• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.1 Hierarki Wilayah Menurut Analisis Skalogram

Penentuan hirarki di kedua kecamatan penyangga (TNUK) didasarkan pada data Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu Dalam Angka dan data Potensi Desa (PODES) tahun 2012 yang telah dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang. Tingkat hirarki ini penting dalam penentuan kapasitas suatu wilayah, apakah suatu wilayah merupakan wilayah pusat/inti atau wilayah hinterland. Konsep wilayah nodal menjadi penting karena pada dasarnya pembangunan bertujuan untuk mendorong wilayah pusat untuk menyediakan berbagai fasilitas sehingga mampu mendorong perkembanga wilayah-wilayah di sekitarnya (hinterland).

Tingkat pengembangan desa-desa di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu ditentukan dengan metode skalogram merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan hierarki wilayah terhadap jenis dan jumlah sarana dan prasarana yang tersedia. metode skalogram yang dimodifikasi dan dicerminkan oleh nilai Indeks Pengembangan Desa (IPD). Umumnya, semakin tinggi nilai IPD, maka semakin tinggi pula kapasitas pelayanan suatu desa dan tingkat pengembangannya. Sebaliknya, semakin rendah nilai IPD berarti semakin rendah kapasitas pelayanan suatu desa dan tingkat pengembangannya. Variabel yang digunakan dalam analisis skalogram secara umum, yaitu: aksesibilitas, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas ekonomi dan jarak masing- masing wilayah terhadap pusat pelayanan.

Urutan tingkat hierarki adalah berdasarkan pengakumulatifan dari masing-masing desa, yang memiliki urutan terbawah merupakan tingkat hierarki yang terbesar, demikian seterusnya hingga urutan terkecil. Urutan hierarki yang diperoleh kemudian dapat dikelompokan lagi berdasarkan selang hierarki seperti yang telah dijelaskan pada metodologi penelitian. Adapun nilai dari standar deviasi (Stdev)= 11,13 dan nilai rataan= 37,43 hasil yang didapat adalah untuk

hierarki III mempunyai IPD˂37,21 hiearki II mempunyai IPD antara 37,58 hingga

58,90 dan hierarki I mempunyai IPD yaitu 68,22 peubah yang digunakan dalam analisis ini terdiri dari empat puluh delapan variabel penjelas.

Hasil dari analisis skalogram ini dapat ditentukan bahwa wilayah-wilayah yang mempunyai nilai indek pengembangan wilayah dengan tingkat

pengembangan maju, atau dicirikan oleh jumlah jenis sarana, prasarana, dan infrastruktur yang tersedia cukup memadai. Sedangkan untuk wilayah-wilayah yang mempunyai indek pengembangan sedang dan lambat atau wilayah terbelakang, kelompok wilayah ini lebih dicirikan dengan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana sangat terbatas.

Berdasarkan dari hasil analisis skalogram yang dilakukan pada setiap desa- desa di Kecamatan Sumur dan Cimanggu dikelompokan dalam tiga hierarki wilayah, yaitu:

1. Hierarki I, merupakan wilayah dengan tingkat pengembangan maju. Wilayah ini dicirikan dengan indek pengembangan desa paling tinggi dan ditentukan oleh jumlah ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup memadai, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana transportasi, jarak masing-masing wilayah terhadap pusat pelayanan ralatif dekat, akses pelayanan lebih mudah, serta infrastrukur yang tersedia di masing-masing wilayah. Untuk hierarki ini ada satu desa yaitu Desa Kertajaya di Kecamatan Sumur.

Pada umumnya desa yang termasuk kedalam hierarki ke I selain memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap dari hierarki II dan III, juga mempunyai lokasi daerah di pusat kota dan sekitarnya dengan yang lebih teratur, tingkat kesejahteraan lebih tinggi dan aksesibilitas ke pusat kota lebih baik.

2. Hierarki II, termasuk wilayah dengan tingkat pengembangan sedang. Terdapat sarana dan prasarana yang tersedia lebih sedikit dari hierarki I dan jarak masing-masing wilayah terhadap pusat-pusat pelayanan agak lebih jauh dari hierarki I. pada umumnya berlokasi agak di pinggir kota dengan tingkat kehidupan relatif lebih maju dibanding dengan desa-desa yang berada pada hierarki III. jumlah desa yang termasuk ke dalam hierarki ini sebanyak 6 desa termasuk Desa Sumberjaya, Desa Cigorondong, Desa Tugu, Desa Waringinkurung, Desa Padasuka dan Desa Cimanggu.

3. Hierarki III, merupakan wilayah dengan tingkat pengembangan rendah. Terdapat 12 desa yang berada di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, terdapat tingkat sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tersebut relatif sangat kurang dan jarak dari masing-masing wilayah terhadap pusat-pusat pelayanan relatif lebih sulit, jumlah keluarga prasejahtera tinggi dan kurangnya fasilitas penunjang lainnya. Pada umumnya berlokasi dipinggir kota dan di daerah pesisir dengan tingkat kehidupan relatif kurang maju dibandingkan dengan desa-desa yang berada pada hierarki I dan II. Hierarki wilayah desa-desa Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu (Tabel 12).

Tabel 12. Indek Pengembangan Desa (IPD) di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu

No Kecamatan Sumur IPD Hierarki

1 Kertajaya 68.22 1 2 Sumberjaya 58.90 2 3 Cigorondong 42.30 2 4 Kertamukti 36.24 3 5 Tamanjaya 35.46 3 6 Tunggaljaya 34.29 3 7 Ujungjaya 25.62 3

No Kecamatan Cimangu IPD Hierarki

1 Tugu 45.00 2 2 Waringinkurung 43.25 2 3 Padasuka 38.45 2 4 Cimanggu 37.58 2 5 Cijaralang 37.21 3 6 Mangkualam 36.14 3 7 Cibadak 35.56 3 8 Rancapinang 31.59 3 9 Batuhideung 28.13 3 10 Kramatjaya 27.86 3 11 Ciburial 27.07 3 12 Tangkilsari 22.39 3

Tabel 12 menunjukan bahwa dari 19 desa di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, hanya satu desa yang termasuk dalam hierarki 1 yaitu Desa Kertajaya Kecamatan Sumur dengan Indek Pengembangan Desa (IPD) 68,22. Desa Kertajaya memiliki infrastruktur, sarana dan prasarana yang relatif lebih lengkap dari pada desa-desa lainnya karena desa ini sebelumnya menjadi ibukota Kecamatan Sumur. Terdapat 6 desa dengan hierarki 2, yaitu dua desa di Kecamatan Sumur adalah Desa Sumberjaya dengan IPD 58,90. Desa Cigorondong dengan IPD 42,30, dan empat desa di Kecamatan Cimanggu adalah Desa Tugu dengan IPD 45,00, Desa Waringinkurung dengan IPD 43,25, Desa Padasuka dengan IPD 38,45, Desa Cimanggu dengan IPD 35, 58. Desa Sumberjaya yang merupakan ibukota Kecamatan Sumur termasuk dalam katagori hierarki 2 oleh karena desa tersebut walaupun menjadi ibukota Kecamatan, namun dalam hal sarana dan prasarana yang dimiliki lebih sedikit dari pada Desa Kertajaya yang dikatagorikan sebagai desa hierarki 1.

Kedua Kecamatan ini, masih terdapat 12 desa yang pengembangan wilayahnya termasuk katagori hierarki 3, yaitu empat desa di Kecamatan Sumur adalah Desa Keramukti dengan IPD 36,24, Desa Tamanjaya dengan IPD 35,46, Desa Tunggaljaya dengan IPD 34,29, Desa Ujungjaya dengan IPD 25,62 dan delapan desa di Kecamatan Cimanggu adalah Desa Cijaralang dengan IPD 37,21,

Desa Mangkualam dengan IPD 36,14, Desa Cibadak dengan IPD 36,56, Desa Rancaping dengan IPD 31,59, Desa Batuhideung dengan IPD 28,13, Desa Kramatjaya dengan IPD 27,86, Desa Ciburial dengan IPD 27,07, Desa Tangkilsari dengan IPD 22,39. Kecamatan Cimanggu memiliki desa-desa dengan hierarki pengembangan rendah lebih banyak daripada Kecamatan Sumur. Dari 12 desa di Kecamatan Cimanggu, 8 desa termasuk desa dengan hierarki III, hanya 6 desa yang termasuk hierarki II.

Dari Gambar 11 dapat dilihat Kecamatan Cimanggu merupakan kecamatan dengan mayoritas desa pertanian letaknya lebih ke tengah dari Kecamatan Sumur yang merupakan daerah pesisir. Data ini menunjukkan pembangunan infrastruktur lebih terkonsentrasi di wilayah pesisir yaitu Kecamatan Sumur, walaupun Kecamatan Cimanggu lebih dekat posisinya dengan pusat kota Kabupaten Pandeglang. Kondisi ini juga menggambarkan bahwa ada kecenderungan pemusatan pembangunan infrastruktur desa-desa penyangga TNUK justru terletak di wilayah pesisir (desa-desa pesisir). Pemusatan pembangunan infrastruktur di wilayah pesisir juga ditunjukkan dengan Desa Kertajaya dengan tingkat pengembangan hierarki I juga merupakan desa pesisir. Secara spasial hasil perhitungan skalogram dengan tiga hirarki (Gambar 11).

Gambar 11. Peta Hierarki Pengembangan Wilayah Desa-desa di Kecamatan Sumur dan Cimanggu

CIMANGGU SUMUR

5.2 Potensi Ekonomi Wilayah di Kecamatan Sumur dan Kecamatan

Dokumen terkait