dan pengerjaan yang bertemu
pada maksud-maksud yang bersilang.
• Meningkatkan efektivitas pengawasan dengan mengurangi waktu yang
diiperlukan untuk membetulkan kesalahan-kesalahan.
• Memperkuat struktur organisasi perusahaan dengan menyingkapkan
dan menyingkirkan praktek-praktek yang melanggar prinsip-prinsip organisasi yang sehat.
B. Prosedur dan Sistem Kerja Pada Koperasi Serai Serumpun Langkat
Koperasi Serai serumpun didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi Serai Serumpun berusaha untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga serendah-rendahnya dan tidak mengutamakan keuntungan. Koperasi Serai Serumpun menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia(2001) koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian.
Didalam mencapai tujuan dan hasil yang memuaskan, koperasi harus mampu melalui prosedur dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja. Badan usaha mengharapkan pegawai yang memiliki prosedur dan sistem kerja yang baik agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Agar tercapainya optimalisasi tata kerja instansi diperlukan pengelolaan prosedur kerja yang baik dalam koperasi, sehingga kegiatan simpan pinjam dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan tugasnya
1) Prosedur Keanggotaan
Setiap warga negara Indonesia pada dasaarnya memiliki hak untuk menjadi anggota koperasi. Akan tetapi, karena koperasi adalah sebuah badan hukum yang akan melakukan tindakan – tindakan hukum, maka yang benar – benar dapat diterima sebagai anggota sebuah koperasi hanyalah mereka yang mampu melakukan tindakan hukum atau tindakan Koperasi , dan
yang memenuhi persyaratan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi itu.
Seorang anggota koperasi yang baik adalah yang mengutamakan pemenuhan semua kewajibannya sebelum menuntut hak – haknya. Berikut kewajiban dan hak dan syarat – syarat khusus yang harus dipenuhi anggota koperasi serumpun langkat.
Adapun syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota koperasi pegawai negeri serai serumpun langkat yaitu :
1. Guru dan pegawai negeri dari sekolah dasar (sd) yang berdomisili di kabupaten langkat. 2. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib
3. Mentaati semua peraturan yang ada dikoperasi serai serumpun a. Kewajiban anggota
1. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai dengan hasil rapat anggota
2. Membayar kewajiban, seperti membayar pinjaman kepada koperasi apabila anggota tersebut memiliki pinjaman dengan tepat waktu
3. Memberikan pendapat ataupun masukan demi kemakmuran dan kemajuan koperasi 4. Setiap anggota wajib mengikuti rapat anggota tahunan (RAT)
b. Hak Anggota
1. Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota;
2. Memiih dan atau dipilih menjadi pengurus;
3. Mengemukakan pendapat atau sar an – saran kepada pengurus diluar rapat anggota, baik diminta maupun tidak diminta.
4. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama diantara sesama anggota; 5. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam
anggaran dasar.
2) Prosedur Kepengurusan
Persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi serumpun langkat merupakan wewenang dari rapat anggota koperasi dan dicantumkan dalam anggaran dasar koperasi. Berpedoman pada undang – undang No. 12/1967, persyaratan menjadi anggota pengurus koperasi serumpun langkat ditetapkan sebagai berikut :
1) Mempunyai sifat kejujuran dan terampil kerja
2) Syarat – syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar a.Sistem kerja pengurus koperasi
1. Ketua I :
- Mengkoordinir segala aktivitas sistim kerja pengelolaan koperasi - Mengkoordinir pembukuan dan mengakses ketatausahaan Koperasi - Sebagai perencana strategi pengelola koperasi
- Mengusahakan agar Koperasi berjalan secara baik 2. Ketua II :
- Melayani anggota yang meminjam dengan ketulusan dan kesabaran - Membuat bukti penerimaan dan pengeluaran kas
- Melakukan pembinaan terhadap anggota yang terjerat kredit macat
- Mengontrol penggunaan keuangan Koperasi (uang masuk dan uang keluar)
-3. Bendahara :
- Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan Koperasi - Mengontrol penggunaan keuangn Koperasi
- Meneladani anggota meminjam denga hati yang tak terbebani 4. Sekretaris I :
- Bertanggung jawab atas pengelolaan Keuangan Koperasi - Mengontrol penggunaan keuangan Koperasi
- Meneladani anggota meminjam dengan hati yang tak terbebani 5. Sekretaris II :
- Membantu tugas-tugas sekertaris I - Mengatur dan mengeloa kantor
- Membukukan semua simpanan anggota maupun Pihak ke-3
- Mengatur dan memeriksa anggota yang meminjam ART da memberi laporan kepada Bendara
- Mengawasi berapa jumlah anggota yang terlayani dalam meminjam setiap bulannya
6. Badan Pengawas Koperasi :
- Mengontrol Buku Kas Induk Negara dan Perhitungan Laba Rugi - Mengidentifikasi masalah dalam tahun berjalan
- Bertanggung jawab atas pemeriksaan Buku Kas dalam pendapatan dan Penyaluran terhadap Anggota Koperasi
- Memberikasn usul dan sejarah pada pengawas akomodir - Mengaspirasi anggota
- Mengawasi perjalanan penggunaan simpanan anggota maupun pihak ke-3 7. Sekretaris Pengawas :
- Mengawasi jalannaya unit usaha penyaluran simpanan simpan pinjam dan barang - Mencatat dan mengagendakan rapat
- Mengawasi dan membuat laporan hasil pengawasan/pemeriksaan
- Megawasi dan melaporkan berapa jumlah anggota yang terlayani dalam meminjam - Mendokumentasikan laporan Pengawas
8. Anggota :
- Mengawasi jalannya unit simpan pinjam pada anggota - Melaporkan hasil kutipan perbulan pada anggota Koperasi
- Mengawasi dan melaporkan berapa jumlah anggota yang terlayani dalam meminjam
- Mengontrol kredit Koperasi
- Mendokumnetasi hasil laporan pengawasan
Dalam hal penyaluran dana terhadap masyarakat, koperasi memiliki beberapa prosedur – prosedur tertentu, yaitu :
1) prosedur permohonan dan pinjaman dan pengembalian kredit
Dalam prakteknya dikoperasi pegawai negeri serai serumpun , sesuai dengan riset penulis maka yang dibenarkan meminjam hanyalah anggota koperasi yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
Setiap jenis pinjaman harus dibuat ketentuan yang jelas sehingga mudah dimengerti oleh calon peminjam. Ketentuan tersebut mencakup antara lain:
1. Persyaratan calon peminjam 2. Besarnya pinjaman
3. Imbalan (bunga atau bagi hasil) 4. Biaya administrasi, materai, denda 5. Jangka waktu pinjaman
6. Sistem pengembalian pinjaman 7. Jaminan
Bentuk perjanjian pinjaman koperasi pegawai negeri serai serumpun adalah dalm bentuk tertulis . adapun didalam perjanjian pinjaman tersebut terdiri dari atas persyaratan – persyaratan yang harus dipenuhi peminjam (debitur) yaitu :
a) Identitas si peminjam ( nama, pekerjaan, alamat dan tanda tangan peminjam) b) Besarnya pinjaman
c) Besarnya angsuran d) Bunga / jasa pinjaman e) Jangka waktu pinjaman f) Tanggal pembayaran pertama
g) Nama bendahara dan tanda tangan kepala unit simpan pinjam , ketua dan bendahara koperasi yang bersangkutan selaku saksi
h) Kesanggupan untuk memenuhi prestasi dan sanksi – sanksi yang telah ditetapkan
Adapun prosedur perjanjinjian pemberian pinjman kredit terhadap anggota koperasi serai serumpun adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan pinjaman uang tunai kepada anggotanya dilaksanakan pada setiap awal bulan dari tanggal 1 s/d tanggal 6
2. Untuk mendapatkan pemberian pinjaman , anggota diwajibkan menyampaikan permohonan tertulis kepada pengurus selambat – lambatnya tangal 20 bulan sebelumnya dan permohonan tersebut harus dapat persetujuan dari atasan langsung masing – masing 3. Pinjaman akan diberikan kepada anggota yang :
a. Keanggotaannya pada koperasi pegawai negeri serumpun langkat telah mencapai minimal 5 bulan
b. Pembayaran simpanan wajib bulanannya berjalan lancar / tidak ada tunggakan
c. Telah melunasi pinjamannya yang lalu sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan ( telah jatuh tempo)
4. Pelayanan pinjaman uang tunai terdiri dari 2 ( dua ) paket dan setiap anggota boleh memilih salah satunya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pinjaman paket I :
Besar pinjaman maksimal 3x gaji bersih masing – masing anggota dengan jangka waktu maksimal 12 ( dua belas ) bulan.
b. Pinjaman paket II diberikan kepada anggota yang telah diangkat menjadi PNS dan telah menyerahkan kepada pengurus asli SK Capeg , asli SK PNS, asli KARPEG , asli TASPEN dan asli SK pangkat terakhir.
5. Anggota penerima pinjaman diwajibkan membayar bunga, provisi kredit dan SWK ( Simpanan Wajib Khusus ) yang disesuaikan dengan perbankan dan telah disahkan dalam
rapat anggota ( jika sangat mendesak dapat diputuskan melalui rapat pengurus bersama badan pengawas dan wakil anggota ).
6. Anggota yang tidak membayar simpanan pokok pinjamannya 3 ( tiga ) bulan berturut – turut, pengurus berkewajiban mengirim surat tagihan khusus dengan tembusan kepada Ka Kandep Koperasi PKM dan atasan langsungnya masing – masing.
Apabila surat permohonan tersebut selesai diteliti maka sebagai langkah selanjutnya adalah surat permohonan tersebut diajukan kepada pengurus untuk dapat dipertimbangkan. Adapun yang menjadi bahan pertimbangn permohonan tersebut :
a) Tujuan pinjaman, Dalam hal pemberian pinjaman pengurus menilai serta mempertimbangkan kegunaan dari pinjaman tersebut.
b) Prestasi pengembalian masa yang telah lewat dari data yang telah ada pada bendahara, dimana didalam data itu tercatat keterangan mengenai pengembalian pinjaman sipemohon.
c) Partisipasi si peminjam pada koperasi apakah sipeminjam ada atau tidak turut turut serta didalam menyumbangkan tenaga atau pikirannya baik sebagai pengurus maupun anggota biasa
d) Menyangkut keadaan keuangan si peminjam dalam hal peminjam adalah anggota perorangan maka diperhatikan penghasilannya sebagai pegawai negeri yaitu gaji pokoknya. Khusus bagi peminjam perorangan harus menunjukkan surat kuasa pemotongan gaji oleh bendahara
Dari kriteria diatas maka suatu permohonan pinjaman dapat diterima atsupun diolak tergantung dari pertimbangan pengurus. Dan apabila permohonan pinjaman tersebut dikabulkan maka mengenai jumlahnya akan ditentukan oleh pengurus.
Atas dasar dikabulkannya permohonan tersebut selanjutnya si pemohon kembali kepada bendahara untuk menerima jumlah pinjaman yang telah disetujui oleh pengurus.
Dalam hal permohonan tersebut dilakukan oleh anggota koperasi, maka surat perjanjian pinjaman tersebut ditandatangani oleh peminjam, ketua pengurus koperasi dan bendahara, dan setelah itu uang pinjaman dapat diambil oleh anggota yang bersangkutan.
Setelah sipeminjam menerima uang pinjaman, maka dalam hal ini tetap ada pengawasan dari pihak panitia kreditapakah benar sipeminjam tersebut menggunakan uang pinjaman sesuai dengan keterangan yang diterangkan pada saat meminjam uang tersebut.
Dalam hal pengembalian uang pinjaman tergantung kepada jumlah dan jangka waktu yang ditentukan. Jumlah dan jangka waktu pinjaman yang dipraktekkan dalam koperasi pegawai negeri serai serumpun adalah sebagai berikut :
1. Pinjaman paket I
Besar pinjaman minimal 3x gaji bersih masing masing anggota dengan jangka waktu maksimal 12 ( dua belas ) bulan.
2. Pinjaman paket 2
- Besar pinjaman maksimal 4 s/d 8x bersih masing – masing anggota dengan jangka waktu maksimal 24 ( dua puluh empat ) bulan.
- Pinjaman paket II diberikan kepada anggota yang telah diangkat menjadi PNS dan telah menyerahkan kepada pengurus asli SK Capeg. Asli SK PNS, asli Karpeg, asli taspendan asli SK pangkat terakhir.
Uang yang dipinjam oleh anggota dikembalikan secara menyicil setiap bulan melalui pemotongan gaji oleh masing – masing kepala unit simpan pinjam, sehingga uang pijaman
tersebut lunas. Pemotongan gaji tersebut disertai dengan membayar bunga 1%, provisi kredit, dan simpanan wajib khusus ( SWK ) yang disesuaikan dengan perbankan dan telah disesuaikan dengan rapat anggota ( jika sangat mendesak bisa diputuskan melalui rapat pengurus dengan badan pengawas dan wakil kelompok anggota).
Walaupun begitu sipeminjam dapat menunggak pembayaran dalam hal – hal yang dibutuhkan, hanya saja pembayarannya harus dilakukan untuk bulan yang akan datang. Karena ketentuan pemberian pinjaman kepada anggotanya adalah atas kelayalan dan dananya berasal dari modal sendiri yang berasal dari berbagai macam simpanan anggota dan dana – dana pembagian SHU terus mengalami peningkatan, serta modal pinjaman yang dipergunakan untuk meningkatkan volume usaha dan pelayanan kepada anggota.
Dalam ketentuan pasal 1765 KUH Perdata ditentukan dan diperbolehkan memperjanjikan bunga atas pinjaman uang atau lain barang yang menghabis karena pemakaian.
Jika ketentuan masalah bunga dikaitkan dengan apa yang dipraktekkn dalam Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun, maka jelas bahwa hal itu adalah bunga yang diperjanjikan oleh kedua belah pihak , karena debitur (anggota koperasi) mengambil kredit setelah setuju dengan bunga yang dibebankan kepadanya.
Sebelum hutangnya lunas, sipeminjam diperbolehkan meminjam kembali tergantung kepada tujuan peminjaman apakah mendesak atau tidak. Namun untuk angsuran hutang sebelumnya minimal telah berjalan 3 (tiga) atau 5 (lima) bulan.
2) Prosedur Penyelesaian Masalah Jika Ada Anggota yang Tidak Dapat Mengembalikan Pinjaman Kepada Koperasi Serai Serumpun
Ada dua kemungkinan alasan debitur tidak melaksanakan kewajibannya yaitu:
1. Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian
2. Karena keadaan memaksa (force merjeure) ataupun diluar kemampuan dari sidebitur Sehubung dengan permasalah tersebut diatas tentu kita tidak terlepas dari pembahasan mengenai wanprestasi. Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur terdiri dari empat macam, yaitu :
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaiamana yang dijanjikan 3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya
Adapun tindakan yang diambil oleh koperasi terhadap anggota yang wanprestasi dalam pengembalian pinjaman baik itu pinjaman paket I maupun paket II harus melalui langkah – langkah yang telah ditentukan oleh koperasi yang telah diatur oleh anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Prosedur mengenai penyelesaian jika ada anggota (peminjam) yang tidak dapat mengembalikan pinjaman kreditnya kepada Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun Langkat adalah sebagai berikut :
1. Apabila bagi anggota yang meninggal dunia dan masih mempunyai hutang atau pinjaman pada Koperasi Serai Serumpun maka hutang atau pinjaman terebut dinyatakan lunas, karena pada saat anggota mendapat pinjaman sudah diasuransikan oleh koperasi
2. Apabila anggota yang tunggakan angsuran pinjamannya sampai 3 ( tiga ) bulan berturut – turut maka pengurus akan membuat surat tagihan khusus kepada atasan langsung yang bersangkutan dengan tembusan kepada Ka.Kandep Koperasi PKM
3. Apabila bagi anggota yang tidak bisa membayar pinjaman disebabkan karena pindah, pensiun, dan atau diberhentikan dengan tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, sebagai pembayarannya diambil dari simpanan anggota yang bersangkutan pada Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun Langkat.
C. Sarana Pendukung Terlaksananya Prosedur dan Sistem Kerja Koperasi
Dalam menjalankan kegiatannya, koperasi memerlukan perlengkapan pendukung pekerjaan, agar efektifitas kerja dapat terlaksana. Bila koperasi tidak dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai, mugkin saja bagian koperasi akan menghadapi hambatan dalam pelaksanaan tugasnya. Selain itu, pekerjaan yang dibantu peralatan dan perlengkapan kantor dalam pengerjaannya akan tampak baik, bermutu, dan professional. Bila standar peralatan dan perlengkapan koperasi disebut dapat dipenuhi pada setiap meja pengurus, maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman antara pengurus, karena bila terjadi peminjaman alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan dalam kegiatan kerja,
Akibat lainnya juga akan mengurangi efisiensi kerja dari pengurustersebut, karena itu harus meminta kembali alat-alat kerja yang dipinjam pengurus lain. Ini berarti pemborosan dari segi waktu. Tetapi apabila setiap meja dilengkapi semua peralatan kerja , maka tiap pengurusap akan dapat bekerja dengan tenang dan tidak terganggu. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada Koperasi Serai Serumpun Langkat antara lain :
1. Komputer 2. Mesin printer 3. Map 4. Kertas 5. Flash disk 6. Buku agenda 7. Brankas
8. Alat tulis kantor
9. Box file/filing cabinet dan lain-lain
Koperasi Serai Serumpun dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai, sehingga membantu dalam pelaksanaan tugasnya dan pengerjaannya akan tampak baik, bermutu dan profesional.
Pada Koperasi juga terdapat peralatan dan perlengkapan yang dipenuhi dalam setiap meja, maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman alat-alat tata usaha antara pegawai yang lainnya karena bila terjadi peminjaman alat-alat tersebut maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada pegawai yang meminjamkan alat tersebut. Akibat lainnya juga akan mengurangi efisiensi kerja dari pegawai tersebut, karena itu harus meminta kembali alat-alat tata usaha yang dipinjam pegawai lain. Selain itu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara juga apabila mesin komputer terdapat kemacetan maupun rusak, Fakultas akan segera menggantikan mesin komputer yang lebih baik
D. Pengaruh Prosedur dan Sistem Kerja Pada Kinerja Koperasi Serai Serumpun Langkat.
Prosedur kerja mempunyai prinsip lancar, berjalan lurus (tidak maju mundur/simpang siur) dan mudah pengawasannya. Sehingga memberikan hasil kerja yang memuaskan bagi perorangan serta menjamin pencapaian tujuan dilihat dari segi mutu dan jumlah serta berdaya guna.
Ditinjau dari segi perluasan pekerjaan, seorang pegawai berperan penting dalam tanggung jawab pekerjaannya, pengambilan keputusan, dan bahkan dari segi pengawasan. Untuk mempelancar kegiatan prosedur dan sistem kerja, organisasi juga harus memperhatikan langkah-langkah dalam menyelesakan permasalahan. Begitu juga halnya dengan Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun yang perlu memperhatikan permasalahan kinerja yang dialami oleh anggota. Dari pengamatan, koperasi serai serumpun dalam memperlancar prosedur dan sistem kerja bergantung terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia serta ruangan pekerjaan yang membantu siklus kinerja koperasi. Dalam menjalankan kegiatannya, Koperasi Serai Serumpun memerlukan peralatan penunjang kerja agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Bila koperasi tidak dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai maka koperasi akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan tugasnya, selain itu pekerjaan yang dibantu peralatan dan perlengkapan kantor dalam pengerjaannya akan tampak baik, bermutu, dan professional. Pada koperasi juga terdapat peralatan dan perlengkapan koperasi yang dipenuhi pada setiap meja pengurus maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman alat – alat antar pengurus karena bila terjadi peminjaman alat – alat tersebut akan mengakibatkan gangguan pada kinerja pengurus dan akan mengurangi efesiensi kerja koperasi
Selain mengenai fasilitas sarana dan prasarana pada koperasi, sasaran yang yang menjadi pengaruh pada kinerja pengurus yaitu dengan adanya peningkatan hasil kerja baik dari segi jumlah ataupun mutu, peningkatan motivasi anggota, kesetiaan dan ketertarikan pada
pekerjaannya. Dengan terlaksananya hal tersebut tersebut, maka segala kegiatan yang berlangsung di koperasi serai serumpun yang mencakup prosedur dan sistem kerja akan mempermudah pimpinan dalam melakukan pengendalian dan pembinaan jalannya instansi yang diinginkan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada akhir bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan pada Koperasi Serai Serumpun diantaranya sebagai berikut:
1. Bahwa prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat adalah proses penentuan fungsi, tugas, dan tata kerja bagi setiap pengurus agar dapat mengetahui, menghayati, dan melaksanakan pekerjaan dengan baik menurut fungsinya masing – masing.
2. Untuk menjadi anggota koperasi seorang guru harus berasal dari SD yang bertempat di kabupaten langkat, mampu membayar simpanan wajib dan simpanan pokok dan mentaati