BAB IV HASIL PENELITIAN
4.3 Hasil Wawancara Implementasi Pelayanan Promotif dan Preventif
Area tahun 2017
4.3.1 Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai
Pelaksanaan pelayanan preventif dan promotif di Puskesmas Sukaramai belumlah maksimal. Dilihat dari UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) yang belum merata ke semua KK (Kepala Keluarga) di wilayah kerja puskesmas terutama yang jaraknya sangat jauh dari puskesmas. Penyuluhan ke sekolah-sekolah dan posyandu dalam upaya preventif dan promotif untuk penyakit ISPA umumnya masih kurang dilaksanakan. Puskesmas masih berfokus pada pelayanan kuratif yaitu lebih banyak menangani masyarakat yang datang untuk berobat dibandingkan memberikan konseling tentang mencegah penyakit kepada masyarakat.
Pelayanan preventif dan promotif merupakan fungsi utama puskesmas yang telah dilaksanakan sejak dahulu. Pelayanan preventif dan promotif disediakan kepada seluruh lapisan masyarakat baik pemegang kartu jaminan kesehatan maupun masyarakat umum. Adapun bentuk upaya preventif dan promotif yang dilaksanakan oleh Puskesmas Sukaramai ialah penyuluhan ke masyarakat, sekolah, posyandu, perkumpulan ibu perwiritan, konseling dan pembinaan kelurga ber-PHBS. Kegiatan pengawasan yang telah dilakukan oleh puskesmas adalah sebagai tindakan agar keluarga tersebut dapat menjaga kesehatan keluarga dan lingkungannya serta terhindar dari terkena penyakit seperti ISPA.
Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Informan Pernyataan
Informan 1 Pogram preventif dan promotif untuk penyakit ISPA yaitu bagaimana caranya memberitahu atau menyampaikan informasi kepada masyarakat untuk mencegah supaya jangan terjadi atau jangan timbul penyakit ISPA pada pasien atau masyarakat tersebut. Pelaksanaanya dilakukan dengan penyuluhan baik di dalam gedung maupun di luar gedung. Kalau yang di dalam gedung kita lakukan perorangan oleh klinik sanitasi, berdasarkan rujukan internal daripada poli. Dari hal itulah di klinik sanitasi pasien di edukasikan bahwa penyakit ISPA itu berasal dari dampak lingkungan atau bukan. Sedangkan untuk promotif di lapangan kami lakukan di posyandu, sekolah. Karena ISPA ini memiliki pengaruh dari pada lingkungannya, sehingga lingkungan ini pun dapat berubah-ubah setiap waktu.
Informan 2 Program preventif dan promotif ini selalu masuk setiap tahun ke dalam program kerja puskesmas. Namun menurut saya pelayanan preventif dan promotif di sini sudah berjalan tapi belum maksimal, dan yang nampak itu penyuluhan dek, kalo konseling juga ada tapi jarang, tidak terlalu diutamakan karena puskesmas masih banyak yang ngurus ke pegobatan. Di dalam penanggulangan penyakit ISPA program ini lebih mengutamakan dengan melakukan penyuluhan langsung ke masyarakat. ISPA merupakan salah satu penyakit yang tertinggi angkanya di sini.
Informan 3 Di Puskesmas Sukaramai tindakan Preventif dan Promotif ini selalu dilakukan termasuk untuk penyakit ISPA. Biasanya kami petugas akan turun ke lapangan setiap bulannya untuk melakukan penyuluhan ke masyarakat dan mengedukasi mereka agar menjaga kesehatan termasuk untuk menghindari penyakit ISPA. Kami juga terkadang mengadakan penyuluhan ini ke sekolah-sekolah, posyandu, ibu-ibu pengajian. Untuk kegiatan di puskesmas sendiri hal ini kami lakukan pada saat pasien datang berobat dan setelah dari poli apabila masih belum parah akan diakukan juga konseling secara personal. Informan 4 Program ini memang rutin dilakukan, untuk mengenai
pelaksanaan pelayanan preventif dan promotif. Cuma puskesmas ini lebih banyak menangani masyarakat yang datang untuk berobat dibandingkan memberikan konseling tentang mencegah penyakit kepada masyarakat. Memang setiap bulannya saya dan beberapa petugas puskesmas lain akan turun ke lapangan untuk melakukan penyuluhan sekaligus pembinaan kembali ke setiap KK yang masuk dalam tahap menuju KK yang ber-PHBS. Di Puskesmas Sukaramai ini kami membentuk
dan membina keluarga agar hidup sehat dengan ber-PHBS yang dilakukan pengawasan setiap satu bulan sekali. Salah satu syarat di satu keluarga itu agar terkategori dalam keluarga yang ber-PHBS adalah tidak merokok. Merokok kan salah satu yang dapat menyebabkan ISPA. Di saat itulah saya biasanya mengedukasi keluarga tersebut. Namun yaitu terkadang karena sanitarian di puskesmas ini cuman satu dan petugas yang lain ke lapangan juga terbatas, jadi sulit untuk dapat mencakup semua KK di wilayah kerja kami ini. Apalagi kecamatan ini cukup luas dek, jadi susah. Kalo untuk di puskesmas, biasanya pasien datang apabila sudah sakit. Jarang yang datang itu hanya mau melakukan konseling. Jadi biasanya pasien datang berobat ke poli baru di rujuk ke klinik sanitasi untuk konseling.
4.3.2 Pernyataan Informan Tentang Kebijakan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Kebijakan yang dibuat mengenai program preventif dan promotif untuk penyakit ISPA belum ada yang spesifik. Hal yang diketahui oleh para informan antara lain adalah menjaga kesehatan perorangan, penyediaan masker, obat-obatan, poster, spanduk, peningkatan penyuluhan, melakukan tindakan penghijauan dan KTR (Kawasan Tanpa Rokok)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 tentang Puskesmas pada pasal 1 Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Berdasarkan peraturan yang telah dibuat Pemerintah tersebut, tidak menjadikan Puskesmas Sukaramai ini lebih berfokus pada pelayanan preventif dan promotifnya. Dikatakan demikian, karena pada kenyataannya puskesmas masih lebih mengutamakan melayani masyarakat yang datang untuk
menggunakan pelayanan kuratif yaitu berobat daripada memberikan konseling atau penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kebijakan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Informan Pernyataan
Informan 1 Kurang tau saya kalau mengenai kebijakan itu. Yang jelas pada permasalahan ISPA tinggi, penanggulangannya lebih kepada pengobatan dan biasanya kami hanya memberikan himbauan kepada masyarakat agar menggunakan masker. Masyarakat sebenarnya sudah banyak tau mengenai ISPA, tapi ya begitulah mereka biasanya akan jera apabila sudah sakit. Lalu mereka datang ke puskesmas juga untuk berobat. Sehingga sulit untuk yang namanya menurunkan angka ISPA itu.
Informan 2 Sebenarnya kebijakan yang spesifik tidak ada. Namun dalam menangani masalah ISPA hal yang dilakukan puskesmas yaitu penyediaan poster dan spanduk sebagai media informasi kepada masyarakat. Selain itu himbauan agar menggunakan masker. Informan 3 Kalo masalah itu saya kurang tau, tapi biasanya pada saat ISPA
tinggi hal yang akan selalu dilakukan adalah mencukupi ketersediaan masker dan obat-obatan.
Informan 4 Kebijakan ini mungkin lebih kepada meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak merokok, membakar sampah, ataupun lahan sembarangan. Kawasan tanpa rokok juga sepertinya sudah di terapkan di instansi-instansi pemerintahan, bagian kesehatan, ataupun sekolah. Himbauan untuk melakukan penghijauan di perkarangan rumah dan lingkungan sekitar juga ada. Ini biasanya bisa dilakukan oleh per KK ataupun secara gotong royong per RT. Namun biasanya apabila tidak ada pengawasan, masyarakat malas melaksanakannya. Sehingga yang ada masyarakat datang ke puskesmas sudah dalam keadaan sakit dan mereka hanya ingin berobat ke poli.
4.3.3 Pernyataan Informan Tentang Sistem Pembiayaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Sumber dana untuk pelaksanaan program preventif dan promotif untuk penyakit ISPA berasal dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), dana yang tersedia untuk pelaksanaan program preventif dan promotif dapat dipergunakan untuk semua program kerja ataupun Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) yang termasuk untuk mengendalikan penyakit ISPA.
Sebenarnya dana untuk pelayanan preventif dan promotif dari BOK belumlah mencukupi dalam pelaksanaan program upaya kesehatan masyarakat di seluruh kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Sukaramai. Hal tersebut dibuktikan dengan kegiatan penyuluhan yang diadakan puskesmas hanya dilakukan 1 kali dalam sebulan dan tidak merata ke semua RT yang ada di wilayah kerja puskesmas dikarenakan kurangnya tenaga dan jarak antar kelurahan yang sangat jauh sehingga membutuhkan biaya operasional yang cukup besar. Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Tentang Sistem Pembiayaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Informan Pernyataan
Informan 1 Selama ini sistem pembiayaan untuk preventif dan promotif itu berasal dari dana BOK yang berasal dari pusat. Sedangkan untuk penyediaan sarana dan prasarana diambil dari dana APBD seperti masker serta obat-obatan. Pada sistem pendanaan,dana ini cair setiap tahun berdasarkan POA ataupun Rencana Anggaran yang telah dibuat.
Informan 2 Biasanya untuk pelayanan promotif dan preventif bagi masyarakat, Puskesmas menggunakan dana dari BOK.
Informan 3 Saya kurang tahu secara jelas mengenai pembiayaan untuk pelayanan promotif dan preventif saat ini. Namun setau saya dana yang digunakan berasal dari dana dari BOK.
Informan 4 Untuk sistem pendanaan berasal dari dana BOK. Hal ini dimulai dengan membuat RAB (Rencana Anggaran Belanja) kemudian dibuatlah lagi RKA (Rencana Kegiatan Anggaran) oleh puskemas lalu diserahkan ke Dinas Kesehatan, kalau sudah disahkan oleh Pemko barulah disalurkan ke Puskesmas. Dana ini berasal dari pusat dan akan selalu cair di setiap tahunnya. Ada juga dana ini diperoleh dari dana APBD tapi itu lebih kepada untuk penyediaan kelengkapan bagi puskesmas.
4.3.4 Pernyataan Informan Tentang Bentuk-Bentuk Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Pelayanan promotif dan preventif dari Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan yang dilakukan tenaga kesehatan yaitu ada yang dilakukan di dalam dan luar gedung. Pelayanan yang disediakan dan dilaksanakan oleh Puskesmas Sukaramai ini adalah dengan cara penyuluhan dan konseling kepada masyarakat. Hal ini telah rutin dilaksanakan oleh Puskesmas Sukaramai pada setiap bulannya. Kunjungan ke rumah penduduk dalam pembinaan keluarga ber-PHBS juga merupakan salah satu cara puskesmas untuk melakukan konseling, serta mengajak warga bergotong royong menjaga dan membersihkan lingkungan di sekitar rumahnya bekerjasama dengan lurah dan RT setempat.
Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Tentang Bentuk-Bentuk Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Informan Pernyataan
Informan 1 Kami banyak sekarang melakukan penyuluhan, selain itu himbauan dalam bentuk poster dan spanduk. Kemudian dalam kegiatan turun ke lapangan dilakukan dalam rangka pembinaan rumah tangga ber-PHBS. Salah satu indikatornya yaitu dalam satu keluarga itu tidak ada yang merokok.
Informan 2 Program yang sedang berlangsung di Puskesmas ini yang spesifik tidak ada, namun dalam menangani ISPA program yang kami buat biasanya adalah dalam bentuk penyuluhan kepada masyarakat.
Informan 3 Biasanya kami mengadakan penyuluhan baik dimasyarakat, sekolah dan di posyandu. Konseling juga kami berikan kepada pasien yang datang ke puskesmas. Terkait dengan kesehatan lingkungan ada dilaksanakan gotong royong yang bekerja sama dengan lurah atau RT bersama-sama masyarakat.
Informan 4 Mengenai bentuk programnya itu pastinya lah yang pertama penyuluhan ke masyarakat kami turun ke lapangan satu bulan sekali, kemudian penyuluhan ke sekolah dan di posyandu. Kunjungan rumah ber PHBS juga, pada saat itu jugalah kami bisa melakukan konseling mendalam terhadap keluarga tersebut.
4.3.5 Pernyataan Informan Tentang Persiapan Pelaksanaan Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Tenaga kesehatan di Puskesmas Sukaramai dilihat dari jumlah masih tidak cukup, serta kemampuan atau skill dan pengetahuannya dalam melaksanakan pelayanan promotif dan preventif masih belum maksimal. Sehingga diharapkan mereka dapat diberikan pelatihan atau penyegaran pengetahuan untuk seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Sukaramai. Kualitas kemampuan dan pengetahuan tenaga kesehatan yang masih kurang berdampak pada kesiapan tenaga kesehatan yang tergolong tidak komprehensif dan kurang optimal ketika terjun langsung ke masyarakat untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan SKM di puskesmas ini hanya ada 2, selain itu tenaga sanitariannya juga hanya ada satu. Sehingga ada beberapa tenaga kesehatan yang kerjanya merangkap, hal ini membuat pekerjaan menjadi tidak proporsional. Kemudian sarana, prasarana, dan peralatan yang tersedia di puskesmas masih kurang.
Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan Tentang Persiapan Pelaksanaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Informan Pernyataan
Informan 1 Untuk tenaga kesehatan di utamakan oleh para medis yang turun. Kalau dalam melakukan penyuluhan di sekolah atau posyandu dokter. Untuk rumah tangga ber-PHBS selain petugas dilibatkan juga kader dalam rangka pembinaan. Selama ini jumlahnya masih cukup, sedangkan untuk kesiapan pengetahuan petugas dilakukan pelatihan-pelatihan secara bergilir terutama yang memegang program promkes dan kesehatan lingkungan baru di sharing ke teman-temannya. Untuk sarana dan prasarana lembar media penyuluhan baik poster dan browsur sudah ada di sediakan oleh dinas. Untuk di Posyandu biasanya dilakukan secara lisan, karena pengetahuan oleh petugas sudah cukup oleh petugas. Jadi penyuluhan dilakukan hanya dengan tanya jawab saja. Untuk transportasi tutun ke lapangan dilakukan dengan mobil ambulans atau mobil puskesmas keliling puskesmas.
mereka masih kurang. Sehingga perlu pelatihan lagi bagi para petugas. Masyarakat ini susah di hadapi, terutama penduduk kita ini. Jadi perlu cara khusus untuk merubah pola hidup mereka. Informan 3 Untuk jumlah tenaga kesehatan masih kurang cukup, dan kesiapan
mereka ketika diberikan tugas ke lapangan itu masih belum maksimal. Tenaga kesehatan ditugaskan secara bergilir turun ke lapangan sesuai jadwal yang ditetapkan karena kualitas skill mereka masih kurang jadi berdampak sama hasil kegiatannya jadi tidak baik dek, seperti masyarakat sedikit yang mau datang ke penyuluhan atau ikut gotong royong. Sarana, prasarana dan peralatan masih kurang.
Informan 4 Saya yang turun ke lapangan saat penyuluhan itu sering sendiri, jadi menurut saya tenaga di Puskesmas ini tidaklah cukup. Terutama untuk tenaga sanitariannya. Selain itu tenaga kesehatan SKM nya. Pada tenaga kesehatan di sini kesiapannya terbilang belum maksimal. Ada juga tenaga kesehatan yang ditugaskan di Posyandu datang nya gak tepat waktu tapi mau nya cepat pulang. Sebagian peralatan untuk melaksanakan program sudah ada, namun pelaksanaannya yang belum berjalan secara efektif. Untuk transportasi yang sering jadi kendala, karena kendaraan dinas nya terbatas sedangkan wilayah kerja kami cukup luas untuk bisa dijangkau keseluruhannya.
4.3.6 Pernyataan Informan Tentang Proses Pelaksanaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Program upaya kesehatan masyarakat mempunyai Planing Of Action (POA) setiap awal tahun dan setiap awal bulan ditetapkan jadwal dan tenaga kesehatan yang akan turun melaksanakan penyuluhan ke masyarakat karena penyuluhan diadakan setiap satu bulan sekali. Namun pelaksanaannya kadang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan serta frekuensi dan kualitas dari kegiatan yang dilaksanakan belum optimal dan dirasa masih kurang. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dilaksanakan dengan kegiatan penyuluhan serta mengadakan gotong royong.
Penyuluhan masyarakat kurang efektif dan efisien karena dilaksanakan tidak merata ke seluruh wilayah kerja Puskesmas Sukaramai. Penyuluhan lebih sering diadakan di tempat yang dekat dengan puskesmas sehingga yang jauh
kurang diperhatikan UKM nya. Untuk penyuluhan ke sekolah biasanya dilakukan di suatu tempat dan hanya mengundang beberapa perwakilan dari sekolah saja, dan penyuluhan di posyandu dilakukan tidak setiap bulan saat diadakan Posyandu. Konseling yang diadakan oleh puskesmas tidak terlalu menjadi tujuan utama ketika pasien datang ke puskesmas, melainkan tenaga kesehatan lebih mengutamakan melayani pengobatannya dahulu dan untuk kunjungan rumah tenaga kesehatan datangnya tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Tentang Proses Pelaksanaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Informan Pernyataan
Informan 1 Hal ini Posyandu melibatkan kader oleh puskesmas untuk melakukan penyuluhan. Untuk UKP dilakukan penyuluhan secara individu agar meningkatkan staminanya, dengan makan-makanan bergizi, menggunakan masker lalu apabila penyakitnya berlanjut langsung bawa ke klinik kesehatan. Selain itu kami menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan seperti dengan cara gotong-royong, penanaman pohon, tidak membakar sampah sembarangan, dan mau hidup ber- PHBS. Hal ini dilakukan satu bulan sekali selain itu perlu ada kerja sama dengan kader dalam melakukan pembinaan keluaga. Respon dari masyarakat pun rata-rata menerima dan cukup bagus. Masyarakat pun ada yang menolak, tapi itu mungkin disebabkan karena ketidaktahuan mereka. Namun setelah di beri pemahaman, masyarakat pun dapat menerima juga.
Informan 2 Ke masyarakat nya ya penyuluhan terutama dalam pentingnya penggunaan masker, ini dilakukan petugas setiap bulannya di posyandu di bantu oleh kader. Upaya kesehatan perorangannya bagi pasien yang datang berobat kami adakan konseling biasanya di poliklinik dan konselingnya itu diberikan oleh dokter secara singkat aja gitu.
Informan 3 Setiap awal tahun kan dibuat POA nya untuk kegiatan penyuluhan. Kemudian di awal bulan disiapkan jadwal dan tenaga kesehatan yang turun ke lapangan untuk melakukan penyuluhan ke masyarakat. Para petugas menghimbau masyarakat untuk mencanangkan mau hidup ber- PHBS.
Informan 4 Mengenai UKM ya kami laksanakan penyuluhan ke masyarakat untuk keluar menggunakan masker. Inilah yang kami lakukan pada saat kami penyuluhan ke sekolah dan Posyandu, gotong
royong untuk menjaga kesehatan lingkungan. Tapi kegiatannya itu cuma dilakukan satu kali dalam sebulan dan kurang mencakup masyarakat yang begitu banyak di wilayah kerja Puskesmas ini. Upaya kesehatan perorangannya biasanya dalam bentuk kunjungan ke rumah dalam rangka pembinaan keluarga ber-PHBS. Jadi kami membagikan stiker rumah sehat ke masyarakat, kemudian rumah yang ada stiker nya tersebut kami kunjungi dan kami pantau.
4.3.7 Pernyataan Informan Tentang Tantangan Internal dan Eksternal yang Dapat Menghambat Jalannya Pelaksanaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Tantangan internal yang dihadapi adalah kurangnya kemampuan tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat, dana yang dirasakan belum mencukupi untuk melaksanakan pelayanan promotif dan preventif melalui UKM sehingga cakupan dari pelayanan tersebut masih kurang. Peralatan dan transportasi yang masih kurang dan belum memadai. Tantangan eksternal yang dihadapi yaitu wilayah kerja Puskesmas Sukaramai yang sangat luas, sehingga mengalami kesulitan akses ke daerah/lokasi penduduk untuk mengadakan penyuluhan atau kunjungan ke semua rumah penduduk terkait dengan transportasi yang belum mencukupi.
Selain itu, tantangan eksternal datang dari pasien atau masyarakat yang pola pikirnya menganggap bahwa puskesmas itu untuk pelayanan kuratif, masih rendahnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk mau ikut berpartisipasi dan datang ke penyuluhan yang dilaksanakan oleh puskesmas. Sehingga masyarakat sulit menangkap informasi kesehatan yang diberikan oleh penyuluh/tenaga kesehatan dan sulit mengubah perilaku kesehatan masyarakat agar hidup bersih dan sehat.
Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Tentang Tantangan Internal dan Eksternal yang Dapat Menghambat Jalannya Pelaksanaan Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Informan Pernyataan
Informan 1 Untuk kendala internal rata-rata di sebabkan oleh petugas yang belum maksimal melakukannya, karena tingkat pengetahuan dan komunikasi yang baik kepada masyarakat. Selain itu keterbatasan tenaga karena jumlah KK yang banyak jadi kegiatan dilakukan masih bertahap dan tidak menyeluruh. Sedangkan dari eksternal kendala yang di hadapi adalah kurangnya dukungan dari RT dan kepala keluarga.
Informan 2 Banyak tenaga kesehatan yang tugasnya merangkap dan peralatannya juga belum terlalu lengkap. Masalah lain datang dari masyarakat yang masih cuek dan gak mau ikut berpartisipasi jika di kasih penyuluhan kesehatan.
Informan 3 Yang jadi kendala biasanya kesiapan tenaga kesehatan yang masih kurang, dana untuk pelayanan UKM nya kami rasakan juga belum terlalu mencukupi dan ketika kita mau memberikan penyuluhan yang jaraknya jauh, transportasinya tidak memadai. Kemudian kita udah datang mengadakan penyuluhan, tau nya masyarakat nya hanya sedikit yang datang. Itu lah juga kendala kami dek.
Informan 4 Hambatan dari puskesmasnya ini ya mengenai dana yang kadang belum cukup untuk melaksanakan kegiatan dan fasilitas untuk transportasi tenaga kesehatan yang mau turun penyuluhan ke lapangan masih kurang. Selain jarak yang jauh, juga pola pikir masyarakat yang menganggap puskesmas itu hanya tempat untuk berobat. Kesadaran dan kemauan masyarakat untuk ikut partisipasi masih kurang. Jadi kalo kita adakan penyuluhan orang itu gak mau datang.
4.3.8 Pernyataan Informan Tentang Strategi yang Dilakukan Dalam Mengatasi Kendala Internal dan Eksternal Program Preventif dan Promotif untuk Penyakit ISPA di Puskesmas Sukaramai.
Strategi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan internal adalah para informan lebih mengutamakan strategi untuk mengatasi kendala atau hambatan pada sarana transportasinya. Menyediakan uang transportasi bagi tenaga kesehatan yang menggunakan kendaraan pribadi ketika turun ke lapangan memberikan penyuluhan ke masyarakat. Meningkatkan kualitas SDM kesehatan di puskesmas dengan mengajak, menyarankan dan memberikan pelatihan.
Dalam mengatasi tantangan eksternal puskesmas membuat strategi yaitu ketika diadakan penyuluhan kesehatan didampingi dengan pemberian pengobatan atau pun masker gratis atau mempersiapkan sesuatu yang bisa diberikan kepada