• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIPERNATREMIA 1. DEFINISI

Dalam dokumen LP CKD Hipernatremia (Halaman 49-54)

Hipernatremia adalah suatu keadaan dengan defisit cairan relatif, dalam artian merupakan keadaan hipertonisitas, atau hiperosmolalitas. Hipernatremia umumnya tidak disebabkan oleh kelebihan natrium, melainkan dengan defisit relatif gratis air dalam tubuh. Air hilang dari tubuh dalam berbagai cara, termasuk keringat, kerugian insensible dari bernapas, dan dalam tinja dan urin. Jika jumlah air yang tertelan secara konsisten berada di bawah jumlah air yang hilang, tingkat natrium serum akan mulai meningkat, yang mengarah ke hipernatremia. Jarang, hipernatremia dapat disebabkan oleh konsumsi garam besar, seperti yang mungkin terjadi dari minum air laut.

Keadaan hipernatremia akan membuat cairan intraseluler keluar ke ekstraseluler untuk menyeimbangkan osmolalitas cairan ekstrasel. Hal ini akan membuat terjadinya pengkerutan sel, dan bila terjadi pada sel saraf sistem saraf pusat, maka akan menimbulkan disfungsi kognitif, seperti lemah, bingung, sampai kejang. Pada hipernatremia, tubuh mengandung terlalu sedikit air dibandingkan dengan jumlah natrium. Konsentrasi natrium darah biasanya meningkat secara tidak normal jika kehilangan cairan melampaui kehilangan natrium, yang biasanya terjadi jika minum terlalu sedikit air. Konsentrasi natrium darah yang tinggi secara tidak langsung menunjukkan bahwa seseorang tidak merasakan haus meskipun seharusnya dia haus, atau dia haus tetapi tidak dapat memperoleh air yang cukup untuk minum.

Hipernatremia paling sering terjadi pada usia lanjut. Pada orang tua biasanya rasa haus lebih lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda. Usia lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja atau yang mengalami demensia (pilkun), mungkin tidak mampu untuk mendapatkan cukup air walaupun saraf-saraf hausnya masih berfungsi. Selain itu, pada usia lanjut, kemampuan ginjal untuk memekatkan air kemih mulai berkurang, sehingga tidak dapat menahan air dengan baik. Orang tua yang minum diuretik, yang memaksa ginjal mengeluarkan lebih banyak air, memiliki resiko untuk menderita hipernatremia, terutama jika cuaca panas atau jika mereka sakit dan tidak minum cukup air.

Hipernatemia selalu merupakan keadaan yang serius, terutama pada orang tua. Hampir separuh dari seluruh orang tua yang dirawat di rumah sakit karena hipernatremia meninggal. Tingginya angka kematian ini mungkin karena penderita juga memiliki penyakit berat yang memungkinkan memungkinkan terjadinya hipernatrermia.

Hipernatremia dapat juga terjadi akibat ginjal mengeluarkan terlalu banyak air, seperti yang terjadi pada penyakit diabetes insipidus. Kelenjar hipofisa mengeluarkan terlalu sedikit hormon antidiuretik (hormon antidiuretik menyebabkan ginjal menahan air) atau ginjal tidak memberikan respon yang semestinya terhadap hormon. Penderita diabetes insipidus jarang mengalami hiponatremia jika mereka memiliki rasa haus yang normal dan minum cukup air.

Hipernatremia juga terjadi pada seseorang dengan:  fungsi ginjal yang abnormal

 diare

 muntah

 Demam keringat berlebihan

2. ETIOLOGI

Etiologi dari hipernatremia adalah:

 Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air yang melebihi ekskresi natrium. Seperti pada pengeluaran keringat, insesible water loss, diare osmotik akibat pemberian laktulosa atau sorbitol

 Asupan air yang kurang, pada pasien dengan gangguan pusat rasa haus di hipotalamus akibat tumor dan gangguan vaskuler.

 Penambahan natrium yang berlebihan, seperti pada koreksi asidosis dengan bikarbonat, atau pemberian natrium yang berlebihan.

 Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel, misalnya setelah latihan fisik berat.  Cidera kepala atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar hipofisa

 Gangguan dari elektrolit lainnya (hiperkalsemia dan hipokalemia). Penggunaan obat (lithium, demeclocycline, diuretik).

 Kehilangan cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat berlebihan). Penyakit sel sabit Diabetes insipidus.

 Kehilangan melalui ginjal pada bayi premature

 Kehilangan melalui usus karena masalah usus (obstruksi usus, sepsis, atau prematuritas) atau munah berat

 Obat-obatan seperti diuretik

 Kehilangan cairan karena hemodialisa

 Gagal adrenokortikal, jarang terjadi tetapi mungkin disebabkan oleh hyperplasia adrenal, hypoplasia atau perdarahan adenal pada bayi sakit

 Laktasi yang tidak adekuat

 Peresapan cairan yang tidak benar

 Pemberian natrium bikarbonat berlebihan  Susu formula bubuk yang tidak sesuai

3. MANIFESTASI KLINIK

Pada hipernatremia sedang terjadi kegelisahan dan kelemahan dan disorientasi, delusi, dan halusinasi pada hipernatremia berat. Jika terjadi hipernatremia berat, kerusakan otak permanen dapat terjadi (terutama pada anak-anak). Kerusakan otak tampaknya diakibatkan oleh perdarahan subarak hanoid yang terjadi akibat kontraksi otak. Gejala utama dari hipernatremia merupakan akibat dari kerusakan otak. Hipernatremia yang berat dapat menyebabkan:

Penutrunan BB

Dehidrasi

Kebiingungan

Kejang otot

Kejang seluruh tubuh

Koma

Kematian

4. PENATALAKSANAAN

Hipernatremia diobati dengan pemberian cairan. Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan diberikan secara intravena (melalui infus). Untuk membantu mengetahui apakah pembelian cairan telah mencukupi, dilakukan pemeriksaan darah setiap beberapa

jam. Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan yang terlalu cepat bisa menyebabkan kerusakan kerusakan otak yang menetap. Pemeriksaan darah atau air kemih tambahan dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya konsentrasi natrium. Jika penyebabnya telah ditemukan, bisa diobati secara lebih spesifik. Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretik (vasopresin).

Penatalaksanaan Hipernatremia

Langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan etiologi hipernatremia. Sebagian besar penyebab hipernatremia adalah defisit cairan tanpa elektrolit. Penatalaksanaan hipernatremia dengan deplesi volume harus diatasi dengan pemberian cairan isotonik sampai hemodinamik stabil. Selanjutnya defisit air bisa dikoreksi dengan Dekstrosa 5% atau NaCl hipotonik. Hipernatremi dengan kelebihan volume diatasi dengan diuresis. Kemudian diberikan Dekstrosa 5% untuk mengganti defisit air. Tabel 2. Estimasi efek pemberian cairan infus untuk menurunkan kadar natrium plasma

Untuk menghitung perubahan kadar Na serum, dapat ditentukan dengan mengetahui kadar Na infus yang digunakan, dengan menggunakan rumus yang sama pada koreksi hiponatremia. Perbedaannya hanya terletak pada cairan infus yang digunakan. Dengan begitu, kita dapat melakukan estimasi jumlah cairan yang akan digunakan dalam menurunkan kadar Na plasma.

5. PATOFISIOLOGI HUBUNGAN HIPERNATREMIA DENGAN CKD

Ginjal merupakan salah satu organ paling vital dimana fungsi ginjal sebagai tempat

membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh dan berbagai racun yang tidak diperlukan tubuh serta dikeluarkan sebagai urine dengan jumlah setiap hari berkisar antara 1-2 liter. Selain fungsi tersebut, ginjal berfungsi antara lain mempertahankan kadar cairan tubuh dan elektrolit (ion-ion), mengatur produksi sel-darah merah. Begitu banyak fungsi ginjal sehingga bila ada kelainan yang mengganggu ginjal, berbagai penyakit dapat ditimbulkan.

Hipernatremia dapat terjadi karena ginjal tidak mampu untuk menyerap air dengan baik, hal ini disebabkan karena ginjal tidak mampu memproduksi Anti Deuretik Hormon (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Konsentrasi natrium dalam darah yang tinggi secara tidak langsung mengakibatkan rasa haus tidak ada, sehingga ginjal tidak mendapatkan asupan ciran yang cukup yang menyebabkan kadar natrium dalam darah tetap tinggi. Jika hal ini terus berlanjut maka tubuh akan mengalami

deficit volume cairan yang dapat menyebabkan dehidrasi. Keadaan hipernatremi ini akan membuat cairan intra sel (CIS) keluar ke cairan ekstra sel (CES), hal ini akan membuat terjadinya pengkerutan sel, dan apabila terjadi pengkerutan pada sel saraf pusat akan menimbulkan disfungsi kognitif seperti lemah, bingung, sampai kejang.

6. NURSING PATHWAY

Infeksi, anomali congenital, penyakit vaskuler, obstruksi renal, penyakit kolgen,

Dalam dokumen LP CKD Hipernatremia (Halaman 49-54)

Dokumen terkait