• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Hasil Wawancara

Praktek budaya Minang terhadap perawatan kehamilan. Berdasarkan hasil wawancara dari limapartisipan adalah sebagai berikut:

1. Pantangan Makanan

Dari 5 parisipan yang telah di wawancara mengatakan bahwa selama kehamilan salah satunya adalah pantangan makanan terhadap kehamilan seperti nenas,timun, tape, jengkol dan pete. Berikut pernyataan partisipan:

“Saat hamil tidak boleh makan nenas nanti anaknya keguguran karena nenas itukan panas” (Parisipan1).

“katanyatidak boleh makan jengkol nanti sewaktu melahirkan sakit pinggangnya makin bertambah dan darahnya bau”(Partisipan 2). “Ada pantangan makanan yang tidak boleh makan itu nenas dan jengkol nanti bau “ (Partisipan 3).

“ga boleh makan timun nanti katanya banyak keputihan yang keluar”.apalagi waktu-waktu mau dekat melahirkan keputihannya makin bertambah” (Partisipan 4).

“ya pantang, katanya kalau makan tape tu kan panas ya jadi nanti bayinya cepet lahir sebelum waktunya” seperti keguguran lah namanya” (Partisipan 5).

2. Pantangan perilaku

Dari hasil wawancara terhadap 5 partisipan terdapat beberapa pantangan perilaku yang dilakukan selama hamil. Pantangan perilaku tersebut yaitu pantangan duduk didepan pintu, tidak boleh membunuh binatang, tidak boleh tiduran dilantai dan tidak boleh membawa makanan di dalam saku baju atau celana. Berikut pernyataan partisipan:

a. Pantangan duduk di depan pintu

Dari hasil wawancara 3 partisipan manyatakan bahwa selama kehamilan Pantangan duduk di depan pintu selama hamil. Menurut partisipan apabila duduk di depan pintu maka pada saat menjelang persalinan anak yang akan dilahirkan susah untuk keluar. Berikut pernyataan partisipan :

“ Pantang kalau duduk di depan pintu nanti anaknya susah lahir’’(partisipan 1).

“ga boleh duduk di depan pintu nanti susah melahirkan’’(partisipan2) “kata mertua saya, ga boleh duduk di depan pintu, biar pas bersalin bayinya gampang keluarnya”(informan 4).

b. Pantangan membunuh binatang

Dari hasil wawancara 4 partisipan menyatakan pantangan membunuh binatang menurut partisipan ibu yang sedang hamil maupun suami ibu tidak boleh membunuh binatang hal ini di percaya bahwa anak yang dilahirkan nanti akan cacat atau mirip dengan binatang yang di bunuh. Berikut pernyataan partisipan:

‘’indak boleh bunuh binatang nanti anaknyo bisa cacat lahirnyo pantang tu,kalau lagi hamil’’(Partisipan 1).

Tidak boleh bunuh binatang nanti anaknya seperti binatang, contohnya bunuh ular nanti anaknya seperti ular yang di bunuh” (Partisipan 2).

‘’pantangan yang lain tidak boleh membunuh binatang katanya anaknya lahir bisa cacat kalaumembunuh binatang”(Prtisipan3). ‘’Kata orang tua dulusaya atau pun suami pantang bunuh binatang,nanti anaknyo bisa cacat yang parah lagi kata orang dulu anaknya bisa mirip seperti binatag itu ’’(Partisipan4).

c.Pantang tidur di lantai

Dari hasil wawancar 4 partisipan menyatakan pantang tidur di lantai tanpa alas sebab menurut mereka apabila melahirkan maka plasenta (ari-arinya) bayi akan lengket. Berikut pernyataan partisipan :

‘’kalau tiduran di lantai nanti ari-arinya lengket bahaya sekali itu, percaya- tidak percaya lah’’(Partisipan 1).

“Ada pantangan yang lain tidur di semen nanti ari-arinya keluarnya susah itu namanya ari-arinya lengket ’’(Partisipan 2).

“Ada pantangan yang lain tidak boleh tidur di lantai, katanya kalau melahirkan ari-arinya lengket, saya percaya anak saya yang ketiga seperti itu ari-arinya lengket “ (Partisipan 3).

‘’hmm…iyo orang tua-tua dulu selau bilang pantang tiduran dilantai tidak memakai alas atau tikar gitu”ari-arinya lengket” (Parisipan4).

d. Pantang membawa makanan dalam saku baju atau celana

Dari hasil wawancara 3 partisipan menyatakan bahwa pantang membawa makanan dalam saku baju atau celana nanti kalau anak lahir laki-laki alat kelaminnya tidak keluar. Berikut pernyataan partisipan :

“itu nggak boleh kalau bawa makanan dalam saku celana katanya kalau anakny lahir laki-laki alat kelaminnya nggak bisa tumbuh keluar” (Partisipan 2).

“Saya takut juga tu kalau-kalau anak saya laki- laki yang lahir alat kelaminnya ngak keluar kalau suka bawa makanan dalam saku celana atau baju itu kata urang tua dahulu “(Partisipan 4).

“iya kak tau tu katanya nggak boleh ya bawa makanan dalam saku baju atau celana nanti anaknya lahir kalau laki-laki alat kelaminnya

ngak keluar.kak sich menjaganya tidak bawa makanan di dalam saku baju atau celana “(Partisipan5).

e. Pantangan apabila tidak membawa gunting atau magnet

Dari hasil wawancara 4 partisipan menyatakan pantang kalau tidak membawa gunting dan magnet sewaktu hamil, menurut mereka dengan membawa gunting dan magnet sewaktu hamil berguna agar merekaerhindar dari gangguan makhluk halus. Berikut pernyataan partisipan :

‘’Katanya bawa gunting saat hamil, gunanya indo’ diganggui makhluk halus atau hantu, malahan bukan gunting aja besi berani atau magnet juga dibawa kata orang “tua dulu ya…supaya indak’ di ganggui makhlus halus’’.(Partisipan 1).

“ya...kata orang tua dulu harus bawa gunting atau magnet itu berguna sekali agar terhindar dari makhluk halus’’(Partisipan2).

“ Ada membawa gunting dan jerimgo bungli untuk menghindari dari makhluk halus” (Parisipan 3).

‘’Saya selalu bawa magnet kata ibu saya kalau tidak di bawa makhlus halus nempel trus sama saya’’(partisipan 5)

3. Minum jamu saat hamil

Dari hasil wawancara 3 partisipan menyatakan meminum jamu saat hamil gunanya untuk memberikan kesehatan dan kebugaran dan berguna juga untuk menghilangkan pegal-pegal dan masuk angin. Berikut pernyataan partisipan :

“ Saya suka juga minum jamu…biar badanya ga pegal-pegal dan masuk angin, lagi hamil gini mudah masuk angin”(Partisipan 1).

“Ya saya minum jamu untuk mengurangi rasa pegal-pegal apa lagi wanita yang lagi hamil mudah sekali capek dan pegal-pegal (Partisipan 2)

“Minum jamu untuk kesehatan biar badannya tidak mudah capek dan gampang masuk angin”(Partisipan 3)

“Biasanya saya minum jamu, itu pun kalau lagi pegal dan masuk angin, saya beli di tukang jamu yang ada di pinggir jalan,tetapi yang aman untuk ibu hamil” (Partisipan5).

4. Pijat di saat hamil

Dari hasil wawancara 4 partisipan Menyatakan bahwa mereka melakukan pijat/ kusuk di saat hamil hal ini bergunauntuk mengurangi rasa pegal dan kaki bengkak jadi mereka memilih untuk dikusuk. Berikut pernyataan partisipan :

“Saya kalau kusuk cuma bagian pundak samo kaki saja ’ saya ga berani kalau dikusuk disekitar perut”(Partisipan 2).

“ya saya kusuk di bagian perut itu berguna untuk membaguskan letak bayinya kalau sudah tujuh bulan” (Partisipan 3).

“Saya selalu kusuk bagian pundak dan kaki aja, karena bagian itu

yang mudah capek dan pegal-pegal”(Partisipan 4).

“Kusuk waktu saya mersa pegal-pegal aja biasany bagian pundak dan kaki itupun saya minta tolong di urutkan sama suami atau ma orang tua ibu”(Partisipan5).

C.Pembahasan

Kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat Indonesia ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, bersalin maupun ibu nifas. Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping faktor-faktor lainya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan / adat istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil bersalin dan nifas (Syafrudin,2009).

Ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan sangat penting dipahami oleh seorang bidan sebagai petugas kesehatan dan berhubungan langsung dengan masyarakat, dengan latar belakang agama, budaya pendidikan dan adat istiadat yang berbeda untuk itu ilmu pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan berkaitan dengan cara pendekatan untuk merubah prilaku dan keyakinan

masyarakat yang tidak sehat menjadi masyarakat yang berprilaku sehat (Syafrudin,2009).

Hal ini dapat kita lihat dari informan suku Minang yang berada di Medan bahwa pada suku Minang masih mempertahankan tradisi adat istiadat walaupun suku Minang merupakan pendatang dan sudah berbaur dengan kelompok-kelompok masyarakat dari suku-suku lainya yang memiliki kultur yang berbeda tetapi dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa masyarakat Minang di Medan masih memegang erat tradisi dan filosofi suku Minang terhadap kehamilan diketahui berdasarkan hasil wawancara dari kelimapartisipan yang menyatakan bahwa kebiasaan maupun pantangan perilaku yang dilakukan pada masa hamil berhubungan dengan keadaan saat menjelang persalinan.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat nilai-nilai yang mendasari praktek budaya Minang dalam merawat kehamilan yang terdiri dari pantangan makanan, pantangan perilaku, minum jamu saat hamil dan kusuk saat hamil ini semua yang mereka lakukan mulai dari hamil muda sampai proses persalinan

Ada pantangan yang dilakukan budaya yang berguna untuk kesehatan ibu hamil dan ada juga pantangan yang tidak berguna untuk ibu hamil contoh pantangan yang tidak berguna bagi kesehatan ibu selama kehamilan yang dilakukan dibudaya Minang adalah pantangan makanan seperti makan nenas dan mentimun Mengkonsumsi nenas dan mentimun justru disarankan karena kaya akan viatamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan, ada pun yang lain yang tidak berguna untuk kesehatan yaitu pantangan duduk depan pintu, pantangan membunuh binatang, pantangan tidur di lantai, pantangan membawa makanan dalam saku celana atau baju

semua pantangan. Pantangan yang berguna untuk kesehatan yang dilakukan dibudaya Minang seperti pantang makan jengkol dan tape selama kehamilan karena mengkonsumsi jengkol pada saat hamil lebih baik tidak mengkonsumsinya apalagi waktu persalinan telah dekat hal ini bertujuan pada saat persalinan tidak menimbulkan bau yang tidak enak, ini juga merupakan estetika pada saat pertolongan persalinan maka penolong tidak merasa bau yang di timbulkan olek jengkol.

Dokumen terkait