BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.2 Hasil Wawancara
Tema yang teridentifikasi dari hasil wawancara adalah sebanyak empat tema yang memaparkan berbagai pengalaman ibu usia remaja dalam menjalani inisiasi menyusu dini di RSUD Kota Padangsidimpuan. Keempat tema tersebut adalah memposisikan bayi di atas dada, manfaat saat menyusu dini, respon emosional ibu saat menyusu dini, respon bayi saat menyusu dini.
1. Memposisikan bayi di atas dada
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kedelapan partisipan, ada dua subtema yang diperoleh, yaitu: meletakkan bayi di atas dada ibu dan meletakkan tengkurap diatas dada.
a. Meletakkan bayi di atas dada
Partisipan mengatakan bahwa cara memposisikan bayi di atas dada ibu remaja yaitu meletakkan bayi di atas dada. Bayinya diletakkan di atas dada setelah di lap darah yang masih nempel di kulit si bayi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“..Pas lahir kan kak, di tarok dokter itu nya langsung nampak ku kak di atas dada ku, tapi di lap dulu darah yang masih nempel dibadan anak ku kak...”(Partisipan 1)
“..Ya gimana ya kak, kan habis dilahirin tuh, masih oee oee oee gitu
bayi ku kan kak, terus darah yang masih nempel di badan bayi ku itu
kak di lap darahnya sama dokternya terus langsung ditarok di atas
dada aku kak dibawah payudara...”(Partisipan 3)
“...Hmm, ditaroknya kulihat kak diatas dada ku, gitu ajanya kak... “ (Partisipan 4)
Partisipan kedua dan kedelapan mengatakan bahwa meletakkan bayi diatas dada sebelum dibedong dan ditimbang terlebih dulu. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“...Langsung dibaen dokter i kak tu ginjang ni dada ku on kak, napedo na dibedong bage, ditimbang pe napedo kak, langsung ma dipayakkon tu ginjang dada ku on kak...” (Langsung diletakkan dokter itu kak di atas dada ku ini, belum dibedong lagi, ditimbang pun belum kak, langsung diletakkan di atas dada ku ini kak) (Partisipan 2)
“...Langsung diletakkan dokter itu kak diatas dada ku, belum dibedong, ditimbang pun belum, udah langsung diletakkan aja di atas dada ku ini...” (Partisipan 8)
b. Meletakkan tengkurap di atas dada
Dua partisipan mengatakan bahwa meletakkan bayi tengkurap di atas dada. Bayi yang ditengkurapkan di atas dada dengan posisi miring menghadap ke arah ibu untuk memudahkan bayi menyusu dini. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“...Diletakkan tengkurap terus agak miring lah posisi nya ke arah ku kak, bisalah ku tatap bayi ku ini kak...”(Partisipan 1)
“...Itu lah ituu bayi telanjang masih di tengkurapkan di atas dada ku kak, dimiringkan kepalanya ditarok menghadap ke aku kak, gitu gitu lah kak...” (Partisipan 5)
Selain ditengkurapkan di atas dada ibu, bayi ditengkurapkan di atas dada setelah tali pusat dipotong dan di ikat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“...Dibaen halai langsung tu ginjang dada ku kak, ditengkurapkon halai danak on kak tapi dung dilap lap do dah kak, dung dipotong bage tali pusat, di ikat bage kak...” (Ditengkurapkan bayi nya tapi udah di lap dulu kak, udah dipotong tali pusatnya, udah di ikat itu kak) (Partisipan 7). Dokter meletakkan bayi langsung diatas dada karena prosedur bayi baru lahir harus ditengkurapkan di atas dada. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“...Ya nggak tau juga sih kak..sama dokternya langsung ditaruh gitu kak tengkurap di atas dada awak kak, katanya habis bayi lahir harus seperti itu kak, lagian udah dijelaskan setelah bersalin bayi nya itu ditarok di atas dada ibu, gitu kak dibilang dokternya...” (Partisipan 3)
2. Manfaat saat menyusu dini
Ibu remaja merasakan manfaat saat menyusu dini. Adapun manfaat yang dirasakan ibu remaja dibagi menjadi dua subtema, yaitu adanya ikatan batin dengan bayinya dan lebih dekat dengan bayinya.
a. Adanya ikatan batin dengan bayinya
Saat ibu remaja menjalani inisiasi menyusu dini ibu merasakan ikatan batin dengan bayinya karena kontak langsung dengan si bayi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“...Supaya apa ya, supaya terjalin lah itu kak ikatan batin awak sebagai ibu dengan bayi ku ini kak, kulit ku ini lah kak kontak langsung dengan kulit bayi ku ini, gitu gitu lah kak...” (Partisipan 1)
“...Hmm, biar lebih terasa ikatan batin itu kak antara saya emaknya sama bayi ku ini kak, kira kira gitu lah kak makana diletakkan langsung di atas dada ku kak...”(Partisipan 8)
b. Lebih dekat dengan bayinya
Tiga dari delapan partisipan mengatakan bahwa bayi yang di inisiasi menyusu dini itu supaya bayinya lebih kenal dan dekat dengan ibunya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“...Biar itu kulit awak sama kulit bayi ku nempel dulu serasa lebih dekat aja kak ...” (Partisipan 1)
“...Supaya gimana itu, supaya apa sih kak, supaya lebih kenal aja gitu sama bayinya, dekat sama awak kak makanya langsung ditarok di atas dada...” (Partisipan 5)
“..So binoto do ia do bah rokku kak i iba uma na kan, makana dipadiar lengket tu dada niba langsung kak. Harana tong kak ditengkurapkon halai danak on kak...” (Biar kenal kalau saya ibunya kak makanya itu bayi dibiarin lengket langsung di atas dada ku kak, karena kan ditengkurapkan orang itunya bayi ku ini kak) (Partisipan 7)
3. Respon emosional saat menyusu dini
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap kedelapan partisipan melalui pengalaman ibu dalam menjalani menyusu dini, mengalami berbagai respon emosional atau perasaan ibu. Respon yang dialami ibu tersebut adalah respon senang, respon takut, respon kaget, perasaan deg deg an, perasaan aneh.
a. Respon senang
Respon ibu dalam menjalani inisiasi menyusu dini pertama kali terhadap kelahiran bayi adalah senang karena merupakan anak pertama yang dinanti-nantikan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“...Yahh,, senang sekali kak, campur perasaan itu kak senang gimana gitu
ya kak, apalagi ini anak pertama kak sambil ku tengok tengok terus lah
kak aksinya...” (Partisipan 3)
“...Hmm, bahagia lah kak, nggak terucapkan lagi sama kata kata saking bahagianya yang ditarok itu bayi ku di atas dada, bahagia lah yang punya
anak ini walaupun masih muda kak udah terasa yang emak emak itu kak...”(Partisipan 6)
b. Respon takut
Sebanyak dua partisipan mengatakan bahwa mereka sangat takut melihat bayinya diletakkan langsung diatas dada. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“... Takut gimana itu ya, kok ditarok langsung bayi nya di atas dada ku, apa nggak licin itu, jatuh nanti gimana pula, gitu gitu lah kak..” (Partisipan 1)
“...Aduhh,, pertamanya takut jatuh aku kak kalo kalo bayinya nanti
meleset ke bawah, kan cuman ditengkurapkan kak di atas dada gitu, nanti kalo seandainya pas gerak apa nggaktakut itu jatuh kak...” (Partisipan 4) c. Respon kaget
Partisipan kedua merasa kaget ketika bayi diletakkan langsung di atas dada karena sebelumnya tidak pernah lihat bayi menyusu dini, sedangkan partisipan kelima merasa kaget bayi baru lahir langsung diletakkan di atas dada karena biasanya bayi baru lahir langsung dibedong. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“...Oiii kak, awalna tarsonggot do iba bah kak, asi baya langsung dibaen diginjang ni dada niba danak on niroha kak, najungada tong kak uida i...” (Oiii kak, awalnya terkejut aku kak, kenapa langsung dibuat di atas dada ku gitu ku pikir kak, nggak pernah kak ku lihat gitu) (Partisipan 2)
“...Mmm..awalnya kaget sih kak, kok bisalah bayinya itu langsung ditarok diatas dada awak kak, kan biasanya langsung dibedong tuh kak (Partisipan 5)
d. Perasaan Deg deg an
Satu orang partisipan mengatakan bahwa mereka deg deg an saat bayi diletakkan di atas dada ibu karena menyusu bayinya sendiri walaupun sebelumnya pernah melihat bayi menyusu dini. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“....Naisangka-sangka tong kak dung lahir langsung ma dibaen diginjang dada niba kak. deg deg serr ma jantung niba pajolo nai kak, hahaha bope tong jungada nida soni dibaen tu anak ni kakak juo kak, tapi on anak niba doma kak langsung deg deg an doba iba kak...”(Nggak disangka kak habis lahir langsung diletakkan di atas dada ku kak, deg deg an jantung ku kak, hahahah, walaupun pernah ku lihat gitu kak tapi ini beda kak anak awak doma kak, makanya deg deg an gitu aku kak) (Partisipan 7)
e. Perasaan Aneh
Partisipan mengatakan bahwa merasa aneh melihat bayi melihat bayi diletakkan di atas dada karena baru pengalaman pertama. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:
“...Awalnya itu kak aneh kurasa kak karena pengalaman pertama itu pula kak, setelah dijelasin dokter baru mulai lah tenang kak...” (Partisipan 8)
4. Respon bayi saat menyusu dini
Ibu merasakan respon bayi saat menyusu dini awalnya bayi diam dan tidak bergerak, mengeluarkan suara, mengeluarkan air liur, bayi mulai bergerak ke arah payudara, bayi menghisap puting. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
a. Bayi diam
Partisipan mengatakan bahwa saat awal menyusu dini bayi setelah bayi diletakkan di atas dada bayi diam, tenang dan berhenti menangis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“...Udah itu awalnya cuman diam, tenang aja kak udah berhenti yang
nangis itu kak...”(Partisipan 1)
“...Kan ditengkurap kon halai dei kak mambaen na diginjang ni dada ku, baru kak pajolo na sip sajo do, hening kak. heran doma iba aturanna tangis, nadong oppot suara kak...”(Kan ditengkurapkan orang itu kak terus diletakkan di atas dada ku, terusnya awalnya diam aja, hening kak. Heran aku kak biasanya kan nangis, ini tiba tiba nggak ada suara kak) (Partisipan 2)
“...Gimana lah ku bilang ya kak, diam aja nya bayi ku itu kak pas diatas
perut ku dah,, kan ditengkurapkan itu kak bayi nya di atas
perut...”(Partisipan 3) b. Bayi mengeluarkan suara
Partisipan mengatakan bahwa setelah bayi diletakkan di atas dada dalam keadaan bayi diam, tenang dan berhenti menangis, beberapa menit kemudian bayi mengeluarkan suara. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“...Nasadia leleng mulai ma margorak-gorak uida kak, kaluar ma mulai suara kak...” (Nggak berapa lama mulai bergerak gerak nampak ku kak, keluar lah mulai suara kak...”(Partisipan 2)
“...Terus setelah, setelah beberapa menit kan kak ada keluar suara mungilnya kak. Terus ada juga gerakan gitu kak, gerakan lembut kayak mau minta disusui gitu kak...”(Partisipan 3)
“...Belum beraksi langsung kak, udah beberapa menitnya kak baru lah ada geraknya sedikit, ada lah dengar suara kak.udah gitu lah itu kak.hmm...”(Partisipan 4)
c. Bayi mengeluarkan air liur
Bayi mulai mengeluarkan suara dan membuka mulutnya kemudian mulai mengeluarkan air liurnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“...Terus, apalagi ya,, itu kan kak mulutnya udah mulai dibukanya kak, ya kami lihat lihat aja lah kak, ee setelah beberapa menit keluar air liur nya kak, ya dibiarin lah kak...”(Partisipan 1)
“...Mur tambah cepat uida kak gerak nai, akka na tangan nia bage ma dijilat ia kak, baba nia pe madung tarbuka sampe bage manetes air liur na boh...” (Tambah cepat nampak ku kak geraknya, tangannya udan mulai dijilatnya kak, mulutnya udah terbuka sampai netes air liurnya kak) (Partisipan 2) “...Beberapa menit setelah itu kak mulai lah air liur nya keluar kak, ku biarkan aja lah kakudah itu kuperhatiin kali lah kak...”(Partisipan 6)
d. Bayi mulai bergerak ke arah payudara
Partisipan mengatakan bahwa bayinya mulai bergerak ke arah payudara dan meremas puting. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“...Udah itu kak mulai lah gerak ke arah payudara ku kak terus keputing ku lah mau dihisapnya kak...”(Partisipan 1)
“...Terus kak mulai cepat lah geraknyakak ke payudara ku sampai diremas
nya daerah puting ku kak dengan tangannya yang kocik itu
kak...”(Partisipan 3)
“...Duuhhh bikin gemas liatnya kak, mulai lah kakinya nendang kak, kepala
nya ditinggikannya karena mau gerak itu ke arah payudara ku kak...”(Partisipan 6)
e. Bayi menghisap puting
Bayi mulai menghisap puting dan menggulumnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan partisipan berikut:
“...Makin di bukanya mulutnya kak, makin nempel ajalah kak di atas dada ku kak sambil dihisap hisap nya puting ku kak...”(Partisipan 1)
“...Inda be kak, akhirna dapot ia juo kak puting ku, langsung ma manyusu bah
kak dung di gulum gulum ia bage kak payudara ku, ligat ma uida kak, na
kehausan sajo ma uida kak na manyusu i...” (Nggak kak, akhirnya dapatnya
juga puting ku kak, langsung menyusu kak setelah digulum gulum nya juga payudara ku kak, cepat lah ku lihat, macam yang kehausan lah ku lihat kak yang menyusu itu)...”(Partisipan 2)
“...Duuhhh bikin gemas liatnya kak, akhirnya puting ku berhasil juga dihisap samabayi ku itu kak ,duhhh senangnya...”(Partisipan 5)