• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

D. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Hasil diskusi dan interpensi praktek budaya Minang terhadap perawatan kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Pantangan makanan

Berdasarkan hasil wawancara 5 partisipan menyatakan pantangan makanan di saat hamil mereka percaya kalau memakan makanan tersebut mempunyai dampak yang kurang baik terhadap kehamilannya.

Misalnya saja ibu hamil dilarang mengkonsumsi nenas dan mentimun hal inidapat menyebabkan keguguran dan mentimun di percaya dapat mengakibatkan keputihan. Mengkonsumsi nenas dan mentimun justru disarankan karena kaya akan viatamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan.Ada pun mengkonsumsi jengkol pada saat hamil lebih baik tidak mengkonsumsinya apalagi waktu persalinan telah dekat hal ini bertujuan pada saat persalinan tidak menimbulkan bau yang tidak enak, ini juga merupakan estetika pada saat pertolongan persalinan maka penolong tidak merasa bau yang di timbulkan olek jengkol.

Hasil penelitian presfektif budaya minang terhadap perawatan kehamilan hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh siti yaitu presfektif

budaya jawa terhadap kehamilan yang menyatakan bahwa selama kehamilan ibu dilarang mengkonsumsi nenas dan mentimun (siti, 2011).

2. Pantangan Perilaku

Bahkan Banyak sekali pengaruh atau faktor-faktor yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan, bukan karena hanya pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya instansi kesehatan. Tetapi banyak yang mempengaruhi kesehatan antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya yang turun menurun yang masih di anut sampai saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku budaya yang dinilai yang tidak sesuai dengan prinsip kesehatan menurut ilmu kedokteran atau memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan anaknya (Syafrudin,2009).

a. Pantang duduk depan pintu

Beberapa partisipan mengatakan pantangan yang mereka lakukan selama hamil hanya semata-mata untuk menghindari dari hal-hal yang tidak diinginkan yang mana akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan bayinya. Misalnya pantangan perilaku yang dilakukan yaitu pantangan duduk di depan pintu menurut patisipan jika duduk di depan pintu saat hamil akan susah melahirkan kalau kita duduk di depan pintu akan menghalangi orang lewat dan tidak ada hubunganya dengan proses persalinan.

b. Pantang membunuh binatang

Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang karena akan menyebabkan cacat atau gugur sesuai perlakuan yang ditimpakan kepada binatang. Faktanya secara medis biologis cacat janin disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan, pengaruh radiasi (misalnya karena reaksi nuklir atau gelombang radio aktif).Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena

penyakit (misalnya toksoplasmosis),gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (benturan) dan karenapsikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Kesimpulannya membunuh atau menganiaya binatang tidak ada hubungannya dengan kecacatan atau keguguran janin. Agama melarang menyakiti binatang atau membunuhnya kecuali atas alasan yang hak (yang dibenarkan), baik saat hamil atau tidak hamil (Subakti, 2007).

c. Pantangan duduk diatas lantai

Sampai saat ini belum ada penelitian yang mengatakan bahwa duduk diatas lantai dapat menyebabkan ari-ari (plasenta) menjadi lengeket, ini dilakukan budaya hanya untuk menjaga ibu dan bayi yang dikandung ibu dalam keadaan baik dan sehat.

d. Pantangan membawa makanan dalam saku baju atau celana

Belum ada penelitian yang mengatakan apabila seorang ibu hamil yang suka menyimpan makanan dalam saku baju atau celana maka anak yang dilahirkan alat kelamin anak tidak akan keluar bila anak yang dilahirkan itu berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin bayi telah ditentukan sejak terjadi konsepsi, tidak ada penyebab karena prilaku ibu yang menyimpan makanan didalam saku baju atau celana, kalaupun ada kelainan pada alat kelamin bayi yang di lahirkan bukan karena penyebab prilaku ibu, melainkan ada faktor lain penyerta selama ibu hamil, seperti faktor ginetik atau penyakit yang diderita ibu selama kehamilan (astrosit, 2011).

e. Pantangan tidak membawa gunting atau magnet

Membawa gunting kecil / magnet / benda tajam lainnya di kantung bajusi Ibu agar janin terhindar dari marabahaya. Hal ini tidak ada hubungannya dengan proses kehamilan maupun kelahiran justru lebihmembahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu. Hal ini kurang lebih menyiratkan bahwa, sebagai orang hamil kita

harus selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Selalu membawa barang-barang tertentu ketika bepergian yang berguna saat proses kelahiran tentunya merupakan saran yang baik. Pada zaman dulu, mungkin gunting dianggap cukup berguna dalam proses kelahiran, contohnya untuk menggunting kain atau tali pusar bayi ketika sudah lahir. Bayangkan barang tersebut tak tersedia saat diperlukan, tentu akan repot sekali. Sehinggah mitos ini berlaku sampai sekarang tinggal bagaimana kita menyikapinya (Subakti, 2007).

3. Minum Jamu Saat Hamil

Dari hasil wawancara 4 partisipan menyatakan bahwa meminum jamu saat hamil berguna untuk memberikan kesehatan dan kebugaran dan berguna juga untuk menghilangkan pegal-pegal dan masuk angin.

Ibu hamil tidak boleh sembarangan minum obat atau jamu. Beberapa jenis obat tidak boleh diminum ibu hamil. Ada obat yang dapat menggurkan kandungan. Ada juga obat yang dapat membuat bayi cacat. Terutama jika obat atau jamu diminum selama triwulan pertama dan kedua. Pada masa ini alat-alat tubuh penting bayi sedang terbentuk (Nasedul,2010).

Begitu juga jamu-jamu yang banyak beredar dipasaranyang mengatakan dapat meningkatkan stamina tubuh ibu hamil, sebaiknyaini tidak dikonsumsi ibu hamil, walaupun produk jamu tersebut mengatakan terbuat dari bahan-bahan alami seperti beras kencur, kunyit asam dan lain-lain. Karena sampai saat ini belum ada penelitian yang mengungkap bagian mana dari jamu yang bisa membahayakan kehamilan.Kalau saja rumus kimia unsur-unsur yang terkandung dalam jamu bisa diketahui tentu akan mudah untuk mencari di buku atau literatur, apakah zat-zat tersebut berbahaya atau bermanfaat. Kalau ibu hamil merasa mual, lelah, pusing dan

keluhan lain yang biasa menyertai kehamilan, sebaiknya segera beristirahat atau segera berkonsultasi dengan dokter ataupun bidan.

4. Pijat di Saat Hamil

Dari hasil wawancara 3 informan yang melakukan pijat/ kusuk disaat hamil, tetapi tidak diarea perut karena disaat hamil para inroman mengatakan bahwa badan mereka pegal dan kaki bengkak jadi mereka memilih alternative utnuk dipijat / kusuk. Dan 1 informan mengatakan kusuk dibagian perut pada saat tujuh bulan yang bertujuan agar letak bayi di dalam kandungan tidak sungsang.

Menurut studi penelitian menunjukkan bahwa massage therapy yang dilaksanakan selama kehamilan dapat mengurangi kegelisahan, mengurangi gejala-gejala depresi, membebaskan nyeri otot dan nyeri sendi, dan meningkatkan kesehatan bayi baru lahir. Massagetherapy menunjukan kebutuhan yang berbeda melalui bermacam-macam teknik, satu diantaranya adalah pijat tradisional, yang bermanfaat untuk rileksasi ketegangan otot dan memperbaiki sirkulasi getah bening dan peredaran darah melalui tekanan yang lembut untuk otot-otot di tubuh.

Ada beberapa persyaratan mengenai pijat ibu hamil yaitu : (a). Kehamilan tidak bermasalah. (b). Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan lebih baik dilakukan di usia kandungan lima bulan ke atas, di mana memang badan mulai terasa lebih capai karena beban yang mulai berat. (c). Dilakukan oleh terapi yang terlatih untuk pijat ibu hamil karena ada dua bagian tubuh tertentu yang bila dipijat akan menimbulkan kontraksi rahim lebih awal. Pijat untuk wanita hamil hanya boleh dilakukan pada bagian-bagian tertentu seperti tangan dan kaki, serta punggung, dan leher. Pinggul, perut dan pinggang tidak boleh dipijat .

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan berupa keterbatasan peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data, kemampuan wawancara yang peneliti miliki hanya kemampuan wawancara dasar, yang menyebabkan banyak keterbatasan dalam tekhnik wawancara karena ini merupakan pengalaman pertama peneliti melekukan penelitian fenomenologi sehingga penelitian ini belum optimal.

Demikianlah hasil penelitian ini adanya bermacam-macam yang tetap dipatuhi walaupun tidak dipahami alasannya karena sudah merupakan tradisi atau tekanan dari pihak keluarga dan ada juga yang tidak melakukannya karena berbagai faktor alasan tertentu.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait