• Tidak ada hasil yang ditemukan

Heinz Frick

Dalam dokumen Medan Rent Office (Green Architechture) (Halaman 37-42)

BAB IV ELABORASI TEMA

B. Heinz Frick

Heinz Frick (1999) memberikan empat kriteria arah pembangunan secara

Green Architecture, yaitu:

1. Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi. 2. Pembangunan biologis (baubiologie) yang memperhatikan kesehatan penghuni

dan menganggap rumah sebagai kullit ketiga manusia.

3. Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman kesadaran.

4. Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi

Masih menurut Frick, 1997, pola perencanaan green arsitektur selalu memanfaatkan alam , sebagai berikut:

1. Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.

2. Memelihara sumber lingkungan(udara, tanah, air). 3. Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.

4. Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air, limbah dan sampah).

5. Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan.

6. Tempat kerja dan pemukiman terdekat.

7. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari. 8. Penggunaan teknologi sederhana.

9. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin.

10. Kulit (dinding dan atap)sebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan.

11. Bangunan sebaiknya diarahkan beorientasi timur barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan.

12. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dn tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.

13. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

14. Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-ssepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk.

15. Semua gedung harus bisa mengadakan regenrasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara.

3.2.9. INTERPRETASI BANGUNAN DALAM LINGKUNGAN BINAAN

Elemen-elemen desain yang berpengaruh terhadap kesan yang diinginkan adalah skala, bentuk, warna, dan tekstur. Adapun pengertian dari masing-masing elemen ini adalah:

• Dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu.

• Untuk menciptakan suasana perkantoran dan perbelanjaan maka skala yang digunakan adalah berkisar antara skala perkotaan dan skala intim.

• Skala intim dapat memberikan suasana akrab dan dekat dengan lingkungannya. Hal ini diterapkan pada sarana rekreasi yang akan dirancang pada gedung multiuse ini. Sedangkan skala perkotaan membuat manusia merasa memiliki atau kerasan pada lingkungan tersebut.

• Jika D = jarak, dan H = tinggi, maka: o Skala intim : 1<D/H<2 o Skala perkotaan : D/H = 1-2

Menurut teori Camillo di dalam buku Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap dijelaskan bahwa ukuran suatu plaza minimal sama dengan tinggi bangunan utama dengan plaza, sedangkan maksimum sebaiknya dua kali tingginya. Bila D/H=1, maka interaksi bangunan terlalu kuat sehinga ruang luarnya tidak terasa sebagai plaza. Dan bila D/H=2, maka perasaan terlingkup (enclosed) suatu plaza tidak ada.

Sedangkan menurut Yoshinobu Ashihara juga di dalam buku yang sama menyebutkan bahwa perbandingan antara tinggi bangunan dan jarak antar bangunan adalah sbb:

D/H=1, ruang terasa seimbang

D/H<1, ruang terlalu sempit sehingga terasa tertekan D/H>1, ruang terasa agak besar

D/H>4, pengaruh ruang sudah tidak terasa.

b. Warna

• Menurut A. R. G. Isaag dalam Approach to Architectural Design bahwa warna dalam kaitannya dengan suatu desain adalah unutk menekankan atau memperjelas karakter suatu objek, memberikan aksen pada bentuk dan bahannya.

• Menurut buku Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap dijelaskan bahwa warna adalah salah satu elemen yang dapat mengekspresikan suatu objek disamping bahan, bentuk, tekstur, dan garis. Dan warna dapat menimbulkan kesan yang diinginkan oleh si pencipta dan mempunyai efek psikologis.

Di dalam buku Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap dijelaskan bahwa:

• Tekstur adalah titik-titik kasar atau halus yang tidak teratur pada suatu permukaan. Titik- titik ini dapat berbeda dalam ukuran, warna, bentuk, atau sifat dan karakternya.

• Fungsi tekstur dapat memberikan kesan pada persepsi manusia melalui penglihatan visual dapat menghilangkan kesan monoton.

d. Bentuk

• Bentuk yang teratur, yaitu bentuk geometris, kotak, kubus, kerucut, piramida, dsb.

• Bentuk yang lengkung umumnya bentuk-bentuk alam.

• Bentuk yang tidak teratur

• Bentuk kubus atau persegi, baik dua dimensi atau tiga dimensi memberikan kesan statis,stabil, formal, mengarah kepada sifat monoton dan massif (solid).

• Bentuk bulat atau bola, memberikan kesan tuntas, labil (bergerak).

• Bentuk segitiga yang meruncing : kesan aktif, energik, tajam, serta mengarah.

3.2.1 USGBC , U.S : Green Building Council

Beberapa faktor pertimbangan sebagai acuan ‘Green Building’ menurut LEED-NC (Leadership in Energy and environmental design-New Contruction) Kategori green building kriteria konsep

Lokasi yang sustainable Menyediakan sirkulasi bukan kendaraan ( pedestrian)

Menyediakan plaza

Melestarikan open space Menyediakan Taman – taman

Mengatur pemanfaatan air hujan

Pengadaan Ground water tank dan pompa

Mengurangi efek panas pada lingkungan

Mengurangi pemakaian energy untuk penggunaan lampu yang berlebihan ( khususnya pada malam

hari)

Penyimpanan air Mengurangi penggunaan air minum untuk irigasi dan penggunaan air bangunan dan pengaturan selokan Efisiensi energy dan

proteksi terhadap atmosfer

Mengurangi penggunaan energy, menggunakan mesin pendingin yang minim akan bahan kimia yang berbahaya

Menghasilkan energy yang dapat diperbaharui pada site

Adanya penyimpanan energi

Penggunaan “green power” dalam proyek

Material yang tahan lama Menggunakan sumber yang mampu untuk di daur ulang Mengurangi sampah hasil konstruksi

Menggunakan material hasil daur ulang

Menggunakan material regional

Kualitas lingkungan dalam Memperbaiki kualitas udara dalam ruangan

Meningkatkan ventilasi udara dari luar

Mengatur kualitas air selama proses konstruksi Menggunakan bahan – bahan kimia non-toxic

Menyediakan control bagi kenyamanan seperti memelihara standart

kenyamanan suhu dan menyediakan penerangan dan view keluar

Dalam dokumen Medan Rent Office (Green Architechture) (Halaman 37-42)

Dokumen terkait