• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.5. Uji Hipotesa

Pengujian hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesa, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman yaitu : rho = ) 1 ( 6 1 2 2 − −

N N d

Dengan menggunakan analisa Spearman melalui aplikasi SPSS 16.0, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.29

Suka akan konsep acara Alasan menonton Cinta Juga Kuya sebagai hiburan Spearman's rho Suka akan konsep acara Correlation

Coefficient 1.000 .254

*

Sig. (2-tailed) . .024

N 79 79

Alasan menonton Cinta Juga Kuya sebagai hiburan Correlation Coefficient .254 * 1.000 Sig. (2-tailed) .024 . N 79 79

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil korelasi Spearman pada tabel IV.29 di atas, maka diketahui besar korelasi koefisien Spearman (rho) adalah 0,254. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,254 menunjukkan hubungan rendah tetapi pasti.

Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan + 0,254, yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X dan variabel Y. Dengan kata lain, hal ini berarti semakin menarik konsep acara variety show Cinta Juga Kuya di SCTV maka semakin tinggi minat menonton tayangan variety show tersebut dikalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU ataupun sebaliknya, semakin tidak menarik konsep acara variety show Cinta Juga Kuya di SCTV maka semakin rendah minat menonton tayangan variety show tersebut dikalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai

probabilitas dan tanda */** (flag of significant ) diberikan SPSS. Jika probabilitas > 0,005, maka Ho ditolak, jika probabilitas < 0,005 maka Ho diterima. Pada bagian output korelasi di atas terlihat pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara pengaruh tayangan variety show Cinta Juga Kuya terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU (probablilitas 0,001 yang lebih kecil dari 0,005 atau 0,001 < 0,005).

Selanjutnya dapat dilihat pada variabel pengaruh tayangan variety show Cinta Juga Kuya terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi secara signifikan.

Berdasarkan analisa di atas, dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi adalah 0,254. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rs > 0 maka hipotesis diterima. Signifikan

korelasi diketahui dari probabilitas yang lebih kecil dari 0,005 (0,001 < 0,005) dan tanda ** (flag of significant) yang menunjukkan kedua variabel berkorelasi secara signifikan, maka hubungannya adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima dan hubungannya signifikan.

Setelah menganalisis setiap data dari kuesioner, maka dilanjutkan dengan menguji hipotesis yaitu pengukuran tingkat hubungan diantara dua variabel yang linear dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman. Spearman rs menjelaskan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran

data dan sebaran tidak normal.

Dengan hipotesa yang diajukan, diharapkan dapat menunjukkan apakah terdapat hubungan antara pengaruh tayangan variety show Cinta Juga Kuya terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Pengujian hipotesa dimulai dengan membuat ranking dari nilai-nilai jawaban responden (mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU) pada kuesioner, yang telah diberi skor terlebih dahulu untuk setiap pertanyaan. Berdasarkan analisa SPSS, maka diperoleh koefisien korelasi rs sebesar 0,254.

Berdasarkan pernyataan rs > 0, maka hipotesa diterima. Karena probabilitas lebih

kecil dari 0,005 maka hal ini menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (hipotesa alternatif), yaitu terdapat pengaruh antara tayangan variety show Cinta Juga Kuya terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Sekaligus juga menolak hipotesis yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara tayangan variety show Cinta Juga Kuya terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikan hasil hipotesis tersebut, dilakukan dengan membandingkan probabilitas dengan nilai probabilitas 0,005. Maka diperoleh hasil 0,254 > 0,005 yang menunjukkan signifikansi, maka dinyatakan bahwa hubungannya signifikan. Artinya tayangan variety show Cinta

Juga Kuya di SCTV memiliki pengaruh terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Tingkat signifikan tergantung dari ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y.

Selanjutnya untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan digunakan skala Guilford. Hasil rs = 0,254 pada skala 0,20-0,40. Hal ini menunjukkan hubungan

rendah tetapi pasti antara tayangan variety show Cinta Juga Kuya terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Berdasarkan formula AIDDA, komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, iklan tayangan variety show Cinta Juga Kuya harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian orang lain khususnya para penonton televisi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, maka disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest).

Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian, yang dalam hal ini adalah minat untuk menonton tayangan variety Cinta Juga Kuya di SCTV. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire).

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan Y, yaitu dengan rumus :

Kp = (rs)2 x 100%

Kp = (0,254)2 x 100% Kp = 0,064 x 100%

Kp = 6,4%

Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan (determinasi) antara variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 6,4%. Dengan demikian hanya 6,4% saja tayangan variety show Cinta Juga Kuya di SCTV mampu menimbulkan minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, sisanya 93,6% yang membuat mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU menonton televisi khususnya SCTV karena di stasiun televisi ini sering diputar berbagai Film Televisi (FTV) yang jauh lebih menarik dibandingkan dengan tayangan variety show Cinta Juga Kuya.

Hasil uji hipotesis merupakan hasil akhir dari keseluruhan analisa data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan saran pada BAB V.

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Isi materi yang disajikan pada tayangan variety show Cinta Juga Kuya di SCTV adalah berupa acara sulap sederhana yang dilakukan oleh Cinta sambil melakukan tindakan jahil kepada para bintang tamu/para artis dalam acara tersebut sehingga para penonton tertarik untuk melihat aksi dari Cinta sang pesulap cilik.

2. Terdapat pengaruh antara tayangan variety show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap minat menonton di kalangan mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dengan koefisien korelasi rs sebesar 0,254 yang

V.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut :

1. Kepada pihak SCTV, agar selalu memberikan informasi mengenai

perubahan jam tayang dari variety show Cinta Juga Kuya di SCTV, karena stasiun TV ini kerap melakukan perubahan jadwal acara tanpa

pemberitahuan sebelumnya.

2. Kepada para responden agar tidak terlalu percaya dengan apa yang terdapat di televisi misalnya saja keahlian Cinta dalam meramal, karena seperti yang diketahui bahwa media itu membuat seolah-olah apa yang terjadi adalah sebuah kenyataan padahal kenyataannya tidak demikian.

Dokumen terkait