1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek
Masalah pengangguran merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan
di negara Indonesia. Hal ini dapat kita lihat bahwa setiap tahunnya jumlah
pengangguran selalu mengalami peningkatan, dan masalah ini menjadi beban
pemerintah untuk mencari solusi pemecahan dari permasalahan tersebut. Keadaan
perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir sempat mengalamai
keterpurukan. Hal tersebut diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi di beberapa
Negara yang berpengaruh terhadap Indonesia. Akibat krisis ekonomi tersebut,
banyak usaha-usaha dan perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan
beroperasi karena keadaan ekonomi yang tidak stabil sehingga banyak perusahaan
yang terpaksa menutup usahanya karena sudah tidak mampu lagi menutupi
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasinya. Selain berdampak pada
perusahaan, krisis ekonomi juga berdampak pada masyarakat karena daya beli
mereka terhadap barang-barang kebutuhan pokok menurun sehingga tingkat
kesejahteraan mereka menurun.
Namun, diantara perusahaan-perusahaan yang sulit beroperasi tersebut,
masih terdapat beberapa bentuk usaha yang mampu bertahan menghadapi krisis
ekonomi dimana salah satunya adalah koperasi. Hal tersebut dikarenakan koperasi
mampu menghimpun, memfasilitasi dan mendorong kemajuan ekonomi rakyat
terus bergerak untuk bergabung dengan koperasi agar dapat memajukan
perekonomian rakyat yang nantinya juga akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kasmir (2007:102)
Koperasi hendaknya harus mampu memainkan peranan yang
sungguh-sungguh dalam tata ekonomi Indonesia. Berdasarkan perkembangan dan aktivitas
ekonomi dan pembaharuan kebijaksanaan ekonomi, keuangan dan pembangunan.
Perkoperasian di Indonesia disesuaikan dengan struktur demokrasi Indonesia.
Pembangunan koperasi mulai menginjak taraf pembangunan, dibidang
perkoperasiaan diintegrasikan kedalam pembangunan ekonomi, yang diarahkan
untuk pembentukan tenaga entrepreneur skill di kalangan masyarakat baik
konsumen maupun produsen. Kasmir (2007:22)
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992
tentang Perkoperasian Pasal 1, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. Jadi koperasi bukanlah perkumpulan modal
usaha yang mencari keuntungan semata, tetapi koperasi dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan anggota dengan memberikan harga semurah mungkin dan pelayanan
sebaik mungkin.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menjelaskan bahwa bukan
kemakmuran orang perseorang yang diutamakan melainkan kemakmuran dan
satu sektor kekuatan ekonomi diharapkan menjadi soko guru perekonomian
Indonesia, karena koperasi merupakan badan usaha yang sesuai dengan
demokrasi ekonomi Bangsa Indonesia yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.
Perkembangan dalam usaha koperasi sangat di pengaruhi oleh banyaknya
dibutur yang dimiliki. Sehingga apabila dari tahun ke tahun koperasi memiliki
peringkat dalam keanggotaan maka dapat di katakan bahwa koperasi tersebut
mengalami kemajuan. Sebaliknya jika debitur dalam suatu koperasi tersebut
mengalami penurunan begitu pula dengan tingkat keuntungan koperasi, semakin
banyak debitur maka tingkat keuntungan pada koperasi otomatis mengalami
peningkatan dan jika debitur berkurang maka keuntungan yang di peroleh
menurun. Suyanto dan Nurhad (2003:43)
Disamping banyaknya keanggotaan yang dimiliki belum tentu dapat
menjamin tingkat kelangsungan koperasi dalam mencapai keuntungan. Pemberian
Simpan Pinjam merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh koperasi
untuk mengolah modal yang di miliki dari hasil donasi dan simpanan anggota
untuk memberikan pinjaman kepada anggota dengan mengambil keuntungan dari
pembayaran bunga dari anggota yang melakukan pinjaman.
Secara garis besar dengan melihat peluang dan kebutuhan ekonomi saat
ini, Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang
(KPRI-KPKS) lebih murah dam mudah dibandingkan badan perkreditan lainnya
Pinjaman, masyarakat umum akan lebih mudah bertransaksi dengan koperasi
karena untuk menjangkau dan sleksi atas permohonan Pinjaman lebih mudah dari
pada Pinjaman lainnya. Dalam KPRI-KPKS hanya memerlukan syarat sebagai
anggota kemudian dengan mudah mendapatkan fasilitas berupa Simpan Pinjam.
Bahkan apabila pegawai belum berstatus sebagai Pegawai Negeri tetap bisa
menjadi bagian dari anggota KPRI-KPKS ini khusus untuk seluruh pegawai
kesehatan di seluruh daerah Sumedang.
Keberhasilan dalam pengelolaan Simpan Pinjam tidak terlepas dari
prosedur pemberian dan aturan yang dijalankan dalam pengelolaan koperasi ini
kepada anggotanya. Prosedur pemberian pinjaman merupakan ketentuan yang
menjamin hak pemberi pinjaman kepada peminjam agar peminjam dapat di
kembalikan sesuai kesepakatan dengan kata lain bahwa prosedur pemberian
pinjaman untuk melunasi pinjaman sesuai kesepakatan dengan peminjaman
beserta bunga yang ditetapkan sehingga anggota bertanggung jawab dalam
pemanfaatan kredit usaha sehingga dapat di salurkan kembali kepada anggota
yang memerlukannya sehingga koperasi harus melakukan beberapa prosedur
pemberian pinjaman dengan baik. Dalam kedala pemberian kredit biasanya macet
dan kemungkinan terdapat kendala-kendala yang lain. Azhar Susanto (2007:243).
Sedangkan proses simpanan sendiri merupakan bagian dari produk koperasi
kepada para anggota yang ingin menyimpan dananya agar lebih aman dan
menguntungkan.
Adapun masalah yang terjadi di KPRI-KPKS sendiri adalah mengenai
mengikuti aturan secara IFRS dan menggunakan aplikasi keuangan yang belum
memadai padahal dalam perhitungannya terbilang harus memerlukan aplikasi
keuangan yang mendukung namun karena keterbatasan pakar teknik informatika
menjadikan sebagian pencatatan keuangan KPRI-KPKS dilakukan secara manual.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ini bertujuan untuk
mendeskripsikan “Tinjauan Atas Prosedur Simpan Pinjam pada Korps.
Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang
(KPRI-KPKS)”
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktek antara lain :
1. Penulis ingin mengetahui bagaimana prosedur simpan pinjam pada korps.
pegawai republik indonesia koperasi pegawai kesehatan sumedang
(KPRI-KPKS).
2. Untuk mengetahui hambatan prosedur Simpan Pinjam pada Korps.
Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang
(KPRI-KPKS)
3. Untuk mengetahui solusi dari Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai
Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang
(KPRI-KPKS)
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Sebagai tambahan informasi mengenai Prosedur Simpan Pinjam pada Korps.
Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang
(KPRI-KPKS).
1.3.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk
menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran langsung bagaimana
Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi
Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS).
2. Bagi Instansi
Dengan penelitian ini dapat memberikan pandangan bagi instansi tentang
Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi
Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS).
3. Bagi Peneliti Lain
Dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam
penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Prosedur Simpan
Pinjam pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan
Sumedang (KPRI-KPKS).
1.4 Tempat dan Waktu Kerja Praktek
Kerja praktek dilakukan di Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi
Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS) jalan Prabu Geusan Ulun Nomor 75
Sumedang.
1.4.2 Waktu Kerja Praktek
Penulis melaksanakan kerja praktek dimulai sejak tanggal 29 Juli 2015
sampai dengan 28 Agustus 2015. Hal ini dapat dilihat pada table sebagai berikut
Table 1.1
a. Bimbingan kepada dosen
pembimbing
b. Pembuatan laporan KP
8 BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Pada awal tahun 60-an di Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah II
Sumedang berdiri suatu koperasi yang diberi nama koperasi SEHAT (Supaya
Enak Acuhkan Tabungan). Koperasi SEHAT berjalan dan berkembang dengan
baik, fungsi dan manfaat dapat dirasakan oleh para anggotanya.
Dalam kurun waktu +- 10 tahun koperasi SEHAT dapat bertahan dan
berkembang, akan tetapi pada akhir tahun enam puluhan, akibat terjadinya
devaluasi nilai rupiah dari Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00 yang kemudian disertai
pula dengan regenari dan keberhasilan pengurus tidak berjalan dengan baik
akibatnya keperasi SEHAT itupun tamat riwayatnya.
Pada tahun 1967 di Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumedang dibentuk
pula Dana Kesejahteraan. Tujuan pembentukan dana ini dimaksudkan untuk
membantu meringankan beban para pegawai, mengingat pada waktu itu gaji para
pegawai negeri relatif sangat kecil. Keuangan dana tersebut diperoleh dari hasil
penjualan obat dan jasa pelayanan dari penderita. Dana tersebut membantu para
pegawai yang memerlukan.
Demikian pula pada tahun 1970 di Dinas Kesehatan Daerah tingkat 2
Sumedang didirikan Dana Kesejahteraan Pegawai Dinas Kesehatan, yang modal
pertamanya diperoleh antara lain dari jasa pelayanan penderita. Keadaan semakin
tahun 1975 dimulai di Dana Kesejahteraan RSU, pegawai diwajibkan
menyimpan Rp. 10,00 tiap bulan.
Mengingat kedua Dana Kesejahteraan tersebut tidak berbadan hukum,
sulit dipertanggung jawabankan apabila ada hal-hal penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang, maka Dr. Noeroni Hidayat selaku Kepala Dinas
Kesejahteraan mengubah kedua dana tersebut menjadi koperasi.
Citra dan kepercayaan Pegawai Dinas Kesehatan termasuk pegawai RSU
pada umumnya masih ragu dan sumbang. Disisi lain Kepala Dinas punya
tanggung jawab untuk memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan pegawai
agar mereka bekerja penuh gairah dan semangat.
Atas dasar hal tersebut, dengan tidak mengurangi hak anggota untuk
menentukan pengurus, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang
dengan Surat Keputusan tanggal 4 Juli 1978 Nomor B-12/2642/UP/78 menunjuk
sdr. Oo Rohaendinurhara, BA selaku formatur sekaligus menjadi ketua koperasi.
Perlu disini dijelaskan bahwa sdr. Oo Rohaendinurhara, BA menjabat
Ketua Dana Kesejahteraan Pegawai RSU Sumedang sejak tahun 1968. Kemudian
sdr. Oo Rohaendinura, BA., membentuk tim pengurus sebnayak 5 orang yaitu :
1. Didi Sumitra
2. S.A Sutriamin
3. Subarna Widjasa
4. Rumnangsih
Selanjutnya diadakan persiapan seperlunya, untuk mengadakan rapat
pendirian koperasi. Pada tanggal 3 Agustus 1978 diselenggarakan rapat yang
dihadiri oleh 318 orang, dan disaksikan oleh staf departemen koperasi. Rapat ini
telah melahirkan kesepakatan berdirinya suatu koperasi yang diberinama
KOPERASI PEGAWAI KESEHATAN SUMEDANG (KPKS).
Pada rapat pendirian KPKS tersebut telah disusun juga:
1. Anggaran
2. Pengurus periode 1978/1979/1980
3. Badan Pemeriksa 1978/1979
4. Peraturan khusus
Selanjutnya KPKS mempunyai badan hukum pada tanggal 10 juli 1980.
Hak badan hukum No. 7085/BH/DK-10/21/80. SK.KA Kanwil koperasi provinsi
jawa barat. No. 055/Kep/DK-10/DI/VII-80 tanggal 10 juli 1980.
Sehubungan adnya kebijakan pemerintah dimana seluruh koperasi
fungsional diindonesia harus diawali dengan KPRI (Koperasi Pegawai Republik
Indonesia) maka kpks juga mengikuti kebijakan ini dengan mengganti
kepanjangan koperasi menjadi Korps. Jadilah kpri-kpks kepanjangannya koperasi
pegawai republik indonesia- korps pegawai kesehatan sumedang.
Sudah barang tentu ada perubahan dalam anggaran dasar kpks, yang
Selanjutnya Haka Badan Hukum pun ada sedikit perubahan menjadi nomor
7085/Bh/PAD/KWK. 10/III/98 tanggal 18 1998.
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 2.1
2.3Uraian Tugas Perusahaan
Adapun dari struktur organisasi KPRI-KPKS di atas, maka penulis akan
menerangkan tugas dan wewenang dari setiap bagian, yaitu :
1. Ketua
a. Menetepkan kebijakan umum, tentang Perencanaan, koordinasi,
pergerakan, pengendalian, evaluasi, koreksi baik dibidang usaha maupun
kelembagaan.
b. Kerjasama dengan pihak-pihak dinas terkait, badan lembaga dan
organisasi lainnya.
c. Melanjutkan langkah-langkah pembenahan dan peningkatan prasarana
organisasi kelembagaan.
d. Mengenai kegiatan supervisi bidang usaha :
Pemanfaatan gudang yang berfasilitas menguntungkan Koperasi, dan
semua pihak terkait.
Penyewaan diupayakan bisa berjalan secara terus menurus dan
meningkat.
2. .Sekertaris
a. Penyelenggaran seluruh kegiatan termasuk perencanaan jadwal secara
menyeluruh sesuai dengan RK / RAPBK dan meningkatkan prestasi kerja
karyawa, menjaga dan mengembangkan system komunikasi antar
b. Penyempuraan system/proses manajemen organisasi yang menyangkut
bidang kegiatana dministrasi, kelembagaan usaha maupun keuangan.
c. Keanggotaan mencangkup penerbitana administrasi data anggota yang
akurat untuk peningkatan kualitas dan kuantitas.
d. Supervisi bidang usaha simpan pinjam melalui penambahan system USP.
e. Rekstukturisasi aspek-aspek organisasi usaha keuangan sehingga dapat
mencapai sasaran yang diinginkan.
3. Bendahara
a. System,pola dan teknis operasional keuangan koperasi.
b. Mengoptimalkan sumber-sumber dan Koperasi. Baik internal maupun
eksternal maupun kasus-kasus keuangan macet koordinasi dengan
sekertariat, bila perlu mohon bantuan kepada pihak yang berwajib.
c. Penyetoran dan pendidikan dari lembaga keuangan dengan kredit lunak,
bantuan pemenrintah baik pusat maupun daerah, BUMN, BUMN dan
usaha lainnya.
d. Menanggulangi kekurangan Koperasi dan diupayakan mencari sember
permodalan baik dari lembaga keuangan dan kredit lunak,
b. bantuan pemerintah, BUMN, BUMD, dan usaha lainnya.
a. Pembukuan/ restukturisasi/ rekapitulasi neraca keuangan KUD BinaMukti
agar lebih realistis dan akurat.
Petugas payment point dan unit usaha simpan pinjam, agar melaksanakan
tugas serta kewajibannya secara proaktif penuh dedikasi dan loyalitas yang tinggi,
penuh keperdulian dan rasa tanggungjawab yang dijiwai oleh semangat jiwa
koprasi yang professional.
a. Fungsi Pengurus
1. BidangOrganisasi
• Meningkatkan fungsi dan tanggungjawab pengurus dalam rangka
melaksanakan kinerja yang baik.
• Menciptakan satukerja team yang baik, sehat dan harmonis
diantara pengurus, pegawai dan karyawan.
• Menata kembali struktur organisasi yang sesuai dengan
undang-undang No.25 tahun 1992, dengan system prosedur yang berkaitan
dengan mekanisme kerja, mengembangkan system pengendalian
internal untuk menggambarkan kegian usaha.
2. BidangAdministrasi
• Peningkatan pelayanan administrasi lebih baik supaya anggota
lebih mudah, cepat dan akurat.
• Peningkatan kualitas pengelolaan administrasi dan keuangan agar
lebih baik lagi dari tahun-tahun yang lalu.
• Peningkatan penyempurnaan system administrasi yang sesuai
dengan undang-undang No.25 tahun 1992 tentang perkoprasian.
Kegiatan usaha pada tahun 2012 yang sedang berjaan yaitu:
a. Usaha SimpanPinjam
• Unit usaha simpan pinjam ini adalah salah satu usaha andalan yang
sudah berjalan.
• Mengoptimalkan sumber-sumberdana yang ada untuk pemenuhan
kebutuhan anggota dalam pelayanan yang baik serta tidak
menbeda-bedakan anggota satu sama lain atas dasar prinsip
kekeluargaan untuk kepentingan seluruh anggota.
• Meningkatkan usaha simpan pinjam kepada anggota yang aktif.
• Mengintensifkan penagihan piutang SP kepada anggota pinjaman
yang menunggak / piutang macet.
b. Bidang Permodalan dan Keuangan
Untuk menunjang kelancaran kegiatan usaha tersebut di atas
memerlukan dukungan modal yang tidak sedikit, untuk itu permodalan
akan disusun melalui:
Peningkatan modal sendiri yang berasal dari simpanan anggota
berupa:
SimpananPokok
SimpananWajib
SimpananMasukan/Sukarela
Simpanan-simpanan Lainnya.
2.4Kegiatan Perusahaan
1. Bidang Organisasi dan Managemen
Secara umum Bidang Organisasi dan Managemen dapat dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan rencana serta ketentuan yang berlaku.
Program komputerisasi untuk sistem akuntansi masih dalam proses
penyelesaian dan belum terintegrasi antara pecatatan Simpan Pinjam
dan Mini Market.
Pengentahuan dan kemampuan Pengelolaan KPRI-KPKS belum
sebanding dengan perkembangan dunia usaha dan koperasi pada
khususnya.
Gaji Pengelola tidak sebanding dengan beban kerja, tanggung jawab,
serta asset yang harus dipertanggung jawabkannya.
Sistem pelaporan dan akses informasi dan komunikasi KPRI-KPKS
belum sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.
2. Bidang Pendidikan dan Penyuluhan
Pendidikan perkoperasian bagi Anggota dapat dilaksanakan sesuai
rencana. Diklat dilaksanakan untuk tiga wilayah yaitu, Conggeang,
Buahdua, dan Paseh yang dipusatkan di PKM Conggeang dengan
narasumber dari unsur Pengurus KPRI-KPKS.
Pendidikan perkoperasian bagi kader Pengurus dan Pengawas dapat
dilaksanakan, dengan mengikutsertakan para calon kader sebanyak 30
Dapat mengikuti berbagai kegiatan yang terkait dengan penguatan
manajemen koperasi, pengelolaan pajak, system pelaporan, dan
lain-lain, baik yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Sumedang, Lembaga Keuangan, maupun Dinas Koperasi
Propinsi Jawa Barat.
3. Bidang Usaha
Pengelolaan Mini Market Husada masih jalan ditempat dan cenderung
tidak berkembang.
Pengendalian pemberian kredit dapat meminimalisir kredit
bermasalah/kredit macet..
Kebutuhan anggota yang semakin meningkat tidak sebanding dengan
sisa gaji anggota yang bersangkutan.
Eksplorasi dunia perbankan dalam pemberian kredit kepada masyarakat
khususnya kepada Pegawai Negeri Sipil dan Pensiunan yang menjadi
anggota KPRI-KPKS berdampak signifikan terhadap menurunnya
partisipasi anggota kepada KPRI-KPKS .
Keterbatasan alat transfortasi pelayanan berdampak terhadap belum
terpenuhinya kebutuhan dan harapan anggota.
4. Bidang Keuangan dan Permodalan
Ratio modal sendiri dengan modal lainnya dan modal luar sudah cukup
modal lainnya harus tetap ditingkatkan melalui berbagai jenis
simpanan, baik simpanan wajib, simpanan manasuka, simpanan
berhadiah maupun simpanan khusus.
5. Bidang Kesejahteraan
Kesejahteraan Anggota pada setiap tahunnya relatif ada peningkatan.
Peningkatan kesejahteraan anggota telah diperluas dengan memasuki
19 3.1 Landasan Teori
3.1.1 Pengertian Prosedur
Suatu kegiatan membutuhkan cara atau prosedur untuk mencapai tujuan
kegiatan tersebut dan sesuai dengan apa yang direncanakan. Prosedur arti umumnya
dikenal suatu sistem atau tata cara dalam suatu kegiatan. Berikut beberapa pengertian
prosedur dari para ahli yaitu :
Menurut Menurut Mulyadi (2005:5) menyatakan bahwa “Prosedur adalah
tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan”.
Selain itu juga Mulyadi mendefinisikan bahwa :
“Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang”.
Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk
mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar, adalah :
a. Menulis
b. Menggandakan
c. Menghitung
d. Memberi kode
f. Memilih (Mensortasi)
g. Memindah
h. Membandingkan
Menurut Ardiyos (2004:73) yang mengartikan bahwa :
“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian
tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatau kegiatan usaha atau tansaksi dapat terjadi secara berulangkali dan dilaksanakan secara
seragam”.
Menurut Ardiyos ada juga beberapa karakteristik prosedur yang menjadi
bagian dari suatu kegiatan yaitu sebagai berikut :
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukkan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan
bertanggungjawab, dan prosedur juga menunjukkan tidak adanya
keterlambatan dan hambatan.
Adapun beberapa manfaat pada prosedur menurut Ardiyos adalah :
1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan
dimasa yang akan datang
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif
dan efisien
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam
pengawasan
Dapat disimpulkan, Prosedur adalah rangkaian metode yang telah menjadi
pola tetap atau prosedur juga dapat diartikan sebagai serangkaian dari tahapan -
tahapan atau urutan-urutan dari langkah-langkah yang saling terkait dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dilakukan secara berulang.
3.1.2 Pengertian Koperasi
Menurut UU No. 25 1992 :
”Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat, yang beradasarkan atas
azas kekeluargaan”
Sedangkan pengertian koperasi (2006:2) menurut Rudianto menyatakan bahwa :
“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan
pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar
prinsipprinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meninggkatkan taraf
hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah pada umumnya dengan
demikian koperasi merupakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian
3.1.3 Pengertian Koperasi Simpan Pinjam
Dalam peraturan mentri Negara koperasi, dalam usaha kecil dan menengah
republic Indonesia No. 19/Per/M.MUKM/XI/2008 pasal 1 (2) koperasi yang
melaksanakan kegiatan usaha hanya usaha simpan pinjam dari definisi tersebut dapat
di ketahui bahwa koperasi simpan pinjam merupakan suatu lembaga ekonomi yang
sangat di perlukan dan penting untuk di pertahankan serta merupakan alat
orang-orang untuk meningkatkan taraf hidupnya juga dapat mencerahkan berbagai masalah
atau persoalan yang mereka hadapi masing-masing.
Pengertian koperasi simpan pinjam menurut Suyanto dan Nurhadi (2003:43)
adalah sebagai berikut :
“Koperasi simpan pinjam adalah merupakan koperasi yang meningkatkan
kesejahteraan anggotanya dengan kegiatan kredit berbunga rendah.”
Pengertian koperasi simpan pinjam menurut Firdaus dan Susanto (2002:68) :
“Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang anggota-anggotanya setiap
orang memiliki kepentingan langsung di bidang perkreditan”
Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup
berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian.
Untuk mencapai tujuannya, berarti koperasi simpan pinjam harus melaksanakan
aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan yang paling penting adalah
nasehat dan penjaga berkesinambungannya organisasi dan sebagai orang yang dapat
dipercaya.
Menurut UU No. 25 tahun 1992, pasal 39, pengawas bertugas melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan
menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi,
mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan seterusnya. Manajernya
koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi apapun harus memiliki
ketrampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan
mememukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi untuk mencapai tujuan,
rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal
ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU no.25 tahun 1992.
3.2Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilaksanakan dalam satu periode selama satu bulan yaitu 30
hari kerja yang berlangsung mulai dari tanggal 29 Juli sampai dengan tanggal 28
Agustus 2015. Selama satu bulan itu, penulis mengamati, mempelajari, dan
melaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan Prosedur Simpan Pinjam
pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang
3.2.1.1 Prosedur Simpan Pinjam pada KPRI-KPKS
Berikut ini adalah Prosedur Simpan Pinjam pada Korps. Pegawai Republik
Indonesia Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang (KPRI-KPKS) yang akan di
jabarkan menurut aktifitasnya:
A. Prosedur dan jenis simpanan pada KPRI-KPKS
(1)Simpanan Pokok
Simpanan Pokok Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dibayar sekaligus atau
dapat diangsur selama 2 (dua) kali angsuran
(2)Simpanan Wajib
1) Simpanan Wajib Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) perbulan, tidak menutup
kemungkinan bagi Anggota untuk menyimpan lebih dari yang ditentukan
2) Bagi Anggota yang sudah keluar dari keanggotaan KPRI-KPKS, untuk dapat
diterima kembali menjadi Anggota harus menyimpan Simpanan Wajib
Penyetaraan minimal sebesar Rp. 1.000.000,00 (Satu juta rupiah) dibayar
sekaligus
(3)Simpanan Wajib Penyetaraan
Diberlakukan bagi Anggota Baru yang berminat menambah simpanan wajib
atau Anggota lama yang ingin mendapatkan pinjaman lebih besar
Nominal simpanan tidak terbatas, sesuai dengan kemampuan Anggota
Fungsi dari simpanan dimaksud adalah agar adanya keseimbangan antara
(4)Pekan Tabungan (Simpanan 12 Juli)
Pekan Tabungan sebesar Simpanan Wajib (Rp. 100.000,00 / seratus ribu rupiah)
dipotong setiap bulan Juli dalam rangka peringatan hari koperasi nasional……..
(5)Simpanan Manasuka
1)Nominal simpanan tergantung kemampuan anggota
2)Pemberian Jasa simpanan 1% tiap bulannya atau bunga harian sebesar 0,033%
(1/30 x 1%) per hari
3)Pemberlakuan jasa simpanan bagi anggota yang jumlah simpanannya telah
mencapai minimal Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) pada bulan berjalan,
namun bagi anggota yang jumlah simpanannya kurang dari batasan minimal
tersebut tidak diberikan jasa simpanan
4)Pengambilan Simpanan Manasuka Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas,
supaya memberitahukan sebelumnya
5)Simpanan Manasuka ≥ Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) diusahakan
mengendap selama 3 (tiga) bulan
6)Bagi Anggota yang menyimpan dengan besaran minimal Rp. 5.000.000,00
(lima juta rupiah) dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu
lima ratus rupiah) per bulan
(6)Simpanan Berhadiah
1) Nominal simpanan tergantung kemampuan anggota maksimal Rp.
10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per anggota
3) Setiap kelipatan Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan telah mengendap 6
(enam) bulan mendapat 1 buah kupon yang akan diundi pada waktu RAT
4) Jasa simpanan 0,7% per bulan
5) Undian akan dilaksanakan apabila total simpanan anggota mencapai minimal
Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
6) Pemenang I mendapatkan hadiah satu buah motor matic, Pemenang II sepeda
gunung, dan Pemenang III Televisi Layar Datar .
7) Pajak ditanggung oleh Pemenang
8) Hadiah tidak dapat diuangkan
9) Pengundian hadiah ke-1 tidak berlaku bagi Pengelola Koperasi KPRI-KPKS
10) Bagi anggota penyimpan yang telah mendapatkan hadiah pertama, tidak akan
diikutsertakan lagi pada pengundian hadiah pertama pada tahun berikutnya,
tetapi akan diikutsertakan pada pengundian hadiah kedua dan ketiga
11) Bagi Anggota yang menyimpan dengan besaran minimal Rp. 5.000.000,00
(lima juta rupiah) dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 2.500,00 (dua
ribu lima ratus rupiah) per bulan
(7)Simpanan Khusus
1) Nominal simpanan minimal Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) maksimal Rp.
50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) per-anggota...
2) Jangka waktu minimal 12 bulan
3) Jasa simpanan 1,3% tiap bulannya
5) Jika ada pengambilan sebelum jatuh tempo maka jasa diperhitungkan sebesar
0,80% perbulan
6) Apabila pengambilan sebelum jatuh tempo (kena finalti), tidak bisa langsung
dimasukkan kembali kepada Simpanan Khusus tetapi masuk dahulu ke dalam
Simpanan Manasuka dan masuk daftar tunggu untuk dimasukkan kembali ke
dalam Simpanan Khusus
7) Bagi Anggota yang menyimpan dengan besaran minimal Rp. 5.000.000,00
(lima juta rupiah) dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 2.500,00 (dua ribu
lima ratus rupiah) per bulan
B. Prosedur dan ketentuan Pinjaman di KPRI-KPKS
Ketentuan Pinjaman di KPRI-KPKS adalah sebagai berikut:
(1) Jumlah pinjaman dari berbagai jenis pinjaman besarnya maksimal 4
(empat) kali jumlah Simpanan Wajib, yang realisasinya disesuaikan
dengan kemampuan gaji Anggota
(2) Bagi Anggota PNS yang mengambil kredit, pembayarannya dipotong
langsung melalui bendaharawan gaji instansi masing-masing, dan bagi
Anggota yang akan menjelang Purna Tugas (Pensiun) lamanya jangka
waktu cicilan maksimal sampai dengan batas waktu pensiun
(3) Untuk Tenaga Kontrak/Honorer/PTT harus melampirkan Surat
(4) Bagi Anggota yang meminjam nominal Rp. 1.000.000,00 ke atas
diharuskan menandatangani Surat Perjanjian Pinjaman di atas meterai
Rp. 6.000,-- (enam ribu rupiah)
(5) Bagi Anggota yang melanggar perjanjian utang piutang, tidak akan
diberikan pinjaman sampai dengan sisa gaji yang bersangkutan
memungkinkan
(6) Bagi Anggota luar biasa dan bagi anggota yang tidak memiliki jaminan
gaji (dipotong melalui bendaharawan gaji), apabila meminjam harus
disertai jaminan/agunan surat berharga dan mendapat persetujuan dari
Pengurus dan Pengawas KPRI-KPKS
(7) Bagi Anggota yang statusnya sebagai tenaga kontrak harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
(a) Bagi anggota yang tidak memiliki jaminan gaji (dipotong oleh
bendaharawan gaji) diberikan pinjaman maksimal 2 kali simpanan
wajib
(b) Bagi anggota yang memiliki jaminan gaji (dipotong oleh
bendaharawan gaji) dapat diberikan pinjaman maksimal 4 kali
simpanan wajib dengan catatan melampirkan jaminan surat berharga
(8) Surat berharga yang dijadikan jaminan oleh anggota tidak akan
diberikan/dikembalikan selama utangnya belum dilunasi;
(9) Pinjaman SP3 (Jangka Panjang) dan SP4 (Pinjaman Kavling) tidak bisa
(10) Bagi Anggota baru yang akan mengajukan pinjaman, baru dapat
direalisasikan setelah menjadi anggota selama 6 (enam) bulan kecuali
bagi anggota PNS ditetapkan berdasarkan pertimbangan Pengurus dan
Pengawas.
(11) Bagi Anggota yang telah berusia ≥ 70 tahun, pemberian besaran
pinjamannya berdasarkan hasil pertimbangan Pengurus dan Pengawas
KPRI-KPKS maksimal 2 kali simpanan wajib
Jenis Pinjaman yang ada pada KPRI-KPKS adalah sebagai berikut:
(1)SP 1 ( Pinjaman Jangka Pendek)
Pinjaman maksimal Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)
Jangka waktu pengembalian 1 (satu) bulan
Jasa pinjaman sebesar 1.4% per bulan
Dana partisipasi anggota 0,6% per bulan
Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai
keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan
pengesahan dalam rapat anggota
(2) SP 2 (Pinjaman Jangka Menengah )
Besaran jumlah pinjaman minimal Rp. 1.000.000,-- (satu juta rupiah)
dan maksimal Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah)
Jangka waktu cicilan minimal 5 (lima) bulan dan maksimal 30 (tiga
Jasa pinjaman sebesar 1,4% per bulan
Dana partisipasi anggota 0,6% per bulan
Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai
keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan
pengesahan dalam rapat anggota
Mengisi formulir permohonan pinjaman dan diketahui oleh suami/istri
Pinjaman SP2 dengan cicilan lebih dari 5 bulan, apabila dilunasi
sebelum waktunya maka jasanya dihitung pada bulan berjalan, dan
tidak ada pengembalian jasa pinjaman
Pinjaman lebih dari Rp. 1.000.000,00(Satu juta rupiah) dipotong
sebesar 1% dari jumlah pinjaman untuk dana perlaya
(3) SP 3 (Pinjaman Jangka Panjang)
Besar pinjaman minimal Rp. 3.000.000,-- (tiga juta rupiah) dan
maksimal sebesar Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah)..
Jangka waktu kredit maksimal 48 bulan
Jasa pinjaman sebesar 1,75% menurun per bulan
Dana partisipasi anggota0,75% menurun per bulan
Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai
keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan
Peminjam dikenakan potongan dari jumlah pinjaman sebesar 1%
dimasukan ke dalam Simpanan Wajib serta 1% potongan untuk Dana
Perlaya
Mengisi formulir permohonan pinjaman dan diketahui oleh suami/istri
Bila dilunasi sebelum waktunya, maka jasanya dihitung pada bulan
berjalan
Menyimpan Jaminan Surat Berharga (sertifikat dan BPKB) bagi
Anggota yang tidak dipotong melalui bendaharawan gaji
Pembaharuan pinjaman dapat diberikan apabila telah memenuhi
ketentuan sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Ketentuan Pinjaman SP 3
NO LAMA PINJAMAN/CICILAN TELAH MENGEMBALIKAN
CICILAN
1 37 s.d. 48 kali 10 Kali
2 25 s.d. 36 Kali 8 Kali
3 13 s.d. 24 Kali 6 Kali
4 s.d. 12 Kali 4 Kali
(4) SP 4 (Pinjaman Kavling)
Besarnya pinjaman minimal Rp. 5.000.000,-- (lima juta rupiah) dan
maksimal sebesar Rp. 35.000.000,00 (tiga puluh lima juta rupiah)
Jangka waktu kredit maksimal 60 bulan
Jasa pinjaman sebesar 0,945% per bulan
Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai
keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan
pengesahan dalam rapat anggota
Peminjam dikenakan potongan dari jumlah pinjaman sebesar 1%
dimasukan ke dalam Simpanan Wajib serta 1% potongan untuk Dana
Perlaya
Mengisi formulir permohonan pinjaman dan diketahui oleh suami/istri
Bila dilunasi sebelum waktunya dikenakan finalty maksimal sebanyak
3 kali jasa pinjaman
Jaminan Surat Berharga (sertifikat, dan BPKB) bagi Anggota yang
tidak dipotong melalui bendaharawan gaji
Pembaharuan pinjaman dapat diberikan apabila telah memenuhi
ketentuan sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Ketentuan Pinjaman SP 4
NO LAMA PINJAMAN/CICILAN TELAH MENGEMBALIKAN
CICILAN
Besar pinjaman maksimal disesuaikan dengan harga jatah kursi Calon
Jangka waktu cicilan maksimal 36 bulan
Jasa pinjaman sebesar 0,7% per bulan
Dana partisipasi anggota 0,3% per bulan
Pembagian prosentase tersebut sewaktu-waktu bisa berubah sesuai
keputusan rapat Pengurus dan Pengawas yang akan mendapatkan
pengesahan dalam rapat anggota
Peminjam diharuskan membayar potongan 1% untuk Dana Perlaya
Pinjaman SP 5 hanya untuk Anggota biasa
Pendaftaran ke Bank dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten
Sumedang, dilakukan oleh KPRI-KPKS atas nama Anggota yang
bersangkutan
Bagi Anggota yang berusia di atas 55 tahun jangka waktu pinjaman
sampai batas usia pensiun (58 tahun)
Bila dilunasi sebelum waktunya maka jasanya dihitung selama sisa
bulan dalam tahun berjalan
Pinjaman bisa merangkap dengan jenis pinjaman lain, dengan catatan
gajinya masih mencukupi untuk potongan
Jaminan surat berharga (sertifikat dan BPKB) bagi Anggota yang
tidak dipotong melalui Bendaharawan Gaji
Berikut adalah Bagan Arus (Flowchart) proses Pinjaman pada Koperasi
Gambar 3.1
Prosedur Pinjaman Pada Korps. Pegawai Republik Indonesia Koperasi Pegawai
3.2.1.2 Hambatan dalam Prosedur Simpan Pinjam
Dalam era globalisasi kejujuran dan keterbukaan sangat dijunjung tinggi oleh
setiap lapisan masyarakat. Perkembangan dalam usaha koperasi sangat di pengaruhi
oleh banyaknya debitur yang dimiliki. Sehingga apabila dari tahun ke tahun koperasi
memiliki peringkat dalam keanggotaan maka dapat dikatakan bahwa koperasi
tersebut mengalami kemajuan. Sebaliknya jika debitur dalam suatu koperasi tersebut
mengalami penurunan begitu pula dengan tingkat keuntungan koperasi, semakin
banyak debitur maka tingkat keuntungan pada koperasi otomatis mengalami
peningkatan dan jika debitur berkurang maka keuntungan yang diperoleh menurun.
Keberhasilan pemberian pinjaman tidak terlepas dari prosedur pemberian
pinjaman yang dijalankan dalam pengelolaan pemberian pinjaman kepada anggota.
Prosedur pemberian kredit merupakan ketentuan yang menjamin hak pemberi
pinjaman kepada peminjam agar peminjam dapat di kembalikan sesuai kesepakatan
dengan kata lain bahwa prosedur pemberian pinjaman untuk melunasi pinjaman
sesuai kesepakatan dengan peminjaman beserta bunga yang ditetapkan sehingga
anggota bertanggungjawab dalam pemanfaatan kredit usaha sehingga dapat di
salurkan kembali kepada anggota yang memerlukannya sehingga koperasi harus
Pada Koperasi KPRI-KPKS ini tidak ditemukan kendala atau hambatan dalam
prosedur simpanan atau dapat dikatakan bahwa prosedur simpanan di KPRI-KPKS
ini berjalan dengan baik.
Adapun hambatan yang ada dalam prosedur pemberian pinjaman yaitu:
1. Calon peminjam yang masih mempunyai cicilan pembayaran pinjaman
sebelumnya tapi diperbolehkan mengajukan pinjaman padahal sesuai
prosedur harus menyelesaikanya pinjaman terdahulu baru boleh
meminjam kembali.
2. Dalam prosedur pemberian kredit/pinjaman uang atau pencairan dana
dalam jumlah tertentu mengalami keterlambatan waktu sebab harus
menunggu ketersediaan dana yang ada pada saat itu padahal formulir
sudah ditanda tangani atau disetujui untuk dicairkan. Yang dimana
seharusnya jika sudah disetujui harus segera diberikan pinjaman tersebut
oleh pengurus koperasi tanpa menunggu lama.
3.2.1.3 Upaya atau Solusi dari Hambatan Prosedur Simpan Pinjam
Dari berbagai hambatan yang dihadapi oleh koperasi KPRI-KPKS, berikut adalah
upaya atau solusi dari prosedur pemberian kredit sebagai berikut:
1. Untuk pinjaman yang diberikan padahal pinjaman sebelumnya belum di lunasi.
Dalam hal ini sebenarnya koperasi memberikan kredit tersebut dikarenakan
diberikan karena dilihat dari pengalokasian dana anggota digunakan untuk hal
yang penting seperti biaya rumah sakit, dan biaya pendidikan. Namun dalam
prosedur itu salah maka koperasi melakukan suatu upaya seperti tegas dalam
mengambil keputusan dan pemeriksaan yang di perketat, karena tindakan
seperti hal- hal tersebut juga bukan hanya kepentingan koperasi saja melainkan
demi anggota-anggotanya.
2. Untuk lamanya pencairan dana dalam jumlah yang besar dikarenakan dana
yang belum mencukupi. Dalam hal ini upaya sementara yang dilakukan oleh
koperasi ialah melakukan pengambilan Simpanan di Bank. Simpanan yang di
ambil adalah dana deposito Koperasi yang di himpun dari simpanan para
anggota koperasi KPRI-KPKS.
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek
3.2.2.1 Prosedur Simpan Pinjam pada KPRI-KPKS
1. Prosedur pemberian pinjaman anggota/calon anggota diawali dengan
mengajukan permohonan pinjaman, dengan memberikan persyaratan kepada
bagian administrasi dan jika persyaratan disetujui, menerima formulir
permohonan kredit di bagian administrasi.
2. Pada tahap awal permohonan pinjaman harus mengisi formulir yang di berikan
oleh bagian administrasi dan diajukan kembali ke bagian administrasi beserta
persyaratan pengajuan pinaman setra foto copy KTP Suami Istri (status
3. Setelah menerima formulir dan persyaratandari pemohon pinjaman, bagian
administrasi memeriksa kelengkapan kelengkapan persyaratan dan membuat
pembukuan berdasarkan nomor urut serta data persyaratan pemohon lainnya.
Kemudian data dalam bentuk berkas tersebut di berikan kepada petugas servey.
4. Selanjutnya tugas yang diterima dari bagian administrasi digunakan oleh
petugas lapangan untuk membantu dalam penilaian dan mengidentifikasi calon
peminjam secara langsung. Dalam proses ini, petugas lapangan melakukan
analisis dengan melakukan pengecekan kebenaran dengan adanya jaminan
berdasarkan persyaratan yang diajukan, melakukan penilaian langsung usaha,
penghasilan perbulan, dan keadaan ekonomi keluarga, serta mengenali calon
peminjam dari tetangga, kerabat, dan keluarga calon peminjam. Kenudian petas
survey membuat data berita acara untuk melengkapi format taksiran usaha
anggota dan di rangkum dalam bentuk aplikasi pinjaman kemudian
5. Komite Kredit menerima berkas-berkas aplikasi pinjaman, dan format taksasi
usaha anggota untuk melakukan rapat komite. Dalam rapat ini koperasi
melakukan verifikasi dan sleksi kelayakan dan berkas-berkas permohonan
kredit dengan format taksasindari petugas survey, jika hasil verifikasi telah
layak untuk di berikan kredit, maka format taksasi anggota ditandatangani dan
prosrs selanjutnya di serahkan ke bagian pengurus koperasi.
6. Pada tahap ini pengurus koperasi menerima berkas aplikasi pinjaman dari
komite dan memutuskan untuk menerima atau menolak permohonan kredit. Jika
kredit dan persyaratan ke bagian administrasi untuk di buat surat penolakan dan
diserahkan kepada calon peminjam. Dan jika permohonan di terima maka
pengurus mengisi form taksasi usaha anggota dengan menentukan besaran
kredit yang di berikan, biaya administrasi, potongan simpanan dan
mennandatangani berkas permohonan kredit. Setelah itu melakukan konfirmasi
pemberian pinjaman ke bendahara untuk melakukan penarikan uang. Uang dan
berkas aplikasi pinjaman diserahkan ke bagian administrasi untuk melakukan
proses realisasi pemberian kredit.
7. Setelah menerima berkas aplikasi pinjaman dan uang dari pengurus, bagian
administrasi membuat pembukuan pinjaman berdasarkan identitas peminjam,
persyaratan jaminan, plafon pinjaman, dan jangka waktu angsuran serta
menyimpan data tersebut ke dalam file kredit anggota. Bagian administrasi
membuat kartu oinjaman untuk peminjaman, nota sebagai barang bukti
pembayaran dan persiapan surat perikatan atau surat perjanjian. Setelah
semuanya sudah siap, bagian administrasi meminta peminjaman untuk
menandatangani surat perjanjian dan menyerahkan kartu angsuran kredit beserta
uang kepada peminjam. Setelah itu bagian administrasi melakukan pencatatan
berdasarkan nota dan penyimpanan ke dalam file kas pengeluaran kas serta
3.2.2.2 Hambatan dalam Prosedur Simpan Pinjam
Prosedur simpanan atau dapat dikatakan bahwa prosedur simpanan di
KPRI-KPKS ini berjalan dengan baik. Adapun hambatan yang ada dalam prosedur
pemberian pinjaman yaitu :
1. Calon peminjam yang masih mempunyai tunggakan kredit oleh pihak
koperasi diperbolehkan meminjam kembali padahal belum melunasi
kredit sebelumnya.
2. Pencairan dana dalam jumlah tertentu mengalami keterlambatan waktu
sebab harus menunggu ketersediaan dana yang ada pada saat itu padahal
formulir sudah ditanda tangani atau disetujui untuk dicairkan.
3.2.2.3 Upaya atau Solusi dari Hambatan Prosedur Simpan Pinjam
Adapun Solusi atau pemecahaan dari prosedur pemberian kredit sebagai berikut:
1. Koperasi memberikan kelonggaran kredit tersebut dikarenakan koperasi
mengangkat unsur kekeluargan, jadi dalam hal ini kredit tersebut diberikan
karena dilihat dari pengalokasian dana anggota digunakan untuk hal yang
penting seperti biaya rumah sakit, dan biaya pendidikan
2. Lamanya pencairan dana dalam jumlah yang besar apabila tidak mencukupi
kebutuhan kredit yang dilakukan oleh koperasi ialah melakukan pengambilan
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu
Oleh :
INNEKE SUNARYA
21112067
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1
1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 5
1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 5
1.3.1 Kegunaan Praktis ... 5
1.3.2 Kegunaan Akademis ... 6
1.4Tempat dan Waktu Kerja Praktek ... 6
1.4.1 Tempat Kerja Praktek ... 6
1.4.2 Waktu Kerja Praktek ... 7
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 8
2.1Sejarah Perusahaan ... 8
vi
3.1Landasan Teori ... 19
3.1.1 Pengertian Prosedur ... 19
3.1.2 Pengertian Koperasi ... 21
3.1.3 Pengertian Koperasi Simpan Pinjam ... 22
3.2Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 23
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 23
3.2.1.1 Prosedur Simpan Pinjam pada KPRI-KPKS ... 24
3.2.1.2 Hambatan dalam Prosedur Simpan Pinjam ... 35
3.2.1.3 Upaya atau Solusi dari Hambatan Prosedur Simpan Pinjam . 36
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 37
3.2.2.1 Prosedur Simpan Pinjam pada KPRI-KPKS ... 37
3.2.2.2 Hambatan dalam Prosedur Simpan Pinjam ... 40
3.2.3.3 Upaya atau Solusi dari Hambatan Prosedur Simpan Pinjam 40
BABIV KESIMPULAN ... 41
4.1Kesimpulan ... 41
4.2Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 44
43
Azhar Sustanto. 2004, “Sistem Informasi Manajemen”. Bandung : Linggar Jaya.
Firdaus,Muhammad dan Agus Edhi Susanto. 2002. Perkoprasian Sejarah, Teori, dan Praktek. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Hasibuan H. Malayu S.P. 2007. “Dasar-dasar Perbankan”, Jakarta : PT.Grafindo
Kasmir. 2007, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Enam”, Jakarta : Raja Grafindo
M. Tohar. 2004,”Permodalan dan Perkreditan Koperasi”, Yogyakarta : Kanisius.
Rudianto. 2006, “Akuntansi Koperasi”, Jakarta : Grafindo
Thomas Suyatno. dkk. 2007, “Dasar-dasar Perkreditan”, Jakarta : PT. GramediaPustaka Utama
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1)
52
Nama : Inneke Sunarya
NIM : 21112067
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 26 Desember 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Karapyak No.2 RT.01/RW.08 Kel.Situ Kec. Sumedang Utara
Kab. Sumedang
Email : inneke.sunarya@gmail.com
No HP : 085624943128 / 085722463964
Riwayat Pendidikan Formal:
TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT
2000 – 2006 SDN Karapyak 1 SMD Kab. Sumedang, Jawa Barat
2006 – 2009 SLTP N 5 Sumedang Kab. Sumedang, Jawa Barat
2009 – 2012 SMAN 1 Cimalaka SMD Kab. Sumedang, Jawa Barat
ii
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek di Koperasi Pegawai Kesehatan Sumedang. Laporan kerja praktek yang
berjudul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR SIMPAN PINJAM PADA KORPS.
PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KOPERASI PEGAWAI KESEHATAN
SUMEDANG (KPRI-KPKS)” ini penulis ajukan untuk melengkapi salah satu mata
Kuliah Kerja Praktek.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan
baik dalam pengumpulan data maupun tata cara penyusunan, pembahsan masalah
serta penyajiannya mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmunyang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang
sifatnya membangun.
Terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
iii
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek
4. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
5. Pengelola Program Studi dan seluruh karyawan / karyawati Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
6. Bapak H. Subarna Widjasa, selaku Ketua KPRI Koperasi Pegawai Kesehatan
Sumedang.
7. Bapak H. Elan Sumana, SE.,Ak selaku Pembimbing Perusahaan yang sudah
membimbing penulis
8. Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan limpahan kasih sayang kepada
penulis serta telah memberikan dorongan baik secara moril maupun materil
dan doanya yang tak pernah mereka hentikan untuk penulis
9. M. Yusup Abdurrohman yang selalu setia memberikan dorongan motivasi dan
selalu mengingatkan penulis untuk tetap semangat dalam menempuh jenjang
pendidikan ini.
10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas doa
iv
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Bandung, November 2015
Penulis
Inneke Sunarya