• Tidak ada hasil yang ditemukan

Multiple Intelligence

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Hasil Validasi dan Revisi Produk

Validasi produk dilakukan guna menilai kualitas atau kelayakan produk yang dihasilkan. Data validasi diperoleh dari 2 pakar media pembelajaran pada guru kelas IV Sekolah Dasar.

75 Tabel 4.1 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Lima

Menurut Widoyoko (2009:238)

Interval Skor Rerata Skor Kategori

X>Xᵢ + 1,8 SBᵢ >4,2 Sangat Baik Xᵢ + 0, Sbᵢ< X≤ Xᵢ + 1,8Sbᵢ >3,4 – 4,2 Baik Xᵢ - 0,6 Sbᵢ< X≤ Xᵢ + 1,8 Sbᵢ >2,6 – 3,4 Cukup Baik Xᵢ + 0,6 Sbᵢ< X≤ Xᵢ - 1,8 Sbᵢ >1,8 – 2,6 Kurang Baik X> Xᵢ- 1.8 SBᵢ ≤ 1,8 Sangat Kurang Baik

a) Data Validasi Pakar Media Pembelajaran

Validasi produk oleh pakar media pembelajaran dilakukan oleh dua dosen di program studi PGSD Universitas Sanata Dharma. Validasi produk dilakukan oleh pakar media pembelajaran pada tanggal 22 Februari 2016. Hasil validasi pakar media pembelajaran oleh dosen G dapat dilihat pada lampiran tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Validasi Media Pembelajaran No Pertanyaan Validator 1 2 Skor 1 5 4 2 5 5 3 4 4 4 3 3 5 3 3 6 5 5 7 4 4 8 4 4 9 3 3

76 10 4 4 11 5 4 12 4 4 13 4 4 14 5 5 15 5 5 16 4 5 17 4 4 18 4 4 19 4 4 20 4 4 21 4 4 22 5 4 Jumlah Skor 92 90 Rerata skor 4,18 4,09

Kategori Baik Baik

Hasil validasi pakar media pembelajaran oleh G menunjukkan bahwa media yang dihasilkan memiliki kualitas atau kelayakan

mendapat skor rerata 4,18 dengan kategori “ baik”. Pakar media

pembelajaran oleh dosen P menunjukkan bahwa media yang dihasilkan mendapat skor 4.09 dengan kategori baik. Media konvensional berbasis multiple intelligence mendapat kategori baik karena sesuai dengan kualitas media pembelajaran. Kategori baik mengandung makna bahwa media konvensional yang dikembangkan layak digunakan dengan perbaikan.

77 Pakar media pembelajaran tidak memberikan skor nilai, namun juga memberikan komentar dan saran terkait dengan pengembangan produk. Komentar dan saran dari dosen G tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Komentar Pakar Media Pembelajaran dan Tindak Lanjut

No Komentar Tindak Lanjut

1. Kapan penggunaan kartu bergambar alat musik

digunakan dalam

pembelajaran belum jelas.

Dalam RPP sudah di lengkapi.

2. Dalam RPP gambar sebagai latar belakang sebaiknya tidak terlalu ramai dan mencolok sehingga mengganggu esensi dalam RPP.

Berdasarkan saran yang diberikan oleh pakar media pembelajaran, latar belakang sebaiknya dihilangkan agar tidak mengganggu isi dari RPP tersebut.

Komentar dan saran dari dosen P dapat dilihat pada tabel 4.4

No Komentar Tindak Lanjut

1 Kartu gambar kurang proporsional antara tinggi dan lebar.

Berdasarkan komentar yang diberikan oleh validator, peneliti telah memperbaiki kartu gambar tersebut.

2 Variasi rumah adat sebaiknya memiliki keanekaragaman di

Berdasarkan komentar validator, peneliti sudah

78 Indonesia (Sumatera,

Kalimantan, jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

menambahkan berbagai rumah adat yang ada di Indonesia.

b) Data Validasi Guru Kelas IV

Validasi produk oleh pakar media pembelajaran dilakukan oleh guru kelas I SD Negeri Kalasan 1 dan SD Negeri Karang Asem. Produk divalidasi oleh guru kelas IV pada tanggal 20 Februari 2016. Hasil validasi pakar media pembelajaran oleg guru Sulastri dapat dilihat pada tabel:

Tabel 4.5 Hasil Validasi guru kelas No Pertanyaan Validator 1 2 Skor 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 5

79 3 3 6 4 4 7 4 4 8 4 4 9 4 4 10 5 4 11 5 4 12 5 4 13 4 4 14 5 4 15 5 5 16 5 3 17 5 4

80 18 5 4 19 4 4 20 5 4 21 5 4 22 5 4 Jumlah Skor 98 86 Rerata skor 4,45 3,90 Kategori Sangat Baik Sangat Baik

Hasil validasi kelas IV oleh ibu S menunjukkan bahwa kualitas atau kelayakan media yang dihasilkan mendapat skor rerata 4.45

dengan kategori “sangat baik”. Media konvensional mendapat sangat

baik karena sesuai dengan kualitas media pembelajaran. Guru kelas IV memberikan skor 5 untuk 11 item, skor 4 untuk 10 item dn skor 3 pada 1 item sehingga mengahasilkan skor 98 pada produk yang dikembangkan. Kategori sangat baik mengandung makna bahwa media konvensional yang dikembangkan layak digunakan tanpa perbaikan.

81 Pakar pembelajaran tidak hanya memberikan skor nilai namun juga memberikan komentar dan saran terkait dengan pengembangan produk, komentar dan saran tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.6 Komentar Pakar Pembelajaran dan Tindak Lanjut

No Komentar Tindak Lanjut

1 Gambar pada kartu media harus jelas.

Ada perbaikan atau revisi pada kartu media bergambar. Hasil validasi kelas IV oleh ibu S menunjukkan bahwa kualitas atau kelayakan media yang dihasilkan mendapat skor rerata 3,90

dengan kategori “ baik”. Media konvensional mendapat baik karena sesuai dengan kualitas media pembelajaran. Guru kelas IV memberikan skor 5 untuk 1 item, skor 4 untuk 18 item dn skor 3 pada 3 item sehingga mengahasilkan skor 86 pada produk yang dikembangkan. Kategori s baik mengandung makna bahwa media konvensional yang dikembangkan layak digunakan tanpa perbaikan. c) Revisi Produk

Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar media pembelajaran terdapat beberapa saran dan komentar. Sesuai dengan saran yang diberikan oleh pakar tersebut, peneliti melakukan perbaikan terhadap beberapa kartu gambar yang belum tepat.

82 B. PEMBAHASAN

Kurikulum KTSP diganti dengan kurikulum 2013. Berdasarkan analisis kebutuhan pada sekolah dasar Negeri Kalasan 1 guru kelas IV mengatakan bahwa sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013. Beliau sudah paham akan pentingnya suatu proses pembelajaran aktif yang melibatakan seluruh siswa dengan cara menggunakan media konvensional agar siswa mengerti materi yang telah disampaikan.

Kemampuan siswa untuk berfikir dapat dikembangkan dengan sembilan inteligensi sesuai dengan teori Howard Gardner yang dikenal dengan teori multiple intelligence. Menurut Gardner dalam (Suparno,2004: 25) terdapat sembilan inteligensi yaitu (1) inteligensi linguistik, (2) inteligensi matematis-logis, (3) inteligensi ruang-visual, (4) inteligensi kinestetik-badani, (5) inteligensi musikal, (6) inteligensi interpersonal, (7) inteligensi intrapersonal. (8) inteligensi lingkungan/ naturalis, dan (9) inteligensi eksistensial. Oleh sebab itu, peneliti mengembangkan produk prototipe media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence.

Menurut Bringgs (dalam Sadiman 2010: 6) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya seperti buku, film kaset, dan film bingkai. Pendapat lain dikemukakan oleh gagne (dalam Sadiman, 2010: 6) media adalah berbagai komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Berdasarkan berbagai pengertian dapat disimpulkan bahwa

83 media adalah alat penyampaian informasi atau pesan untuk merangsang pikiran, perasaan dan minat.

Media pembelajaran memiliki tiga ciri menurut Gerlach dan Ely (dalam Azhar, 2011: 12) yakni ciri fiksatif, ciri manipulatif, dan ciri distributif. Peranan media pembelajaran konvensional sebagai alat yang membantu siswa dalam pembelajaran memungkinkan siswa dapat memahami materi yang disampaikan secara nyata. Hal tersebut sesuai dengan fungsi media yang dikemukakan oleh Levie dan Lentz (dalam Kustandi, 2011:20) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.

Pengembangan protitipe media konvensional pembelajaran berbasis multiple intelligence dilakukan dengan metode pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono (2011: 297) metode R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode R&D mempunyai 10 tahapan yaitu, (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain prosuk; (4) validasi produk; (5) revisi produk; (6) ujicoba produk; (7) revisi produk; (8) ujicoba pemakaian; (9) revisi produk; dan (10) produksi massal (Sugiyono, 2011: 298).

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak sampai pada sepuluh tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono. Pengembangan prototipe media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence hanya sampai pada tahap

84 kelima yaitu revisi desain. Kelima tahapan tersbeut diuaraikan sebagai berikut.

Pertama, tahap analisis potensi dan masalah melalui wawancara. Peneliti memilih kelas IV pada tema Indahnya Kebersamaan sub tema Keberagaman Budaya Bangsaku.

Kedua, tahap pengumpulan data dan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan menggunakan angket. Angket yang telah dibuat oleh peneliti disebarkan pada satu SD. Data hasil analisis ini selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan produk yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Ketiga, tahap desain media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence. Desain produk digambar terlebih dahulu sehingga memudahkan orang lain untuk membacanya. Selanjutnya, produksi media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence dilakukan berdasarkan desain yang telah digambar sebelumnya.

Keempat, tahap validasi produk. Produk prototipe media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence divalidasi oleh empat pakar media pembelajaran sesuai dengan kegiatan pada RPP.

Kelima, tahap revisi produk. Revisi prototipe media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence dilakukan berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh keempat pakar.

Penilaian kualitas prototipe media konvensional berbasis multiple intelligence menggunakan skala likert aitu dengan skor 1 sampai 5. Skor 1

85 berarti sangat kurang baik, skor 2 berarti kurang baik, skor 3 cukup baik, skor 4 baik dan skor 5 sangat baik. Selanjutnya data yang terkumpul diolah dan diubah menjadi data kualitatif. Kriteria penilaian kualitas media konvensional berbasis multiple intelligence mengacu pada skala likert menurut Widoyoko (2009: 238) yaitu inteval 1- 1,8 berarti sangat kurang baik, interval 1,7-2,6 berarti kurang baik, interval 2,5-3,4 cukup baik, interval 3,3-4,2 berarti baik dan interval > 4,2 berarti sangat baik.

Penilaian prototipe media konvensional berbasis multiple intelligence dilakukan oleh empat pakar pembelajaran media konvensional yaitu dua guru kelas IV sekolah dasar dan dua dosen Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan hasil validasi dari dosen G dengan mendapatkan skor rata-rata 4,18. Sedangkan hasil validasi dari dosen P dengan mendapatkan skor rata-rata 4,09. Menurut Widoyoko (2009: 238) maka tergolong dalam kategori

“Baik”. Berdasarkan hasil validasi oleh guru S dengan mendapatkan skor

rata-rata 4.45 yang dikategorikan sangat baik.

Selain data kuantitatif, keempat pakar juga memberikan beberapa komentar dan saran. Menurut pakar media pembelajaran bahwa kartu gambar kurang proporsional antara tinggi dan lebar, variasi rumah adat sebaiknya memiliki berbagai keanekaragaman di Indonesia, dalam RPP sebaikanya latar belakang tidak terlalu ramai dan mencolok sehingga mengganggu esensi dalam RPP. Komentar dan saran tersebut digunakan oleh peneliti untuk melakukan perbaikan pada produk yang dikembangkan.

86 Hasil penilaian keempat pakar di atas menunjukkan bahwa semua item

tergolong “baik” menurut Widoyoko (2009: 238). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa prototipe media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence yang dikembangkan oleh peneliti memiliki kualitas yang sangat baik sehingga layak diujicobakan.

87 BAB V

PENUTUP

Bab V ini akan diuraikan mengenai (1) kesimpulan, (2) keterbatasan penelitian dan (3) saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pengembangan prototipe media konvensional kelas IV berbasis multiple intelligence menggunakan lima tahapan sebagai berikut (1) analisis potensi dan masalah berasal dari pergantian kurikulum sehingga membutuhkan perangkat pembelajaran khususnya media pembelajaran. (2) pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara dan kuesioner kepada SD Negeri Kalasan 1. Wawancara digunakan pada analisis kebutuhan sedangkan kuesioner digunakan untuk mengonfirmasi data hasil validasi media konvensional. Hasil pengumpulan data tersebut kemudian dianalisis (3) desain produk dilakukan dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis multiple intelligence. Selanjutnya dirancang format media pembelajaran sesuai materi yang dirancang dalam RPP. Selanjutnya adalah pengumpulan bahan untuk masing-masing media yang kemudian diolah sesuai dengan format. (4) validasi produk dilakukan dengan membuat instrumen kuesioner validasi produk, pembuatan instrumen validasi

88 oleh keempat validator.

2. Kualitas prototipe media konvensional berbasis multiple intelligence berdasarkan ahli media pembelajaran mendapatkan skor yang berbeda. Pakar media konvensional dosen G dengan skor rerata 4,18 yang dikategorikan baik. Pakar media konvensional dosen P skor rerata 4,09 dikategorikan baik, pakar media konvensional ibu S 4.45 dikategorikan sangat baik. Rata-rata dari keempat validator meliputi 4,15 yng dikategorika baik.

Dokumen terkait