UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
PROSEDUR DAN SISTEM KERJA PADA PELAYANAN JASA SIMPAN
PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI
SERUMPUN KEC TANJUNG PURA KAB LANGKAT
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
ARIFATUL KHAIR 102101069
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Keuangan
Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : ARIFATUL KHAIR
NIM : 102102030 JURUSAN : KEUANGAN
JUDUL : PROSEDUR DAN SISTEM KERJA PADA PELAYANAN JASA
SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KEC. TANJUNG PURA KAB. LANGKAT
Tanggal :…………. 2013 Dosen Pembimbing
NIP : 19590719 198703 1 003 (Drs. Liasta Ginting, M.Si)
Tanggal :…………. 2013 Ketua Program StudiDiploma III Akuntansi
NIP : 19741123 200012 2 001 (Drs. Yeni Absah, SE,M.Si)
Tanggal :…………. 2013 Dekan Fakultas Ekonomi,
NIP : 19560407 198002 1 001
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Maha suci Allah yang telah menganugerahkan segala karunianya. Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini hingga selesai. Rangkaian
shalawat beriring untaian salam keharibaan junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
semoga kita mendapat syafa’atnya di akhir kelak. Amin.
Penyusunan skripsi minor ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan yang
harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Program Studi
Diploma III Jurusan Keuangan Universitas Sumatera Utara. Oleh karena itu penulis
memilih judul “Prosedur dan Sistem Kerja Pada Pelayanan Jasa Simpan Pinjam Pada
Koperasi Pegawai Negri (KPRI) Serai Serumpun Kec Tanjung Pura Kab Langkat”.
Selama proses penulisan Tugas Akhir ini penulis menerima banyak bantuan baik
moril maupun materil dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda Khalijah dan ayahanda
Fachruddin tercinta yang telah memberikan dukungan dan semangat yang tak terhingga
kepada penulis dalam menghadapi masa-masa sulit dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini dapat diselesaikan
hanya dengan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Liasta Ginting, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing dan menyarankan
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi minor ini.
4. Pimpinan dan seluruh Pengurus Koperasi Serai Serumpun, khususnya Bapak
Eisen Hower dan Bapak Zulham S.Pd yang telah banyak membantu memberikan
data dan keterangan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi minor ini.
5. Saudara - saudaraku tersayang Fatta, Kiky, Ade, Taufiq dan Edo yang selalu
menyegarkan pikiran dan mendengar segala keluh kesah selama ini.
6. Dony Isnura, terima kasih atas dukungan semangat yang selalu diberikan selama
proses penyusunan skripsi minor ini.
7. Sahabat-sahabatku Cepe, Asri, Putri, Dwi, Vanie, Lola Mutia,dan Joshua terima
kasih untuk dukungan, doa dan semangat yang terus kalian berikan selama ini.
8. Dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran kepada penulis
yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak.
Medan, Oktober 2013
102101069
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... …...iii
BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ... ...1
2. Rumusan Masalah ... ...5
3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... ...6
4. Metodologi Penelitian ... ...7
1. Lokasi Penelitian ... ...7
2. Sumber Data... ...7
3. Teknik Pengumpulan Data ... ...8
BAB II : GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN A. Sejarah Singkat Perusahaan ...10
B. Struktur Organisasi ... ...12
C. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ...16
D. Permodalan Dalam Koperasi ... ...19
E. Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam... ...23
A. Pengertian dan Manfaat Prosedur dan Sistem Pada Koperasi Serai
Serumpun………24
B. Prosedur dan Sistem Kerja Pada Koperasi Serai Serumpun ... 26
C. Sarana Pendukung Terlaksananya Prosedur dan Sistem Kerja
Koperasi ... 39
D. Pengaruh Prosedur dan Sistem Kerja Pada Kinerja Koperasi Serai
Serumpun...41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 43
B. Saran ... ...45
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini, maka tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja memegang
peranan penting pada setiap instansi pemerintah dan juga badan-badan swasta, sebagaimana
dikemukakan oleh Sedarmayanti (2001 : 134) Tata kerja merupakan cara-cara pelaksanaan kerja
yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan, peralatan,
fasilitas, tenaga kerja, waktu, ruang, dan biaya yang tersedia.
Prosedur adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain sehingga
menunjukkan adanya suatu urutan tahap demi tahap serta jalan yang harus ditempuh dalam
rangka penyelesaian sesuatu bidang tugas. Sedangkan sistem kerja merupakan suatu rangkaian
tata kerja yang kemudian membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan
sesuatu bidang pekerjaan. Prosedur kerja dan sistem kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang
menguraikan pelaksanaan kerja, rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain, fungsi,
tugas- tugas, tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek–aspek pekerjaan tertentu
lainnya yang membentuk satu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu
bidang pekerjaan. Perusahaan yang memiliki modal dan tenaga kerja yang lengkap kebanyakan
tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan semula. Hal ini dapat terjadi karena kurang
baiknya pelaksanaan prosedur dan sistem kerja pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu
organisasi yang ingin mencapai tujuan dan hasil yang memuaskan harus mampu melalui
prosedur dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi dan
pengendalian kerja. Badan usaha mengharapkan pegawai yang memiliki prosedur dan sistem
didapatkan oleh semua pihak. Peluang inilah yang di tanggapi oleh Badan usaha yang bergerak
dalam bidang usaha simpan pinjam.
Usaha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan dikenal secara
luas oleh anggota koperasi dan masyarakat di Indonesia. Usaha ini adalah salah satu usaha
lembaga keuangan non bank dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya dari dan
untuk anggota, calon anggota, koperasi lain dan anggotanya. Pada umumnya usaha simpan
pinjam di Indonesia tumbuh karena sulit mendapatkan bantuan permodalan melalui sistem
pemberian perkreditan kredit dari perbankan.
Koperasi merupakan salah satu jenis badan hukum yang salah satu usahanya begerak
dalam bidang simpan pinjam. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh
anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang
diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU)
biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan
melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh
si anggota Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa
Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya
yang terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya
ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda yang khawatir koperasi akan dijadikan tempat pusat
perlawanan, mengeluarkan UU no. 431 tahun 19 yang isinya yaitu:
• Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi
• Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa
• Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral
Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431
sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang
menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan koperasi Kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan
mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan,
dan menyengsarakan rakyat.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia. Berdasarkan sejarah dan perkembangannya tujuan pendirian
koperasi adalah untuk membantu meringankan beban masyarakat melalui anggota koperasi.
Artinya keberadaan koperasi bukanlah didasarkan atas pertimbangan ekonomis atau mencari
keuntungan semata, keberadaan koperasi ditujukan untuk membantu masyarakat golongan
ekonomi lemah. Sangat disadari bahwa prosedur dan sistem kerja pada jasa pelayaan simpan
pinjam belum dapat dikatakan baik, artinya masih banyak dihadapkan pada berbagai kendala.
Hal itu disebabkan oleh tidak efisiennya sisterm kerja.
. Dalam hal ini pengurus dan badan pemeriksa serta pelaksana usaha, seperti manajer dan
karyawan koperasi, kebanyakan belum memiliki keterampilan yang memadai ataupun jiwa usaha
yang diperlukan. Dengan demikian dalam melaksanakan pengelolaan organisasi dan usahanya,
banyak koperasi yang belum dapat berjalan seperti yang diharapkan. Jiwa wirausaha dan
wirakoperasi yang sangat diperlukan dalam pengembangan usaha koperasi, tampaknya masih
merupakan hal yang sulit dimiliki oleh sebagian besar koperasi dalam waktu yang singkat.
Adanya kemungkinan yang akan timbul dalam penyelenggaraan tata kerja, prosedur kerja, dan
keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi suatu masalah sehingga dapat terjadi penyimpangan,
penyalahgunaan kekuasaan dan sulitnya melakukan pengawasan dan pemeriksaan dengan cepat.
Mengingat pentingnya peranan tata kerja,prosedur kerja, dan sistem kerja dalam meningkatkan
efisiensi kerja sebuah kantor atau instansi pemerintah ataupun swasta, maka penulis terdorong
dan tertarik untuk membahas tentang PROSEDUR DAN SISTEM KERJA PADA PELAYANAN JASA SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI (KPRI) SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT”
A. Perumusan Masalah
Organisasi yang mencakup fungsi, tugas dan kewenangan tiap-tiap komponen organisasi
dilakukan dalam rangka menciptakan keteraturan. Kegiatan manajemen perusahaan adalah
sebuah kegiatan pengelolaan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa unsur yang saling
berhubungan dan saling bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dari perusahaan
tersebut.
Dengan kata lain apabila salah satu unsur tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana
mestinya, maka akan dapat mempengaruhi fungsi pada unsur yang lain, dan pada akhirnya akan
menggangu sistem secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya sebuah
pemahaman tentang tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja agar terciptanya suasana yang
teratur, efektif dan efisien. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan di atas
maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat?
b. Bagaimana pengaruh prosedur dan sistem kerja pada kinerja Koperasi Serai Serumpun
Langkat?
Adapun yang menjadi tujuan penelitian pada penyusunan tugas akhir ini yaitu:
a. Untuk mengetahui tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada Koperasi Serai
Serumpun Langkat.
b. Untuk mengetahui peran tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja dalam mempengaruhi
kinerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat.
c. Melakukan penilaian terhadap peranan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
Koperasi Serai Serumpun Langkat.
C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Badan Usaha/Koperasi
Skripsi minor ini kiranya dapat menjadi bahan masukan untuk keputusan yang lebih baik
dimasa yang akan datang. Sehingga badan usahanya dapat berkembang sesuai dengan yang
diharapkan. Dapat menjadi bahan koreksi dalam rangka perbaikan apabila terdapat
kelemahan-kelemahan dalam menjalankan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja di suatu
badan usaha.
2. Bagi Penulis
Untuk memperdalam Ilmu Pengetahuan dan wawasan berpikir mengenai prosedur dan sistem
kerja pada pelayanan jasa simpan pinjam di koperasi. Serta dapat menerapkan ilmu-ilmu dan
teori-teori yang diperoleh selama masa perkuliahan dan membandingkannya dengan
kenyataan yang terjadi dan dapat diambil manfaatnya semaksimal mungkin.
Sebagai bahan masukan bagi yang membutuhkan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai pelayanan jasa serta dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dan
informasi bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian pada masa yang akan datang.
D. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data
yang dilakukan dengan metode ilmiah secara efisien dan sistematis.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara langsung pada Koperasi Serai Serumpun yang berlokasi di Jl.
Merdeka Nomor 5 Lk 12. Kelurahan Pekan Tanjung Pura. Kecamatan Tanjung Pura
Kabupaten Langkat.
2. Sumber Data
Sumber Data yang digunakan bersumber dari :
a. Informan
Informan merupakan tumpuan pengambilan data bagi peneliti dalam mengungkapkan
permasalahan penelutian. Menurut Bungin (2007:76) informan penelitian adalah subyek yang
memahami informasi tentang obyek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang
memahami obyek penelitiannya.
Adapun informan dari penelitian ini adalah :
a. Pimpinan Koperasi Serai Serumpun
b. Pegawai atau staf Koperasi Serai Serumpun
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari berbagai buku, bahan kuliah serta sumber lainnya yang diperoleh
dari luar yang berguna untuk melengkapi data primer yang telah dikumpulkan. Data berupa
laporan keuangan dan informasi lainnya.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Interview/wawancara
Merupakan teknik yang digunakan dengan cara interview atau wawancara dengan pihak
perusahaan yang memiliki wewenang dalam memberikan informasi data yang berkaitan
dengan objek penelitian.
b. Studi Dokumentasi
Merupakan teknik untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan yaitu melalui
dokumen, dan kertas-kertas kerja, sehingga mempunyai pemahaman yang cukup dengan
menelaah permasalahan yang diteliti.
c. Penelusuran data online
Metode ini dilakukan dengan penelusuran data melalui media online seperti internet atau
media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti
dapat memanfaatkan data informasi online yang berupa data maupun informasi teori yang
BAB II
GAMBARAN UMUM KOPERASI SERAI SERUMPUN
A. Sejarah Singkat Koperasi Serai Serumpun
Koperasi Serai Serumpun didirikan pada tanggal 17 September 1989. Koperasi ini berdiri
berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura.
Koperasi ini didirikan dengan tujuan untuk menunjang penghasilan para guru SD yang pada saat
itu mengalami krisis dana pinjaman. Sebanding dengan kebutuhan yang semakin meningkat dan
gaji yang diterima oleh para guru saat itu belum dapat dikatakan mensejahterakan kehidupan
mereka.Selain itu di Kecamatan Tanjung Pura belum terbentuk Koperasi Pegawai Republik
Indonesia (KPRI). Maka dari itu muncul kesepakatan oleh seluruh kepala sekolah untuk
mendirikan Koperasi Serai Serumpun, yang pada awal mulanya hanya memiliki aset sebesar
Rp.6.000.000. Dengan berdirinnya Koperasi Serai Serumpun, diharapkan dapat menjadi solusi
untuk masalah permodalan yang terjadi pada saat itu. Dan para guru SD di Kecamatan Tanjung
Pura dapat belajar untuk melakukan investasi dan memanfaatkan uang mereka sebaik mungkin.
Maka dari itu Koperasi Serai Serumpun sangat bermanfaat bagi kesejahteraan para guru saat itu.
Dengan berdirinya Koperasi Serai Serumpun, yang pada saat itu masih beranggotakan
sekitar 50 orang dan dengan jumlah aset yang sangat terbatas berkisar Rp.6.000.000. Koperasi
Serai Serumpun berusaha untuk terus meningkatkan usahanya dengan cara meningkatkan jumlah
anggota yang bertujuan untuk menambah aset Koperasi dan membangun Koperasi Serai
Pada tanggal 27 Mei 1996 Koperasi Serai Serumpun memiliki Badan Hukum. Dengan
mendapatkan status badan hukum, maka sebuah badan usaha koperasi menjadi subjek hukum
yang memiliki hak dan kewajiban. Sehingga, terhadap pihak ketiga –apabila diperlukan dapat
dengan jelas dan tegas mengetahui siapa yang dapat diminta bertanggung jawab atas jalannya
usaha badan hukum koperasi tersebut.
Pada awal mula berdiri koperasi Serai Serumpun memiliki iuran anggota yang terdiri dari
simpanan pokok sebesar Rp.1000 dan simpanan wajib sebesar Rp.3000. Simpanan wajib disetor
setiap bulannya dan simpanan pokok berdasarkan pada ketetapan peraturan yang bisa saja
berubah. Dengan aset yang terbatas Koperasi berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan para
anggotanya secara bijaksana, dengan harapan para anggota juga memiliki rasa toleransi pada saat
itu.
Dengan berjalannya waktu, Koperasi Serai Serumpun semakin berkembang dan semakin
meningkatkan kinerjanya. Seiring dengan itu aset Koperasi Serai Serumpun naik setiap
tahunnya, bahkan persentase kenaikannya bisa mencapai 50% dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2010 persentase kenaikan mencapai 61,88%. Demikian juga dengan anggota koperasi yang
semakin lama semakin bertambah.Total anggota Koperasi Serai Serumpun selama 1 tahun
(2009) sebanyak 368 orang, sedangkan pada tahun berikutnya mengalami peningkatan (2010)
sebanyak 397orang, jumlah anggota tetap pada tahun 2011 sebanyak 397orang, dan mengalami
penurunan di tahun 2012 yang diakibatkan karena sebagian anggota mengambil masa pensiun,
jadi jumlah anggota sebanyak 387 orang. Hingga saat ini Koperasi Serai Serumpun terus
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah kerangka dan susunan perwujudan pola hubungan antara
fungsi-fungsi, bagian-bagian, dan orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang
dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu perusahaan. Melalui bagan organisasi ini
akan terlihat jelas bagaimana informasi mengalir dari satuan organisasi ke satuan lain. Selain itu
juga memberikan petunjuk-petunjuk tentang pembagian tugas-tugas tentang kekuasaaan atau
kendali, wewenang dan tanggung jawab. Oleh karena itu, setiap karyawan harus mutlak untuk
memahami struktur organisasi di tempat kerja.
Pada dasarnya sistem atau struktur oganisasi dapat dibedakan dalam tiga sistem, yaitu:
1. Struktur Organisasi Garis
Bentuk organisasi ini merupakan bentuk yang paling sederhana karena:
- Jumlah karyawan relatif sedikit
- Organisasi relatif kecil
- Karyawan saling mengenal secara akrab
- Spesialisasi kerja masih relatif rendah.
2. Struktur Organisasi Fungsional
Ciri struktur organisasi fungsional adalah bahwa setiap atasan mempunyai wewenang
untuk memberikan perintah kepada setiap bawahan yang ada sepanjang perintah itu masih ada
hubungannya dengan fungsi yang dimiliki atasan. Dalam praktik, struktur organisasi ini
kadang-kadang menimbulkan kerancuan bagi bawahan dalam menjalankan perintah.
Jika suatu organisasi telah berkembang semakin besar, mungkin akan timbul berbagai
kesulitan bagi seorang pemimpin untuk mengambil keputusan, sehingga ia merasa perlu meminta
bantuan kepada orang lain yang merasa lebih mampu. Oleh karena itu, dibentuklah staf
penasehat yang merupakan kumpulan orang-orang yang ahli dalam bidang-bidang tertentu. Di
dalam organisasi yang begitu kompleks, pimpinan biasanya mendelegasi wewenang kepada staf
sesuai dengan bidang masing-masing untuk memberikan perintah atau instruksi kepada bawahan
atas nama pimpinan.
Berhasilnya suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan dengan baik, banyak dibantu
organisasi itu. Dengan demikian struktur organisasi bukanlah menjadi tujuan. Tetapi
dipergunakan sebagai alat dalam mencapai tujuan.
Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu perusahaan harus mempunyai satu kesatuan kerja
dari setiap departemen yang ada dalam suatu peusahaan, karena tujuan dari suatu perusahaan
hanya dapat dicapai dengan kerja sama yang baik dan terkoordinasi dari para anggotanya. Kerja
sama yang baik dan terkoordinasi dapat tercapai bila ada pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab yang jelas kepada setiap anggota perusahaan. Untuk itu, perlu ditentukan
terlebih dahulu kegiatan yang harus dilakukan oleh para anggota sesuai dengan keahlian atau
kemampuan mereka masing-masing.
Sebenarnya, struktur organisasi koperasi tidak hanya mencakup segi intern koperasi
tetapi meliputi segi ekstern. Sebagai sebuah badan usaha yang sekaligus merupakan gerakan
ekonomi rakyat, maka kedua segi organisasi koperasi harus dilihat sebagai satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Yang dimaksud segi intern organisasi koperasi
adalah struktur organisasi koperasi yang meliputi unsur-unsur kelengkapan yang ada dalam
Masing-masing unsur tersebut harus bekerja sama sesuai dengan kapasitas masing-masing dalam
memajukan koperasi. Sedangkan yang dimaksud segi ekstern organisasi koperasi adalah
hubungan dan kedudukan koperasi terhadap organisasi koperasi lainnya, baik yang sama
tingkatnya (antar sesama koperasi primer) maupun dengan koperasi yang lebih tinggi
tingkatannya seperti Pusat Koperasi, Gabungan Koperasi serta Induk Koperasi.
Pada gambar 2.1 disajikan bagan struktur Koperasi Serai Serumpun
Sumber: Koperasi Serai Serumpun
KETUA I
KETUA II
SEKRETARIS
BENDAHARA
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
SEKRETARIS
RAPAT ANGGOTA
C. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
1. Ketua :
• Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan fungsinya untuk kepentingan
koperasi dalam mencapai tujuan koperasi.
• Ketua Koperasi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada Koperasi yang
bertanggung jawab pada Koperasi dan mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mencapai kemufakatan.
• Mengkonsolidasi atau menyatukan dari semua unsur pengurus. Misalnya:
bendahara, sekretaris, karyawan, dan para anggota koperasi.
2. Wakil Ketua :
• Tugas wakil ketua hampir sama dengan ketua dimana bersama – sama bertanggung
jawab terhadap rapat anggota. Selain itu wakil ketua juga bisa menggantikan ketua
apa bila ketua berhalangan hadir atau dalam keadaan sakit.
3. Sekretaris :
• Tugas sekretaris terhadap ketua meliputi mengorganisir rencana kegiatan,
pengetikan, making call, menerima tamu, korespondensi, filling serta surat menyurat.
Tugas terhadap bawahan yaitu memberikan bimbingan dan motivasi sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai dengan baik.
4. Wakil Sekretaris :
• Mewakili sekretaris apabila sekretaris berhalangang salam menjalani tugasnya.
5. Bendahara :
• Menyimpan rencana kerja dan pola pelaksanaan dibidang tugas kebendaraan
• Mencari dana dan mengatur arus uang keluar masuk
• Membantu dan mengawasi pekerjaan ketua dalam hal penyelenggaraan
administrasi keuangan koperasi
Pengawas
Sesuai dengan UU No. 25/1992, keberadaan lembaga pengawas pada struktur organisasi
Koperasi bukan merupakan sesuatu yang diwajibkan. Artinya, karena pengawasan terhadap
Koperasi pada dasarnya dilakukan secara langsung oleh para anggota, maka tidak semua
Koperasi wajib memiliki lembaga khusus yang bertugas melakukan pengawasan.
Pengawas Koperasi pada dasarnya memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Melakukan pengwasan terhadap pelaksanaan kebijakan Koperasi oleh pengurus
b. Membuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasan yang telah dilakukan dan
menyampaikan nya kepada rapat anggota.
Produk yang di tawarkan Koperasi Serai Serumpun
Produk yang di tawarkan oleh Koperasi Serai Serumpun adalah berupa simpanan.
Simpanan terdiri dari:
a) Simpanan Anggota ( Pokok dan Wajib )
− Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
− Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan, dengan
jumlah simpanan yang sama setiap bulannya.
b) Simpanan Sukarela adalah simpanan yang bersifat tidak wajib, besarnya bebas sekehendak
anggota, dapat disetor dan diambil kapan saja.
c) Simpanan Berjangka adalah simpanan yang yang hanya bisa diambil pada waktu telah jatuh
tempo.
d) Simpanan Hari Raya adalah simpanan yang penyetorannya dilakukan tiap hari, dan
pengambilannya seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri
e) Simpanan Qurban adalah simpanan yang besarnya setoran ditentukan oleh Koperasi Serai
Serumpun, harus disetor tiap bulan, dan pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat
menjelang Hari Raya Idul Adha.
f) Simpanan Pendidikan adalah simpanan yang besarnya setoran ditentukan oleh Koperasi Serai
Serumpun, harus disetor tiap bulan, dan pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat
menjelang tahun ajaran baru sekolah.
Adapun proses pembukaan rekening simpanan adalah dengan menyerahkan fotocopy
KTP yang masih berlaku, didata oleh petugas koperasi dan seketika itu juga anggota baru
diberikan buku simpanan.
D. Permodalan Dalam Koperasi
Pengertian Modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan usaha koperasi
adalah sama, yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan usaha. Sampai saat iuni yang
dalam organisasi koperasi mengenai modal yang berbeda dengan istilah modal yang dipakai oleh
Perseroan Terbatas atau organisasi perusahaan lain.
Namun seperti yang diketahui Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang yang
mempunyai kepentingan yang sama, bukan merupakan perkumpulan modal, batasan ini sering
menimbulkan pendapat yang sempit pada sementara orang, bahwa kedudukan modal dalam
koperasi tidaklah penting. Orang yang berpendapat demikian jelas memandang koperasi dengan
bertitikberat pada fungsi koperasi sebagai alat sosial tanpa mengingat koperasi sebagai alat
ekonomi.
Koperasi sebagai alat sosial dan alat ekonomi haruslah menjalankan usaha (business),
dengan demikian modal mempunyai kedudukan vital, tetapi dengan pengertian bahwa modal
tersebut tidak boleh diberi “arti” yang lebih penting daripada kepentingan orang-orang yang
menjadi anggota. Jelasnya kalau modal akan dipergunakan usahanya itu akan menjadikan
koperasi tersebut jatuh ke bawah pengaruh kaum modal atau menjadikannya ketergantungan,
maka modal demikian harus ditolak karena kepentingan anggota lebih penting daripada modal.
Anggota dalam koperasi Serai Serumpun adalah sebagai sumber permodalan sendiri dan
sebagai peminjam. Oleh sebab itu kedudukan anggota sangat penting karena berada dalam semua
subsistem keuangan mulai dari subsistem input, proses dan subsistem output. Masing-masing
koperasi membuat persyaratan menjadi anggota sesuai dengan anggaran dasar pada koperasi
yang bersangkutan .Keanggotaan dalam koperasi terdiri dari anggota tetap calon anggota dan
anggota luar biasa. Untuk menjadi anggota tetap simpan pinjam,calon anggota dan anggota luar
biasa ada persyaratan yang umum dipenuhi. Persyaratan ini salah satu cara untuk mengikat
Dalam Hal ini Koperasi Serai Serumpun juga memberlakukan modal pinjaman, yakni
kegiatan investasi atau penanaman modal dari pihak ketiga. Yang gunanya sebagai modal pihak
III atau disebut sebagai Pinjaman Pihak III. Dalam hal ini Koperasi Serai Serumpun bekerja
sama dengan Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) yang berpusat di Jakarta.
Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) telah melakukan investasi atau penanaman modal
kepada pihak Koperasi Serai Serumpun sejak Koperasi ini memiliki Badan Hukum yakni di
tahun 1996. Sejak saat itu investasi yang diberikan oleh Bank kesejahteraan dimanfaatkan oleh
Koperasi Serai Serumpun sebaik-baiknya untuk meningkatkan pembangunan usahanya.
Dengan tersedianya aset yang cukup maka Koperasi Serai Serumpun dapat melayani
kebutuhan para anggotanya sesuai dengan harapan dan keinginan mereka. Terlebih koperasi
mengutamakan kepuasan anggota untuk mempertahankan dan meningkatkan jumlah anggota
mereka. Karena semakin tinggi tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan
maka loyalitas dan rasa memiliki yang ada pada diri anggota pun akan semakin meningkat.
Beberapa Sumber Modal Pada Koperasi Serai Serumpun
1. Modal Dasar
Tujuan utama berdirinya koperasi adalah untuk mengakumulasikan potensi keuangan
para pendiri dan anggotanya yang meskipun pada awal berdirinya berjumlah kecil tetapi tetap
ada ; tidak nol. Dengan mengumpulkan dana-dana (potensi keuangan) yang bernilai kecil
tersebut, koperasi didirikan untuk selanjutnya dapat menggalang dana secara terus menerus dari
waktu ke waktu guna mencapai tujuan bersama.
Yang menjadi sumber dana untuk memupuk permodalan koperasi serai serumpun,
termasuk koperasi di indonesia, antara lain:
b. Modal Pinjaman
- Modal sendiri dapat berasal dari :
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Dana Cadangan
d. Hibah
- Modal Pinjaman Dapat berasal dari:
a. Pinjaman dari anggota
b. Pinjaman dari anggota koperasi lain
c. Pinjaman dari koperasi lain
d. Pinjaman dari Bank dan Lembaga Keuangan lainnya.
e. Pinjaman dengan cara penerbitan obligasi dan surat utang lainnya
f. Sumber-sumber pinjaman lain yang dibenarkan.
2. Modal Sendiri
Terdiri dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib. Berdasarkan data yang diterima dari
Koperasi Serai Serumpun, jumlah modal yang dimiliki oleh Koperasi Serai Serumpun
yaitu:
1. Permodalan Anggota
Simpanan Anggota Rp. 3.870.000,00
Simpanan Wajib Rp. 2.024.566.000,00
Simpanan Usaha Rp. 558.636.560,00
JUMLAH Rp. 2.587.072.560,00
2. Modal Pihal III
Simpanan Pihak III Rp. 2.383.900.000,00
Pinjaman Bank Kesejahteraan Rp. 2.684.147.000,00
JUMLAH Rp. 5.068.047.000,00
Tabel 2.2
E. Sisa Hasil Usaha Koperasi Simpan Pinjam (Koperasi Serai Serumpun)
Istilah sisa hasil usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha koperasi dapat dipandang
dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan dengan cara menghitungnya yaitu seperti disebut
di dalam Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang Perkoperasian. Sehingga SHU adalah merupakan
laba atau keuntungan yang siperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana yang diperoleh dari
menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi.
Dalam hal koperasi simpan pinjam, maka partisipasi bruto atau PK anggota adalah
jumlah atau besar kredit yang diberikan kepada anggota ditambah bunga dan biaya administrasi
kredit.
Di dalam PK harus dicantumkan besar jumlah pokok pinjaman karena dari besaran
jumlah pinjaman tersebut dapat memberikan gambaran bahwa koperasi dalam mempromosikan
anggotanya melalui pelayanan pinjaman. Anggota koperasi, wajib mengembalikan pokok
pinjaman yang diberikan koperasi; pokok pinjaman tersebut merupakan harga pelayanan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Manfaat Prosedur Kerja dan Sistem Kerja Pada Koperasi Serai Serumpun Langkat
Prosedur adalah merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus dilalui suatu pekerjaan
baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju mana, kapan pekerjaan tersebut harus
diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.
Sistem kerja adalah merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu
sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Sistem kerja adalah suatu rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian
membentuk suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan
(Sedarmayanti 2001:134). Penting untuk ditekankan di sini bahwa kedua-duanya baik prosedur
maupun sistem kerja merupakan satu kesatuan yang bulat artinya kedua-duanya merupakan
tindak lanjut dalam rangka pelaksanaan suatu bidang pekerjaan tertentu. Jadi dengan adanya
prosedur dan sistem kerja menjadikan pelaksanaan fungsi manajemen dan kebijaksanaan
pimpinan menjadi lebih terarah, terkoordinir dan terkontrol dengan baik sehingga dapat
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan yang direncanakan.
Maka dapat disimpulkan pengertian prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai
Serumpun Langkat adalah proses penentuan fungsi, tugas, dan tata kerja bagi setiap pengurus
agar dapat mengetahui, menghayati, dan melaksanakan pekerjaan dengan baik menurut
Berdasarkan pengertian dan uraian yang ada maka manfaat yang dapat diperoleh dari
prosedur dan sistem kerja bagi Koperasi Serai Serumpun adalah
• Melalui prosedur dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi
dan pengendalian kerja dengan setepat – tepatnya.
• Prosedur dan sistem kerja bermanfaat baik bagi para pelaksana maupun semua pihak
yang berkepentingan, untuk dijadikan sebagai pedoman kerja. (Sedarmayanti, 2001 : 134)
• Memperpendek jangka waktu pengerjaan yang dapat mempercepat saat penyerahan.
• Menekan barang-barang inventaris.
• Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam memperhitungkan biaya-biaya dan saat-saat
penyerahan.
• Menghilangkan fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu.
• Mempercepat perputaran modal kerja dan mengurangi kebutuhan akan
modal kerja tersebut.
• Memperbesar keluwesan kerja mempercepat pelaksanaan keputusan-keputusan pucuk
pimpinan ( top management ).
• Menghilangkan ketidak-cocokan sistem dan pengerjaan yang bertemu
pada maksud-maksud yang bersilang.
• Meningkatkan efektivitas pengawasan dengan mengurangi waktu yang
diiperlukan untuk membetulkan kesalahan-kesalahan.
• Memperkuat struktur organisasi perusahaan dengan menyingkapkan
dan menyingkirkan praktek-praktek yang melanggar prinsip-prinsip
organisasi yang sehat.
B. Prosedur dan Sistem Kerja Pada Koperasi Serai Serumpun Langkat
Koperasi Serai serumpun didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya
memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi Serai Serumpun berusaha
untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka
memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian
pinjaman uang dengan bunga serendah-rendahnya dan tidak mengutamakan keuntungan.
Koperasi Serai Serumpun menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan
kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia(2001)
koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga
menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian.
Didalam mencapai tujuan dan hasil yang memuaskan, koperasi harus mampu melalui
prosedur dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, dapat dilakukan standarisasi dan
pengendalian kerja. Badan usaha mengharapkan pegawai yang memiliki prosedur dan sistem
kerja yang baik agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Agar tercapainya optimalisasi tata
kerja instansi diperlukan pengelolaan prosedur kerja yang baik dalam koperasi, sehingga
kegiatan simpan pinjam dapat berjalan sesuai dengan fungsi dan tugasnya
1) Prosedur Keanggotaan
Setiap warga negara Indonesia pada dasaarnya memiliki hak untuk menjadi anggota
koperasi. Akan tetapi, karena koperasi adalah sebuah badan hukum yang akan melakukan
tindakan – tindakan hukum, maka yang benar – benar dapat diterima sebagai anggota sebuah
yang memenuhi persyaratan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi
itu.
Seorang anggota koperasi yang baik adalah yang mengutamakan pemenuhan semua
kewajibannya sebelum menuntut hak – haknya. Berikut kewajiban dan hak dan syarat – syarat
khusus yang harus dipenuhi anggota koperasi serumpun langkat.
Adapun syarat – syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota koperasi pegawai
negeri serai serumpun langkat yaitu :
1. Guru dan pegawai negeri dari sekolah dasar (sd) yang berdomisili di kabupaten langkat.
2. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib
3. Mentaati semua peraturan yang ada dikoperasi serai serumpun
a. Kewajiban anggota
1. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai dengan hasil rapat anggota
2. Membayar kewajiban, seperti membayar pinjaman kepada koperasi apabila anggota
tersebut memiliki pinjaman dengan tepat waktu
3. Memberikan pendapat ataupun masukan demi kemakmuran dan kemajuan koperasi
4. Setiap anggota wajib mengikuti rapat anggota tahunan (RAT)
b. Hak Anggota
1. Hak untuk menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat
anggota;
2. Memiih dan atau dipilih menjadi pengurus;
3. Mengemukakan pendapat atau sar an – saran kepada pengurus diluar rapat anggota, baik
4. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama diantara sesama anggota;
5. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam
anggaran dasar.
2) Prosedur Kepengurusan
Persyaratan untuk dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi serumpun langkat
merupakan wewenang dari rapat anggota koperasi dan dicantumkan dalam anggaran dasar
koperasi. Berpedoman pada undang – undang No. 12/1967, persyaratan menjadi anggota
pengurus koperasi serumpun langkat ditetapkan sebagai berikut :
1) Mempunyai sifat kejujuran dan terampil kerja
2) Syarat – syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar
a.Sistem kerja pengurus koperasi
1. Ketua I :
- Mengkoordinir segala aktivitas sistim kerja pengelolaan koperasi
- Mengkoordinir pembukuan dan mengakses ketatausahaan Koperasi
- Sebagai perencana strategi pengelola koperasi
- Mengusahakan agar Koperasi berjalan secara baik
2. Ketua II :
- Melayani anggota yang meminjam dengan ketulusan dan kesabaran
- Membuat bukti penerimaan dan pengeluaran kas
- Melakukan pembinaan terhadap anggota yang terjerat kredit macat
- Mengontrol penggunaan keuangan Koperasi (uang masuk dan uang keluar)
-3. Bendahara :
- Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan Koperasi
- Mengontrol penggunaan keuangn Koperasi
- Meneladani anggota meminjam denga hati yang tak terbebani
4. Sekretaris I :
- Bertanggung jawab atas pengelolaan Keuangan Koperasi
- Mengontrol penggunaan keuangan Koperasi
- Meneladani anggota meminjam dengan hati yang tak terbebani
5. Sekretaris II :
- Membantu tugas-tugas sekertaris I
- Mengatur dan mengeloa kantor
- Membukukan semua simpanan anggota maupun Pihak ke-3
- Mengatur dan memeriksa anggota yang meminjam ART da memberi laporan
kepada Bendara
- Mengawasi berapa jumlah anggota yang terlayani dalam meminjam setiap
bulannya
6. Badan Pengawas Koperasi :
- Mengontrol Buku Kas Induk Negara dan Perhitungan Laba Rugi
- Mengidentifikasi masalah dalam tahun berjalan
- Bertanggung jawab atas pemeriksaan Buku Kas dalam pendapatan dan Penyaluran
terhadap Anggota Koperasi
- Memberikasn usul dan sejarah pada pengawas akomodir
- Mengawasi perjalanan penggunaan simpanan anggota maupun pihak ke-3
7. Sekretaris Pengawas :
- Mengawasi jalannaya unit usaha penyaluran simpanan simpan pinjam dan barang
- Mencatat dan mengagendakan rapat
- Mengawasi dan membuat laporan hasil pengawasan/pemeriksaan
- Megawasi dan melaporkan berapa jumlah anggota yang terlayani dalam meminjam
- Mendokumentasikan laporan Pengawas
8. Anggota :
- Mengawasi jalannya unit simpan pinjam pada anggota
- Melaporkan hasil kutipan perbulan pada anggota Koperasi
- Mengawasi dan melaporkan berapa jumlah anggota yang terlayani dalam
meminjam
- Mengontrol kredit Koperasi
- Mendokumnetasi hasil laporan pengawasan
Dalam hal penyaluran dana terhadap masyarakat, koperasi memiliki beberapa prosedur –
prosedur tertentu, yaitu :
1) prosedur permohonan dan pinjaman dan pengembalian kredit
Dalam prakteknya dikoperasi pegawai negeri serai serumpun , sesuai dengan riset penulis
maka yang dibenarkan meminjam hanyalah anggota koperasi yang telah memenuhi persyaratan
yang telah ditentukan
Setiap jenis pinjaman harus dibuat ketentuan yang jelas sehingga mudah dimengerti oleh
1. Persyaratan calon peminjam
2. Besarnya pinjaman
3. Imbalan (bunga atau bagi hasil)
4. Biaya administrasi, materai, denda
5. Jangka waktu pinjaman
6. Sistem pengembalian pinjaman
7. Jaminan
Bentuk perjanjian pinjaman koperasi pegawai negeri serai serumpun adalah dalm bentuk
tertulis . adapun didalam perjanjian pinjaman tersebut terdiri dari atas persyaratan – persyaratan
yang harus dipenuhi peminjam (debitur) yaitu :
a) Identitas si peminjam ( nama, pekerjaan, alamat dan tanda tangan peminjam)
b) Besarnya pinjaman
c) Besarnya angsuran
d) Bunga / jasa pinjaman
e) Jangka waktu pinjaman
f) Tanggal pembayaran pertama
g) Nama bendahara dan tanda tangan kepala unit simpan pinjam , ketua dan bendahara
koperasi yang bersangkutan selaku saksi
h) Kesanggupan untuk memenuhi prestasi dan sanksi – sanksi yang telah ditetapkan
Adapun prosedur perjanjinjian pemberian pinjman kredit terhadap anggota koperasi serai
1. Pelayanan pinjaman uang tunai kepada anggotanya dilaksanakan pada setiap awal bulan
dari tanggal 1 s/d tanggal 6
2. Untuk mendapatkan pemberian pinjaman , anggota diwajibkan menyampaikan
permohonan tertulis kepada pengurus selambat – lambatnya tangal 20 bulan sebelumnya
dan permohonan tersebut harus dapat persetujuan dari atasan langsung masing – masing
3. Pinjaman akan diberikan kepada anggota yang :
a. Keanggotaannya pada koperasi pegawai negeri serumpun langkat telah mencapai
minimal 5 bulan
b. Pembayaran simpanan wajib bulanannya berjalan lancar / tidak ada tunggakan
c. Telah melunasi pinjamannya yang lalu sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan (
telah jatuh tempo)
4. Pelayanan pinjaman uang tunai terdiri dari 2 ( dua ) paket dan setiap anggota boleh
memilih salah satunya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pinjaman paket I :
Besar pinjaman maksimal 3x gaji bersih masing – masing anggota dengan jangka
waktu maksimal 12 ( dua belas ) bulan.
b. Pinjaman paket II diberikan kepada anggota yang telah diangkat menjadi PNS dan
telah menyerahkan kepada pengurus asli SK Capeg , asli SK PNS, asli KARPEG , asli
TASPEN dan asli SK pangkat terakhir.
5. Anggota penerima pinjaman diwajibkan membayar bunga, provisi kredit dan SWK (
rapat anggota ( jika sangat mendesak dapat diputuskan melalui rapat pengurus bersama
badan pengawas dan wakil anggota ).
6. Anggota yang tidak membayar simpanan pokok pinjamannya 3 ( tiga ) bulan berturut –
turut, pengurus berkewajiban mengirim surat tagihan khusus dengan tembusan kepada Ka
Kandep Koperasi PKM dan atasan langsungnya masing – masing.
Apabila surat permohonan tersebut selesai diteliti maka sebagai langkah selanjutnya
adalah surat permohonan tersebut diajukan kepada pengurus untuk dapat dipertimbangkan.
Adapun yang menjadi bahan pertimbangn permohonan tersebut :
a) Tujuan pinjaman, Dalam hal pemberian pinjaman pengurus menilai serta
mempertimbangkan kegunaan dari pinjaman tersebut.
b) Prestasi pengembalian masa yang telah lewat dari data yang telah ada pada bendahara,
dimana didalam data itu tercatat keterangan mengenai pengembalian pinjaman
sipemohon.
c) Partisipasi si peminjam pada koperasi apakah sipeminjam ada atau tidak turut turut serta
didalam menyumbangkan tenaga atau pikirannya baik sebagai pengurus maupun anggota
biasa
d) Menyangkut keadaan keuangan si peminjam dalam hal peminjam adalah anggota
perorangan maka diperhatikan penghasilannya sebagai pegawai negeri yaitu gaji
pokoknya. Khusus bagi peminjam perorangan harus menunjukkan surat kuasa
pemotongan gaji oleh bendahara
Dari kriteria diatas maka suatu permohonan pinjaman dapat diterima atsupun diolak
tergantung dari pertimbangan pengurus. Dan apabila permohonan pinjaman tersebut dikabulkan
Atas dasar dikabulkannya permohonan tersebut selanjutnya si pemohon kembali kepada
bendahara untuk menerima jumlah pinjaman yang telah disetujui oleh pengurus.
Dalam hal permohonan tersebut dilakukan oleh anggota koperasi, maka surat perjanjian
pinjaman tersebut ditandatangani oleh peminjam, ketua pengurus koperasi dan bendahara, dan
setelah itu uang pinjaman dapat diambil oleh anggota yang bersangkutan.
Setelah sipeminjam menerima uang pinjaman, maka dalam hal ini tetap ada pengawasan
dari pihak panitia kreditapakah benar sipeminjam tersebut menggunakan uang pinjaman sesuai
dengan keterangan yang diterangkan pada saat meminjam uang tersebut.
Dalam hal pengembalian uang pinjaman tergantung kepada jumlah dan jangka waktu
yang ditentukan. Jumlah dan jangka waktu pinjaman yang dipraktekkan dalam koperasi pegawai
negeri serai serumpun adalah sebagai berikut :
1. Pinjaman paket I
Besar pinjaman minimal 3x gaji bersih masing masing anggota dengan jangka waktu
maksimal 12 ( dua belas ) bulan.
2. Pinjaman paket 2
- Besar pinjaman maksimal 4 s/d 8x bersih masing – masing anggota dengan jangka
waktu maksimal 24 ( dua puluh empat ) bulan.
- Pinjaman paket II diberikan kepada anggota yang telah diangkat menjadi PNS dan
telah menyerahkan kepada pengurus asli SK Capeg. Asli SK PNS, asli Karpeg,
asli taspendan asli SK pangkat terakhir.
Uang yang dipinjam oleh anggota dikembalikan secara menyicil setiap bulan melalui
tersebut lunas. Pemotongan gaji tersebut disertai dengan membayar bunga 1%, provisi kredit,
dan simpanan wajib khusus ( SWK ) yang disesuaikan dengan perbankan dan telah disesuaikan
dengan rapat anggota ( jika sangat mendesak bisa diputuskan melalui rapat pengurus dengan
badan pengawas dan wakil kelompok anggota).
Walaupun begitu sipeminjam dapat menunggak pembayaran dalam hal – hal yang
dibutuhkan, hanya saja pembayarannya harus dilakukan untuk bulan yang akan datang. Karena
ketentuan pemberian pinjaman kepada anggotanya adalah atas kelayalan dan dananya berasal
dari modal sendiri yang berasal dari berbagai macam simpanan anggota dan dana – dana
pembagian SHU terus mengalami peningkatan, serta modal pinjaman yang dipergunakan untuk
meningkatkan volume usaha dan pelayanan kepada anggota.
Dalam ketentuan pasal 1765 KUH Perdata ditentukan dan diperbolehkan memperjanjikan
bunga atas pinjaman uang atau lain barang yang menghabis karena pemakaian.
Jika ketentuan masalah bunga dikaitkan dengan apa yang dipraktekkn dalam Koperasi
Pegawai Negeri Serai Serumpun, maka jelas bahwa hal itu adalah bunga yang diperjanjikan oleh
kedua belah pihak , karena debitur (anggota koperasi) mengambil kredit setelah setuju dengan
bunga yang dibebankan kepadanya.
Sebelum hutangnya lunas, sipeminjam diperbolehkan meminjam kembali tergantung
kepada tujuan peminjaman apakah mendesak atau tidak. Namun untuk angsuran hutang
sebelumnya minimal telah berjalan 3 (tiga) atau 5 (lima) bulan.
2) Prosedur Penyelesaian Masalah Jika Ada Anggota yang Tidak Dapat Mengembalikan
Ada dua kemungkinan alasan debitur tidak melaksanakan kewajibannya yaitu:
1. Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian
2. Karena keadaan memaksa (force merjeure) ataupun diluar kemampuan dari sidebitur
Sehubung dengan permasalah tersebut diatas tentu kita tidak terlepas dari pembahasan
mengenai wanprestasi. Wanprestasi (kelalaian atau kealpaan) seorang debitur terdiri dari empat
macam, yaitu :
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaiamana yang dijanjikan
3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya
Adapun tindakan yang diambil oleh koperasi terhadap anggota yang wanprestasi dalam
pengembalian pinjaman baik itu pinjaman paket I maupun paket II harus melalui langkah –
langkah yang telah ditentukan oleh koperasi yang telah diatur oleh anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga.
Prosedur mengenai penyelesaian jika ada anggota (peminjam) yang tidak dapat
mengembalikan pinjaman kreditnya kepada Koperasi Pegawai Negeri Serai Serumpun Langkat
adalah sebagai berikut :
1. Apabila bagi anggota yang meninggal dunia dan masih mempunyai hutang atau pinjaman
pada Koperasi Serai Serumpun maka hutang atau pinjaman terebut dinyatakan lunas,
2. Apabila anggota yang tunggakan angsuran pinjamannya sampai 3 ( tiga ) bulan berturut –
turut maka pengurus akan membuat surat tagihan khusus kepada atasan langsung yang
bersangkutan dengan tembusan kepada Ka.Kandep Koperasi PKM
3. Apabila bagi anggota yang tidak bisa membayar pinjaman disebabkan karena pindah,
pensiun, dan atau diberhentikan dengan tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil,
sebagai pembayarannya diambil dari simpanan anggota yang bersangkutan pada Koperasi
Pegawai Negeri Serai Serumpun Langkat.
C. Sarana Pendukung Terlaksananya Prosedur dan Sistem Kerja Koperasi
Dalam menjalankan kegiatannya, koperasi memerlukan perlengkapan pendukung
pekerjaan, agar efektifitas kerja dapat terlaksana. Bila koperasi tidak dilengkapi dengan peralatan
dan perlengkapan yang memadai, mugkin saja bagian koperasi akan menghadapi hambatan
dalam pelaksanaan tugasnya. Selain itu, pekerjaan yang dibantu peralatan dan perlengkapan
kantor dalam pengerjaannya akan tampak baik, bermutu, dan professional. Bila standar peralatan
dan perlengkapan koperasi disebut dapat dipenuhi pada setiap meja pengurus, maka akan dapat
dihindari terjadinya peminjaman antara pengurus, karena bila terjadi peminjaman alat-alat
tersebut, maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan dalam kegiatan kerja,
Akibat lainnya juga akan mengurangi efisiensi kerja dari pengurustersebut, karena itu
harus meminta kembali alat-alat kerja yang dipinjam pengurus lain. Ini berarti pemborosan dari
segi waktu. Tetapi apabila setiap meja dilengkapi semua peralatan kerja , maka tiap pengurusap
akan dapat bekerja dengan tenang dan tidak terganggu. Peralatan dan perlengkapan yang
1. Komputer
2. Mesin printer
3. Map
4. Kertas
5. Flash disk
6. Buku agenda
7. Brankas
8. Alat tulis kantor
9. Box file/filing cabinet dan lain-lain
Koperasi Serai Serumpun dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai,
sehingga membantu dalam pelaksanaan tugasnya dan pengerjaannya akan tampak baik, bermutu
dan profesional.
Pada Koperasi juga terdapat peralatan dan perlengkapan yang dipenuhi dalam setiap
meja, maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman alat-alat tata usaha antara pegawai yang
lainnya karena bila terjadi peminjaman alat-alat tersebut maka akan mengakibatkan terjadinya
gangguan pada pegawai yang meminjamkan alat tersebut. Akibat lainnya juga akan mengurangi
efisiensi kerja dari pegawai tersebut, karena itu harus meminta kembali alat-alat tata usaha yang
dipinjam pegawai lain. Selain itu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara juga apabila
mesin komputer terdapat kemacetan maupun rusak, Fakultas akan segera menggantikan mesin
komputer yang lebih baik
Prosedur kerja mempunyai prinsip lancar, berjalan lurus (tidak maju mundur/simpang
siur) dan mudah pengawasannya. Sehingga memberikan hasil kerja yang memuaskan bagi
perorangan serta menjamin pencapaian tujuan dilihat dari segi mutu dan jumlah serta berdaya
guna.
Ditinjau dari segi perluasan pekerjaan, seorang pegawai berperan penting dalam
tanggung jawab pekerjaannya, pengambilan keputusan, dan bahkan dari segi pengawasan. Untuk
mempelancar kegiatan prosedur dan sistem kerja, organisasi juga harus memperhatikan
langkah-langkah dalam menyelesakan permasalahan. Begitu juga halnya dengan Koperasi Pegawai
Negeri Serai Serumpun yang perlu memperhatikan permasalahan kinerja yang dialami oleh
anggota. Dari pengamatan, koperasi serai serumpun dalam memperlancar prosedur dan sistem
kerja bergantung terhadap fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia serta ruangan pekerjaan
yang membantu siklus kinerja koperasi. Dalam menjalankan kegiatannya, Koperasi Serai
Serumpun memerlukan peralatan penunjang kerja agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
Bila koperasi tidak dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai maka koperasi
akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan tugasnya, selain itu pekerjaan yang dibantu
peralatan dan perlengkapan kantor dalam pengerjaannya akan tampak baik, bermutu, dan
professional. Pada koperasi juga terdapat peralatan dan perlengkapan koperasi yang dipenuhi
pada setiap meja pengurus maka akan dapat dihindari terjadinya peminjaman alat – alat antar
pengurus karena bila terjadi peminjaman alat – alat tersebut akan mengakibatkan gangguan pada
kinerja pengurus dan akan mengurangi efesiensi kerja koperasi
Selain mengenai fasilitas sarana dan prasarana pada koperasi, sasaran yang yang menjadi
pengaruh pada kinerja pengurus yaitu dengan adanya peningkatan hasil kerja baik dari segi
pekerjaannya. Dengan terlaksananya hal tersebut tersebut, maka segala kegiatan yang
berlangsung di koperasi serai serumpun yang mencakup prosedur dan sistem kerja akan
mempermudah pimpinan dalam melakukan pengendalian dan pembinaan jalannya instansi yang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada akhir bab ini dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang merupakan hasil
dari penelitian yang dilakukan pada Koperasi Serai Serumpun diantaranya sebagai berikut:
1. Bahwa prosedur dan sistem kerja pada Koperasi Serai Serumpun Langkat adalah proses
penentuan fungsi, tugas, dan tata kerja bagi setiap pengurus agar dapat mengetahui,
menghayati, dan melaksanakan pekerjaan dengan baik menurut fungsinya masing –
masing.
2. Untuk menjadi anggota koperasi seorang guru harus berasal dari SD yang bertempat di
kabupaten langkat, mampu membayar simpanan wajib dan simpanan pokok dan mentaati
semua peraturan yang berlaku di koperasi serai serumpun langkat
3. Bahwa pengurus koperasi serumpun langkat diangkat dan dipilih melalui rapat anggota
koperasi, adapun susunan kepengurusan koperasi serai serumpun terdiri dari Ketua I,
Ketua II, Bendahara, Sekretaris I, Sekretaris II, dan Badan kepengawasan.
4. Prosedur permohonan pinjaman pada Koperasi Serai Serumpun adalah pertama – tama si
peminjam menyampaikan surat permohonan kepada pengurus dan seura tersebut harus
mendapat persetujuan dari atasan yang bersangkutan, apabila surat tersebut diterima
pemotongan gaji dan diserahkan kepada koperasi disertai dengan membayar bunga,
provisi kredit,dan simpanan wajib khusus sampai pinjaman tersebut lunas.
5. Apabila ada anggota koperasi yang tidak dapat melunasi pinjamannya maka dapat
diambil langkah – langkah sebagai berikut :
a. Bagi anggota yang meninggal dunia dan masih mempunyai hutang kepada koperasi,
maka hutang tersebut dianggap lunas, karena pada saat anggota mendapat pinjaman
sudah diansuransikan oleh pihak koperasi serai serumpun.
b. Bagi anggota yang tunggakannya angsuran pinjamannya sampai tiga bulan berturut –
turut, maka pengurus membuat surat tagihan khusus kepada atasan yang bersangkutan
secara langsung
c. Bagi anggota yang tidak bisa membayar dikarenakan pindah, pensiun dan atau
diberhentikan sebagai PNS maka pembayaran diambil dari simpanan yang
bersangkutan pada Koperasi Serai Serumpun
6. Dari pengamatan penulis Prosedur dan sistem kerja pada koperasi serai serumpun telah
dilaksanakan dengan baik hal ini dapat dilihat dari pencapaian kinerja yang cukup baik
tanpa mengalami permasalahan yang berarti.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis uraikan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Sesuai dengan perkembangan koperasi pada masa sekarang ini, diperlukan peningkatan
kualitas dan keterampilan pengurus koperasi khususnya pada KPN “Serai Serumpun” serta
untuk menambah dan menjaga kepercayaan dan kelangsungan KPN “Serai Serumpun”,
2. Hendaknya para anggota memiliki komitmen yang kuat dalam menjalankan tugas, fungsi,
dan tanggung jawabnya agar tujuan dari uraian pekerjan itu sendiri dapat tercapai dengan
baik.
3. Hendaknya para pengurus mampu menguasai keterampilan komputer agar pekerjaan dapat
terselesaikan dengan cepat dan baik.
4. Diharapkan kepada pimpinan untuk selalu memperhatikan kondisi peralatan dan
perlengkapan kantor agar barang yang rusak dapat segera diganti supaya jalannya pekerjaan
tidak mengalami gangguan atau hambatan
5. Diharapkan kepada pemerintah agar memberikan pendidikan dan pelatihan yang intensif dan
DAFTAR PUSTAKA
Baswir Revrisond.1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Edilius dan Sudarsono.1994. Manajemen Koperasi Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Kartasapoetra,G.2000. Koperasi Indonesia Yang berdasarkan Pancasila & UUD
1945.Jakarta:PT Rineka Cipta.
Hadhikusuma, R. T. Sutantya rahardja. 2000. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Pachta W Andjar.2005. Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta : Prenada Media.
Sedarmayanti, 2001. Manajemen Perkantoran. Bandung : Penerbit Mandar Maju.