KOPERASI SIMPAN-
PINJAM
Anggota Kelompok
MUHAMMAD ALBARA
MUHAMMAD AL-FALAH MUHAMMAD ARIFIN MUHAMMAD DIDI IZZUDDIN"
MUHAMMAD HASAN ALBANNA MUHAMMAD IQBAL MUHAMMAD KAYS REZA F. MUHAMMAD SABIQUL UMAM FATHUR ROHMAN
Sejarah Perkembangan Koperasi
1895 di Leuwiliang didirikan pertama kali koperasi di Indonesia (Sukoco, Seratus Tahun Koperasi di Indonesia). Raden Ngabai Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto dan teman-temannya Mendirikan Bank Simpan Pinjam untuk menolong teman sejawatnya dan para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkraman pelepas uang.
Bank Simpan Pinjam tersebut, semacam Bank Tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 tahun 1967 tentang pokok - pokok perbankan, diberi nama De Poerwokertosche Hulp- en Spaarbank der Inlandsche Hoofden = Bank Simpan Pinjam para priyayi Purwokerto.
Atau dalam bahasa Inggris the Purwokerto Mutual Loan and Saving Bank for Native Civil Servants.
1920 diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr. JH. Boeke sebagai Adviseur Voor Volkscredetwezen. Komisi ini diberi tugas untuk menyelidiki apakah koperasi bermanfaat di Indonesia, 12 Juli 1947 diselenggarakan kongres gerakan koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya
1960 Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 140 tentang Penyaluran Bahan Pokok dan menugaskan koperasi sebagai pelaksananya.
1961, diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (MUNASKOP I) di Surabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin
1965, Pemerintah mengeluarkan Undang - Undang No. 14 th. 1965, dimana prinsip NASAKOM (Nasionalis, Sosialis, dan Komunis) diterapkan di koperasi. Tahun ini juga dilaksanakan MUASKOP II di Jakarta
1967, Pemerintah mengeluarkan Undang - Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok - Pokok Perkoperasian disempurnakan dan diganti dengan UU No. 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian
Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Koperasi.
Masa Penjajahan
Di masa penjajahan Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia lahir dari inisatif tokoh R. A.
Wiriaatmadja pada tahun 1986. Wiriaatmadja, patih Purwokerto ( Banyumas ) ini berjasa
menolong para pegawai, pedagang kecil dan petani dari hisapan lintah darat melalui koperasi.
Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908 mencoba memajukan koperasi rumah tangga
( koperasi konsumsi ). Serikat Islam pada tahun 1913 membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal dan mendirikan Toko Koperasi. Pada tahun 1927, usaha koperasi dilanjutkan oleh Indonesische Studie Club yang kemudian menjadi Persatuan Bangsa Indonesia ( PBI ) di
Surabaya. Partai Nasional Indonesia ( PNI ) di dalam kongresnya di Jakarta berusah
menggelorakan semangat koperasi sehingga kongres ini sering juga disebut kongres koperasi.
Pergerakan koperasi selama penjajahan Belanda tidak dapat berjalan lancar. Untuk membatasi laju perkembangan koperasi, pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan koperasi Besluit 7 April No. 431 tahun 1915.
Pada awal kemerdekaan, koperasi berfungsi untuk mendistribusikan keperluan masyarakat sehari-hari di bawah Jawatan Koperasi, Kementerian Kemakmuran.
Pada tahun 1946, berdasarkan hasil pendaftaran secara sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi terdapat sebanyak 2.500 buah koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang secara pesat.
Namun karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi titik kehancuran koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI. Partai- partai memenfaatkan koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan ada yang menjadikan koperasi sebagai alat pemerasan rakyat untuk memperkaya diri sendiri, yang dapat merugikan koperasi sehingga masyarakat kehilangan kepercayaannya dan takut menjadi anggota koperasi.
Sumber Modal
Koperasi
Modal Sendiri
Simpanan pokok koperasi, yaitu dana dalam jumlah tertentu yang wajib diberikan oleh anggota ketika mendaftar sebagai bagian dari koperasi dan tidak dapat
diambil selama masih berstatus anggota.Simpanan wajib, yaitu dana yang wajib diserahkan oleh anggota kepada koperasi setiap periode tertentu atau dalam agenda acara tertentu. Jumlahnya telah diatur ketika pendirian koperasi dan dikenakan kepada semua anggota, baik anggota baru atau pun anggota
lama. Dana cadangan, yaitu dana sisa hasil usaha koperasi atau dana yang memang sengaja disisihkan dari keuntungan koperasi. Hibah, yaitu dana atau aset yang dapat dicairkan menjadi uang, yang asalnya dari pemberian pihak tertentu. Modal ini tidak untuk dibagikan kepada anggota atau pun untuk
mengganti kerugian koperasi selama koperasi tersebut belum bubar.Artikel ini telah tayang di Blog Modal Rakyat. Kunjungi
https://www.modalrakyat.id/blog/sumber-modal-koperasi
Modal Pinjaman
Modal Pinjaman anggota, yaitu simpanan dana yang bersifat sukarela dari anggota koperasi yang pengembaliannya dapat diatur dengan kebijakan
tertentu. Pinjaman badan usaha lain, yaitu dana yang diperoleh dari kerja sama antara satu koperasi dengan koperasi lain atau dengan badan usaha non
koperasi.Pinjaman lembaga keuangan, yaitu dana yang diperoleh dari bank atau lembaga keuangan yang memberi bantuan modal.Obligasi, yaitu surat berharga atau surat utang yang diterbitkan dengan harga dan bunga tertentu. Dalam hal ini, koperasi akan mendapatkan uang dari menjual surat berharga, tetapi akan membayar bunga ketika surat berharga tersebut ditebus.Artikel ini telah tayang di Blog Modal Rakyat. Kunjungi https://www.modalrakyat.id/blog/sumber-modal- koperasi
Tujuan dan Prinsip
Koperasi
Membangun dan Mengembangkan
Fungsi pertama dari koperasi, yaitu membangun sekaligus mengembangkan potensi dan kemampuan anggotanya secara khususnya dan masyarakat secara umum. Demikian juga, untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat.
Membangun Sumber Daya Manusia
Koperasi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat secara aktif. Kualitas SDM yang makin meningkat akan memberikan manfaat bagi
perekonomian.
Selain itu,koperasi juga bertujuan memperkuat ketahanan ekonomi kerakyatan dan mengembangkan perekonomian nasional.
Prinsip Koperasi
Keanggotaan tidak dipaksa. Oleh karenanya harus berdasarkan sukarela dan terbuka. Dalam pengelolaannya, koperasi harus bersifat demokratis. Pembagian hasil usaha diberikan secara adil sesuai dengan porsi kontribusi masing-masing anggota terhadap koperasi. Pemberian balas jasa terhadap pemberi modal sesuai dengan jumlah modal yang diberikan. Mengutamakan kemandirian.
Jenis-Jenis Koperasi
Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang menyediakan sarana kepada produsen untuk melakukan produksi. Produk berasal dari anggota dan ditawar dengan
harga relatif lebih tinggi untuk kemudian dijual kepada anggota dan non-anggota.
Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang menyediakan kegiatan usaha berupa barang untuk kebutuhan anggota dan non-anggota.
Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang menyediakan jasa (kecuali simpan pinjam) untuk kebutuhan anggota dan non-anggota
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang melayani anggota dan non-anggota dengan melakukan jasa simpan-pinjam sebagai satu-satunya kegiatan usaha
lembaga.
Koperasi Menurut
Islam
Sebagian ulama menyebutkan bahwa koperasi sama dengan syirkah ta’awuniyah (perseroan tolong menolong) yaitu suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau
lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar membagi keuntungan sesuai perjanjian. Dalam koperasi ini terdapat unsur
mudharabah karna satu pihak memiliki modal dan pihak lain melakukan usaha atas modal tersebut.
DALIL-DALIL TENTANG KOPRASI
1. Al-Baqarah Ayat 275
HمْJهُLنَّ NأَPبِ NكَPلِTNذَٰ VسِّNمَHلِ NنَPمِ JنَTNطَٰHيْLشَّلِ JهُJطَٰLبَّNخَNتَNيَ ىPذِLلِ JمُوJقُNيَ اNمَNكَ LلَّاPإِ NنَوJمِوJقُNيَ Nلَّا TوNبِVرِّلِ NنَوJلُJكَHأَNيَ NنَيَPذِLلِ ۚ ٱ ٱ ٱ ا۟ ٱ ٱ TىٰNهُNتَنَّNفَ PهُVبِLرَّ نَVمِ rةٌNظَPعِHوNمِ JهُNءَآNجَ نَNمَNفَ TوNبِVرِّلِ NمُLرِّNحَNوَ NعَHيْNبَّHلِ JهُLلُلِ LلَّNحَ ٱ ۦ ۥ ۚ ا۟ ٱ ٱ ٱ NأَNوَ TوNبِVرِّلِ JلَّHثْPمِ JعَHيْNبَّHلِ اNمَLنَّPإِ €وJلِاNقَ ۗ ا۟ ٱ ٱ ا۟
NنَوَJدُPلُTNخَٰ اNهُيْPفَ HمْJهُ PرَّاLنَّلِ JبُTNحَٰHصْ ۖ ٱ Nأَ NكَPئِ€TNلِ JأَNفَ NدَاNعِ HنَNمِNوَ PهُLلُلِ ىٰNلِPإِ JهُJرِّHمِNأَNوَ NفَNلُNسَ اNمِ JهُNلُNفَ ا۟ ۖ ٱ ٓۥ ۥ
Arti: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni- penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.
2. Al-Maidah ayat 1
TىٰNلُHتَJيَ اNمِ LلَّاPإِ PمْTNعَٰHنَّN Hلْأَ JةٌNمَيْPهُNبِ مْJكُNلِ HتْLلُPحَ ٱ Jأَ PدَوJقُJعَٰHلِPبِ وJفَHوَNأَ €وJنَّNمِاNءَ NنَيَPذِLلِ اNهُ•يَNأَ€TNيَ ۚ ٱ ا۟ ا۟ ٱ JدُيَPرِّJيَ اNمِ JمْJكُHحَٰNيَ NهُLلُلِ LنَPإِ rمُJرِّJحَ HمْJتَنَّ ٱ ۗ NأَNوَ PدُHيْLصَّلِ ىٰVلُPحَٰJمِ NرِّHيْNغَ HمْJكُHيْNلُNعِ ٱ
Arti: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya”.
3. QS. Shad ayat 24
HيْPغِHبَّNيْNلِ PءَNطَٰNلُJخَHلِا NنَVمِ ا›رِّHيْPثْNكَ LنَPاNوَ PجَاNعَٰPنَّ ىٰTلِPا NكَPتَNجَHعَٰNنَّ PلِاNؤَJسُPبِ NكَNمَNلُNظَ HدُNقُNلِ NلِاNقَ اۤ ۗ LنَNظَNوَ Jهُ اLمِ rلَّHيْPلُNقَNوَ PتْTحَٰPلُT¡صَّلِا اوJلُPمَNعِNوَ اHوJنَّNمِTا NنَHيَPذِLلِا LلَّاPا ¢ضٍHعَٰNبِ ىٰTلُNعِ HمْJهُJضُHعَٰNبِ ۗ NبَاNنَّNاLوَ ا›عَٰPكَاNرَّ LرِّNخَٰNوَ ¦هُLبِNرَّ NرِّNفَHغِNتَHسَاNفَ JهُT¡نَّNتَNفَ اNمَLنَّNا Jدَ¦وَاNدَ
۩
٢ ٤
Artinya: Dia (Daud) berkata, “Sungguh, dia benar-benar telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (digabungkan) kepada kambing-kambingnya. Sesungguhnya banyak di antara orang-orang yang
berserikat itu benar-benar saling merugikan satu sama lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan sedikit sekali mereka itu.” Daud meyakini bahwa Kami hanya mengujinya. Maka, dia memohon ampunan kepada Tuhannya dan dia tersungkur jatuh serta bertobat.
Hadits dari Abu Hurairah r. a
NمْLلُNسَNوَ PهُHيْNلُNعِ Jهُلُلِا يْLلُNصْ PهُLلُلِا JلِHوJسَNرَّ NلِاNقَ :NلِاNقَ JهُHنَّNعِ JهُLلُلِا NيْPضِNرَّ NةَNرِّHيَNرِّJهُ يْPبِNأَ HنَNعِ
JتْHجَNرِّNخَٰ NنَاNخَٰ اNذَٰPإِNفَ ،JهُNبَّPحَاNصْ اNمَJهُJدُNحَ Nأَ HنَJخَNيَ HمْNلِاNمِ PنَHيْNكُHيَPرِّLشَّلِا JثُPلِاNثَ اNنَّNأَ :Jهُلُلِا NلِاNقَ
. اNمَPهُPنَّHيْNبِ HنَPمِ
{ JمْPكَاNحَٰHلِا JهُNحَٰLحَٰNصْNوَ ،NدَJوَاNدَ وJبِNأَ JهُاNوَNرَّ }
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu „anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallaahu
„alaihi wa
sallam bersabda: “Allah berfirman: Aku adalah orang ketiga dari dua orang yang
berkongsi, selama salah seorang dari mereka tidak berkhianat kepada temannya. Jika salah seorang berkhianat, maka Aku keluar dari perkongsian mereka.” (H.R Abu
Dawud dan dishahihkan oleh al-Hakim)