• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil utama penelitian

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

3. Hasil utama penelitian

Pengaruh citra merek terhadap intensi membeli diperoleh dengan cara menghitung koefisien regresi. Berdasarkan analisa regresi dari variabel citra merek dan variabel intensi membeli diperoleh koefisien determinansi (r2) sebesar 0,157 dengan nilai F = 19,404 dan angka signifikansi sebesar 0,000. Sebagaimana tertera pada tabel 12 berikut ini.

Tabel 12

Hasil Model Summary Pada Analisa Regresi

Analisa Adjusted

R Square F p

Regresi 0,157 19,404 0,000

Hal ini menunjukkan bahwa citra merek merek memiliki pengaruh positif sebesar 15,7 % terhadap intensi membeli. Selebihnya 84,3 % intensi membeli dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4. Hasil Tambahan Penelitian

a. Deskripsi data penelitian berdasarkan mean empirik dan mean

hipotetik pada variabel intensi membeli

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel intensi membeli adalah sebanyak 27 aitem yang diformat dalam bentuk skala likert dengan 5 alternatif jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 13 berikut.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 13

Skor Empirik Dan Skor Hipotetik Variabel Intensi Membeli

Variabel Empirik Hipotetik

Intensi membeli

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 39,00 117,00 71,51 13,93 27 135 81 18

Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa untuk skala intensi membeli diperoleh mean empirik sebesar 71,51 dengan SD 13,93. Sedangkan mean hipotetik diperoleh sebesar 81 dengan SD 18.

Selanjutnya dilakukan pengelompokan yang didasari oleh kategorisasi hipotetik. Hasil dari pengelompokan ini menunjukkan bahwa mean empirik variabel intensi membeli sebesar 71,51 menggambarkan tingkat intensi membeli subjek berada pada tingkat sedang. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini.

Tabel 14

Kategorisasi Skor Intensi Membeli Variabel Rentang nilai Kategori

Intensi membeli

X < 63 Rendah 63 < X < 99 Sedang 99 < X Tinggi

b. Deskripsi data penelitian berdasarkan mean empirik dan mean

hipotetik pada variabel citra merek

Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkapkan variabel citra merek adalah sebanyak 17 aitem yang diformat dalam bentuk skala likert dengan 5

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

alternatif jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik disajikan dalam tabel 15 berikut.

Tabel 15

Skor Emprik Dan Skor Hipotetik Variabel Citra Merek

Variabel Empirik Hipotetik

Citra merek

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD 31,00 66,00 49,98 7,26 17 85 51 11

Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa untuk skala citra merek diperoleh mean empirik sebesar 49,98 dengan SD 7,26. Sedangkan mean hipotetik diperoleh sebesar 51 dengan SD 11.

Selanjutnya dilakukan pengelompokan yang didasari oleh kategorisasi hipotetik. Hasil dari pengelompokan ini menunjukkan bahwa mean empirik variabel citra merek sebesar 49,98 menggambarkan tingkat citra merek yang dimiliki subjek berada pada tingkat sedang. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini.

Tabel 16

Kategorisasi Skor Citra Merek

Variabel Rentang nilai Kategori

Citra merek

X < 40 Rendah 40 < X < 62 Sedang

62 < X Tinggi

c. Kategorisasi data penelitian

Berdasarkan data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada hasil uji

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

asumsi yang menunjukkan skor populasi terdistribusi secara normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam 3 kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Kategorisasi untuk variabel intensi membeli dengan jumlah individu dan persentase individu didalamnya terhadap 100 orang sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:

Tabel 17

Kategorisasi subjek berdasarkan skor intensi membeli

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah (N) Persentase

Intensi membeli

X < 63 Rendah 28 28%

63 < X < 99 Sedang 69 69%

99 < X Tinggi 3 3%

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 17, dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek memiliki tingkat intensi membeli sedang, yaitu: sebesar 69%, sedangkan yang lainnya memiliki intensi membeli pada tingkat rendah sebanyak 28%, dan 3% memiliki tingkat intensi membeli yang tinggi.

Kategorisasi untuk variabel citra merek dengan jumlah frekuensi dan persentase individu terhadap 100 orang subjek yang mengisi skala penelitian didalamnya dapat dilihat pada tabel18berikut ini.

Tabel 18

Kategorisasi subjek berdasarkan skor citra merek

Variabel Rentang nilai Kategori Jumlah (N) Persentase

Citra merek

X < 40 Rendah 5 5%

40 < X < 62 Sedang 88 88%

62 < X Tinggi 7 7%

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 18, dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek memiliki skor citra merek pada tingkat sedang.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

Untuk melihat penyebaran skor dalam bentuk matriks kategori dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini.

Tabel 19

Matriks hubungan Antar variabel dalam bentuk kategori

Variabel Intensi Membeli

Rendah Sedang Tinggi

Citra Merek Rendah 4 4 % 1 1 % 0 0 % Sedang 24 24 % 63 63 % 1 1 % Tinggi 0 0 % 5 5 % 2 2 % Jumlah 100 (100%)

Matriks hubungan antar variabel pada tabel 19 diatas menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar terletak pada kategori citra merek yang sedang dan intensi membeli yang sedang juga, yaitu sebanyak 63 orang (63%). Selain itu ada 4 orang (4%) yang memiliki citra merek rendah dan intensi membeli yang rendah pula, serta 2 orang (2%) memiliki citra merek tinggi dan intensi membeli yang tinggi.

Hasil ini mempertegas temuan bahwa citra merek memiliki hubungan yang positif terhadap intensi membeli. Hal ini sesuai dengan hasil analisa penelitian yang menyatakan bahwa ada pengaruh citra merek terhadap intensi membeli. Semakin tinggi citra mereknya, semakin tinggi pula intensi membelinya. Sebaliknya semakin rendah citra mereknya, semakin rendah pula intensi membelinya.

d. Gambaran intensi membeli berdasarkan jenis kelamin

Gambaran intensi membeli pada subjek berdasarkan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 20

Gambaran intensi membeli berdasarkan jenis kelamin

Variabel Jenis kelamin Jumlah (N) Mean SD F p Intensi membeli Pr 69 70.71 15.39872 0,732 0,394 Lk 31 73.29 9.89004 Total 100 71.51 13.92657

Tabel 20 diatas menunjukkan bahwa nilai rata – rata intensi membeli pada laki – laki sebesar 73,29 , sedangkan nilai rata – rata intensi membeli pada perempuan sebesar 70,71. Hal ini menjelaskan bahwa intensi membeli pada laki – laki lebih tinggi daripada intensi membeli perempuan.

Berdasarkan uji anova diperoleh F sebesar 0,732 dengan nilai signifikansi 0,394 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara intensi membeli pada laki – laki dan perempuan.

e. Gambaran intensi membeli berdasarkan usia

Gambaran intensi membeli pada subjek berdasarkan jenis usia dapat kita lihat pada tabel 21 berikut ini.

Tabel 21

Gambaran intensi membeli berdasarkan usia

Variabel Usia Jumlah

(N) Mean SD F p Intensi membeli 11 – 20 68 69.3676 12.27168 5,244 0,024 20 – 40 32 76.0625 16.20023 Total 100 71.5100 13.92657

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 21 diatas menunjukkan bahwa nilai rata – rata terendah intensi membeli terdapat pada rentang usia 11 – 20 tahun sebesar 69,37 sedangkan nilai rata – rata intensi membeli tertinggi terdapat pada rentang usia 20 – 40 tahun sebesar 76,06.

Berdasarkan uji anova diperoleh F sebesar 5,244 dengan nilai signifikansi 0,024 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada tingkat intensi membeli ditinjau dari usia.

f. Gambaran intensi membeli berdasarkan status pendidikan

Gambaran intensi membeli pada subjek berdasarkan status pendidikan dapat kita lihat pada tabel 22 berikut ini.

Tabel 22

Gambaran intensi membeli berdasarkan status pendidikan

Variabel Status pendidikan Jumlah (N) Mean Std. Deviation F p Intensi membeli S1 35 72.1429 14.50789 0,466 0,629 D3 29 69.4138 14.66170 SMA 36 72.5833 12.92036 Total 100 71.5100 13.92657

Tabel 22 diatas menunjukkan bahwa nilai rata – rata terendah intensi membeli terdapat pada tingkat pendidikan D3 sebesar 69,41 sedangkan nilai rata – rata intensi membeli tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SMA sebesar 72,58.

Berdasarkan uji anova diperoleh F sebesar 0,466 dengan nilai signifikansi 0,629 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat intensi membeli ditinjau dari status pendidikan.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

B. PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada segmen pasar Billabong menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari citra merek terhadap intensi membeli, yaitu sebesar 15,7%. Hasil ini sesuai dengan pendapat Levy (dalam Mowen dan Minor, 2002) yang mengatakan bahwa orang sering membeli produk bukan hanya untuk manfaat fungsional, tetapi lebih untuk nilai simboliknya. Nilai simbolik inilah yang diharapkan konsumen dapat mengkomunikasikan dirinya kepada observer. Sebagaimana dijelaskan oleh Veblen ( dalam Horton, 1984) bahwa sebagian besar konsumsi dimotivasi oleh keinginan untuk mengesankan orang lain dan produk yang sering dikonsumsi adalah jenis pakaian, perhiasan, rumah, dan yang sejenisnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Grubb dan Grathwohl (dalam Mowen dan Minor, 2002) yang mengatakan bahwa langkah pertama yang akan dilakukan konsumen dalam mengkonsumsi sesuatu adalah membeli sebuah produk yang mengkomunikasikan konsep dirinya kepada observer, kemudian konsumen berharap bahwa observer akan memiliki persepsi yang diinginkan dari sifat alami produk secara simbolik, dan akhirnya konsumen berharap bahwa observer akan memandang dirinya seperti memiliki sifat simbolik yang hampir sama dengan produk tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan hasil persamaan linieritas intensi membeli = 32,54 + 0,78*citra merek yang berarti bahwa setiap tejadi peningkatan citra merek, maka intensi membeli juga mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Seock (2003) yang mengatakan bahwa semakin positif sikap seorang konsumen terhadap suatu merek, maka semakin tinggi pula intensi membeli konsumen.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

Penelitian ini menunjukkan bahwa citra merek hanya memberi pengaruh sebesar 15,7% terhadap intensi membeli. Hal ini berarti masih terdapat 84,3% faktor – faktor lainnya yang dapat mempengaruhi intensi membeli seseorang, seperti strategi pemasaran. Sebagaimana dikatakan oleh Setiadi (2005) bahwa strategi pemasaran adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi. Selain itu, faktor lingkungan (eksternal) dan faktor yang bersifat individual (internal) juga turut mempengaruhi perilaku membeli seseorang (Engel, dkk., 1995). Oleh karena itu penelitian – penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas faktor – faktor lain yang mempengaruhi intensi membeli.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Terdapat pengaruh positif citra merek terhadap intensi membeli. artinya semakin tinggi tingkat citra merek, maka semakin tinggi pula tingkat intensi membeli. Sebaliknya, semakin rendah tingkat citra merek, maka semakin rendah pula tingkat intensi membeli.

2. Sumbangan efektif variabel citra merek terhadap intensi membeli adalah 15,7%. Artinya citra merek memberikan pengaruh sebesar 15,7% terhadap intensi membeli, sedangkan 84,3% lainnya disebabkan oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Berdasarkan data hipotetik, skor total variabel citra merek dibagi atas tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Secara umum tingkat citra merek subjek penelitian tergolong sedang.

4. Berdasarkan data hipotetik, skor total variabel intensi membeli dibagi atas tiga kategori, yaitu: rendah, sedang, dan tinggi. Secara umum tingkat intensi membeli subjek penelitian tergolong sedang.

5. Berdasarkan hasil analisa tambahan diperoleh bahwa:

a. Tidak ada perbedaan intensi membeli pada laki – laki dan perempuan. Namun dengan membandingkan nilai rata – rata dari subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin diperoleh bahwa intensi membeli laki – laki lebih tinggi daripada perempuan.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

b. Ada perbedaan intensi membeli pada remaja dan dewasa muda. Namun dengan membandingkan nilai rata – rata dari subjek penelitian berdasarkan usia diperoleh bahwa intensi membeli dewasa muda lebih tinggi daripada remaja.

c. Tidak ada perbedaan intensi membeli jika ditinjau dari status pendidikan. Namun dengan membandingkan nilai rata – rata dari subjek penelitian berdasarkan status pendidikan diperoleh bahwa intensi membeli tertinggi dimiliki oleh subjek dengan status pendidikan SMA, dan intensi membeli terendah dimiliki oleh subjek penelitian dengan status pendidikan D3

B. SARAN

1. Saran Metodologis

Berdasarkan hasil penelitian ini bagi pihak – pihak yang berminat melakukan penelitian sejenis atau mengembangkan penelitian ini lebih jauh, hendaknya memperhatikan hal – hal berikut:

a. Penelitian selanjutnya juga hendaknya memperhatikan metode yang paling sesuai untuk mendapatkan subjek penelitian yang benar – benar representatif. Selain itu, peneliti menyarankan agar jumlah dan variasi subjek penelitian lebih beragam dapat menggunakan penyebaran skala secara online menggunakan jaringan internet, sehingga lebih mudah diakses oleh banyak orang.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

b. Sebaiknya dalam penelitian selanjutnya digunakan metode penelitian eksperimen agar dapat menggali lebih dalam lagi tentang citra merek dan intensi membeli.

c. Penelitian selanjutnya dapat meneliti faktor – faktor lain yang mempengaruhi intensi membeli yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2. Saran Praktis

Sebuah perusahaan atau produsen sebaiknya melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen secara berkala, sehingga produsen dapat lebih mengenal kebutuhan ataupun harapan konsumen dengan demikian strategi pemasaran yang digunakan oleh produsen pun akan menjadi lebih efektif.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi 3). Jakarta : Balai Pustaka

Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 1). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dewi, I., J. (2005). Inspirasi bisnis: Perspektif baru dalam strategi branding, bisnis, dan karir. Yogyakarta: Amara Books.

Durianto, D.,Sugiarto., Sitinjak,T. (2004). Strategi menaklukkan pasar melalui Riset ekuitas dan perilku merek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Engel, JF.,Blackwell, RD., Miniard, PW. (1995). Perilaku Konsumen, Edisi keenam (terjemahan). Jakarta : Binarupa Aksara.

Hadi, S. (2002). Metodologi Research (Jilid 1). Yogyakarta : Andi Offset.

Horton. R. L. (1984). Buyer Behaviour : a decision making approach. Ohio : A Bell & Howell Company.

Kerlinger, F.N. (1995). Asas – asas Pendekatan Behavioral. Yogya : Gajah Mada University Press.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

Kotler, P., Susanto, A.B., (1997).Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jilid 1. Jakarta : PT. Salemba Emban Patria.

Mangkunegara, A.A.A.P.(2002). Perilaku konsumen (Edisi revisi). Bandung : PT. Refika Aditama.

Mowen, J.C., Minor, M.(2002). Perilaku Konsumen, Jilid 1, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Nicolino, P. F. (2004). The complete ideal’s guides: Brand management. Jakarta : Prenada.

Peter, P. J., Olson, J.C. (2002). Consumer behaviour and marketing strategy. New York: McGraw – Hill.

Schiffman, L.G., Kanuk, L.,L.(1983).Consumer behaviour: second edition. New Jersey: Prentice Hall.

Setiadi, N. J. (2005). Perilaku konsumen: Konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian pemasaran. Jakarta : Kencana.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

Temporal, P. (2001).Branding in Asia: Penciptaan, pembangunan, dan manajemen merek Asia untuk pasar global. Batam : Interaksara

Tjiptono, F. (2005). Brand management & strategy.Yogyakarta : Andi Offset

Ajzen, Icek (2006). The theory of planned behaviour.http://people.umass.edu/ aizen/index.html

Billabong Coorporate.(2007).

Francoeur, B.(2004). Brand image and Walt Disney: A Qualitative Analysis of

Magical Gatherings.

Griffin, R. (2006). The Branding Process: More Than a Logo and Slogan.

Hribar, M. (2007)

Landry, C.C. (2003). Self-efficacy, motivation, and outcome expectation correlates of college.

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

Seock (2003). Analysis of Clothing Websites for Young Customer Retention based on A Model of Customer Relationship Management via the Internet. http:// scholar.lib.vt.edu/theses/available/etd-10272003150525/unrestricted/ YKETD.pdf

Setiawan,A.,Fran.(2006)

Susanto, A.B.(2007).

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

LAMPIRAN

A. SKALA CITRA MEREK

No. Pernyataan Pilihan jawaban

1 Memakai produk bermerek billabong membuat saya tampil

beda. SS S N TS STS

2 Ketika mendengar produk bermerek billabong, maka yang

saya bayangkan adalah “kebebasan berekspresi”. SS S N TS STS 3 Orang yang ekspresif cocok menggunakan produk

bermerek billabong. SS S N TS STS

4 Saya merasa produk bermerek billabong sesuai dengan

kepribadian saya yang fleksibel. SS S N TS STS

5 produk bermerek billabong membuat saya tampil trendi. SS S N TS STS

6 Menurut saya yang memakai produk bermerk billabong

adalah orang yang kaku. SS S N TS STS

7 Menurut saya produk bermerek billabong menampilkan

sosok yang mudah menyesuaikan diri SS S N TS STS

8 Ketika mendengar produk bermerek billabong, maka yang

saya bayangkan adalah “energik”. SS S N TS STS

9 Produk bermerk billabong membuat saya tampil kuno. SS S N TS STS

10 Saya memakai produk bermerek billabong karena

mencerminkan kepribadian yang optimis. SS S N TS STS

11 Ketika mendengar produk bermerek billabong, maka yang

saya bayangkan adalah “pemalas”. SS S N TS STS

12 Produk bermerek billabong sangat sesuai dengan

kepribadian saya yang penuh semangat. SS S N TS STS

13 produk bermerek billabong menggambarkan kepribadian

yang supel. SS S N TS STS

14 Orang yang senang bergaul cocok memakai produk

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

15 Menurut saya orang yang memakai produk bermerek

billabong biasanya orang yang berkepribadian populer SS S N TS STS 16 Memakai produk bermerek billabong membuat saya

tampak seperti “anak culun”. SS S N TS STS

17 Memakai produk bermerek billabong akan membuat saya

terkenal di kalangan teman – teman saya. SS S N TS STS

B. SKALA INTENSI MEMBELI

No. Pernyataan Pilihan jawaban

1 Saya merasa bahwa saya harus membeli produk bermerek

billabong seberapa pun harganya. SS S N TS STS

2 Saya sangat berharap dapat membeli produk bermerek

billabong. SS S N TS STS

3 Saya tidak tertarik untuk membeli produk bermerek

billabong. SS S N TS STS

4 Saya ingin membeli produk bermerek billabong. SS S N TS STS

5 Saya lebih memilih untuk membeli produk bermerek lain

daripada produk bermerek billabong. SS S N TS STS

6 Saya membutuhkan produk bermerek billabong. SS S N TS STS

7 Membeli produk bermerek billabong selalu ada dalam

daftar belanja saya. SS S N TS STS

8 Produk bermerek billabong tidak layak untuk dibeli. SS S N TS STS

9 Membeli produk bermerek billabong bukan prioritas saya

ketika berbelanja. SS S N TS STS

10 Saya menyukai produk bermerek billabong, dan saya

berencana untuk membelinya. SS S N TS STS

11 saya ingin membeli produk bermerek billabong karena

teman – teman saya juga memakainya. SS S N TS STS

12 Saya akan membeli produk bermerek billabong demi

Rima Zhuhriah Auda : Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli, 2009. USU Repository © 2009

13 Saya tidak akan membeli produk bermerek billabong

meskipun saya akan dijauhi oleh teman – teman. SS S N TS STS

14

Saya harus membeli produk bermerek billabong karena dengan demikian saya diterima sebagai bagian dari kelompok.

SS S N TS STS

15

Saya membeli produk bermerek billabong bukan karena kualitas produknya, tapi karena banyak orang yang memakainya.

SS S N TS STS

16 Saya berencana untuk membeli produk bermerek billabong

karena kata keluarga saya produknya bagus. SS S N TS STS 17 Meskipun teman – teman saya membeli produk billabong,

saya tidak tergoda untuk ikut membelinya. SS S N TS STS

18 Saya merasa kalau saudara – saudara saya mengharapkan

saya untuk mengkonsumsi produk bermerek billabong. SS S N TS STS 19 Saya menabung untuk membeli produk bermerek

billabong. SS S N TS STS

20 Saya selalu menunggu diskon produk bermerek billabong. SS S N TS STS

21 Jika saya punya uang, saya tidak akan membeli produk

bermerek billabong. SS S N TS STS

22 Saya akan meminta orang tua saya untuk membelikan saya

produk bermerek billabong. SS S N TS STS

23 Saya tidak tertarik untuk memiliki produk bermerek

billabong, sekalipun orang tua saya akan membelikannya. SS S N TS STS 24 Membeli produk bermerek billabong layak untuk

diperjuangkan. SS S N TS STS

25 Saya akan meminjam uang teman saya agar dapat membeli

produk bermerek billabong. SS S N TS STS

26 Saya tidak pernah melakukan usaha apapun untuk membeli

produk bermerek billabong. SS S N TS STS

27 Membeli produk billabong hanya membuang – buang uang

Dokumen terkait