• Tidak ada hasil yang ditemukan

JADWAL KEGIATAN

A. Deskripsi penelitian

3. Hasil wawancara

9 Siswa tidak tegang dan takut selama mengikuti pembelajaran

10 Tidak gaduh saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas

jumlah 12+ 24 =36

Skor ideal 92

persentase 39,13%

Keterangan:

Nilai: 4 = sangat baik 3 = baik

2 = kurang baik 1 = tidak baik

Berdasarkan hasil tabel aktivitas belajar siswa diatas dan hasil persentase yaitu 39,13 % dapat dilihat bahwa Sikap kesiapan siswa sebelum proses pembelajaran, menunjukkan antusias atau minat dalam belajar, menunjukkan strategi dalam memecahkan masalah,menjalin kerjasama kelompok, keaktifan dalam kegiatan pembelajaran,mendengarkan penjelasan guru dengan baik, Tidak gaduh saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas termasuk dalam kategori kurang baik, dan Siswa tidak tegang dan takut selama mengikuti pembelajaran, mengerjakan soal yang diberikan dengan benar, menjawab pertanyaan guru dengan baik termasuk dalam kategori kurang baik.

3. Hasil wawancara

Wawancara dilakukan kepada 10 siswa, yang terdiri dari 6 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan. Pencatatan dilakukan oleh

peneliti dengan mewawancarai masing-masing siswa dijadikan sebagai sampel wawancara. Berikut ini diuraikan data secara garis besar.

a. Wawancara siswa

Dalam wawancara kepada 10 orang siswa, terdapat 7 orang siswa yang merasa sulit mempelajari mata pelajaran IPS karena mereka beranggapan bahwa mata pelajaran IPS kurang menarik dan sulit, sehingga sebagian siswa mengobrol dan bercanda di dalam kelas ketika kegiatan belajar dimulai. Terdapat 3 orang siswa yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPS akan lebih menarik jika metode yang digunakan menggunakan permainan.

b. Wawancara guru

Dalam wawancara kepada guru IPS kelas V usaha guru mempbangkitkan motivasi belajar IPS dalam kegiatan mengarahkan siswa yaitu dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfat dari materi yang akan dipelajari, menunjukkan hasil ulangan dan dengan cara membangun komunikasi dengan siswa-siswa, agar terjadi interaksi dan keaktifan siswa. Usaha guru mempengaruhi motivasi belajar IPS dalam Mengaktifkan/Meningkatkan Kegiatan siswa yaitu dengan menggunakan Media, metode, dan alat peraga tergantung dari materi yang akan disampaikan, serta memberi kesempatan kepada anak untuk menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal. Usaha guru mempengaruhi motivasi belajar IPS dalam memberikan bantuan dan dukungan yaitu dengan cara membimbing jika siswa mengalami kesulitan memberikan pujian. memberikan teguran dan sanksi

B. Pembahasan

Pada awal pertemuan, peneliti mengobservasi guru pada saat menjelaskan materi pembelajaran, kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat dari materi yang akan dipelajari. Dalam mengajar, guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses belajar

mengajar. Guru tidak mengkaitkan pada materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan hanya menggunakan bahan ajar berupa buku paket dan LKS.

Media yang digunakan guru hanya papan tulis dan sarana yang ada disekitar kelas. metode pembelajaran yang digunakan guru adalah metode pembelajaran langsung. guru cukup mampu mengkondisikan siswa untuk menerima pelajaran. Guru kurang humoris sehingga siswa kurang antusias dan ada sebagian yang mengobrol sendiri. Dalam setiap kegiatan belajar, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil pekerjaannya. Guru membangkitkan keaktifan siswa dengan menawarkan siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan kelas.

Guru memberikan soal latihan yang diambil dari bahan ajar. Di sela-sela pembelajaran salah satu siswa bertanya mengenai soal yang telah ia kerjakan dibuku, kemudian pertanyaan dibahas bersama-sama. Guru tidak membentuk siswa dalam kelompok-kelompok. guru tidak berkeliling kelas untuk mengontrol dan hanya memberikan bimbingan secara individu jika ada siswa yang bertanya. Sebagian soal latihan yang diberikan dibahas dengan cara siswa mengerjakan hasil jawaban di papan tulis, kemudian guru membahasnya bersama dengan siswa-siswa.

Semua soal-soal latihan Dikoreksi secara individu dengan berkeliling di setiap meja dan memberikan sedikit penjelasan di papan tulis. Guru tidak diberikan nilai plus bagi siswa yang telah mengerjakan soal di papan tulis. Siswa mengerjakan soal latihan, sehingga tidak ada yang mendapat teguran dari guru . guru memberikan penguatan namun tidak memberikan apresiasi berupa pujian ataupun hadiah bagi siswa yang telah mengerjakan soal di papan tulis.

Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu cita-cita aspirasi siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan belajar siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Salah satu faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh peran guru disekolah karena peran guru sangat penting bagi siswa untuk

meningkatkan motivasi belajar IPS. Untuk itu, guru diharapkan memiliki cara mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran IPS yang akan disampaikan. Sehingga, siswa antusias dan memahami mata pelajaran IPS dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar di kelas yaitu faktor guru yang harus bisa menguasai kelas dan menguasai materi pelajaran dengan menggunakan pembelajaran yang bervariasi dengan metode yang cocok pada tiap materi. Setelah melakukan observasi penulis memberikan angket kepada siswa

Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan dapat diperoleh hasil jawaban angket bahwa guru menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi pelajaran yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 50%, Guru memberikan pelajaran tambahan jika siswa mendapat nilai di bawah rata-rata yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 55%, Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai tertinggi dalam mata pelajaran IPS pada hasil ulangan ataupun ujian semester yang menjawab

“tidak pernah” sebanyak 45%, Suasana disekitar terasa nyaman yang

menjawab “kadang-kadang”sebanyak 40%, Materi pembelajaran IPS ini lebih mudah dipahami yang menjawab “kadang-kadang”sebanyak 50%, Menyelesaikan tugas-tugas dan menjawab soal IPS sesuai dengan kemampuan atau pendapat saya dalam pembelajaran hingga saya merasa puas terhadap hasil yang telah di capai yang menjawab “sering” sebanyak

35%, Rasa ingin tahu siswa sering kali tergerak oleh pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi pembelajaran ini yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak 40%, Sarana dan prasarana memadai yang menjawab “tidak pernah” sebanyak 40%, Siswa bercanda ketika proses belajar dikelas yang menjawab “sering” sebanyak 40%, Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di sekolah yang menjawab

“tidak pernah” sebanyak 35%, Orang tua memantau kegiatan belajar siswa di rumah yang menjawab “kadang-kadang” sebanyak 40%, Lingkungan

memotivasi siswa untuk lebih giat belajar yang menjawab “kadang

-kadang” sebanyak 40%.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V di SDIT Insan Mulia Tangerang Selatan yaitu Upaya guru dalam membelajarkan siswa dapat mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa.

66

Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa kelas V SDIT Insan Mulia yaitu sebagai berikut:

1. cita-cita aspirasi siswa

Setiap manusia yang hidup mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu di dalam hidupnya termasuk di dalamnya yaitu belajar. Dalam hal ini cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik secara intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab dengan tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. Oleh karena itu, cita-cita dan aspirasi sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar seseorang. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 1 dengan 1 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 40 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup.

2. Kemampuan siswa

Keinginan seseorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya.Keinginan membaca perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Keberhasilan membaca suatu buku bacaan akan menambah kekayaan pengalaman hidup. Keberhasilan tersebut memuaskan dan menyenangkan hatinya.Secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak

yang semula sukar mengucapkan huruf “r” yang benar. Secara ringkas

dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 2 dengan 2 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 40 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup

3. kondisi siswa

Seseorang yang pada masa-masa sebelumnya mempunyai motivasi belajar yang tinggi, tiba-tiba menjadi rendah hanya karena kondisi jasmani dan rohaninyaterganggu. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 3 dengan 2 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 40 %. dari 20 jumlah siswa Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup 4. kondisi lingkungan belajar siswa.

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan bermasyarakat.Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, anvcaman rekan yang nakal, perkelahian antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 4 dengan 1 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 40 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan cukup

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film

semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut

mendinamiskan motivasi belajar. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 5 dengan 3 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 35 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan kurang

6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Guru adalah seorang pendidik professional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. Interaksi efektif pergaulannya sekitar lima jam sehari. Rata-rata pergaulan guru dengan siswa di SD misalnya, berkisar antara 10-20 menit per siswa. Intensitas pergaulan tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa.Dengan

kata-kata yang arif seperti “suaramu membaca sangat merdu” saat siswa kelas

satu SD, maka pujian guru tersebut dapat menimbulkan kegemaran membaca. Oleh karena itu Upaya guru dalam membelajarkan siswa dapat mempengaruhi motivasi siswa. Berdasarkan hasil perhitungan angket pada indikator 6 dengan 4 butir soal diperoleh data persentase sebanyak 26 % dari 20 jumlah siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa berada dalam keterangan kurang.

B. Saran

1. Bagi peneliti, hendaknya memperluas wawasan dan pengetahuan untuk

Dokumen terkait