• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil Penelitian

3. Hasil Wawancara dengan Pemerintah Kota Salatiga

Pasar Tiban sendiri memang diperuntukkan seluruhnya untuk kemakmuran masyarakat Salatiga dan sekitarnya. Hal ini juga di amini oleh salah satu Anggota DPRD Kota Salatiga yang tergabung dalam Komisi C, yang berpendapat bahwa Pasar Tiban terutama di Pulutan dan Kecandran memang memiliki hal magis untuk dapat menarik minat dari para pedagang dan pembeli, ataupun juga warga yang ingin menikmati pemandangan yang ada di sekitar JLS bagian Pulutan dan Kecandran. Sementara bilamana JLS akan di pergunakan untuk kegiatan yang lain maka DISHUB dan Satpol PP

akan berkoordinasi kepada paguyuban beserta pada pedagang untuk sementar meliburkan aktivitas perdagangan yang biasa di lakukan.31

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Salatiga yang diwakili oleh Satpol PP, DISHUB, dan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (DISPERINDAGKOP UMKM) selalu memonitoring berjalannya aktivitas jual beli agar tidak mengganggu hak-hak dari pengguna jalan yang lain dengan selalu menghimbau kepada penjual dan pembeli melalui Paguyuban Pasar Tiban agar tetap tertib. Kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang telah di lakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga, dengan melakukan penertiban dam juga monitoring yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (DISPERINDAGKOP UMKM) selaku legal sektor dari penerapan Perda No. 4 Tahun 2015 beserta Satpol PP,32 Disamping itu juga pemerintah dilekati dengan kewajiban untuk memberikan pelayanan publik, melaksanakan fungsi pelayanan, dan juga menerapkan kebijakan publik yang memasyarakatkan masyarakat, terutama bagi negara-negara yang menganut atau dipengaruhi oleh konsep negara kesejahteraan seperti di Indonesia. Dinas-dinas yang mewakili Pemerintah Kota Salatiga tersebut bertugas untuk melakukakan tindakan, antara lain :

31Wawancara Bapak H.M. Sofi’i, Komisi C DPRD Kota Salatiga Fraksi PKB, Tanggal 11

September 2016, jam 07.28 WIB.

32

Wawancara Bapak Wahyudi Joko, KASI Pengawasan UMKM Kota Salatiga, Tanggal 20 Mei 2016, jam 10.30 WIB.

1. Melakukan Tindakan Preventif 33

Satpol-PP beserta Dishub telah melakukan sosialisasi dan penyuluhan setiap 1 bulan sekali, secara meluas kepada perwakilan PKL dan Paguyuban di Pasar Tiban. Sosialisasi dan penyuluhan PKL di berikan diruang rapat Paguyuban Pasar Tiban yang dihadiri oleh perwakilan PKL dan paguyubannya. Topik pembahasan yang di sosialisasikan adalah mengenai ketertiban dan kebersihan pedagang agar tidak mengganggu pengguna jalan yang lain.

Dimaksud dengan penyuluhan adalah tindakan untuk memberikan pengarahan ataupun edukasi kepada PKL perkawasan mengenai suatu hal atau suatu topik. Penyuluhan ini bertujuan agar keberadaan PKL tetap ada dan tidak merugikan lingkungan sekitarnya. Karena memang keberadaan PKL di Pasar Tiban telah mendapatkan kebijakan dari Walikota Salatiga untuk tetap ada selama tidak mengganggu lalu lintas di sekitar JLS. Sedangkan sosialisasi adalah memberi informasi kepada seluruh PKL beserta paguyubannya yang ada di Pasar Tiban Kota Salatiga.

Selain tindakan preventif oleh Satpol PP beserta Dishub melalui sosialisasi dan penyuluhan, tindakan preventif juga di lakukan melalui pemberian kebijakan oleh Walikota Salatiga bagi PKL di Pasar Tiban untuk tetap berjualan di sekitar kawasan Pulutan-Kecandran selama

33

Wawancara Bapak Ahmad , KASI Penegakan Perda, Tanggal 13 Oktober 2016, jam 09.27 WIB.

tetap menjaga ketertiban lalulintas yang ada. Dengan demikian, maka Pasar Tiban tersebut secara tidak langsung telah di izinkan oleh Walikota Salatiga selama tetap tertib dan tidak mengakibatkan kemacetan, dan dengan adanya Pasar Tiban tersebut akan menambah daya tarik bagi Kota Salatiga di bidang pariwisata.

Patroli keliling dilakukan setiap hari (khususnya hari Minggu) oleh Satpol PP bersama Dishub terhadap Pasar Tiban. Tindakan ini merupakan usaha untuk melakukan pengawasan dan monitoring terhadap PKL yang berjualan di JLS yang terfokus di Kelurahan Pulutan dan Kecandran. Pengawasan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memantau tempat para PKL, agar tetap berjualan dengan tertib dan tidak mengganggu pengguna jalan yang lain. Kegiatan pengawasan dilakukan oleh Satpol PP beserta Dishub melalui patroli keliling dengan menggunakan mobil patroli untuk memberikan himbauan kepada PKL (Paguyuban Pasar Tiban) dengan cara lisan. Patroli dilakukan sendiri oleh Salpol PP maupun gabungan dengan Dinas Perhubungan, patroli keliling ini merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Satpol PP dengan memberlakukan 2 jadwal untuk tugas patroli (Pagi dan Sore), dalam melakukan pengawasan kepada para PKL.

Kontribusi dari Satpol-PP guna mendukung suksesnya pelaksanaan Otonomi Daerah, yang diharapkan Satpol-PP menjadi motivator dalam menjamin kepastian pelaksanaan peraturan daerah dan upaya menegakkannya ditengah-tengah masyarakat,sekaligus membantu dalam menindak segala bentuk penyelewengan dan penegakan hukum. Dalam melaksanakannya harus menunggu dari keputusan kepada daerah, dan tentunya hal tersebut tidaklah mudah karena dalam melaksanakan kewenangannya ini Satpol-PP dibatasi oleh kewenangan represif yang bersifat non yustisial.

Dalam menghadapi sitiasi seperti ini, Satpol-PP harus dapat mengambil sikap yang tepat dan bijaksana sesuai dengan paradigma baru Polisi Pamong Praja yaitu menjadi aparat yang ramah, bersahabat, dapat menciptakan suasana batin dan nuansa kesejukan bagi masyarakat, namun harus tetap tegas dalam bertindak demi tegaknya peraturan yang berlaku.

Pengawasan dari Pasar Tiban sebenarnya merupakan wewenang dari DISPERINDAGKOP UMKM, akan tetapi dinas yang terkait tidak pernah berkoordinasi kepada Satpol-PP dan juga Dinas Perhubungan untuk mengawasi ataupun melakukan monitoring terhadap pada PKL di Pasar Tiban. Dengan itulah Satpol-PP melakukan inisiatif untuk melakukan pengawasannya dengan melibatkan Dinas Perhubungan dan tidak melibatkan

DISPERINDAGKOP UMKM yang merupakan instansi yang memang menangani Pasar Tiban tersebut.34

Sementara itu menurut dari perwakilan DISPERINDAGKOP UMKM sendiri memberi keterangan, bahwa Pasar Tiban memang sudah tidak menjadi wewenang dari DISPERINDAGKOP UMKM, karena Jalan Lingkar Salatiga sendiri sudah berubah menjadi jalan provinsi dan wewenang untuk mengawasi Pasar Tiban sekarang otomatis menjadi otoritas dari pihak provinsi untuk menertibkannya.35 Oleh karena itu DISPERINDAGKOP UMKM sudah tidak ikut dalam pengawasan Pasar Tiban yang menjadi tanggungjawab provinsi untuk mengawasinya.

Peringatan ataupun penertiban dapat di lakukan oleh Satpol-PP, karena memang tugas dan wewenang dari Satpol-PP yaitu menertibkan dan menindak warga masyarakat atau bagan hukum yang mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah (Perda) yang harus ditaati oleh semua pihak, melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat yang melanggar Peraturan Daerah.

Peringatan tertulis diberikan sebanyak tiga kali kepada para PKL, apabila masih tetap melanggar maka Satpol-PP melakukan tindakan penyitaan terhadap barang-barang dagangan mereka. Para PKL dapat mengambil barang dagangan yang disita oleh Satpol-PP dengan membuat surat pernyataan untuk

34

Wawancara Bapak Ahmad , KASI Penegakan Perda, Tanggal 19 Oktober 2016, jam 13.43 WIB.

35

Wawancara Bapak Wahyudi Joko, KASI Pengawasan UMKM Kota Salatiga, Tanggal 18 Oktober 2016 jam 09.57 WIB.

tidak mengulangi pelanggaran tersebut kembali. Pengambilan barang yang disita oleh pihak Satpol-PP dapat dilakukan sebanyak dua kali, apabila masih melanggar maka barang dagangan yang telah di sita tidak dapat lagi di ambil oleh para PKL.

Sementara hambatan-hambatan yang di alami oleh Satpol-PP dan Dinas Perhubungan terletak dalam melakukan penyuluhan dan sosialisasi. Dalam sosialisasi dan penyuluhan banyak PKL yang tidak mengindahkan apa yang telah di berikan oleh Satpol-PP dan Dinas Perhubungan. Hal tersebut di sebabkan karena kebutuhan ekonomi yang di perlukan oleh PKL.36

Dokumen terkait