• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penatalaksanaan hemodialisis

Dalam dokumen LP CKD Hipernatremia (Halaman 33-40)

HEMODIALISA A. KONSEP DASAR HEMODIALISA

4. Penatalaksanaan hemodialisis

a Perawatan sebelum hemodialisis

1). Menyiapkan mesin hemodialisis 2). Menyiapkan sirkulasi darah 3). Persiapan pasien

a). Menimbang berat badan

b). Memberitahukan dan menjelaskan pada pasien bahwa akan dilakukan hemodialisis ( pasien baru )

c). Mengatur posisi

d). Mengobservasi keadaan umum e). Observasi tanda-tanda vital

f). Melakukan kanulasi/punksi untuk menghubungkan sirkulasi biasanya mempergunakan salah satu jalan darah / Blood axces seperti dibawah ini: (1) Dengan internal A/V shunt/fistula cimino

(2) Dengan eksternal A/V shunt/ schribnea (3) Tanpa 1 dan 2 ( vena femoralis)

b Memulai desinfektan

1). Jepitlah kassa betadine dengan arteri klem, oleskan daerah cimino dan vena lain dengan cara memutar dari dalam ke luar

3). Jepitlah kassa alcohol dengan arteri klem, bersihkan daerah cimino dan vena lain caranya sama seperti di atas

4). Lakukan sampai bersih

5). letakkan kasa kotor pada plastic, sedangkan klem arteri letakkan pada gelas ukur

6). Letakkan kain alas steril di bawah tangan 7). letakkan kain belah steril di atas tangan

c Memulai fungsi cimino / Graft

1). memberikan anestesi lokal pada cimino ( tempat keluarnya darah dari tubuh ke mesin ), dengan spuit insulin 1cc

2). tusukan tempat cimino dengan jarak 8-10 cm dari anastomose 3). tusukklah secara intrakutan dengan diameter 0,5 cm

4). memberikan anestesi lokal pada tusukan vena lain ( tempat masuknya darah dari mesin ke tubuh)

5). bekas tusukan di pijat sebentar dengan kassa steril

d Memasukkan jarum AV Fistula

1). masukkan jarum AV Fistula pada tusukan yang telah dibuat pada saat pemberian anestesi local

2). setelah darah keluar isaplah dengan spuit 5 ml dan bilas kembali dengan NaCl 0,9 %

3). Av fistula di klem, spuit 5 ml dilepaskan , ujung AV fistula di tutup, tempat tusukan fiksasi dengan micropore/plester

4). masukkan jarum AV fistula pada vena lain

5). tinggalkan kain alas steril dibawah tangan pasien, sebagai alas dan penutup selama proses dialysis berlangsung

6). alat kotor masukkan ke dalam plastik ,sedangkan alat-alat yang dapat dipakai kembali di bawa ke ruang disposal

7). bedakan dengan alat-alat yang terkontaminasi 8). bersihkan dari darah,masukkan ke kantong plastik

e Perawatan Cimino

a). anjurkan pasien mencuci tangan dengan cairan disenfektan b). basuh tangan sampai bersih,pada tempat cimino

c). keringkan tangan

2). Memulai tindakan dialysis : lakukan penusukan cimino dengan teknik aseptik 3). Selama dialysis

a). tutup tusukan cimino dengan duk steril

b). jika ada rembesan pada tusukan cimino,bersihkan dengan kassa betadine c). berikan bubuk antibiotic

d). fiksasi dengan micropore

4). Mengakhiri dialysis

a). bekas tusukan cimino, tekan dengan kassa betadine sampai darah tidak keluar lagi

b). berikan band aid dan balut dengan verban 5). Hal-hal yang harus dihindari

a). Hindari permukaan pada kulit,tidak boleh digaruk/diurut b). Hindari terjadinya perdarahan ( terbentur)

c). Hindari untuk pengambilan darah d). Tidak boleh untuk tensi

e). Lengan di tinggikan jika ada edema 6). Memulai pelaksanaan hemodialisis

a). lakukan tindakan antiseptic di tempat penusukan dengan betadine 10 %, kemudian di bersihkan dengan alcohol 70 %

b). Cari daerah yang mudah dilakukan penusukan

c). lakukan penusukan pertama kali pada daerah vena (outlet) disertai pemberian loding heparin 1000 IU / sesuai dosis

d). lakukan penusukan di daerah inlet dengan arteri blood line dan jalankan blood pum dengan kecepatan mulai dari status ml / menit sampai seluruh blood line berisi penuh, baru disambungkan dengan bagian jarum fistula outlet

e). jalankan blood pum perlahan-lahan sampai 200 ml/ menit

f). set mesin hemodialisis sesuai program HD sesuai program HD masing-masing

g). bila aliran darah kurang dari 100 ml/menit karena ada penyulit, pertimbangkan untuk dilakukan penusukan pada daerah femoral.

7). Pengawasan a). mesin

(1) pengawasan sirkulasi darah di luar ekstrakorporeal blood monitoring : pengawasan kecepatan aliran darah, pengawasan terhadap tekanan: arteri dan venous pressure

(2) pengawan heparin pum

(3) pengawasan terhadap sirkulasi dializat pada dializat monitoring : kebocoran dializer ( blood Leak ), temperature, conductivity, trans membrane pressure, positife pressure

b). pasien

(1) keadaan umum, tekanan darah, nadi, pernapasan

(2) pengawasan terhadap kemungkinan komplikasi lain selama dialysis: mual, kram otot, masalah pada akses

8). Pengamatan Selama Dialisis

a). observasi tanda-tanda vital setiap jam

b). jaga ketepatan pencatatan dalam lembar dialysis

c). perhatikan kelancaran aliran darah pada cimino atau graft

d). perhatikan sambungan pada: AV fistula dengan selang arteri, dan selang arteri dengan dialiser

e). berikan pasien posisi tidur yang nyaman

f). perhatikan edema pada: muka,punggung tangan, asites,mata kaki dan dorsum pedis

g). perhatikan pemakaian oksigen

h). perhatikan rembesan luka, fungsi cimino/ graft, bersihkan rembesan darah dengan kapas alcohol

j). evaluasi hasil dialysis pasien

5. Indikasi HD

a). GGA : Intoksikasi makanan,obat-obatan dan darah, GE berat, Trauma ginjal b). CKD

c). Dialisis preparative

d). Dilikukan segera pada: Uremikum, Perikarditis, Hiperkalemi, Overhidrasi, Odema paru, oligoria

e). Profilaksis : Gejala uremia, Asidosis, Kreatinin >8mg%, Ureum 2,14xbun, Bun >100mg%, Cct <5m/menit

6. Kontraindikasi

a). Kelainan psikologis berat b). Gangguan kardiovaskular c). Tumor ganas

d). Keadaan umum buruk; hiperpiretik,hipertensi,hb <5mg%.

7. Komplikasi HD

1) Akut

a) Hipotensi

(1) Penyebab: terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi berlebihan, obat-obatan anti hipertensi

(2) Gejala : lemas, berkeringat, pandangan kabur berkunang-kunang, mual, muntah, sesak, sakit dada

(3) Penanganan : posisi tidur,posisi kepala lebih rendah dari kaki, kecepatan aliran darah dan UFR diturunkan, berikan NaCl 0,9 % 100ml, berikan 02 1-2 liter, kalau perlu istirahatkan dialysis untuk sementara

(4) Pencegahan : anjurkan pasien membatasi kenaikkan badan intradialisis kurang dari 1 kg per hari, anjurkan pasien minum obat antihipertensi sesuai aturan dokter, bila perlu gunakan dializat bikarbonat, observasi tanda-tanda vital selama dialysis berlangsung

b) M ual dan M untah

(1) Penyebab: gangguan GIT , ketakutan, reaksi obat, hipotensi

(2) Penanganan : kecilkan aliran darah sampai 100 RPM, kecilkan UFR sampai 0,0, observasi tanda-tanda vital, jika tensi turun , guyur NaCl 0,9 % sesuai dengan keadaan pasien, jika keadaan umum sudah baik, program dialysis di atur secara bertahap sesuai kebutuhan pasiekaji penyebab muntah: hipotensi,penarikan cairan terlalu cepat atau kenaikkan BB lebih dari 1 kg/hari

(3) Pencegahan :

(a) hindari hipotensi dengan menurunkan kecepatan aliran darah selama jam pertama dialysis, selanjutnya di naikkan secara bertahap sesuai kebutuhan pasien

(b) ganti cairan dialiset dengan cairan bicarbonat sesuai persetujuan dokter

(c) anjurkan pasien untuk membatasi cairan (d) observasi tanda-tanda vital

c) S akit Kepala

(1) Penyebab : tekanan darah naik, ketakutan

(2) Penanganan : kecilkan kecepatan aliran darah sampai 100 RPM, observasi tanda-tanda vital, jika keluhan sudah berkurang jalankan program dialysis secara semula secara bertahap, kaji penyebab sakit kepala: cairan dializat, minum kopi

(3) Pencegahan : mengganti cairan dializat sesuai persetujuan dokter ,anjurkan pasien mengurangi minum kopi.

d) D emam d isertai m enggi gil

(1) Penyebab : Reaksi pirogen, Reaksi transfuse, Kontaminasi bakteri pada sirkulasi darah

(2) Penanganan : observasi tanda-tanda vital, berikan selimut, beritahu dokter untuk pemberian terapi ( panadol bila suhu m,eningkat), Mencari penyebab demam

e) N yeri dada

(1) Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu cepat

(2) Penanganan : kecilkan kecepatan aliran darah, pasang EKG monitor, Beritahu dokter untuk pemberian terapi

(3) Pencegahan : sirkulasi pada waktu priming agak lama antara 10 – 15 menit, minum obat jantung secara teratur, anjurkan pasien untuk control ke dokter secara teratu

f) G atal-gatal

(1) Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur ( toksin uremia kurang terdialisis), sedang tranfusi / sesudah tranfusi, kulit kering

(2) Penanganan : gosoklah dengan talk / krem khusus untuk gatal, jika karena tranfusi beritahu dokter untuk pemberian avil 1 ml/IV

(3) Pencegahan : anjurkan pasien makan esuai diet , anjurkan pasien selalu menjaga kebersihan badan.

g) P erdarahan cimino setelah dialysis

(1) Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama, dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan tusukan tidak tepat

(2) Penanganan : tekan daerah tusuka dengan tepat, kaji penyebab pendarahan dengan tepat, observasi tanda-tanda vital, lapor dokter jaga jika perdarahan berhenti.

(3) Pencegahan: sebelum dialysis kalo perlu periksa laboraatorium terhadap BTCT, bekas tusukan semino tidak boleh digaruk atau dipijat, hindari penusukan pada bekas tusukan dialisis sebelumnya.

(1) Penyebab : penarikan cairan dibawah berat badan setandar, penarkan cairan terlalu cepat (UFR tinggi), cairan dialisa dengan kadar Na rendah, berat badan naik > 1 kg /hari, posisi tidur berubah terlalu cepat (2) Penanganan : kecilkan UFR, massage pada darah yang keram, guyur

dengan Nacl 0,9% sebanyak 100-200 ml dan sesuikan dengan keadaan umum pasien, kompres air hangat, observasi tanda-tanda vital

(3) Pencegahan : jangan menarik cairan terlalu cepat / UFR tinggi pada awal dialysis, anjurkan pasien untuk membatasi intake cairan, anjurkan pasien untuk mentaati diet agar kenaikan berat badan tidak lebih dari 1 kg/hari, gunakan cairan dielisa dengan kadar Na tinggi

2) Kronik a) Hipertensi b) Osteodistrofi ginjal c) Neuropati perifer d) Ensefalopati e) Overhidrasi f) Hepatitis

8. Penatalaksanaan Diet Pada Gagal Ginjal Kronik Dengan Terapi Pengganti

Dalam dokumen LP CKD Hipernatremia (Halaman 33-40)

Dokumen terkait