• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Wawancara dengan Salah seorang Peserta Didik

Dalam dokumen Permasalahan yang Dihadapi Peserta Didik (Halaman 21-38)

3.3.1. Identifikasi Masalah

Identitas Peserta Didik Nama lengkap : Andi Sulastri

Jenis Kelamin : Perempuan

Sekolah : SMP Negeri 17 Makassar

Kelas : 8.9

Agama : Islam

Temapat, Tanggal Lahir : Pattallassang Gowa, 23 Agustus 1999

Usia : 14 Tahun

Identitas Orang Tua / Wali

Nama Ayah : Ismail

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wartawan

Nama Ibu : Andi Farida

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nama Wali : Saparuddin

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wirausaha/Bengkel

Andi Sulastri. Atau akrab disapa Bule adalah siswa yang tergolong pendiam. Namun, dia tidak mengalami kesulitan dalam bersosialisai dengan temannya. Dari segi kecerdasan, peserta didik ini juga tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hal yang membuat

namanya tercatat di Bimbingan dan Konseling, Si Bule ketahuan membawa Telepon Seluler ( Handphone ). Sesuai peraturan yang berlaku di SMP N 17, Siswa tidak diperbolehkan membawa telepon seluler ke sekolah.

Karena Bule ketahuan membawa telepon seluler dia harus berhadapan dengan Guru BK (Ibu Racjmawati). Sebagai seorang guru BK, ibu Rajmawati memberikan bimbingan kepada Bule. Namun, hal yang tak pernah diduga, Bule langsung membantah dan menentang Sang Guru BK. Hal itulah yang semakin memperkeruh keadaan.

3.3.2. Diagnosa Terhadap Kasus Bule

Setelah melakukan Identifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah diagnosis yaitu penetapan masalah. Dalam langkah ini dilakukan pengumpulan informasi yang bersumber dari guru BK serta dengan tekhnik pendekatan intrapersonal, dengan responden itu sendiri. Dari informasi yang telah didapatkan, Bule tampaknya mencari cara untuk menutupi permasalahan yang telah lama ada pada dirinya.

Menurut Guru Ibu Rajmawati, Bule mengalami permasalahan alot pada keluaraganya. Sewaktu Bule masih berada didalam kandungan, merupakan klimaks dari pertebgkaran kedua kedua orang tuanya. Sosok Ayah yang saat ini dia panggilnya Ayah (Saparuddin) bukanlah ayah kandungnya. Ayah kandungnya adalah seorang wartawan yang bernama Ismail. Ibunya (Andi Farida) sewaktu mengandung Bule bertengkar hebat dengan ayah kandung Bule dan akhirnya bercerai.

Serta sangat disayangkan pula, orang tua yang saat ini bersamanya juga sering cekcok. Bule mereasa begitu tertekan. Jika kedua orang tuanya saat ini bertengkar, Bule biasa memilih pergi meninggalkan rumah. Bule biasanya mengunjungi taman dekat area rumahnya atau sebuah waduk yang terletak di sekitar Antang.

Setelah menganalisis masalah yang dihadapi Bule, terdapat dua factor yang menyebabkan Bule mendapat Tekanan Psikis yaitu; pertama, factor Internal atau factor yang berasal dari dalam diri Bule. Ketika Bule

berada didalam kandungan kedua oaring tua kandungnya sering bertengkar dan bahakna klimaks dari pertengkaran keduanya. Ketika seseorang sedang mengandung seharusnya dia melakukan hal-hal yang baik. Bahakn semua pemikirannya haruslah bersifat positif dan harus kuat, sebab berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis Bule sangat mudah murung dan meneteskan air mata. Kedua, factor Eksternal atau factor yang berasal dari lingkungan Bule. Hal yang begitu disesalkan ialah, kembalinya factor pertengkaran didalam keluarga yang menjadi permasalahannya. Bule yang tidak pernah mengetahui perihal Ayah kandungnnya serta telah menganggap sosok Ayah yang dipanggilnya saat ini adalah ayah kandungnyya. Harus menutup telinganya rapat-rapat ketika mendengar kedua orang tuanua bertengkar. Bule begitu tertekan ketika mendengar kedua orang tuanya bertengkar.

Setelah melakukan diagnosis, penulis melakukan beberapa bimbingan secara khusus guna penyelesaian. Solusi terhadap kasus Bule yaitu:

Bekerja sama dengan orang tua siswa

Berkomunikasi dengan orang tua siswa guna penyelesaian masalah.

Pemberian motivasi, dukungan dan arahan positif. Seperti

Beberapa kemungkinan apabila masalah-masalah yang dihadapi siswa bisa diselesaikan yaitu : pertama, Prestasi siswa akan bisa terus meningkat. Kedua, Kemampuan bakat siswa akan semakin berkembang.

Ketiga, Pandangan siswa tentang masa depannya akan lebih cerah.

Keempat, Siswa akan kembali mempunyai semangat belajar yang tinggi Adapun kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apabila masalah yang dihadapi siswa tidak bias diselesaikan : Pertama,

Semangat belajar siswa akan semakin menurun dan semakin memburuk.

Kedua, Prestasi siswa akan semakin menurun. Ketiga, Siswa akan semakin terpuruk dan akan menjadi siswa yang berperilaku negative.

berkembang.Kelima, Siswa tidak akan punya pandangan ke depan untuk masa depannya ( cita-cita ). Keenamn, Hubungan siswa dengan kedua orang tuanya akan semakin memburuk

3.3.3. Alih Tangan Kasus

Dari jenis masalah yang sedang dihadapi Bule, penulis belum melakukan alih tangan khusus, mengingat kasus tersebut juga menyangkut urusan rumah tangga keluarga Bule, pihak sekolah maupun guru, hanya memberi solusi, bimbingan, arahan positif kepada pihak orang tua maupun kepada Bule, guna mengembalikan semangat belajar yang tinggi, serta sikap dan perilaku Bule kedepannya semakin baik dan lebih beretika.

3.3.4. Bimbingan untuk Mengatasi Masalah

Adapun bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut

Adapun bimbingan yang dapat diberikan kepada siswa untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bimbingan individu. Pihak guru dan orang tua hendaknya mampu menanamkan keyakinan kepada siswa agar tetap semangat dalam belajar meskipun siswa menghadapi suatu masalah yang berat.

2. Memberi pengertian kepada siswa untuk mengatur kegiatannya di rumah ataupun di sekolah, jangan sampai kegiatan bermain mengganggu tugas utama sebagai siswa yaitu belajar .Mengingatkan kepada siswa bahwa suatu kemampuan belajar haruslah dikembangkan, dan memotivasi siswa agar mengoptimalkan belajar sehingga prestasi tidak akan menurun, dan kemungkinan prestasi akan bisa terus dipertahankan juga semakin meningkat. Mengusahakan siswa untuk sering bertemu dan belajar bersama dengan orang yang dipercaya dan mengerti keadaan siswa, dan interaksi social siswa tidak akan terpuruk serta berkembang secara teratur .

3. Mengusahakan siswa untuk bisa terbuka kepada orang tua ataupun guru pembimbing agar jika siswa mengalami masalah maka guru pembimbing bias maupun orang tua

memberi solusi. Menciptakan kedisiplinan kepada anak ,orang tua atau pun guru pembimbing dapat menciptakan disiplin dalam belajar yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan .

4. Kerjasama dengan orang tua juga sebaiknya mampu memberikan perannya dalam hal-hal berikut: Orang tua hendaknya memberikan perhatian yang penuh kepada siswa, agar dapat menambah semangat siswa,untuk belajar lebih baik lagi ,meskipun keadaan orang tua kurang harmonis. Orang tua hendaknya memberikan semangat kepada siswa agar selalu giat belajar. Orang tua harus selalu mengingatkan kepada siswa untuk memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar .

5. Kerjasama dengan guru. Guru hendaknya melakukan pendekatan-pendekatan kepada siswa dan memberi motivasi siswa untuk terus belajar, dan mempertahankan prestasinya

Guru sebaiknya bertanya langsung kepada siswa guna memperoleh informasi yang tepat mengenai dirinya hendaknya mencari situasi yang tepat untuk berkomunikasi secara terbuka dengan siswa, setelah itu ajak anak untuk mengungkapkan penyebab iya malas belajar .

Guru hendaknya member perhatian yang khusus kepada siswa guna keberhasilan siswa dalam belajar, dan melakukan bimbingan dalam bentuk tambahan waktu belajar Guru seharusnya melakukan hubungan kerjasama yang baik dengan orang tua dan melaporkan kepada orang tua tentang perkembangan siswa dalam belajar. Guru hendaknya menegakkan kedisiplinan kepada siswa, bilamana siswa melakukan suatu pelanggaran saat belajar dan siswa meninggalkan kesepakatan yang telah disepakati,apabila siswa melakukan pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik, untuk mengalihkannya gunakan konsekuensi logis yang yang dapat diterima oleh akal pikiran siswa

3.3.5. Tindak Lanjut

Dalam upaya memberikan layanan terhadap Bule dan siswa lain yang juga mengalami Tekanan Psikis akibat Permasalahan keluarga, penulis merekomendasikan pihak sekolah untuk melakukan beberapa kegiatan diantaranya :

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi yang dimaksud adalah pemberian dorongan yang berasal dari dalam diri individu dan guru memberikan dorongan untuk siswa belajar. Karena motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang efektif karena motivasi intrinsic relative lebih lama dan tidak akan tergantung pada motivasi dari luar. Guru memberikan dorongan kepada siswa yang bersumber pada diri individu untuk lebih maju ,lebih kreatif dan bersifat positif dalam menghadapi suatu masalah.

b. Motivasi Ekstrinsik

Adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetepi member pengaruh terhadap kemauan belajar siswa. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orang tua.

Jadi guru memberikan dorongan spiritual kepada siswa, berupa memberi pujian kepada siswa,memberi tata tertib, menciptakan kedisiplinandi sekolah ataupun di rumah, guru memberi contoh teladan yang baik kepada siswanya, dengan begitu siswa tidak akan berbuat melanggar peraturan dalam kegiatan pembelajaran, siswapun akan merasa nyaman, tanpa beban dan masalah.

2. Pihak sekolah hendaknya menyediakan guru pembimbing khusus guna mengatasi kasus Bule ataupun kasus Perkembengan belajar lainnya. Mungkin dengan adanya guru pembimbing khusus siswa akan dengan mudah menceritakan setiap masalah Belajar nya kepada guru pembimbing, dengan begitu gugu pembimbing akan memberi solusi langsung kepada siswa untuk menyelesaiakan masalahnya tanpa harus siswa berbuat semaunya sendiri karena merasa patah

semangat dan putus harapan dengan mengahadapi berbagai masalah yang dihadapi .

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari semua uraian yang telah dibahas ,maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar mengajar, tidak hanya didukung dari pihak sekolah saja, namun orang tua juga berperan penting dalam perkembangan belajar peserta didik. Orang tua dan pihak sekolah harus sama-sama mendukung proses pembelajaran peserta didik guna membentuk karakter siswa. Peserta didik usia menengah (SMP) pada umumnya masih banyak memerlukan dukungan, bimbingan, arahan, perhatian dari orang tua untuk memotivasi belajarnya, bukan hanya dari pihak sekolah saja.

Dan pada dasarnya bimbingan atau arahan merupakan proses memberikan bantuan kepada pihak peserta didik agar ia sebagai pribadi memiliki pemahaman akan diri sendiri dan sekitarnya,yang selanjutnya dapat diambil keputusan untuk melangkah maju guna menolong diri sendiri dalam menghadapi berbagai masalah. Dimana bimbingan dan pendidikan anak usia dini sangatlah dibutuhkan guna membentuk karakter dasar siswa

4.2. Saran

4.2.1. Bagi Guru

Diharapkan pihak sekolah memerhatikan masing – masing peserta didiknya, khususnya siswa yang terlibat dalam masalah. Pihak sekolah diharapkan tidak hanya menjadi fasilitator bagi peserta didik namun juga sebagai motivator. Diharapkan ada kerjasama, komunikasi yang terus berjalan antara sekolah dengan wali peserta didik. Diharapkan

pihak sekolah dapat mengetahui perkembangan belajar masing-masing peserta didiknya, khususnya peserta didik yang terlibat dalam masalah sehingga tidak akan membuat peserta didik mengurangi semangat belajar.

4.2.2. Bagi Orang tua

Sebaiknya orang tua tidak memperlihatkan pertengkarannya ataupun permasalahannya di depan anak-anakny.banyak meluangkan waktu untuk memperhatikan perkembangan belajar anaknya di sekolah ataupun di rumah. Hendaknya orang tua jangan sampai bertengkar di depan anak, karena itu akan semakin membuat anak terpuruk,merasa menyerah, kurang diperhatikan, putus harapan. Orang tua hendaknya memberikan keleluasan kepada anak untuk menentukan pilihannya,namun dalam pengawasan orang tua

Selalu memberikan motivasi, semangat rarahan-arahan yang mengarah pada hal positif. Orang tua seharusnya bekerja sama dengan sekolah,agar saat anak merasa terpuruk karena orang tua, orang tua dapat meminta sekolah untuk memotivasi anak, memberi semangat, agar hal tersebut tidak sampai mengurangi semngat belajarnya. Orang tua seharusnya menjadi tempat bersandar anak, berbagi keluh kesah, memberi perhatian, sehingga anak akan merasa nyaman untuk menceritakan masalah yang dihadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Prof. Dr. Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Bandung : Alfabeta

Anonim, 2008. Masalah dan Solusi Remaja di Sekolah : Diakses tanggal 30 November 2013.

Marzillina, 2009. Masalah yang Dihadapi oleh Siswa : Diakses tanggal 30 November 2013.

Lampiran 1

ANGKET

MENGETAHUI PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK USIA MENENGAH

DI SMP NEGERI ………

NAMA /NIS : ………...

1. Permasalahan apa yang sering Anda hadapi? a. Kesulitan memahami pelajaran b. Sosialisai dengan teman c. Percintaan d. Keluarga/Finansial e. Lainnya(…….………..)

2. Hal yang Saya lakukan ketika menghadapi masalah tersebut adalah …. a. Merokok / Zat adiktif lainnya b. Nulis di Jejaring Sosial c. Malas (Belajar/Makan) d. Uring-uringan e. Bolos/mengunjugi tempat-tempat yang bisa membuat saya melupakan masalah tersebut (………...)

f. Lainnya (……….……….)

3. Deskripsikan masalah yang sedang Anda hadapi ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

4. Saya menyelesaikan masalah tersebut dengan … a. Curhat (Guru/Sahabat/Orang tua/Pacar/Jejaring Sosial) b. Memendamnya saja c. Lainnya (……….…….)

Lampiran 2

Wawancara dengan Guru BK Nama Responden :

Usia / Pekerjaan :

1. Selama Anda menjadi seorang Guru BK, permasalahan apa saja yang dihadapi oleh peserta didik?

2. Bagaimana cara Anda membantu Siswa menyelesaikan masalah tersebut? 3. Permasalahan seperti apa yang paling sering dihadapi oleh peserta didik? 4. Permasalahan yang mana yang paling sulit Anda selesaikan selaku guru BK? 5. Pernahkan Anda merasa kesulitan dalam menghadapi Masalah Peserta didik? 6. Bagaimana

Lampiran 3

Wawancara dengan Orang tua / Wali Siswa Nama Responden :

Usia / Pekerjaan :

1. Sebagai seorang Orang tua/wali siswa, Menurut Anda Masalah-masalah apa saja yang dihadapi peserta didik Usia menengah (SMP)?

2. Diantara semua masalah-masalah tersebut, masalah apakah yang paling sering dihadapi mereka?

3. Bagaimana cara mereka menyelesaikan masalah-masalah tersebut?

4. Contoh Kasus, Berikan solusi pada masalah yang dihadapi Peserta didik berikut: a. Kesulitan memahami pelajaran

………

………

b. Sosialisasi dengan teman ……… ………. c. Percintaan ………. ……… ……….... d. Keluarga/Finansial ……… ……… e. ……… ……… ……… 5. Pernahkah mereka berbagi masalahnya kepada Anda?

Lampiran 5 : Data dan Tabel

MENGETAHUI PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK USIA MENENGAH (SMP) DI SMP NEGERI 17 MAKASSAR No Tanggapan Responden Jumlah Presentase

1 Memahami Pelajaran 32 64% Sosiolisasi 10 20% Percintaaan 7 14% Keluarga / Finansial 0 0% Lainnya 1 2% Tot al 50 100% 2

Merokok / Zat Adiktif 0 0% Nulis di Jejaring Sosial 17 34% Malas ( Belajar / Makan ) 15 30%

Uring-uringan 0 0%

Bolos/Mengunjungi Tempat tertentu 6 12%

Lainnya* 12 24%

*Dengar Musik 2 4%

*Bertanya dan berbagi 4 8% *Baca Novel & SMSan 2 4%

*Merenung 1 2% *Sholat 1 2% *Nulis di Diary 1 2% *Tidur di kelas 1 2% Tot al 50 100%

3 Kesulitan Memahami Pelajaran MIPA 18 36% Gurunya Tidak Menyenangkan 5 10%

Pelajarannya tidak Menarik 1 2% Tugas yang Banyak / Ulangan 6 12%

Teman mengganggu (Ribut) 2 4% Persaingan / Cekcok dengan Teman 2 4%

Penyakit 1 2%

Ruang Belajar yang Tidak Ada 4 8%

Mengilangkan Buku 2 4%

Konflik dengan Pacar 2 4%

Tidak Merespon 7 14%

Tot

al 50 100%

4

Curhat* (Tidak Spesifk ke Pihak

Tertentu) 15 30% *Guru 0 0% *Sahabat 10 20% *Orang Tua 6 12% *Pacar 0 0% *jejaring Sosial 0 0% Mememdam Saja 11 22% Tidak Merespon 5 10% *Lainnya 3 6%

*Cari Jalan Keluar 1 2%

*Curhat di Diary 1 2%

*Ngumpulin Uang untuk Ganti Buku 1 2% Tot al 50 100% Tabel 1 64.00% 20.00% 14.00% 2.00%

Dalam dokumen Permasalahan yang Dihadapi Peserta Didik (Halaman 21-38)

Dokumen terkait