BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan Hasil Penelitian
2. Hasil Wawancara Dengan Warga Lingkungan
Wawancara dilakukan terhadap empat belas partisipan: tiga belas orang
warga Lingkungan di Santo Thomas Rasul dan seorang pengurus Lingkungan.
Wawancara dilakukan dengan partisipan Pa1 (Bapak TM yang berumur 85 tahun),
Pa2 (Bapak MS yang berumur 80 tahun), Pa3 (Bapak SR yang berumur 40 tahun),
Pa4 (Bapak HP yang berumur 77 tahun), Pa5 (Bapak WN yang berumur 60
tahun), Pa6 (Bapak SK yang berumur 60 tahun), Pa7 (Bapak NW yang berumur
45 tahun ini merupakan ketua Lingkungan Santo Thomas Rasul), Pa8 (Bapak WS
yang berumur 58 tahun), Pa9 (Bapak WST yang berumur 53 tahun), Pa10 (Ibu SK
yang berumur 54 tahun), Pa11 (Ibu SL yang berumur 46 tahun), Pa12 (Bapak DY
yang berumur 46 tahun), Pa13 (Bapak SW yang berumur 59 tahun), dan Pa14
(Bapak HJ yang berumur 70 tahun).
Berikut akan disajikan delapan hal yang merupakan hasil wawancara
a. Keterlibatan Dalam Kegiatan-Kegiatan Lingkungan
Ada beragam jawaban mengenai umat yang mengikuti kegiatan-kegiatan
Lingkungan. Dari empat belas partisipan delapan partisipan mengatakan selalu
mengikuti, tiga partisipan mengikuti jika tidak ada kegiatan-kegiatan desa seperti
kendurènan, arisan, dan sholawatan yang dilaksanakan secara bersamaan dengan
kegiatan Lingkungan. Dua partisipan mengatakan kadang-kadang, dan satu orang
mengatakan tidak pernah mengikuti. Kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti antara
lain sembahyangan rutin dalam bentuk mendengarkan dan memahami Kitab Suci
yang diadakan sekali dalam sebulan, sarasehan pada masa Prapaskah, dan
sarasehan pada masa Adven yang berisi mengenai ajaran-ajaran Yesus Kristus dan
saling berbagi melalui sharing pengalaman-pengalaman iman dalam kehidupan di
Lingkungan maupun di masyarakat.
b. Dampak Mengikuti Kegiatan-Kegiatan Lingkungan
Berbagai jawaban diberikan oleh partisipan ketika penulis bertanya
mengenai dampak dari mengikuti kegiatan-kegiatan Lingkungan. Dari empat
belas partisipan, lima partisipan mengatakan dapat semakin mendalami iman,
yakin serta percaya kepada Allah untuk mengikuti ajaran-ajaran Yesus Kristus.
Tiga partisipan mengatakan menjadi lebih mengerti perkembangan dan informasi-
informasi yang ada dan terjadi di Lingkungan, Wilayah atau di Paroki. Tiga
partisipan menjadi lebih semangat dalam menjalani kehidupan. Dua partisipan
mengatakan dapat berkumpul dan berinteraksi dengan keluarga-keluarga lain, dan
satu partisipan mengatakan dapat merasakan kedamaian hidup dan merasa tentram
c. Yang Perlu Dilakukan Agar Iman Semakin Berkembang Menjadi Lebih Mendalam dan Tangguh
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, dari empat belas partisipan,
tujuh partisipan mengungkapkan bahwa yang perlu dilakukan adalah berkumpul
untuk mendengarkan Sabda Allah dan saling bertukar pendapat mengenai Sabda
Allah. Tiga Partisipan mengungkapkan bahwa yang diperlukan adalah rajin/rutin
mendengarkan Sabda Allah, dua partisipan mengungkapkan dengan mengarahkan
anak-anak yang jarang mengikuti kegiatan-kegiatan Lingkungan. Dan dua
partisipan mengungkapkan saling bersosialisasi dan berinteraksi dengan
orang-orang yang berkeyakinan lain, agar tidak merasakan sendiri ketika sedang
berkumpul dengan mereka/orang-orang yang beragama lain.
Pentingnya iman mendalam dan tangguh juga ditekankan oleh Dewan
Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang (DKP KAS) (2011:18). Beriman
mendalam dan tangguh berarti memiliki pengetahuan yang benar mengenai
pokok-pokok iman kristiani, mampu menghayati imannya dalam budaya setempat
dan memiliki pengalaman rohani dan sosial. Dengan kata lain, dapat berelasi
dengan Allah dan semakin tergerak untuk terlibat dalam hidup bermasyarakat dan
menggereja.
Memiliki pengetahuan mengenai pokok-pokok iman Kristiani merupakan
hal yang penting untuk dapat membentuk diri sebagai umat beriman mendalam,
karena dengan mengerti pokok-pokok iman Kristiani orang mendapatkan landasan
kognitif yang kokoh untuk menerima misteri iman dan mengembangkannya
Katolik secara cerdas dan bertanggung jawab. Mengetahui pokok-pokok iman
Kristiani berarti memahami dan mendalami ajaran-ajaran dasar Gereja Katolik
menyangkut pengakuan iman, perayaan misteri Kristen, hidup dalam Kristus, dan
doa Kristiani. Pokok-pokok tersebut dilengkapi dengan ajaran-ajaran moral dan
sosial Gereja serta tradisi-tradisi iman. Perlu dipelajari juga isu-isu pengetahuan
iman yang krusial dan kontekstual. Khususnya untuk kalangan kaum muda,
perkara-perkara iman harus benar-benar diperhatikan. Dengan demikian umat
Kristiani dibantu untuk dapat mempertanggungjawabkan imannya terhadap
dirinya sendiri dan orang lain (DKP KAS, 2011:18-19).
Menurut DKP KAS (2011:19) beriman mendalam berarti juga dapat
menghayati imannya dalam kebuyaan setempat. Iman Kristiani diterima oleh
orang yang hidup dalam kebudayaan tertentu. Inilah proses inkulturasi yang
seharusnya terjadi di masyarakat. Inkulturasi harus sungguh dimengerti dalam
jiwa religiositas. Inkulturasi tidak hanya diperlukan dalam bidang liturgi, tetapi
inkulturasi juga perlu dijalankan pula di bidang-bidang gerejawi yang lain, bahkan
dalam ranah refleksi teologis. Dalam proses berinkulturasi, Gereja perlu berdialog
dengan kebudayaan-kebudayaan yang ada sehingga sungguh-sungguh dapat
mengenali nilai-nilai yang terdapat di dalam setiap kebudayaan. Dengan
demikian, Gereja belajar dan diperbarui oleh budaya, sekaligus memperbarui
kebudayaan dengan kekuatan injil. Pengalaman mistik-politik juga merupakan hal
d. Kegiatan-Kegiatan Lingkungan yang Diperlukan untuk Perkembangan Iman Seluruh Umat
Dari wawancara yang penulis lakukan, tujuh partisipan mengatakan bahwa
kegiatan-kegiatan Lingkungan sarasehan di masa APP, sarasehan di masa Adven
dan pendalaman iman/sembahyangan diperlukan untuk perkembangan iman
seluruh umat. Tiga partisipan mengatakan bahwa kegiatan Lingkungan sarasehan
di masa APP, sarasehan di masa Adven dan pendalaman iman/sembahyangan
merupakan sarana untuk menjalin kebersamaan dengan sesama umat dan orang-
orang yang berbeda agama serta meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Tiga pertisipan mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan Lingkungan merupakan
salah satu cara untuk berkumpul dan mendalami Sabda Allah dan wawasan yang
terdapat di Kitab Suci, sedangkan satu partisipan lainnya mengatakan untuk saling
berbagi pengalaman hidup.
e. Yang Perlu Terlibat Dalam Kegiatan-Kegiatan Lingkungan
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, dari empat belas partisipan,
tiga belas partisipan mengatakan bahwa yang seharusnya terlibat dalam
kegiatan-kegiatan Lingkungan adalah semua umat tanpa terkecuali: anak-anak, remaja,
kaum muda, orang tua bahkan kakek dan nenek. Satu partisipan mengatakan
bahwa dikarenakan banyak umat yang sudah lanjut usia (lansia), mereka
mengalami kesulitan untuk menghadiri kegiatan Lingkungan apabila kegiatan
f. Faktor-Faktor Penghambat dalam Mengikuti Kegiatan-Kegiatan Lingkungan
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, dari empat belas partisipan,
sembilan partisipan mengungkapkan bahwa penghambat dalam mengikuti
kegiatan- kegiatan Lingkungan adalah medan yang sulit, apalagi ketika hujan,
karena Lingkungan terletak di daerah pegunungan. Dua partisipan mengatakan
jika pertemuan-pertemuan Desa/Dusun dilaksanakan secara bersamaan dengan
kegiatan Lingkungan. Dua partisipan lain mengatakan tidak ada kesulitan yang
dihadapi, sedangkan satu partisipan mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi
adalah mengajak umat yang sulit untuk berkumpul.
g. Hal-hal yang Dibicarakan Dalam Kegiatan Lingkungan
Berbagai jawaban diberikan oleh partisipan. Dari empat belas partisipan
yang diwawancarai penulis, sebelas partisipan mengatakan bahwa bidang yang
sering dibicarakan dalam kegiatan-kegiatan Lingkungan adalah bidang sosial
(menjenguk orang sakit, gotong royong, kerja bakti membersikan desa, membantu
tetangga yang sedang kesusahan) dan bidang ekonomi. Satu partisipan
mengatakan ketika kegiatan Lingkungan semua bidang dibahas. Satu partisipan
lain mengatakan bahwa bidang pendidikan dan bidang kesehatan jarang sekali
dibahas, sedangan satu partisipan lain mengatakan bahwa tidak ada bidang yang
dibahas dalam kegiatan Lingkungan.
Pentingnya pembahasan tentang bidang sosial dan bidang ekonomi sejalan
mewujudkan kesejahteraan umum. Mewujudkan kesejahteraan umum adalah
tugas setiap orang dan seluruh komponen bangsa, serta kesejahteraan umum
merupakan perjuangan bersama seluruh masyarakat. Umat Keuskupan Agung
Semarang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan menjadi
teman seperjalanan dalam mewujudkan kesejahteraan umum. Oleh karena itu,
segenap umat Allah Keuskupan Agung Semarang mau ambil bagian secara aktif
dengan menjadi pemrakarsa dan penggerak dalam mewujudkan kesejahteraan
umum. Keterlibatan secara aktif ini terwujud dalam kesediaan menyuarakan
gagasan dan inspirasi, serta berinisiatif dan bertindak nyata bagi terselenggaranya
kesejahteraan umum. Dalam dimensi sosial, politik dan ekonomi Gereja
Keuskupan Agung Semarang dipanggil untuk membawa kebaikan Allah di dalam
masyarakat. Gereja harus menyingkirkan segala sikap untuk mencari keuntungan,
oportunis, mental korupsi baik dalam diri warganya maupun masyarakat.
Disamping itu, Gereja harus berinisiatif menyelenggarakan perdamaian,
penghormatan terhadap martabat manusia, menggerakkan keadilan dan solidaritas
di tengah masyarakat.
DKP KAS (2011:21) bahwa dimensi religius Gereja harus membawa
sikap pluralistik dan inklusif. Warga gereja perlu mengembangkan pandangan-
pandangan positif tehadap umat beragama lain. Gereja juga harus menjalin
hubungan dengan umat beragama lain dan siapapun yang hendak bersama-sama
mewujudkan kesejahteraan umum. Jalinan-jalinan yang baik dan membawa damai
harus diwujudkan bukan hanya di tingkat pemimpin agama, namun harus
harus dapat membangun dirinya supaya dirasakan dan dialami masyarakat sebagai
umat yang ramah, kritis, dapat dipercaya, dan tidak ditakuti.
h. Dampak Karya Rm. Prennthaler, S.J. bagi Kehidupan Umat Sekarang
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, dari empat belas partisipan,
dua belas partisipan mengungkapkan bahwa karya-karya Rm. Prennthaler, S.J.
masih dirasakan sampai sekarang. Satu partisipan mengungkapkan bahwa untuk
orang- orang seusia dia, karya-karya Rm. Prennthaler kurang dirasakan, namun
jejak- jejaknya masih dapat mereka lihat.
C. Peranan Karya Misi Romo Johannes Babtist Prennthaler, S.J. bagi Karya Katekese di Lingkungan Santo Thomas Rasul, Wilayah Santa Lucia Kalirejo, Paroki Santa Theresia Lisieux, Boro
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada bulan Januari 2020 terhadap
14 partisipan yang terdiri dari 2 pengurus Lingkungan, 2 keluarga muda, dan 10
keluarga yang umur pernikahannya sudah tua atau sudah menikah lama,
ditemukan bahwa peranan karya misi Romo Prenthaler, S.J. bagi karya katekese
di Wilayah Santa Lucia, Kalirejo, masih dirasakan. Hal itu terlihat dari unsur-
unsur berikut:
a. Keterlibatan Umat dalam Kegiatan-Kegiatan Lingkungan
Keikutsertaan atau keterlibatan umat dalam kegiatan-kegiatan Lingkungan
ditemukan oleh penulis melalui wawancara dengan para partisipan di Lingkungan
Santo Thomas Rasul. Partisipan Pa6 mengungkapkan jika tidak sedang sakit atau
tidak ada suatu halangan ia selalu mengikuti kegiatan Lingkungan seperti
mengikuti kegiatan-kegiatan Lingkungan jika tidak ada benturan dengan latihan
koor di Paroki. Pa13 juga mengungkapkan bahwa selalu mengikuti kegiatan-
kegiatan Lingkungan yang ada, karena beliau merupakan prodiakon. Partisipan
Pa1 juga mengatakan ketika masih muda dan masih dapat berjalan seperti dulu
selalu mengikuti, namun sekarang tidak. Partisipan Pa2, Pa4, Pa5, Pa7, Pa9, Pa10
dan Pa12 mengungkapkan bahwa mereka juga mengikuti kegiatan-kegiatan
Lingkungan. Namun tidak untuk partisipan Pa3 dan Pa14. Partisipan Pa3 tidak
selalu mengikuti kegiatan Lingkungan karena masih harus menyelesaikan
pekerjaan. Sedangkan Pa14 tidak dapat selalu mengikuti kegiatan Lingkungan
karena sudah tua dan rumah beliau yang jauh dari umat-umat yang lain, apalagi
ketika sedang hujan dan tidak ada yang mengantarnya.
Menurut Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang [DKP KAS
(2016:30-31)], berdasarkan survei yang dilakukan untuk meneliti buah-buah
pelaksanaan Ardas 2011-2015, kehadiran umat dalam kegiatan Lingkungan
beragam. Untuk pertemuan Lingkungan, pertemuan APP, pendalaman Adven
sekitar sepertiga dari ketua Lingkungan menyatakan bahwa kehadiran umat lebih
dari 50%. Sementara itu untuk pertemuan pendalaman iman, Bulan Kitab Suci,
dan Bulan Katekese Liturgi terdapat lebih dari 50% kehadiran. Dari data ini
terlihat keterlibatan umat dalam kegiatan-kegiatan Lingkungan sudah baik.
b. Dampak dari Mengikuti Kegiatan-Kegiatan Lingkungan
Menurut Pa2 dan Pa13 dampak dari mengikuti kegiatan-kegiatan
Lingkungan adalah dapat berkumpul dan berelasi baik dengan orang-orang di
Pa11 mengungkapkan bahwa dampak dari mengikuti kegiatan-kegiatan
Lingkungan adalah dapat semakin mendalami iman. Partisipan Pa3, Pa7 dan Pa12
juga mengungkapkan bahwa dampak dari kegiatan-kegiatan Lingkungan yaitu
iman dapat semakin berkembang dan mengetahui perkembangan atau informasi-
informasi di gereja. Partisipan Pa1 dan Pa9 mengungkapkan dampak dari
mengikuti kegiatan Lingkungan adalah merasakan ketentraman, kedamaian hidup,
dan dapat berpasrah diri. Partisipan Pa4, Pa5, Pa9, dan Pa14 juga mengungkapkan
bahwa dampak kegiatan-kegiatan Lingkungan yang diikuti adalah diberikan
terang dan semakin semangat dalam menjalani hidup. Sedangkan Pa6 mengatakan
bahwa dengan kegiatan-kegiatan Lingkungan dapat melaksanakan perintah Tuhan
dalam kehidupan.
c. Yang Perlu Dilakukan agar Iman Semakin Berkembang Menjadi Lebih Mendalam dan Tangguh
Yang perlu dilakukan agar Iman semakin berkembang menjadi lebih
mendalam dan tangguh, menurut Pa5, Pa6, Pa7, Pa8, Pa10, Pa11, Pa12, Pa13,
Pa14 adalah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan Lingkungan seperti Pertemuan
Lingkungan, Pertemuan APP, Pendalaman Adven, dan kegiatan-kegiatan yang
setiap Minggu rutin diadakan, bukan hanya diadakan setiap 35 hari sekali
(selapan, penanggalan Jawa) atau Pertemuan APP pada masa Pra-Paskah, dan
Pendalaman Adven. Tujuannya adalah agar dapat menunjang kemajuan
Lingkungan atau kemajuan hidup kemasyarakatan dan perkembangan-
perkembangan yang sedang terjadi. Partisipan Pa1 dan Pa2 mengungkapkan
bahwa yang perlu dilakukan agar iman semakin berkembang menjadi lebih
orang yang berkeyakinan lain, sehingga ketika sedang berkumpul dengan orang
yang beragama lain tidak merasakan minder dan tidak merasa sendirian.
Sedangkan partisipan Pa3 dan Pa9 mengungkapkan bahwa sebaiknya orangtua
mengarahkan anak-anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan Lingkungan.
Partisipan Pa4 juga mengungkapkan bahwa yang perlu dilakukan adalah harus
mempunyai kesadaran dengan semua orang tanpa memandang agama.
Dalam DKP KAS (2011:41-42) dituliskan bahwa ada banyak cara untuk
memperdalam iman. Pertama adalah saling berbagi pengalaman iman atau berbagi
kesaksian iman dengan sesama beriman, sehingga dapat saling menimba atau
bertukar pengalaman iman dari sesama. Kedua, membaca bacaan-bacaan rohani
atau kisah santo-santa yang dapat meneguhkan dalam menghayati iman dalam
hidup sehari-hari. Dengan memperdalam iman, orang dapat selalu bersyukur atas
iman yang yang telah dihayati, sehingga selalu berpegang teguh pada pilihannya.
d. Kegiatan-Kegiatan Lingkungan bagi Perkembangan Iman Seluruh Umat
Menurut Pa1, Pa3, Pa4, Pa5, Pa11, dan Pa12 kegiatan-kegiatan
Lingkungan sangat diperlukan bagi perkembangan iman seluruh umat, karena
kegiatan-kegiatan Lingkungan merupakan salah satu cara untuk membina
keluarga-keluarga Katolik. Menurut Pa2, Pa9, Pa10 dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan Lingkungan umat dapat saling menguatkan dan dapat berbagi cerita.
Menurut Pa6 kegiatan-kegiatan Lingkungan merupakan kesempatan umat untuk
dapat berkumpul dengan umat lain dan dapat mendalami Sabda Allah. Menurut
partisipan Pa7 kegiatan-kegiatan Lingkungan yang diikuti dapat meningkatkan
Pa13 kegiatan-kegiatan Lingkungan diperlukan sekali untuk terwujudnya kesatuan
dan persatuan umat serta untuk pembinaan iman serta menjalin kebersamaan
dengan orang yang beragama lain.
Menurut DKP KAS (2016:39-40) Gereja merupakan paguyuban umat
beriman, iman merupakan unsur yang menentukan dalam kehidupan Gereja. Pada
intinya katekese sungguh perlu bagi pendewasaan iman maupun bagi kesaksian
umat Kristen di tengah masyarakat. Menurut CT 25 katekese bertujuan
mendampingi umat Kristen untuk meraih kesatuan iman serta pengertian akan
Putera Allah, kedewasaan pribadi manusia, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus.
e. Yang Perlu Terlibat dalam Kegiatan-Kegiatan Lingkungan
Menurut Pa3, Pa4, Pa7, Pa8, Pa10 dan Pa11 kegiatan-kegiatan
Lingkungan jarang sekali diikuti oleh anak-anak, remaja, dan kaum muda.
Partisipan Pa1 dan Pa5 juga mengungkapkan bahwa seharusnya semua umat
terlibat, namun pemuda-pemuda di Lingkungan ini sangat sulit untuk terlibat
dalam kegiatan Lingkungan. Partisipan Pa2, Pa6, Pa9, Pa12 dan Pa14 juga
mengungkapkan semua umat: anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, kakek-kakek,
dan nenek-nenek berhak terlibat dalam kegiatan-kegiatan Lingkungan. Sedangkan
Pa13 mengungkapkan bahwa yang perlu terlibat adalah semua umat, namun
karena banyak umat yang sudah lanjut usia (lansia) dan pertemuan dilaksanakan
pada malam hari, apalagi jika sedang turun hujan, umat yang sudah lanjut usia
akan kesulitan untuk berjalan sehingga tidak mengikuti kegiatan Lingkungan.
muda, dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup
penyampaian ajaran Kristen yang pada umumnya diberikan secara organis dan
sistematis. Oleh karena itu, semua umat perlu terlibat dalam kegiatan-kegiatan
Lingkungan.
f. Faktor-Faktor Penghambat dalam Mengikuti Kegiatan-Kegiatan Lingkungan
Kesulitan yang dialami dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Lingkungan
menurut partisipan Pa7, dan Pa14 adalah pertemuan/kegiatan-kegiatan desa/dusun
yang dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan Lingkungan, sehingga umat
harus bisa membagi waktu antara kegiatan desa dan kegiatan Lingkungan.
Menurut Pa5, Pa8, Pa9, Pa10, Pa12 dan Pa13 kesulitan yang dialami adalah
medan yang sulit apalagi saat hujan turun, karena Lingkungan terletak di daerah
pegunungan. Partisipan Pa1, Pa2 dan Pa6 mengungkapkan bahwa tidak berani
berjalan kaki jika hujan karena jalan di sana sulit dilalui dan menjadi semakin
licin karena ada beberapa jalan yang masih tanah liat. Juga karena faktor umur
yang sudah tua. Partisipan Pa4 dan Pa11 mengungkapkan bahwa tidak ada
kesulitan yang dihadapi ketika mengikuti kegiatan-kegiatan Lingkungan.
Sedangkan Pa3 mengungkapkan kesulitan yang dihadapi adalah terdapat beberapa
umat yang sulit untuk diajak berkumpul ikut dalam kegiatan-kegiatan
Lingkungan.
g. Bidang Pendidikan, Sosial, Kesehatan, dan Ekonomi
Menurut partisipan Pa7, Pa1, Pa2, Pa3, Pa5, Pa8, Pa9, Pa10, Pa11, Pa13
dalam pertemuan Lingkungan, menjenguk orang sakit, gotong royong, kerja bakti
membersihkan desa, dan memberikan bantuan terhadap tetangga yang sedang
membutuhkan. Sedangkan untuk bidang ekonomi adalah kegiatan simpan pinjam.
Partisipan Pa4 dan Pa6 mengungkapkan ketika kegiatan Lingkungan semua
bidang dibahas. Menurut Pa12 bidang pendidikan dan kesehatan jarang sekali
dibahas.
Seperti dalam DKP KAS (2011:47) dituliskan bahwa Kerasulan murni
awam adalah kerasulan yang memang murni untuk kaum awam yang hidup di
tengah-tengah kehidupan duniawi. Di sini kaum awam dipanggil untuk merasul.
Bidang kerasulan ini menyangkut bidang yang tercakup dalam berbagai bidang
kehidupan di tengah masyarakat seperti politik, sosial, ekonomi, budaya, dan
keamanan. Dalam bidang-bidang tersebut kaum awam diajak untuk meresapi dan
menyempurnakannya dengan semangat Injili dan sekaligus menjadi garam dan
terang dunia.
h. Dampak Karya Rm. Prennthaler, S.J. bagi Kehidupan Umat
Menurut beberapa partisipan karya-karya Romo Prennthaler S.J. di bidang
pendidikan, sosial, kesehatan, dan ekonomi masih dirasakan oleh umat sampai
sekarang ini. Seperti yang diungkapkan Pa1, Pa2, Pa5, Pa11, dan Pa14 karya-
karya Romo Prennthaler, S.J. masih dirasakan sampai sekarang, karena beliau
merupakan orang pertama yang mengembangkan iman umat Katolik di Wilayah
Santa Lucia Kalirejo. Pa8, Pa9, dan Pa10 juga mengungkapkan bahwa karya-
karya Romo Prennthaler S.J. masih dirasakan sampai saat ini. Dalam kegiatan-
sejarah ketika beliau melayani umat di Perbukitan Menoreh. Menurut Pa13 karya-
karya Romo Prennthaler, S.J. masih dapat dirasakan; peninggalan beliau yaitu
lonceng juga masih dilestarikan sampai saat ini. Ketika lonceng dibunyikan oleh
salah seorang umat, umat juga masih mendoakan Doa Angelus atau Doa Malaikat
Tuhan. Lonceng dibunyikan setiap pukul 06:00, 12:00 dan 18:00.
Pa3 mengungkapkan bahwa para pendidik di SD Prennthaler, S.J. masih
sangat merasakan karya-karya Romo Prennthaler, S.J. Dengan mengajak anak-
anak berziarah berjalan kaki menuju ke makam Romo Prennthaler, S.J. para guru
mengajarkan dan mengenalkan siswa/siswi dengan tokoh yang sudah mendirikan
sekolah di mana tempat mereka belajar selama ini. Partisipan Pa4 mengungkapkan
masih merasakan sampai sekarang melalui cerita-cerita yang didengar dari orang-
orang. Partisipan Pa12 mengungkapkan bahwa karya-karya Rm. Prennthaler S.J.
adalah bidang pendidikan. Karena Sekolah yang ada di Wilayah berdiri berkat
kebaikan dan jasa-jasa beliau. Partisipan Pa7 mengungkapkan bahwa untuk
seusianya kurang dirasakan, namun untuk jejak-jejak Rm. Prennthaler masih dapat
dirasakan dalam kehidupan. Partisipan Pa6 mengungkapkan bahwa dampak karya
misi Rm. Prennthaler, S.J. sedikit-sedikit masih dapat dirasakan di Lingkungan.