• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS ISI KESESUAIAN ATAU KETIDAKSESUAIAN PENERAPAN L/C EKSPOR-IMPOR DI PT BANK MUAMALAT,Tbk,

HASIL WAWANCARA

1. Pada tahun berapa PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk mulai memberikan fasilitas jasa perdagangan L/C Ekspor-Impor kepada Nasabah? Bank Muamalat Indonesia pertama kali mendapat izin sebagai Bank Devisa pada tahun 1994, dibawah pimpinan Bapak Nanang Basuki selaku Ketua Devisi dan memiliki dua staf pembantu oprasional yaitu Bapak Fardi dan Bapak Dimas.

2. Apa Visi dan Misi yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia dalam memberikan jasa perdagangan melalui penerbitan L/C?

 Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

 Misi

Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder.

3. Adakah Pasal-pasal yang mengatur pemberian jasa perdagangan L/C Ekspor /impor, baik itu Pasal untuk Bank Muamalat Indonesia maupun untuk nasabah ( eksportir/ importir) ? Pasalnya ada, akan tetapi sedang dalam perbaikan.

4. Adakah Struktur organisasi khusus di bidang jasa perdagangan L/C ekspor atau impor ? Ada, khusus bagian Exim, Bapak Nanang Basuki sebagai

DEPT.HEAD.COD, dan memiliki 2 Staf pembantu L/C Oficer Operational, yaitu Bapak Fardiyadi dan Bapak Dimas.

5. Adakah tinjauan Majelis aualama Indonesia (MUI) selama ini kepada Bank Muamalat Indonesia terkait dalam pelaksanaan Penerbitan L/C Ekspor/ impor, dan tinjauan tersebut dilihat dari segi apa ? MUI, tidak langsung meninjau ke Bank Muamalat Indonesia, tetapi cukup menerima hasil pantauan transaksi, atau produk dari DPS yang berada di Bank Muamalat Indonesia sendiri.

6. Tolong jelaskan, bagaimana mekanisme secara keseluruhan kegiatan L/C Ekspor/Impor ? mulai dari pengajuan permohonan L/C, sampai barang diterima pihak importir? Prosedur Pembiayaan Transaksi Letter of Credit ( L/C) Ekspor-Impor di Bank Muamalat Indonesia:

1. Syarat dan Ketentuan Pembiayaan

 Usaha Nasabah bukan termasuk jenis usaha terlarang, tidak

melanggar prinsip syariah.

 Fasilitas pembiayaan ini harus diawali dengan pembukaan L/C

atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri ( SKBDN) di Bank Muamalat Indonesia.

 Consignee dalam Bill of Lading harus divisi dari Bank Muamalat

Indonesia

 Digunakan untuk kondisi pre-shipment

2. Prosedur Permohonan Fasilitas

Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan Letter of Credit atau SKBDN, terlebih dahulu hurus ada penetapan financing line, dimana eksportir mengajukan permohonan kepada Bank Muamalat Indonesia, dengan melampirkan dokumen-dokumen sebagai berikut :

11. Permohonan : nasabah yang membutuhkan atau permohonan yang diajukan oleh divisi marketing (Inisiasi) setelah dilakukan observasi langsung. Yang dilengkapi dengan data-data pada persyaratan sebagai alat analisis.

12. Data pendukung yang diperlukan : Data-data berikut disiapkan oleh pemohon sebagai alat analisis pihak bank untuk menentukan keputusan atas proposal yang diajukan yaitu:

e. Legalitas pribadi/ usaha : Nasabah melengkapi permohonannya dengan surat izin usaha, NPWP, riwayat badan usaha atau data-data manajemen. f. Laporan keuangan : Mencakup neraca, laporan rugi/laba dan arus kas. g. Data jaminan : Bila dipandang perlu nasabah dapat menyertakan data

atau akte dari aktiva yang yang akan dijaminkan.

h. Proyeksi Cash Flow : Data ini diperlukan oleh pejabat bank sebagai dasar pula untuk menentukan besarnya nisbah dan juga prospek dari usaha tersebut.

Bila data-data ini telah terpenuhi oleh nasabah, maka pejabat bank dapat melakukan analisa yang kemudian dapat dijadikan rujukan untuk menentukan keputusan.

13. Analisis Awal Pihak Bank : Selain data-data dari nasabah, pihak Bank dalam hal ini Administration group (yang termasuk didalamnya Account officer) bekerjasama denganFinance Support Group, mengadakan penilaian tehadap proposal pembiayaan sehingga memenuhi kriteria dan persyaratannya. Account officer memproses calon debitur dalam keandalannya (kelayakannya), sedangkan Finance support Group dari segi keabsahannya, seperti kebenaran lampiran, usaha maupun penggunaan pembiayaan.

14. Analisis Lanjutan Pejabat Bank : Laporan yang telah dibuat oleh Account officer, kemudian dianalisa kembali oleh Finance Support Group. Analisa- analisa yang dilakukan adalah :

6) Analisis Keuangan : Finance Support Group akan menganalisa laporan keuangan nasabah dengan memperhatikan pendapat Akuntan (bila ada) seperi neraca, cash flowdan laporan rugi/laba. 7) Analisis Usaha/ Industri : Analisa tentang kegiatan yang akan

dibiayai, kelayakan usahanya dengan memperhatikan kriteria dari Bank Muamalat, seperti kehalalan usaha yang tidak menyimpang dari ajaran agama.

8) Analisis Manajemen : Analisa mengenai tingkat penjualan, keuntungan atau kerugian serta pemasaran.

9) Analisa Yuridis Usaha : Seperti surat izin usaha dan struktur organisasi perusahaan.

10) Analisis Karakter : Berkaitan dengan tingkat keimanan nasabah, sifat dan karakter nasabah.

Setelah analisa-analisa diatas selesai maka Finance Support Group, dapat menarik suatu kesimpulan atas pengajuan proposal nasabah.

15. Jika kesimpulan dari analisis adalah kelayakan atas proposal nasabah maka Account officer (dalam hal ini mewakili Administration Group) dengan Finance Support Group akan meminta persetujuan pembiayaan pada Komite Pembiayaan (Credit Comitte Member) yaitu komite yang terdiri dari Administration Group, Finance Support Group, Finance & Administration Director (kepala cabang atau dewan direksi yang membawahi urusan Administration and Financing Director)

16. Apabila Komite Pembiayaan telah menyetujui, maka Administration Group akan membuatOffering Letter (Persetujuan Prinsip Bersyarat) atau akad. 17. Bila nasabah menyetujui akad tersebut maka dilanjutkan dengan pengikatan

pembiayaan dan jaminan dihadapan Notaris sekaligus penandatanganan akad/ perjanjian dengan disaksikan Ulama.

18. Setelah akad/ perjanjian telah ditandatangani maka pihak bank akan melakukan pembayaran kepada pihak esportir atas permintaan importir terkait dengan penjualan barang tersebut.

19. Monitoring: Bagian Finance Support Group ataupun Account officer melakukan pengawasan/ monitoring untuk memantau pembiayaan sampai waktu jatuh tempo berakhirnya perjanjian Letter of Credit ( L/C ) Ekspor baik Sight maupun Usance.

20. Untuk pembiayaan jenis Sight L/C biasanya berkisar 45 hari, setelah 45 hari maka pembiayaan yang diberikan harus segera dikembalikan. Dan untuk jenis pembiayaan Usance L/C biasanya waktunya 180 hari, setelah 180 hari pembiayaan yang diberikan tersebut sudah harus dikembalikan ke Bank Muamalat Indonesia.

21. Pelunasan : Maka setelah tiba waktu jatuh tempo L/C tersebut, pihak yang mengajukan pembiayaan tersebut harus mengembalikan dana pinjaman tersebut, kepada Bank Muamalat Indonesia.

7. Berapa besar Ujrah yang diterima Bank Muamalat Indonesia, atau antara Bank Muamalat Indonesia dengan nasabah ekspor/impor ?dan biasanya kesepakatan tersebut ditentukan diawal atau diakhir ? Biaya administrasi yang di kenakan terhadap nasabah atas pembukaan LC hanya di lakukan satu kali saja yaitu pada saat LC itu di buka. Kalaupun ada biaya yang di kenakan setelah itu hanya biaya perubahan atau akseptasi atas LC tersebut. Biaya administrasi yang di kenakan untuk pembukaan LC sebesar 1% dari nominal di tambah biaya notaris (tergantung notarisnya)

8. Jenis Akad apa yang digunakan Bank Muamalat Indonesia ketika menyetujui kontrak jasa perdagangan L/C ekspor/impor? Untuk pembukaan LC

mempergunakan Akad Wakalah bil Ujrah namun jika pada saat pelunasan nasabah tidak dapat melunasi dapat di pergunakan Akad Murabahah.

9. Berapa besar kemajuan jasa perdagangan L/C Ekspor/ Impor sampai akhir 2010 ? Perkembangan ekspor-impor sampai tahun 2010 sebesar USD 30.335.460,81 yaitu Transaksi Ekspor sebesar USD 8.449.518.05 dan Transaksi Impor sebesar USD 21. 905. 942,76.

10. Berapa lama kontrak jasa pembiayaaan L/C antara Bank Muamalat Indonesia dengan Nasabah? dan biasanya nasabah dari negara mana saja yang mengajukan L/C di Bank Muamalat Indonesia ? Untuk pembiayaan jenis Sight L/C biasanya berkisar 45 hari, setelah 45 hari maka pembiayaan yang diberikan harus segera dikembalikan. Dan untuk jenis pembiayaan Usance L/C biasanya waktunya 180 hari, setelah 180 hari pembiayaan yang diberikan tersebut sudah harus dikembalikan ke Bank Muamalat Indonesia. dan biasanya nasabah dari korea.

Jakarta, 9 Maret 2011 Narasumber

Dokumen terkait