BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
2. Hasil Utama Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan tentang hasil pengolahan data mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap organizational citizenship behavior yang diperoleh dengan teknik analisis regresi sederhana dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for windows. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1. Uji Hipotesis Mayor
Tabel 15.
Hasil Ringkasan Uji Hipotesis Mayor
Variabel R R2 F p B konstanta B koef. regresi OCB*budaya organisasi 0,370 0,137 12,090 0,001 42,640 0,241
Hipotesis mayor dalam penelitian ini yaitu:
H0 : Tidak ada pengaruh positif budaya organisasi terhadap organizational citizenship behavior.
H1 : Ada pengaruh positif budaya organisasi terhadap organizational citizenship behavior.
Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai F = 12,090 dan p = 0,001. Jika
p (0,001) < 0,05 maka H0 ditolak sedangkan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif budaya organisasi terhadap
organizational citizenship behavior, dimana semakin kuat budaya organisasi
terinternalisasi dalam diri para pegawai maka akan semakin tinggi tingkat
organizational citizenship behavior.
Hasil analisis regresi pada tabel 15 di atas diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,370 dan nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0,137 atau 13,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap
organizational citizenship behavior sebesar 13,7 %. Artinya budaya organisasi
memberikan sumbangan efektif sebesar 13,7 % dalam meningkatkan
organizational citizenship behavior pada pegawai.
Persamaan garis regresi pada penelitian ini adalah Y= 42,640 + 0,241X.
Organizational citizenship behavior dilambangkan dengan (Y) dan budaya
organisasi dilambangkan dengan (X). Berdasarkan persamaan garis regresi dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar 42,640, artinya jika budaya organisasi (X) nilainya 0 maka organizational citizenship behavior (Y)nilainya positif sebesar 42,640. Koefisien regresi variabel budaya organisasi (X) sebesar 0,241, artinya jika budaya organisasi mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka organizational citizenship behavior akan mengalami peningkatan sebesar 0,241. Koefisien bernilai positif artinya ada pengaruh positif budaya organisasi terhadap organizational citizenship behavior, semakin kuat budaya organisasi maka akan semakin tinggi tingkat organizational citizenship behavior.
Berikut ini akan dijelaskan tentang hasil uji hipotesis minor dengan menggunakan analisis regresi berganda metode elimination backward. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
2. Uji Hipotesis Minor
Tabel 16.
Hasil Ringkasan Uji Hipotesis Minor
Aspek P Keterangan
Asas tujuan*OCB 0,015 H0 ditolak
Asas konsensus*OCB 0,009 H0 ditolak
Asas keunggulan*OCB 0,025 H0 ditolak
Asas kesatuan*OCB − Removed
Asas prestasi*OCB − Removed
Asas empirisme*OCB 0,072 H0 diterima
Asas keakraban*OCB − Removed
Asas integritas*OCB 0,008 H0 ditolak
a. Asas Tujuan. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai p = 0,015. Jika
nilai p < 0,05 maka H0 ditolak (Field, 2009). Pada penelitian ini nilai p (0,015) < 0,05 maka H0 ditolak sedangkan H1 diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif asas tujuan terhadap
organizational citizenship behavior.
b. Asas Konsensus. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai p = 0,009.
Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak (Field, 2009). Pada penelitian ini nilai p (0,009) < 0,05 maka H0 ditolak sedangkan H1 diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif asas konsensus terhadap
organizational citizenship behavior.
c. Asas Keunggulan. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai p = 0,025.
Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak (Field, 2009). Pada penelitian ini nilai p (0,025) < 0,05 maka H0 ditolak sedangkan H1 diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif asas keunggulan terhadap
organizational citizenship behavior.
d. Asas Kesatuan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode
elimination backward diketahui bahwa asas kesatuan telah dihilangkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh asas kesatuan terhadap organizational citizenship behavior.
e. Asas Prestasi. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode
elimination backward diketahui bahwa asas prestasi telah dihilangkan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh asas prestasi terhadap organizational citizenship behavior.
f. Asas Empirisme. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai p = 0,072.
Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak (Field, 2009). Pada penelitian ini nilai p (0,072) > 0,05 maka H0 diterima sedangkan H1 ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh asas empirisme terhadap
organizational citizenship behavior.
g. Asas Keakraban. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode elimination backward diketahui bahwa asas keakraban telah
dihilangkan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh asas keakraban terhadap organizational citizenship behavior.
h. Asas Integritas. Berdasarkan hasil perhitungan didapat nilai p = 0,008.
Jika nilai p < 0,05 maka H0 ditolak (Field, 2009). Pada penelitian ini nilai p (0,008) < 0,05 maka H0 ditolak sedangkan H1 diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh positif asas integritas terhadap
organizational citizenship behavior.
b) Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Data Penelitian
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel budaya organisasi adalah sebanyak 30 aitem yang diformat dengan skala Likert dalam lima alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Budaya Organisasi
Tabel 17.
Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Budaya Organisasi
Variabel Nilai Empirik Nilai Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD Budaya
organisasi 96 140 116,5 8,024 30 150 90 20
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh mean empirik (X) sebesar 116,5 dengan SD empirik (s) sebesar 8,024, sedangkan mean hipotetik (µ) sebesar 90 dengan SD hipotetik (σ) sebesar 20.
Perbandingan mean empirik (X) dan mean hipotetik (µ) dari variabel budaya organisasi menunjukkan X(116,5) > µ (90), maka dapat disimpulkan bahwa penerimaan pegawai terhadap budaya organisasi pada subjek penelitian memiliki kekuatan yang lebih besar daripada rata-rata penerimaan pegawai terhadap budaya organisasi pada populasi umumnya.
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap variabel organizational
citizenship behavior sebanyak 19 aitem yang diformat dengan skala Likert
dalam lima alternatif pilihan jawaban. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
2. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Organizational Citizenship Behavior
Tabel 18.
Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Organizational Citizenship Behavior
Variabel Nilai Empirik Nilai Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
OCB 55 87 70,77 5,230 19 95 57 12,67
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh mean empirik (X) sebesar 70,77 dengan SD empirik (s) sebesar 5,230, sedangkan mean hipotetik (µ) sebesar 57 dengan SD hipotetik (σ) sebesar 12,67.
Perbandingan mean empirik (X) dan mean hipotetik (µ) dari variabel
subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata tingkat organizational
citizenship behavior pada populasi umumnya.
c) Kategorisasi Data Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi secara normal (Azwar, 2012). Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik budaya organisasi yang dapat dilihat pada tabel 17 di halaman sebelumnya, maka dapat dihitung norma kategorisasi jenjang. Hasilnya adalah sebagai berikut.
1. Kategorisasi Data Budaya Organisasi
Tabel 19.
Kategorisasi Data Hipotetik Budaya Organisasi
Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase Budaya organisasi X < 70 Rendah - - 70 ≤ X < 110 Sedang 11 14,1 % X ≥ 110 Tinggi 67 85,9 % Total 78 100 %
Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai termasuk ke dalam kategori tinggi (85,9 %) untuk penerimaannya terhadap budaya organisasi, sedangkan 14,1 % tergolong ke
dalam kelompok sedang dan tidak ada pegawai yang tergolong ke dalam kelompok rendah. Dengan kata lain bahwa budaya organisasi telah terinternalisasi secara kuat dalam diri para pegawai.
2.
Berdasarkan deskripsi nilai hipotetik organizational citizenship behavior
yang dapat dilihat pada tabel 18 di halaman sebelumnya, maka dapat dihitung norma kategorisasi jenjang. Hasilnya adalah sebagai berikut.
Kategorisasi Data Organizational Citizenship Behavior
Tabel 20.
Kategorisasi Data Hipotetik Organizational Citizenship Behavior
Variabel Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase
OCB
X < 45 Rendah - -
45 ≤ X < 69 Sedang 22 28,2 %
X ≥ 69 Tinggi 56 71,8 %
Total 78 100 %
Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai termasuk ke dalam kategori tinggi (71,8 %) untuk tingkat
organizational citizenship behavior, sedangkan 28,2 % tergolong ke dalam
kelompok sedang dan tidak ada pegawai yang tergolong ke dalam kelompok rendah. Dengan kata lain bahwa tingkat organizational citizenship behavior