• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Asam Urat

2.2.6 Hiperurisemia

Hiperurisemia adalah keadaan di mana terjadi peningkatan kadar asam urat serum. Secara biokimia akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati ambang batasnya.16

2.2.6.1 Etiologi dan Patofisiologi

Penyebab hiperurisemia sebagai suatu proses metabolic yang dapat menimbulkan manifestasi gout, dibedakan dengan hiperurisemia primer, sekunder dan idiopatik. Hiperurisemia dan gout sekunder adalah hiperurisemia atau gout yang disebabkan karena penyakit lain atau penyebab lain. Hiperurisemia dan gout

15

idiopatik adalah hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primer, kelaianan genetik, tidak ada kelainan fisiologi atau anatomi yang jelas.16

Hiperurisemia dan gout primer adalah hiperurisemia dan gout tanpa disebabkan penyakit atau penyebab lain, terdiri dari hiperurisemia primer dengan kelainan molekular yang masih belum jelas dan hiperurisemia primer karena adanya kelainan enzim.16

Hiperurisemia dan gout sekunder adalah hiperurisemia atau gout yang disebabkan karena penyakit lain atau penyebab lain. Hiperurisemia dan gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelainan yang menyebabkan peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang menyebabkan underexcretion.16

Hiperurisemia dan gout idiopatik adalah hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primer, kelainan genetik, tidak ada kelainan fisiologis atau anatomi yang jelas. Hiperurisemia dapat pula terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat (overproduction), penurunan pengeluaran asam urat urin (underexcretion) atau gabungan keduanya.13,16

a. Overproduksi

Beberapa sistem enzim meregulasi metabolisme dari purin. Adanya abnormalitas pada sistem regulasi ini dapat menyebabkan overproduksi dari asam urat. Overproduksi asam urat juga dapat terjadi karena peningkatan perombakan asam nukleat jaringan, seperti pada penyakit mieloproliferatif dan limfoproliferatif. Enzim yang berperan dalam regulasi metabolisme purin adalah

Phosporibosyl Pirophoshatase (PRPP) dan Hypoxanthine-guanine

Phosphoribosyl Transferase (HGPRT) (Gambar 2.5). Peningkatan aktivitas PRPP sintetase akan meningkatkan konsentrasi PRPP. PRPP memiliki peranan dalam proses sintesis purin sehingga akan terbentuk asam urat. HGPRT adalah enzim yang bertanggung jawab pada proses konversi guanin menjadi asam guanilat dan hipoxantin menjadi asam inosinat. Kedua proses konversi ini memerlukan PRPP sebagai ko-substrast dan merupakan proses penting yang terlibat dalam sintesis asam nukleat. Penurunan HGPRT akan menyebabkan peningkatan metabolisme guanin dan hipoxantin menjadi asam urat dan lebih banyak PRPP akan yang akan

berinteraksi dengan glutamin pada proses awal dari jalur purin. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan overproduksi dari asam urat16 :

 Defisiensi HGPRT pada sindroma Lesh-Nyhan : pada sindroma Lesh-Nyhan terjadi gangguan X-linked. HGPRT mengkatalisa konversi hipoxantin menjadi asam inosinat, dimana PRPP bertindak sebagai donor fosfat. Defisiensi HGPRT menghasilkan akumulasi PRPP yang mempercepat biosintesis purin.

 Defisiensi parsial HGPRT pada sindroma Killey-seegmiller : pada sindroma ini juga terjadi gangguan X-linked yang akan berkembang ke kondisi arthritis gout, menimbulkan nefrolotiasis asam urat dan defisiensi neurologik ringan.

 Peningkatan aktivitas sintetase PRPP : kondisi ini terjadi oleh karena adanya gangguan X-linked yang menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas enzim sintetase PRPP degan memutasikannya.

 Diet kaya purin : daging (jeroan), daging unggas, alkohol, polong-polongan yang menyebabkan produksi asam urat berlebihan.

 Peningkatan perubahan asam nukleat : terjadi pada pasien anemia hemolitik dan malignansi hematologis seperti limphoma, myeloma atau leukimia.

 Sindroma lisis tumor : menghasilkan komplikasi serius hiperurisemia.

17

Gambar 2.5 Metabolisme Purin13

b. Penurunan Eksresi Asam Urat

Adanya penurunan eksresi asam urat disebabkan beberapa kondisi, salah satunya adalah gangguan pada fungsi ginjal. Beberapa kondisi lain yang menyebabkan penurunan eksresi asam urat antara lain16 :

 Insufisiensi ginjal : gagal ginjal merupakan salah satu penyebab umum hiperurismeia. Penurunan klirens ginjal akan menyebabkan penurunan klirens asam urat yang dapat menahan asam organik bersaing untuk sekresi di tubulus proksimal.

Familial jouvenile gouty nephropathy : keadaan autosomonal dominan yang jarang ditandai dengan progresivitas insufisiensi ginjal. Pasien mempunyai eksresi fraksional urat yang rendah.

 Sindroma X : sindroma ini ditandai dengan hipertensi, obesitas, resistensi insulin, dislipidemia dan hiperurisemia. Hiperinsulin akan menurunkan eksresi urat dan natrium oleh ginjal yang dimediasi melalui stimulasi

sodium-hydrogen exchanger di tubulus ginjal sehingga mempermudah reabsorpsi urat.

 Obat-obatan, meliputi diuretika, tiazid dan furosemida, salisilat dosis rendah, siklosporim, pirasinamida, etambutol, levodopa dan asam nikotinat.

 Hipertensi : kondisi hipertensi akan meningkatkan reabsopsi tubulus proksimal urat sehingga mendepresi sekresinya di tubulus ginjal.

 Asidosis : asidosis yang menyebabkan hiperurisemia adalah asidosis laktat, diabetik ketoasidosis, ketoasidosis alkoholik dan ketoasidosis kematian (starvation).

c. Kombinasi Penurunan Eksresi Dan Produksi Berlebihan Asam Urat

 Alkohol : meningkatkan produksi asam urat dengan mengubah edenin nukleotida yaitu mempercepat degradasi ATP menjadi ADP melalui perubahan asetat ke asetil CoA pada metabolisme alkohol. Selain itu menurunkan ekskresi asam urat oleh ginjal.

Excersie : meningkatkan peruraian jaringan dan penurunan eksresi ginjal karena deplesi volume ringan.

 Defisiensi aldolase B (fructose-1-phosphate aldolase) yang menyebabkan gangguan umum berupa gout.

 Defisiensi glucose-7-phospate pada glikogenosis tipe 1, penyakit von Gierke : penyakit ini terjadi karena gangguan resesif autosomal yang ditandai dengan berkembangnya hipoglikemia simptomatik dan hepatomegalu. Ditemukan juga kekerdilan (short stature), tertundanya adolescence, hiperlipidemia dan peningkatan kadar laktat serum.

2.2.6.2 Manifestasi Klinis

Secara garis besar, perjalanan penyakit gout adalah diawali dengan kondisi hiperurisemia asimtomatik kemudian dilanjutkan kedalam stadium gout akut, stadium interkritikal dan stadium gout kronik (kronik tofaseus gout).16

Kondisi hiperurisemia yang dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan berbagai penyakit bagi tubuh termasuk pada ginjal. Penumpukan asam urat di dalam tubuh akan menyebabkan terjadinya gout artritis. Asam urat dalam tubuh

19

dapat mengendap dalam intertitium medular ginjal dan juga tubulus atau sistem pengumpul ginjal, yang mana jika terjadi penumpukan dan terbentuk kristal maka akan dapat menyebabkan terjadinya penyakit ginjal yaitu nefropati asam urat akut, nefrolitiasis asam urat serta nefropati urat kronik. Selain itu kondisi hiperurisemia dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi.17-20

Dokumen terkait