BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
3. Hasil Utama Penelitian
a. Korelasi Kualitas Kehidupan Bekerja dengan Semangat Kerja
Berikut ini akan dijelaskan pengolahan data mengenai hubungan kualitas kehidupan bekerja dengan semangat kerja yang diperoleh dengan teknik analisa regresi linear sederhana dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.00 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.569 dengan p = 0,000.
Hipotesis nol dalam penelitian ini yaitu tidak ada peranan kualitas kehidupan bekerja terhadap semangat kerja. Kriteria penolakan Ho adalah jika p < α (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan uji satu sisi, didapat nilai p = 0,000,
karena p = 0,000 < α (0,05) maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada peranan kualitas kehidupan bekerja terhadap semangat kerja.
Hasil analisa regresi dapat dilihat pada tabel 13. Didapat nilai koefisien determinan (R2) sebesar 0.323 bahwa peranan kualitas kehidupan bekerja terhadap semangat kerja pada karyawan PT. PLN(PERSERO) Wil-SU adalah sebesar 32.3%. Artinya variabel kualitas kehidupan bekerja memberikan sumbangan efektif sebesar 32.3% dalam meningkatkan semangat kerja.
Tabel 13. Hasil Analisis Korelasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .569(a) .323 .315 9.173
Tabel 14. Hasil Analisis Varians
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 3134.192 1 3134.192 37.247 .000(a) Residual 6563.358 78 84.146 Total 9697.550 79
Tabel 15. Koefisien b0 dan b1
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 18.455 12.898 1.431 .156 KKB .550 0.090 0.569 6.103 .000 a Dependent Variable: Semangat Kerja
Persamaan garis regresi pada penelitian ini adalah `0 1X1. Semangat kerja dilambangkan dengan (Y`) dan kualitas kehidupan bekerja dilambangkan dengan (X1). Berdasarkan rumus tersebut, persamaan garis regresinya adalah Y`= 18.455 + 0.550 X1. Sehingga dapat disimpulkan jika tidak ada kualitas kehidupan bekerja maka skor semangat kerja adalah 18.455. Koefisien regresi 0.550 menggambarkan setiap penambahan 1 satuan kualitas kehidupan bekerja akan menambah semangat kerja sebesar 0.550.
b. Nilai Empirik dan Mean Hipotetik
1. Nilai Empirik Dan Nilai Hipotetik Kualitas Kehidupan Bekerja
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kualitas kehidupan bekerja yang dimiliki oleh subjek penelitian, untuk itu peneliti menggunakan alat penelitian berupa skala kualitas kehidupan bekerja.
Setelah dilakukan uji reliabilitas didapat 47 item utama yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang 0-4 sehingga dihasilkan total skor minimum sebesar 47 dan total skor maksimun sebesar 188.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor maksimum 80 dan total skor minimum 25. Hasil perhitungan mean empirik dan mean kualitas kehidupan bekerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 16. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Kualitas Kehidupan Bekerja
Variabel Empirik Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD Kualitas
kehidupan bekerja
118 163 142.78 11.460 47 188 117.5 23.5
Berdasarkan tabel 16 maka diperoleh mean empirik kualitas kehidupan bekerja sebesar 142.78 dengan standar deviasi sebesar 11.460 dan
mean hipotetik sebesar 117.5 dengan standar deviasi sebesar 23.5.
Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 25.28. Hasil ini menunjukkan bahwa kualiatas kehidupan bekerja yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada mean kualitas kehidupan bekerja yang dimiliki populasi umumnya.
2. Nilai Empirik dan Nilai Hipotetik Semangat Kerja
Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai semangat kerja dari subjek penelitian, untuk itu peneliti menggunakan alat penelitian berupa skala semangat kerja.
Setelah dilakukan uji reliabilitas diperoleh 34 item utama yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisa menjadi data penelitian dengan rentang 0-4 sehingga dihasilkan total skor minimum sebesar 4 dan total skor maksimun sebesar 136.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh total skor maksimum 128 dan skor minimum 74. Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik semangat kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 17. Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Semangat Kerja
Variabel Empirik Hipotetik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD Semangat kerja 74 128 96.93 11.079 34 136 85 17
Berdasarkan tabel 17 maka diperoleh nilai mean empirik semangat kerja sebesar 96.93 dengan standar deviasi sebesar 11.079 dan nilai mean
hipotetik sebesar 85 dengan standar deviasi sebesar 17.
Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 11.93. Hasil ini menunjukkan bahwa semangat kerja subjek penelitian lebih tinggi daripada mean semangat kerja pada populasi umumnya.
c. Kategorisasi Kualitas Kehidupan Bekerja
Norma kategorisasi kualitas kehidupan bekerja yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 18. Norma Kategorisasi Kualitas Kehidupan Bekerja
Rentang nilai Kategori
X < (-1.0 SD) Rendah (-1.0SD) X (+1.0 SD) Sedang X (+1.0 SD) Tinggi
Besar nilai mean hipotetik kualiatas kehidupan bekerja adalah 117,5 dengan standar deviasi 23,5 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 19. Kategorisasi Kualitas Kehidupan Bekerja
Rentang nilai Kategori Jumlah (N) Persentase (%)
x< 94 Rendah 0 0 %
94 ≤ x < 141 Sedang 35 43,75 %
141 ≤x Tinggi 45 56.25 %
Jumlah 80 100.00
Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki kualitas kehidupan bekerja yang tinggi sebesar 56.25 % sedangkan 43.75 % subjek penelitian memiliki memiliki kualitas kehidupan bekerja yang sedang (tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah), dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki kualitas kehidupan bekerja yang tergolong rendah. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki kualitas kehidupan bekerja yang tinggi.
d. Kategorisasi Semangat Kerja
Norma kategorisasi semangat kerja yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 20. Norma Kategorisasi Semangat Kerja
Rentang nilai Kategori
X < (-1.0 SD) Rendah (-1.0SD) X (+1.0 SD) Sedang X (+1.0 SD) Tinggi
Besar nilai mean hipotetik semangat kerja adalah 85 dengan standar deviasi 20 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 21. Kategorisasi Data Semangat Kerja
Rentang nilai Kategori Jumlah
(N) Persentase (%) x< 68 Rendah 0 0 % 68 ≤x < 102 Sedang 45 56.25 % 102 ≤x Tinggi 35 43.75 % Jumlah 80 100.0
Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki semangat kerja yang tinggi sebesar 43.75% sedangkan 56,25% subjek penelitian memiliki memiliki semangat kerja yang sedang (tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah), dan tidak ada subjek yang memiliki semangat kerjayang tergolong rendah. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki semangat kerja yang sedang.
e. Kategorisasi Kualitas Kehidupan Bekerja dan Semangat Kerja
Berdasarkan kategorisasi kualitas kehidupan bekerja dan semangat kerja yang dipaparkan sebelumnya, dapat disusun matriks kategorisasi antar kedua variabel tersebut yang dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini :
Tabel 22. Matriks Kategorisasi Kualitas Kehidupan Bekerja dan Semangat
Kerja
Semangat Kerja
Tinggi Sedang Rendah
Tinggi 25 (31.25%) 20 (25%) 0
Kualitas Kehidupan
Bekerja Sedang 8 (10%) 27 (33.75%) 0
Rendah 0 0 0
TOTAL 80 (100%)
Matriks pada tabel 22 menunjukkan bahwa hubungan variabel yang memiliki persentase terbesar terlihat pada kualitas kehidupan bekerja sedang dengan semangat kerja sedang, yaitu sebesar 27 (33,75%) dan pada kualitas kehidupan bekerja tinggi dengan semangat kerja tinggi, yaitu sebesar 25 (31,25%). Sedangkan karyawan yang memiliki persepsi kualitas kehidupan bekerja yang sedang dan semangat kerja yang tinggi, yaitu sebesar 8 (10%) dan karyawan yang memiliki persepsi kualitas kehidupan bekerja yang tinggi dan semangat yang sedang sebesar 20 (25%).