• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7. Hidrolika Saluran Drainase

Wesli (2008) berpendapat bahwa tersedianya lahan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan, maka penampang saluran drainase perkotaan dan jalan raya dianjurkan mengikuti penampang hidrolis terbaik, yaitu suatu penampang yang memiliki luas terkecil untuk suatu debit tertentu atau memiliki basah terkecil dengan hantaran maksimum. Unsur-unsur geometris penampang hidrolis terbaik diperlihatkan pada Tabel 2.4 berikut ini:

385 , 0 2

1000

87

,

0

S

L

tc

Tabel 2.4 Unsur Geometrik Penampang Hidrolis Terbaik No Penampang Melintang Luas (A) Keliling Basah (P) Jari-jari Hidrolis (R) Lebar Puncak (T) 1. Trapesium (setengah segi enam)

3/3.Y2 6/3.Y ½.Y 4/3.Y 2 Persegi Panjang (setengah bujur sangkar) 2.Y2 4Y ½.Y 2Y 3 Segitiga (setengah bujur sangkar) Y2 4/2.Y ¼.2.Y 2Y

4 Setengah lingkaran /2.Y2 Y ½.Y 2Y

5 Parabola 4/3.2.Y2 8/3.2.Y ½.Y 2.2.Y 6 Lengkung Hidrolis 1,3959.Y2 2,9836.Y 0,46786.Y 1,917532.Y Sumber: Wesli, 2004

Gambar penampang hidrolis terbaik penampang melintang persegi panjang dan penampang melintang trapesium dapat dilihat pada Gambar 2.11 sebagai berikut.

a. Persegi Panjang b. Trapesium di mana: B = Lebar bawah saluran

Y = Kedalaman saluran

F = Freeboard (daerah jagaan)

Gambar 2.11 Penampang Hidrolis Terbaik Penampang Melintang Persegi Panjang dan Penampang Melintang Trapesium

2.7.1 Kecepatan Aliran

Karena betapa sulitnya menentukan tegangan geser dan distribusi kecepatan dalam aliran turbulen, maka digunakan pendekatan empiris untuk menghitung kecepatan rata-rata. Beberapa rumus empiris kecepatan rata-rata akan kita bahas pada bagian berikut ini (Suripin 2004).

Chezy (1769)

Seorang insinyur Prancis yang bernama Antoine Chezy pada tahun 1769 merumuskan kecepatan untuk aliran seragam yang sangat terkenal yang masih banyak dipakai sampai sekarang (Wesli, 2008).

V = C √RI………...………(2.18)

di mana:

V = Kecepatan rata-rata (m/dtk) C = Koefisien Chezy

R = Jari-jari hidrolis

I = Kemiringan dari permukaan air atau dari gradient energi atau dari dasar saluran, garis-garisnya sejajar untuk aliran yang mantap.

Manning (1889)

Seorang insinyur Irlandia bernama Robert Manning (1889), mengemukakan sebuah rumus yang akhirnya diperbaiki menjadi rumus yang sangat terkenal (Wesli, 2008). V = 1/n . (R) 2/3 . S ½………..………..………..………(2.19)

di mana:

V = Kecepatan rata-rata (m/dtk) n = Koefisien Manning

R = Jari-jari hidrolis

S = Kemiringan dari permukaan air

Nilai koefisien n Manning untuk berbagai macam saluran secara lengkap dapat dilihat di berbagai referensi, disini hanya ditampilkan beberapa yang dianggap paling sering dipakai dalam perencanaan praktis seperti pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Tipikal harga koefisien kekasaran Manning, n, yang sering digunakan No Tipe saluran dan jenis bahan Harga n

Minimum Normal Maksimum 1 Beton

 Gorong-gorong lurus dan bebas dari kotoran

 Gorong-gorong dengan lengkungan dan sedikit kotoran /gangguan

 Beton dipoles

 Saluran pembuang dengan bak kontrol 0,010 0,011 0,011 0,013 0,011 0,013 0,012 0,015 0,013 0,014 0,014 0,017 2 Tanah, lurus dan seragam

 Bersih baru

 Bersih telah melapuk

 Berkerikil

 Berumput pendek, sedikit tanaman pengganggu 0,016 0,018 0,022 0,022 0,018 0,022 0,025 0,027 0,020 0,025 0,030 0,033 3 Saluran alam  Bersih lurus  Bersih, berkelok-kelok

 Banyak tanaman pengganggu

 Dataran banjir berumput pendek dan tinggi

 Saluran di belukar 0,025 0,033 0,050 0,025 0,035 0,030 0,040 0,070 0,030 0,050 0,033 0,045 0,080 0,035 0,070 Sumber: Suripin 2004

3.7.2 Kemiringan saluran

Yang dimaksud kemiringan saluran adalah kemiringan dasar saluran dan kemiringan dinding saluran. Kemiringan dasar saluran adalah kemiringan dasar saluran arah memanjang dimana umumnya dipengaruhi kondisi topografi, serta tinggi tekanan yang diperlukan untuk adanya pengaliran sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.

Kemiringan dasar saluran maksimum yang diperbolehkan adalah 0,005 –

0,008 tergantung pada bahan saluran yang digunakan. Kemiringan yang lebih curam dari 0,002 bagi tanah lepas sampai dengan 0,005 untuk tanah padat akan menyebabkan erosi (penggerusan).

2.7.3 Kecepatan minimum yang diijinkan

Kecepatan minimum yang diijinkan adalah kecepatan terkecil yang tidak menimbulkan pengendapan dan tidak merangsang tumbuhnya tanaman aquatic serta lumut. Pada umumnya dalam praktek, kecepatan sebesar 0,6 – 0,9 m/dtk dapat digunakan dengan aman apabila persentase lumpur yang ada di air cukup kecil. Kecepatan 0,75 m/dtk bisa mencegah tumbuhnya tumbuh-tumbuhan yang dapat memperkecil daya angkut saluran.

3.7.4 Jagaan (Freeboard)

Yang dimaksud jagaan (freeboard) adalah jarak vertikal dari puncak sampai permukaan air pada kondisi perencanaan.

Jagaan direncanakan untuk dapat mencegah peluapan air akibat gelombang serta fluktuasi permukaan air, misalnya berupa gerakan-gerakan angin serta pasang surut. Jagaan tersebut direncanakan sebesar 5% - 30% dari dalamnya aliran.

3.7.5 Perencanaan saluran drainase

Sebelum merencanakan dimensi saluran, langkah pertama yang harus diketahui adalah berapa debit rencananya. Untuk menghitung debit rencana, perlu diketahui berapa luas daerah yang harus dikeringkan oleh saluran tersebut.

Berapa besar air yang dibuang berdasarkan tata guna lahan. Jadi langkah pertama adalah merencanakan tata letak. Tata letak direncanakan berdasarkan peta kota dan peta topografi. Tentukan letak saluran-saluran, kemudian hitung beban saluran-saluran tersebut, dari yang terkecil sampai ke saluran induk.

Setelah besarnya debit untuk masing-masing saluran diketahui, barulah dilakukan perhitungan dimensi saluran.

Bentuk penampang saluran drainase dapat merupakan saluran terbuka maupun saluran tertutup tergantung dari kondisi daerahnya. Rumus kecepatan rata-rata pada perhitungan dimensi penampang saluran menggunakan rumus Manning, karena rumus ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana tetapi memberikan hasil yang memuaskan, oleh karena itu rumus ini dapat luas penggunaannya sebagai rumus aliran seragam dalam perhitungan saluran.

………..………...…....(2.20) ……….………...……...(2.21) 2 1 3 2 . . 1 R S n V2 1 3 2 . . 1 . .V A n R S A Q 

di mana:

V = Kecepatan aliran (m/dtk) n = Angka kekasaran saluran R = Jari-jari hidrolis saluran S = Kemiringan dasar saluran Q = Debit saluaran (m3/dtk)

A = Luas penampang basah saluran (m2)

2.7.6 Bentuk Saluran yang Paling Ekonomis

Suripin (2004), mengungkapkan bahwa potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran, dan kemiringan dasar tertentu. Berdasarkan persamaan kontinuitas, tampak jelas bahwa untuk luas penampang melintang tetap, debit maksimum dicapai jika kecepatan aliran maksimum. Dari rumus Manning maupun Chezy, dapat dilihat bahwa untuk kemiringan dasar dan kekasaran tetap, kecepatan maksimum dicapai jika jari-jari hidraulik, R, maksimum. Selanjutnya, untuk luas penampang tetap, jari-jari hidraulik maksimum jika keliling basah, P, minimum. Kondisi seperti yang telah kita pahami tersebut memberi jalan untuk menentukan dimensi penampang melintang saluran yang ekonomis untuk berbagai macam bentuk, seperti berikut (Suripin, 2004):

2) Penampang Berbentuk Persegi yang Ekonomis

Untuk penampang melintang saluran berbentuk persegi dengan lebar dasar, B, dan kedalaman air, h, luas penampang basah, A, keliling basah, P, dapat dituliskan sebagai berikut:

………....………...…...(2.22)

………...……...……...(2.23)

 Angka kekasaran (n) dapat ditentukan berdasarkan jenis bahan yang dipergunakan.

 Kemiringan tanah asli = kemiringan dasar saluran (S) dapat diketahui berdasarkan topografinya.

 Luas penampang (A) = B x h ………...………......(2.24)

 Keliling basah (P) = B + 2h ………....………......(2.25)

 Jari-jari hidrolis (R) = A/P ...(2.26)

 Kecepatan aliran V = 1/n . R2/3. S1/2 dapat ditentukan.

 Debit Q = A.V, dimana Q = Qrencana telah didapat dalam perhitungan hidrologi.

 Tinggi jagaan (Freeboard) = 25% . h

 Jadi tinggi saluran (H) = h + tinggi jagaan 2 1 3 2 . . 1 R S n V2 1 3 2 . . 1 . . R S n A V A Q 

Gambar penampang persegi panjang dapat dilihat pada gambar 2.12 sebagai berikut.

Gambar 2.12 Penampang Persegi Panjang 2). Penampang Berbentuk Trapesium yang Ekonomis

Luas penampang melintang, A, dan keliling basah, P, saluran dengan penampang melintang yang berbentuk trapesium dengan lebar dasar, B, kedalaman aliran, h, dan kemiringan dinding, 1 : m , dapat dituliskan sebagai berikut:

2 1 3 2 . . 1 R S n V  ………..………..…....(2.27) V A Q . , dimana Q = Qrencana ...(2.28)

 Angka kekasaran (n) dapat ditentukan berdasarkan jenis bahan yang dipergunakan.

 Kemiringan dasar saluran (S) ditentukan berdasarkan data topografi.

 Luas penampang A =Bmhh ……….……..…….(2.29)

 Keliling basah (P) = ...(2.30)

 Jari-jari hidrolis (R) = A/P ...(2.31)

 Kecepatan aliran V = V = 1/n . R2/3. S1/2 dapat ditentukan.

1

2

2

 Debit Q = A.V, dimana Q = Qrencana telah didapat dalam perhitungan hidrologi.

 Tinggi jagaan = 25% . h

 Jadi tinggi saluran (H) = h + tinggi jagaan

Gambar penampang melintang saluran berbentuk trapesium dapat dilihat pada gambar 2.13 sebagai berikut.

di mana:

B = Lebar bawah saluran h = Kedalaman saluran Mh = Lebar sisi miring

Ɵ = Sudut Kemiringan

2.7.7. Dimensi Saluran

Dimensi saluran harus mampu mengalirkan debit rencana atau dengan kata lain debit yang dialirkan oleh saluran (Qs) sama atau lebih besar dari debit rencana (Qr) (Wesli, 2008). Hubungan ini ditunjukkan pada persamaan 2.32:

Qs ≥ Qr ………..……..………(2.32)

Debit suatu penampang saluran (Qs) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti persamaan 2.33: Qs = A.V ………...…………...………..…………(2.33) di mana: Qs = Debit saluran (m3/dtk) A = Luas penampang (m2) V = Kecepatan aliran (m/dtk)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Secara umum, drainase dapat didefenisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal (Suripin, 2004).

Sedangkan menurut Wesli (2008) kata drainase berasal dari kata drainage yang artinya mengeringkan atau mengalirkan. Drainase merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk menangani persoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah maupun air yang berada di bawah permukaan tanah. Kelebihan air dapat disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi atau akibat dari durasi hujan yang lama. Secara umum drainase didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang usaha untuk mengalirkan air yang berlebih pada suatu kawasan.

Dari defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa drainase adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang upaya untuk menyelesaikan masalah kelebihan air di suatu kawasan. Drainase adalah upaya untuk mengurangi, mengalihkan, mengalirkan,

ataupun membuang kelebihan air di suatu kawasan/lahan sehingga kawasan tersebut tidak terganggu dan dapat dimaksimalkan sebaik-sebaiknya.

1.2 Latar Belakang

Kebutuhan terhadap drainase berawal dari kebutuhan air untuk kehidupan manusia dimana untuk kebutuhan tersebut manusia memanfaatkan sungai untuk kebutuhan rumah tangga, perikanan, peternakan, dan lainnya. Untuk kebutuhan rumah tangga menghasilkan air kotor yang perlu dialirkan dan dengan makin bertambahnya pengetahuan manusia mengenal industri yang juga mengeluarkan limbah yang perlu dialirkan. Pada musim hujan terjadi kelebihan air berupa limpasan permukaan yang sering kali menyebabkan banjir sehingga manusia mulai berfikir akan kebutuhan sistem saluran yang dapat mengalirkan air lebih terkendali dan terarah dan berkembang menjadi ilmu drainase (Wesli, 2008).

Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya pada musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini sampai saat ini belum terselesaikan, bahkan cenderung makin meningkat, baik frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya (Suripin, 2004).

Universitas Darma Agung (UDA) adalah salah satu perguruan tinggi swasta populer di kota Medan, Provinsi Sumatera Utara yang juga salah satu kampus swasta terbesar di kota Medan. Sebagai universitas yang besar dan berkembang di kota Medan, UDA mengadakan pembangunan besar-besaran sarana dan prasarana penunjang perkuliahan. Dari hasil survey dan observasi yang diperoleh di lapangan

ketika hujan tiba sering terjadi genangan di lokasi kawasan kampus yang disebabkan karena tidak berfungsinya saluran drainase dengan optimal karena adanya sampah dan endapan lumpur. Selain karena masalah sedimentasi, kondisi saluran yang rusak, juga menjadi penyebab terjadinya genangan di lokasi penelitian. Genangan yang terjadi di permukaan jalan dapat menyebabkan kerusakan konstruksi jalan dan dapat mengganggu lalu lintas.

Dengan pemanfaatan tanah di Kampus Universitas Darma Agung Medan untuk tempat berdirinya bangunan-bangunan dan jalan maka diperkirakan air hujan yang jatuh pada bangunan-bangunan dan jalan tersebut akan disalurkan langsung ke saluran pembuangan. Namun, sebagian saluran yang ada di kawasan kampus Universitas Darma Agung tidak berfungsi lagi sesuai dengan fungsinya, baik disebabkan oleh daya tampung yang lebih kecil dari debit yang ada, kurangnya perawatan saluran, maupun sistem pengaliran dan pembuangan air yang tidak sesuai dengan lingkungan. Dari kenyataan yang ada, maka perlu adanya dilakukan evaluasi sistem drainase kampus UDA dengan melakukan pengkajian baik secara teknis maupun nonteknis dengan menganalisis kejadian hidrologi, kejadian hidrolika dan sebagainya.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis dalam menyusun tugas akhir ini, penulis ingin mengetahui lebih dalam dan merasa tertantang untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dalam studi ini juga akan didapat solusi-solusi terbaik yang bisa menjadi pilihan bagi pihak terkait untuk menangani masalah kelebihan air di lokasi penelitian.

1.3 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok permasalahan adalah terjadinya genangan/banjir di kawasan kampus UDA. Peristiwa banjir merupakan interaksi dari kejadian alam dan pengaruh perbuatan manusia. Hal ini menjadi sebuah dilema yang pada umumnya sulit dipecahkan dan cenderung meningkat, sejalan dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, penulis akan menganalisa kapasitas saluran drainase serta mengevaluasi sampai sejauh mana kapasitas sistem drainase UDA dapat menampung debit pada debit dengan periode ulang yang ditentukan. Dalam studi ini juga akan didapat solusi terbaik yang menjadi pilihan untuk mengatasi permasalahan kelebihan air di kawasan Kampus Universitas Darma Agung.

1.4 Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah agar tidak meluas, maka masalah yang ada dibatasi sebagai berikut:

1. Lokasi yang ditinjau hanya pada kawasan sekitar kampus Universitas Darma Agung Medan (mulai dari jalan Iskandar Muda/hulu hingga jalan S. Parman/hilir) dan kampus Universitas Darma Agung Medan. Kekuatan struktural dari saluran drainase tidak direncanakan.

2. Perhitungan analisis curah hujan yang terjadi pada drainase UDA yang didasarkan pada analisa Hidrologi. Diperoleh dari data curah hujan dengan

rentang waktu pengamatan 10 tahun yang penulis peroleh dari stasiun penakar hujan Polonia.

3. Analisa saluran drainase yang ada (existing) dilakukan di Universitas Darma Agung Medan yang akan digunakan sebagai evaluasi data pembanding.

4. Sistem pengaliran pada outlet pipa terdapat permukaan air yang bebas sehingga aliran tersebut digolongkan sebagai aliran saluran terbuka (gravitation flow).

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan pada sistem drainase di kawasan kampus Universitas Darma Agung Medan.

2. Memberi gambaran mengenai pentingnya pengaturan sistem drainase kawasan kampus Universitas Darma Agung Medan untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan maupun rembesan dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu.

1.6 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Peneliti agar dapat menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan pada sistem drainase.

2. Peneliti untuk menambah wawasan dan pengalaman agar dapat melaksanakan kegiatan yang sama ketika bekerja secara langsung di lapangan.

3. Mahasiswa yang ingin mengetahui urutan analisis dan evaluasi saluran drainase.

4. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penanganan masalah kebijakan kelestarian lingkungan.

5. Instansi terkait agar menjadi pedoman atau bahan pertimbangan dalam pelaksanaannya di lapangan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Pada penelitian ini, area penelitian diperluas mulai dari jalan Iskandar Muda (hulu) hingga ke jalan S. Parman/sungai Babura (hilir). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memahami sistem drainase di kawasan sekitar kampus UDA dari hulu hingga hilir. Selain itu, hal ini juga bertujuan untuk mengetahui berapa debit air yang masuk (input) ke area kampus dari arah hulu hingga debit yang keluar dari area kampus menuju saluran pembuangan (sungai Babura/hilir). Dari hasil analisis sistem drainase di atas, kita akan menentukan penyebab kelebihan air di lokasi penelitian. Lingkup penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai berikut.

Lokasi penelitian (kawasan kampus UDA)

Perluasan lingkup penelitian (kawasan sekitar kampus UDA)

Gambar 1.1 Lingkup Penelitian 1.8 Metode Pengumpulan Data

Kerangka operasional dalam penelitian ini meliputi beberapa hal antara lain yaitu pengambilan data di lapangan sampai dengan pengolahan data. Adapun data-data yang didapatkan berupa:

1. Data primer meliputi pengumpulan data peta topografi, peta keadaan saluran, peta denah drainase, dan melakukan survey lapangan. Data primer yang berhubungan dengan jenis, bentuk dan gambaran drainase yang ditinjau, diperoleh dari hasil survey langsung ke lokasi yaitu di kawasan kampus Universitas Darma Agung.

2. Data sekunder meliputi data-data penunjang yang diperlukan dalam studi ini, yang didapatkan dari berbagai instansi yang terkait yaitu peta lokasi studi dari Dinas Pekerjaan Umum (PU), data curah hujan dari BMKG.

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah, pembatasan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan tugas akhir ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rujukan dari sejumlah buku mencakup teori–teori drainase perkotaan, analisis hidrologi yang meliputi analisis curah hujan, metode perhitungan debit banjir rencana, analisis hidrolika yang meliputi analisis dimensi penampang drainase.

BAB II I METODOLOGI PENELITIAN

Menyajikan metode pelaksanaan penelitian sampai kepada analisis curah hujan dan analisis dimensi penampang saluran drainase. Data dan bahan penelitian yang digunakan dalam menganalisis penampang drainase.

BAB IV ANALISIS DATA

Secara khusus membahas penampang drainase yang sudah ada, pembahasan mengenai data-data yang dikumpulkan dari hasil survey lapangan, lalu dianalisis atau diolah sesuai dengan metode yang dipakai. Analisis curah hujan dengan periode ulang 1, 2, 5, 10, dan 25 tahun berdasarkan data curah hujan dengan panjang waktu pengamatan 10 tahun dimulai dari tahun 2004 hingga tahun 2013, melakukan

perhitungan debit banjir rencana dan menganalisis kapasitas penampang drainase di kawasan kampus Universitas Darma Agung (Analisis Hidrolika).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Memuat kesimpulan dari hasil analisis perhitungan dan data yang diperoleh serta saran yang berisikan upaya untuk mengoptimalkan fungsi drainase untuk mencegah genangan/banjir.

ABSTRAK

Universitas Darma Agung merupakan salah satu universitas berkembang dan terbesar di Kota Medan dengan visi menjadi menjadi Universitas yang Bermutu, Mandiri, dan Berkarakter di Indonesia. Permasalahan yang sering muncul pada musim penghujan adalah terjadinya genangan air pada beberapa lokasi, seperti pada lokasi tinjauan yaitu kawasan Kampus Universitas Darma Agung Medan. Saluran drainase Universitas Darma Agung perlu dianalisis dengan tujuan untuk mengevaluasi debit yang mengalir pada saluran drainase (Qs) dan debit banjir rencana yang terjadi (Qr). Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diperoleh bahwa sering terjadi genangan dan sedimentasi yang disebabkan kondisi saluran drainase eksisting tidak berfungsi dengan optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan terhadap masalah genangan dan sedimentasi di kawasan tersebut.

Metode analisis yang diterapkan pada penulisan ini meliputi analisis hidrologi yang bertujuan menghitung debit rencana dengan menggunakan metode rasional dan analisa hidrolika untuk menghitung kapasitas debit saluran eksisting dan saluran baru. Kedua hasil ini dibandingkan (Qkaps>Qrencana) untuk melihat kemampuan dari setiap saluran.

Berdasarkan hasil analisis, terungkap bahwa beberapa saluran yang ada sudah tidak mampu lagi menampung debit yang datang ketika hujan sehingga terjadi genangan. Hal itu dikarenakan kecilnya penampang saluran tersebut. Saluran-saluran tersebut antara lain: H10, H11, H12, dan H13 yang berada di jalan Hayam Wuruk. L2, L5, L7 dan L8 yang berada di jalan Letjen. S. Parman. SR1, SR2, SR3, SR4 dan SR5 yang berada di jalan Sriwijaya. MJ1, MJ5, MJ6, MJ2 yang berada di jalan Majapahit dekat Rumah Sakit Herna Pardede. T10, T11, T12, T13, T14, T3, T4, T5, T6, dan T7 yang berada di sepanjang jalan T.D.Pardede depan kantor Administrasi UDA. Demikian pula dengan saluran pembuangan.

Solusi yang diberikan untuk permasalahan ini adalah pengerukan saluran secara rutin agar tidak terjadi pendangkalan, penyumbatan, sedimentasi yang menghambat aliran, penurapan dinding saluran, pelebaran dimensi saluran, perbaikan sistem saluran, membuat resapan air guna mencegah air limpasan di permukaan dan erosi tanah serta menjaga kebersihan dan memelihara saluran.

EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS

SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS

UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh GUIDO SIMAMORA

12 0424 013

BIDANG STUDI TEKNIK SUMBER DAYA AIR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN

EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS

UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat untuk Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh: GUIDO SIMAMORA

12 0424 013 Disetujui oleh: Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M. Sc NIP. 19660417 199303 1 004

Penguji I Penguji II Ivan Indrawan, S.T., M.T. Riza Inanda, S.T., M.T. NIP. 19761205 200604 1 001 NIP. 19900429 201504 2 004

Mengesahkan:

Koordinator PPSE Ketua

Departemen Teknik Sipil FT. USU Departemen Teknik Sipil FT. USU

Ir. Zulkarnain A. Muis, M. Eng. Sc. Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan NIP. 19560326 198103 1 003 NIP. 19561224 198103 1 002

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar – besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademik yang harus dipenuhi untuk diajukan dalam ujian sarjana pada Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah “EVALUASI DAN ANALISA

DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS

UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN”.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, spritual dan administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan banyak terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannnes Tarigan selaku Ketua Jurusan Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Syahrizal, M.T., selaku Sekretaris Jurusan Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M. Eng. Sc., selaku Koordinator Program Pendidikan Ekstension Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M. Sc., sebagai staff pengajar dan pembimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Bapak Ivan Indrawan, S.T., M.T., dan Ibu Riza Inanda, S.T, M.T., selaku Dosen Pembanding/Penguji yang telah memberikan masukan dan kritikan yang membangun dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini serta kepada

Dokumen terkait