• Tidak ada hasil yang ditemukan

HEAT TREATMENT

Dalam dokumen DASAR PENGELASAN (Halaman 38-57)

1.5.1. Postweld Heat Treatment

Beberapa perlakuan panas (heat treatment) dapat diterapkan setelah pekerjaan pengelasan selesai. Perlakuan panas paska las sering dilaksanakan untuk tujuan menghilangkan tegangan sisa. ASME Boiler Pressure Vessel Code menyebut perlakuan panas paska las dengan postweld heat treatment (PWHT), dimana istilah ini lebih disukai pada pengelasan pressure vessel dan kontruksi pipa. PWHT kadang-kadang disebut juga dengan membuang tegangan (stress relief) dan bisa juga disebut dengan tempering. PWHT bisa diterapkan pada seluruh pengelasan atau hanya setempat.

PWHT dilakukan karena alasan seperti berikut ini: 1. Mengurangi tegangan sisa (residual stress).

2. Mengurangi kekerasan di daerah pengelasan dan daerah HAZ 3. Meningkatkan ketangguhan (toughness).

4. Mengeluarkan hydrogen dari logam las. 5. Menghindarkan kerja dingin dari logam las. 6. Meningkatkan keuletan (ductility).

7. Meningkatkan daya tahan terhadap retak karena faktor lingkungan (environmental cracking) dan serangan karat.

8. Meningkatkan stabilitas dimensional selama machining.

Alternatif lain PWHT dibahas pada pasal 1.5.2. Perlakuan panas suhu tinggi lain, termasuk annealing, normalizing, danquenching dibicarakan pada pasal 1.5.3.

PWHT diharuskan oleh ASME Boiler and Pressure Vessel Code, ANSI/ASME B31 Code for Pressure Piping atau oleh spesifikasi-spesifikasi perusahaan. Hal ini berdasarkan pada material, tebal, syarat-syarat ketangguhan dan tujuan akhir pemakaian. Petunjuk perusahaan terhadap PWHT mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh code sebagai syarat minimum dan syarat tambahan, dimana pengalaman pemakaian menunjukkan kebutuhan yang lebih konservatif.

Gambar 100-54 memberikan ringkasan persyaratan ASME Pressure Vessel Code, ANSI Piping Code dan spesifikasi perusahaan Chevron untuk preheat dan PWHT. Gambar 100-55 memberikan ringkasan spesifikasi perusahaan Chevron untuk semua heat treatment (PWHT, annealing, normalizing dan hardening) dari berbagai bahan.

Gambar 100-54. Persyaratan Preheat dan PWHT Berdasarkan ASME Pressure Vessel Codes, ANSI Piping Code dan Spesifikasi Perusahaan Chevron

Gambar 100-55. Spesifikasi Waktu, dan Suhu Heat Treatment Perusahaan Chevron Mengontrol Retak Karena Faktor Lingkungan

Retak karena faktor lingkungan seperti retak tegangan karat (stress corrosion cracking) dan retak tegangan sulfida (sulfida stress cracking) selalu menjadi perhatian pada kilang-kilang minyak, pabrik kimia dan lokasi-lokasi produksi. Salah satu cara efektif untuk mencegah retak ini yaitu dengan memberi perlakuan panas pada logam. Pada Gambar 100-56 dicantumkan ringkasan persyaratan PWHT dari perusahaan Chevron terhadap berbagai kondisi lingkungan.

Kerusakan karena penggetasan hydrogen seperti retak tegangan sulfida dan retak tegangan karat berhubungan dengan masalah kekuatan dan kekerasan bahan, sehingga retak ini bisa   juga dicegah dengan mengontrol kekerasan logam las dan menghindarkan logam dasar

yang memiliki carbon equivalent tinggi.

Bahan-bahan carbon steel clad dengan austenitic stainless steel sering tidak diberi perlakuan panas karena clad memiliki koefisien muai panas sangat besar. Hasil perlakuan panas terhadap tegangan diusulkan lagi ketika bahan-bahan clad menjadi dingin dari suhu heat treatment.

Solid stainless steel vessel boleh diberi perlakuan panas dan boleh juga tidak. Vessel untuk pemakaian kimia sering tidak diberi heat treatment karena dapat menimbulkan sensitization, yang pada akhirnya menghasilkan serangan antar butir.

Pipa dan vessel terbuat dari stainless steel tidak stabil, hampir tidak pernah diberi heat treatment karena ada resiko sensitization.

Pipa-pipa stainless steel stabil umumnya diberi heat treatment untuk mencegah retak chloride external. Khlorida bisa datang dari lingkungan pantai, plant washdown, air pemadam kebakaran, atau dari insulasi. Beberapa retak hanya terjadi sekali-kali. Dengan demikian, praktek umumnya adalah untuk mendapatkan perlindungan apa yang bisa dicapai dengan mudah. Pada umumnya, pipa-pipa stainless steel NPS 2 atau lebih, diberi perlakuan panas sedangkan yang lebih kecil tidak.Perlakuan panas terhadap pipa NPS 2 atau lebih, secara kasar akan mengurangi 80 % bahaya, dari 20 % biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan heat treatment terhadap semua pipa. Perlakuan panas menghindarkan masalah pelengkungan dan oksidasi pada valve-valve kecil.

Alasan PWHT

PWHT terutama bertujuan untuk memperkecil tegangan sisa yang terdapat pada pengelasan. Tegangan sisa timbul karena pengkerutan logam las dan kerja dingin. Heat treatment dengan suhu lebih tinggi, seperti annealing atau normalizing, juga mengurangi tegangan sisa, tetapi metode membuang tegangan ini biasanya bukan merupakan alasan utama.

Apabila ada benda kerja yang dimesinasi (machining) dengan toleransi ketat setelah pengelasan, PWHT bisa memperkecil terjadinya perubahan dimensi dan distorsi selama proses mesinasi. PWHT juga dilakukan untuk mengurangi kerentanan terhadap retak tegangan karat (stress corrosion cracking), dan secara umum bisa meningkatkan daya tahan terhadap karat.

Benda-benda yang mengalami kerja dingin seperti shell dan head plates pada vessel, atau belokan-belokan pipa dan tubingpada alat penukar panas, sering membutuhkan heat treatment. Menghilangkan tegangan pada logam yang mengalami kerja dingin (cold work), akan meningkatkan stabilitas dimensional, daya tahan terhadap patah getas, dan daya tahan terhadap retak tegangan karat dan serangan karat. ASME Section VIII, Division 1 pada umumnya mensyaratkan perlunya heat treatment setelah pembentukan dingin, bila perpanjangan serat ekstrim plat carbon dan plat baja paduan rendah lebih dari 5 %, dan persyaratan tertentu lainnya (misalnya lethal service, impact testing, tebal lebih dari 5/8 inci, pengurangan ketebalan sebesar 10%, dan membentuk suhu yang menyebabkan strain aging). Section UCS-79 menjelaskan syarat-syarat pembentukan shell dan head, dan rumus untuk menghitung perpanjangan serat ekstrim.

PWHT juga menemper dan melunakkan daerah pengelasan dan daerah HAZ, yang menjadi keras karena pengaruh pendinginan cepat, yang berasal dari suhu tinggi. Pada baja chrome-moly dan baja diperkeras lainnya, tempering ini merupakan fungsi paling penting di dalam PWHT. Tempering mengurangi kekerasan dan kekuatan, juga meningkatkanductility dan toughness. Keuntungan perlakuan panas dari pembuangan tegangan dan tempering adalah meningkatnya daya tahan terhadap retak tegangan sulfida dan penggetasan hydrogen. Beberapa struktur bisa memiliki ukuran terlalu besar untuk diberi heat treatment. Sering lebih praktis memfabrikasi komponen yang memiliki tegangan tinggi dalam bentuk sub-asemblies, kemudian baru diberi PWHT untuk mengurangiresidual stress dan memperkecil resiko patah getas. Contoh struktur yang dirakit dilapangan, dan berasal dari sub-assembliesyang difabrikasi di bengkel las dan diberi PWHT, adalah bukaan (misalnya manways dan cleanout doors) pada shell plate lantai tangki. Contoh lain adalah pemasangan column-to-shell pada tangki bola berukuran besar. Pendekatan ini juga telah digunakan pada komponen-komponen kritis dari bangunan besar dan jembatan-jembatan. Perhatian terhadap Suhu PWHT yang Rendah.

Suhu dan waktu harus dipertimbangkan dalam pemilihan prosedur PWHT. Pada bahan-bahan tertentu, dapat diterapkan suhu lebih rendah apabila holding time dinaikkan. Section UCS-56 ASME Section VIII menspesifikasikan holding time minimum untuk mengurangi suhu penahanan normal pada carbon steel dan baja-baja paduan rendah.

Penurunan suhu di bawah Holding time minimum

holding temperature normal, oF dengan suhu diturunkan hr/in. dari ketebalan

50 5 100 4 150 10* 200 20*

Meskipun kompensasi waktu dan suhu diperbolehkan, tingkat tegangan sisa pada pengelasan setelah 20 jam pada 900oF masih lebih besar dari pada setelah satu jam dengan suhu 1100oF. Pengurangan tegangan sisa pada waktu berbeda dengan waktu untuk satu baja carbon-mangan diberikan pada Gambar 100-57. Karena carbon steel bersifat ulet, suhu PWHT rendah ini dapat diterima meskipun keuntungan pembuangan tegangan berkurang. Suhu lebih rendah tidak diperbolehkan jika melakukan PWHT untuk menemper bagian yang keras di daerah pengelasan atau daerah HAZ, guna menghindarkan retak getas hydrogen, atau retak tegangan sulfida.

Gambar 100-57. Pengaruh Suhu dan Waktu pada Pembuangan Tegangan Sisa Baja Carbon-Mangan

Pada baja chrome-moly, ada sedikit pengenduran (relaxation) tegangan pada suhu perlakuan panas yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena kekuatan penjalaran (creep strength) baja tersebut tinggi, sehingga menahan pengenduran dan kestabilan chromium, dan juga karbid molybdenum akan menahan tempering. Ini berguna supaya temper pengelasan chrome-moly terhadap level kekerasan diperbolehkan pada pressure vessel dan pipa, prosedur membutuhkan heat treatment pada batasan suhu 1300-1400oF, minimal selama 2 jam. Heat treatment ini dirancang untuk mengurangi kekerasan dan tensile strength daerah pengelasan dan daerah HAZ di bawah 215 Brinnel dan 100 ksi.

 Tabel pada Gambar 100-58 memperlihatkan besaran waktu dalam berbagai suhu, untuk menghasilkan derajat tempering yang sama pada baja 2-1/4 Cr-1 Mo. Perlakuan panas terhadap material ini pada suhu kurang dari 1250oF (suhu minimum yang dipersyaratkan oleh code), sangat tidak memuaskan. Sebagai catatan diperlukan pemaparan sekitar 1 tahun (10.000 jam) pada suhu 1050oF untuk memperoleh suhu yang setara dengan 1325oF. Gambar 100-58. Ekivalensi Suhu dan Waktu Tempering pada 2-1/4 Cr-1 Mo Steel

Suhu tempering terhadap baja-baja mampu keras sangat penting, karena apabila baja ini ditinggalkan sewaktu dilas, atau diberi PWHT dengan suhu terlalu rendah untuk mendapatkan tempering yang cukup, daerah pengelasan akan mengalami pelunakan yang tidak memadai, dengan tingkat kepekaan terhadap retak getas dan kegagalan penggetasan hydrogen seperti retak tegangan sulfida (SSC).

Pada pengelasan antara dua material berbeda, suhu heat treatment yang tepat biasanya adalah suhu lebih tinggi yang diperlukan diantara kedua material. Namun demikian beberapa kombinasi, seperti stainless steel 1-1/4 Cr-1/2 Mo atau baja C-1/2 Mo, harus dipertimbangkan secara terpisah karena ada resiko overheating atau kehilangan daya tahan terhadap korosi pada salah satu material.

Laju Pemanasan dan Pendinginan pada PWHT

Laju pemanasan dan pendinginan baja selama PWHT mempunyai sedikit arti metalurgi. Meskipun demikian baja harus mendapat pemanasan atau pendinginan cukup perlahan untuk menghindarkan gradien suhu yang tinggi, karena bisa menyebabkan distorsi dan mempengaruhi tegangan tinggi. ASME membatasi laju pemanasan dan pendinginan sebagai berikut:

1. Pemanasan pada suhu di atas 800oF dibatasi sampai 400oF per inci ketebalan per jam, tetapi tidak lebih dari 450oF per jam.

2. Selama pemanasan di atas 800oF perubahan suhu maximum adalah 250oF dalam interval 15-ft

3. Selama waktu penahanan, beda suhu tertinggi dan terendah dibatasi 150oF.

4. Pendinginan di atas 800oF dibatasi pada 500oF per inci ketebalan per jam tetapi tidak lebih dari 500oF per jam.

ANSI/ASME B31.3 tidak membatasi laju pemanasan maupun pendinginan, karena perubahan bentuk tidak menjadi masalah pada sambungan pipa, karena simetri dan fleksibelitasnya. Hal ini diperbolehkan pada pipa yang diberi PWHT setempat disekeliling sambungan, tetapi apabila spool yang rumit hendak diberi heat treatment dalam dapur pemanas (furnace), harus ada pertimbangan untuk mengontrol gradient suhu guna menghindarkan terjadinya distorsi.

Pita Pembalut PWHT Lokal pada Pengelasan Pipa

Meskipun PWHT lokal disekeliling pengelasan pipa sering dilakukan dilapangan, PWHT terhadap seluruh rakitan pipa dalam dapur pemanas akan menghasilkan tegangan sisa paling rendah, karena tegangan pembengkokan ekspansi thermal tidak terpengaruh selama heat treatment. Untuk tujuan perlindungan lingkungan, dimana diperlukan tegangan sisa rendah dan pemakaian dapur pemanas tidak praktis, pita pembalut untuk PWHT lokal bisa lebih tepat untuk mengontrol guna memperoleh hasil yang lebih baik.

Dari penelitian diperoleh rekomendasi seperti di bawah berikut, untuk memperoleh pengurangan tegangan sisa maksimum, selama PWHT lokal carbon steel pengelasan pipa datar.

1. Suhu minimum pita berbagai pipa dengan tebal 1/2 inci atau kurang diberikan pada Gambar 100-59. Pita minimum untuk semua ukuran dan ketebalan pipa dapat dihitung sebagai berikut:

BW = 2 x { [2,06 x (R x t)1/2] + 1} Dimana : BW = Band width

t = Tebal pipa

R = Jari-jari tengah dinding.

Gambar 100-59. Lebar Pita Pemanas Minimum dan Jumlah Thermocouple yang Dibutuhkan, untuk PWHT Lokal pada Pipa dengan Tebal ½ inch atau Kurang, pada Posisi Horizontal.

2. Untuk mengontrol suhu PWHT pada pengelasan pipa ukuran 12 inci atau lebih, disarankan ada dua daerah pemanasan, yaitu dengan cara meletakkan thermocouple pada posisi jam 12 dan jam 6. Pada pemanasan tunggal, thermocouple diletakkan pada posisi jam 12.  Thermocouple harus diletakkan ditengah las-lasan dan tidak boleh diinsulasi dari tahanan

pemanas. Lihat Gambar 100-60 dan Gambar 100-61, untuk lokasi peletakan thermocouple, pita pemanas dan insulasi pipa las.

3. Bacaan thermocouple harus digunakan untuk memonitor suhu. Untuk pipa 12 inci atau kurang, paling sedikit gunakan satu thermocouple. Untuk pipa lebih dari 12 inci, dua thermocouple. Thermocouple harus diletakkan 90 derajat dari kontrol thermocouple di tengah las-lasan dan juga tidak boleh diinsulasi dari resistance-heater.

4. Gunakan nichrome resistance-heating pad dengan pita keramik. Pasang pemanas tahanan sehingga terpusatkan ditengah las-lasan sehingga memiliki kontak bagus dengan permukaan. Bila mengelas pipa dengan flange, flange harus dililit dengan resistance-heater untuk kompensasi material yang tebal.

5. Insulasi dengan bahan serat keramik dua inci harus menutupi resistance-heater dan pipa berdekatan, minimum 9 inci dari masing-masing pinggiran heater. Baik insulasi satu lapis dua inci ataupun dua lapis satu inci dapat dipakai, tetapi insulasi dua lapis satu inci pada umumnya mempunyai heat losses lebih rendah. Pada pipa-pipa terbuka dimana bagian dalamnya bisa dijangkau, panjang dan tebal insulasi (termasuk lebar heater dan 9 inci dari masing-masing sisi) harus digunakan dalam pipa. Pada pengelasan pipa dengan flange, flange harus ditutup sempurna dengan insulasi pada bagian luar dan bagian dalam berlawanan arah dengan pemanas flange dan pipa dan lebih dari 9 inch.

Gambar 100-60. Pita Pemanas dan Insulasi pada Pengelasan Pipa

Gambar 100-61. Lokasi Thermocouple Pengendali dan Pemantau pada pengelasan Pipa

6. Lakukan PWHT semua FCC main fractionator over head piping dengan suhu 1150oF sampai dengan 1250oF selama satu jam/inci tetapi tidak kurang dari 1 jam. Suhu yang sedikit lebih tinggi akan membantu mengurangi tegangan sisa selanjutnya dan efektif  dengan insulasi pemanas yang lebih lebar dan lebih baik.

Pengukuran dan Persyaratan Kekerasan

Pengukuran kekerasan (hardness) umumnya digunakan untuk menentukan efektifitas PWHT terhadap bagian-bagian baja dan equipment. Karena alasan ini, ANSI/ASME B31 mensyaratkan pengukuran kekerasan berdasarkan pada porsi yang mewakili pengelasan struktur sebenarnya. Persyaratan ini diterapkan pada pengukuran logam las, bukan daerah HAZ atau yang lainnya.

Mengukur kekerasan biasanya dikerjakan di lapangan dengan portable Brinell hardness tester seperti Telebrineller. Telebrineller sangat luas pemakaiannya karena sederhana dalam pengoperasian, akurasi lumayan dan sangat mudah dibawa. Batas kekerasan logam las dari perusahaan Chevron adalah seperti berikut:

Carbon steel 200 BHN Max.

Carbon-moly steel 215 BHN Max. Chrome-moly steel 215 BHN Max. 12-Chrome steel 235 BHN Max.

Kekerasan ini lebih rendah sedikit dari pada Tabel 331.3.1 ANSI/ASME B31.3 lihat Gambar 100-54. Hal ini untuk menjamin kekerasan lebih rendah dari batas ambang retak tegangan sulfida pada pemakaian asam basah (wet sour service).

Disamping test kekerasan lapangan dilakukan pada struktur sebenarnya untuk menentukan kekerasan deposit rata-rata logam las, pengukuran kekerasan kadang-kadang perlu dilakukan pada tets plate selama prosedur kualifikasi test. Pengujian ini disebut dengan microhardness, menggantikan kekerasan rata-rata yang dihasilkan oleh Brinell tester.

Vicker test memiliki hasil pengukuran kekerasan lebih akurat, yang digunakan untuk pemakaian seperti sour service. Vicker test menggunakan skala berbeda dengan Brinell test. Pengujian ini dilakukan pada tampang lintang pengelasan, dan kekerasan pada logam las dan daerah HAZ diperiksa pada lokasi-lokasi yang ditentukan (misalnya jarak tertentu di bawah permukaan las). Persyaratan sour service yang telah digunakan pada aplikasi pipeline, menspesifikasikan harga maximum Vicker hardness adalah 250 (VHN) dengan menggunakan beban 5 kilogram. Pengujian dilakukan pada logam las dan daerah HAZ pada  jarak 2 mm di bawah permukaan dalam dan luar bahan.

PWHT Stainless Steel dan Clad Plate

Baja tahan karat austenitic chrome-nickel (seri 300) diberi heat treatment untuk meningkatkan daya tahan terhadap retak tegangan karat, yaitu dengan memperkecil tegangan sisa dari pengelasan atau kerja dingin (cold forming). Supaya efektif, temperatur harus cukup tinggi untuk mengurangi tegangan hingga kurang dari seperempat yield strength. Heat treatment pada suhu 1100-1200oF terlalu rendah untuk mengurangi tegangan sisa yang memadai, dan pengendapan karbit atau pemekaan (sensitization) bisa terjadi. Sensitization bisa mengurangi daya tahan terhadap karat antar butiran, tetapi carbon rendah atau stainless steel stabil, akan menahan sensitization selama heat treatment dalam periode singkat. Suhu membuang tegangan yang direkomendasikan untuk stainless steel, adalah 1550-1650oF untuk semua grade. Logam las tipe 316L bisa rentan terhadap penggetasan sigma phase ketika dingin dari 1550oF, dan untuk alasan ini suhu menghilangkan tegangan adalah 1200-1250oF. Namun demikian batasan suhu ini tidak akan menghilangkan tegangan sisa secara memadai, untuk menghindarkan retak tegangan karat (stress corrosion cracking). Apabila terdapat kondisi retak karat tegangan, maka kehilangan sedikit ductility dari penggetasan sigma phase merupakan masalah kecil dan pembuangan tegangan normal pada suhu 1550-1650oF harus diterapkan untuk tipe 316L. Persyaratan PWHT untuk pressure vessel yang terbuat dari stainless steel clad plate, ditentukan oleh jenis dan tebalbacking plate. Batasan suhu heat treatment dari 1100 sampai dengan 1400oF pada baja vessel, akan menurunkan daya tahan terhadap karat antar butir pada beberapa grade stainless steel. Karena alasan ini, pengaruh pengelasan dan heat treatment harus dipertimbangkan di dalam memilih stainless steel clad equipment. Solusi terbaiknya yaitu dengan menggunakan stainless steel carbon rendah atau stabilized grade yang distabilkan pada cladding.

 Tujuan PWHT clad vessel yaitu untuk memanaskan backing material dan bukan cladding. Cladding memiliki tegangan sisa lebih tinggi, karena ada perbedaan besar pada koefisien ekspansi thermal antara carbon steel austenitic dan carbon steel. Apabila clad plate dipanaskan, stainless steel cladding mencoba untuk memuai lebih jauh dari steel backing, tetapi tidak berhasil, jadi yieldnya mengalami tekanan. Apabila clad plate mendingin ke

suhu lingkungan, cladding mencoba untuk mengerut lebih banyak dari pada steel backing, tetapi lagi-lagi tertahan. Hasilnya, cladding berakhir dengan tegangan tarik sisa hampir sebesar seperti kondisi yang dilaskan.

PWHT untuk Paduan Nonferrous

Paduan nonferrous bisa diberi heat treatment, untuk mengurangi tegangan sisa yang berasal dari pengelasan atau cold forming, supaya dapat memperbesar daya tahan terhadap karat atau stress corrosion cracking. Heat treatment suhu rendah sering disebut penyamaan tegangan (stress equalization). Pada suhu rendah ini, tidak banyak terjadi pelunakan sehingga tidak banyak penurunan tegangan sisa. Supaya benar-benar efektif, heat treatment harus menggunakan suhu yang mendekati seperti pada anealing. Paduan alumunium dipanaskan sekitar 650oF. Paduan tembaga dipanaskan pada suhu 400-700oF. Paduan nikel diberi panas dengan suhu 1000-1500oF.

1.5.2. Alternatif PWHT

Cara lain kadang-kadang digunakan untuk mengurangi tegangan atau untuk tujuan meningkatkan sifat-sifat pengelasan menggantikan heat treatment konvensional. Metode yang paling sering digunakan yaitu preheat suhu tinggi, menemperbead las-lasan, pemukulan (peening) dan vibrational stress relief. Cara-cara ini tidak boleh dilakukan apabila akan mengurangi kerentanan terhadap retak karena faktor lingkungan seperti retak tegangan karat dan retak tegangan sulfida, adalah merupakan alasan untuk membuang tegangan.

Batasan

Apabila metode membuang tegangan alternatif ini memiliki berbagai nilai, masing-masing cara tersebut harus dipahami supaya dapat menghindarkan bahaya integritas pengelasan. Peening akan mengurangi distorsi, tetapi tidak akan menurunkan tegangan sisa di bawah batas ambang untuk retak tegangan karat, dan tidak akan menemper daerah HAZ yang berasal dari bahan mampu keras. Peening bisa juga mengurangi impact toughness las-lasan bila diterapkan secara tidak tepat. Preheat dengan suhu lebih tinggi akan mengurangi tegangan sisa, tetapi dibatasi oleh National Board Inspection Code dan API 510 untuk baja carbon dan baja carbon-moly saja. Meskipun menemper bead adalah usaha untuk memisahkan daerah toughness rendah dengan bahan yang memiliki toughness lebih tinggi, metode ini tidak memberikan satupun keuntungan lain dari pembuangan tegangan panas, seperti mengurangi tegangan sisa dan tempering daerah HAZ sampai pada tingkat yang diperbolehkan. Vibrational stress relief tidak diperbolehkan oleh code menggantikan pembuangan tegangan panas pada pressure vessel dan pipa bertekanan, dan ia tidak akan mengurangi kekerasan di daerah HAZ untuk mencegah stress corrosion cracking.

Preheat Suhu Lebih Tinggi

Preheat dengan suhu lebih tinggi akan membantu mengurangi tegangan sisa dari pengelasan. Teknik ini diakui oleh National Board Inspection Code dan API 510 sebagai PWHT cara lain untuk memperbaiki carbon steel dan carbon-moly steel. Daerah pengelasan dan logam dasar dengan jarak empat kali tebal plat (minimum 4 inci) pada masing-masing sisi sambungan, perlu diberi preheat minimum 300oF dan suhu tersebut dipertahankan selama pengelasan. Suhu interpass maximum dibatasi 450oF. Karakteristik ketangguhan

pada kondisi seperti yang dilaskan (as- welded condition) harus ditentukan dengan tepat selama pengerjaan dan suhu test pressure.

 Temper Alur Las.

Menemper bead las adalah teknik yang dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan terhadap retak getas suhu rendah, pada pengelasan yang tidak praktis jika diberi preheat. Hal ini juga diakui oleh National Board Inspection Code dan API 510 sebagai pengganti

Dalam dokumen DASAR PENGELASAN (Halaman 38-57)

Dokumen terkait